Share

Bersatu Melawan Korupsi

Saat itu hari sudah jam dua, Ucok dan Butet sudah pulang dari sekolah. Kami memang harus membicarakan ini. Aku tak bisa memutuskan sendiri.

"Mohon maaf, Pak, bisa minta waktu satu jam, silakan ngopi saja dulu," kataku pada utusan bupati tersebut saat Ucok dan Butet sudah datang, Bang Parlin juga tiba di kantor desa.

"Oh, boleh, boleh," kata pria utusan bupati tersebut seraya pergi keluar dari kantor.

"Ada masalah apa, Mak?" tanya Ucok.

"Begini, karena Bang Nyatan sudah menghentikan aliran dananya untuk pesantren, mamak coba cari sumber dana lain, kebetulan bupati mau datang kemari bagi-bagi sertifikat tanah gratis." Aku menjeda pembicaraan .

"Terus?" Butet sepertinya sudah tidak sabar.

"Terus itu utusan bupati datang, dia bisa cairkan satna untuk pesantren lima puluh juta," kataku kemudian.

"Itu rezeki, Mak, rezeki gak boleh ditolak," kata Ucok.

"Masalahnya, di kertas ini ditulis seratus juta, dan mamak harus tanda tangan, katanya yang lima puluhan juta itu uang pelicin," kataku lagi
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP
Mga Comments (14)
goodnovel comment avatar
carsun18106
hahaha boljug kelapa sawit
goodnovel comment avatar
sekai
semoga nia sempet
goodnovel comment avatar
sekai
sawit wkwkwk
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status