Share

55. Menangis Tantrum

“Drey ... kamu menikah denganku, tapi kamu menyukai kakakku. Apa kamu pikir itu nggak nyakitin aku? Kamu pikir pernikahan kita hanya main-main!” Aku mulai meluapkan emosiku dan kesedihanku. “Lima tahun, Drey! Waktu cukup lama kita pacaran, tapi?” Aku tersenyum miring.


Drey memajukan tubuhnya, menyentuh kedua pundakku. Dia merengkuh tubuhku. 


“Maafkan, aku ... Aku tidak bisa mencintaimu lagi,” bisiknya.


Aku diam tidak bergerak, membiarkan Drey merengkuh tubuhku. Aku tidak mampu menahan bendungan air mata. Aku menangis karena menyesali ini semua terjadi, keputusan yang tidak berdasarkan pertunjuk dari sang pencipta.


“Menangislah sepuasmu,” bisik Drey lagi.


Aku menangis dalam dekapannya. Menangis tersedu-sedu, menangis menumpahkan banyak air mata, menangis melupakan kesedihan, menangis penuh nestapa.&nbs

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status