Share

Mas Pain

Lagi-lagi aku merasa bersyukur Butet ada di sini bersamaku, hampir saja aku tergoda dengan tawaran Tugirin. Andaikan Butet tidak melarang, mungkin aku sudah dapatkan info dari orang lain yang tentunya bertambah atau berkurang.

Aku mulai paham, mungkin saat Bang Parlin di cafe, datang anak kecil manggil ayah, bisa dibayangkan pandangan orang yang sesama toke, seperti orang selalu bilang. Toke sawit itu banyak yang bertingkah jika di luaran.

Bang Parlin memberikan uang pada ibu tersebut. Tak bisa kubayangkan penderitaan ibu ini. Keadaannya lumpuh, hanya bisa berbaring. Cucunya yang baru sembilan tahun yang mengurusnya. Anak sudah meninggal, menantunya depresi.

"Kenapa biasa ibu anak-anak ini depresi, Bang?" tanyaku pada Bang Parlin.

"Sebenarnya bukan gila beneran, Dek," Bang Parlin berbisik.

"Jadi, bagaimana?"

"Sebenarnya yang bertingkah, ibu ini selalu bilang gila, karena tingkahnya memang gila," kata Bang Parlin.

"Oh, gitu,"

"Iya, Dek, beliau bilang menantunya gila untuk menjaga nama
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP
Mga Comments (19)
goodnovel comment avatar
sekai
semoga jodoh dunia akhirat
goodnovel comment avatar
sekai
duhh pesona bu kades segitunya
goodnovel comment avatar
carsun18106
ngga salah klo butet hatinya seluas samudra, hati mamaknya seluas angkasa raya
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status