Share

ART Aneh

Penulis: Naffa Aisha
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-24 15:07:06

Aku menggelengkan kepalaku.

Setelah Niko berangkat ke sekolah, Mas Gilhan juga pamit kantor.

Kini di rumah hanya tinggal aku, Bik Ana juga si kembar. Aku melangkah menuju anak tangga, hendak kembali ke kamar. Setelah mandi nanti, aku akan menyelidiki rumah ini. Aku sedikit heran, di rumah sebesar ini hanya memiliki satu asisten rumah tangga saja yang merangkap sebagai pengasuh juga. Saat menaiki anak tangga, Nayla dan Naura terlihat sedang menonton acara kartun di televisi, sedang Bik Ana sedang menyapu lantai. Dia memang wanita tangguh, bisa mengerjakan semuanya.

Sesuai yang kurencanakan, setelah selesai mandi dan berpakaian, aku segera turun ke bawah dan menuju dapur. Bik Ana tak ada di sini, mungkin sedang menemani si kembar bermain.

Oke, hari ini aku yang akan memasak sebab bosan juga rasanya kalau cuma bengong sendiri di kamar dan tak mengerjakan apa pun. Aku yang keseharian selalu menghabiskan waktu untuk bekerja di kantor, namun sekarang harus menghabiskan waktu di rumah, rasanya membosankan dan butuh penyesuaian.

Kukeluarkan sayuran dari kulkas lalu memontongnya, kemudian mencari daging ayam yang rencananya akan kumasak sup. Aku menautkan alis saat melihat beberapa daging yang tersimpan di dalam tupperware yang warna agak kehitaman. Daging apa ini? Kok warnanya aneh begini? Aku menautkan alis. Apa sudah jamuran atau apa, ya?

 

“Nyonya sedang apa di sini?!” Bik Ana tiba-tiba merampas apa yang sedang kupegang, lalu menyimpannya kembali ke dalam kulkas dan menutupnya lemari pendingin itu dengan kasar.

“Bik, saya mau masak,” ujarku sedikit jengkel dengan tingkahnya.

“Tidak usah, biar saya yang akan memasak. Nyonya ke kamar saja!” ujarnya dengan nada perintah.

Aku menatapnya tak senang, dia terlalu sok berkuasa, padahal apa salahnya jika aku yang memasak, toh aku nyonya di rumah ini. Apalagi aku juga pandai memasak walau tak terlalu mahir.

“Bik, sayur-sayur sudah saya potong, tinggal mau motong daging saja,” ujarku dengan menunjuk meja yang terdapat sayur hasil potonganku.

“Sebaiknya Nyonya Sindi tak mengganggu pekerjaan saya! Masak, mencuci, beres-beres rumah juga mengurus anak-anak Tuan Gilhan adalah tugas saya.”

Dengan lancangnya, Bik Ana menarik tanganku lalu mendorongku keluar dari dapur.

“Bik, jangan memperlakukan saya seperti ini! Saya tidak suka!” bentakku kepadanya.

“Maaf, Nyonya, saya hanya menjalankan perintah Tuan Gilhan saja. Kata beliau, Nyonya Sindy tak boleh mengerjakan apa-apa di rumah ini!” ujarnya dengan nada melemah namun tetap dengan tatapan tajam.

Dengan berdecak kesal, aku berlalu dari hadapannya dan menuju ruang tengah lalu duduk di depan televisi. Ke mana Nayla dan Naura tak terlihat? Sedang apa mereka? Aku bangkit dan hendak melangkah menuju kamar si kembar.

Belum sampai aku di depan kamar mereka, terlihat Bik Ana sudah masuk ke dalam kamar anak kembarku itu. Isshh ... apa sih maunya pembantu itu? Kuurungkan langkah dan berbelok menuju dapur, namun aku tak masuk ke dapur melainkan lorong di sebelah dapur yang akan menuju pintu belakang. Mungkin inilah saatnya aku menyelidiki halaman belakang yang didatangi suamiku tadi malam.

Taklama kemudian, langkahku telah tiba di depan pintu belakang. Lorong ini masih saja gelap, walau di siang hari ini karena sepertinya tak ada kontak lampu. Kukeluarkan ponsel dari saku celana panjang, lalu menyalakan sentarnya.

Pintu ini tergembok dan aku tak bisa membukanya, jadi aku takkan bisa untuk melihat ke halaman belakang sana. Aku memutar ingatan tadi malam, perasaan tadi malam pintu ini tertutup dengan sendirinya lalu siapa yang menggemboknya? Semua yang ada di rumah ini begitu aneh dan membuat kepalaku pusing memikirkannya.

“Sedang apa di sini?!”

Ah, ini suara Bik Ana, tanpa menoleh pun aku sudah tahu akan pemilik suara sangar dan garang itu. Aku memutar badan, namun tak mendapati pembantu rese itu.

Eh, kok nggak ada siapa-siapa? Masa iya, aku berhalusinasi mendengar suaranya? Bulu kuduk mendadak meremang, aku segera berlari meninggalkan lorong gelap itu.

Saat aku tiba di ruang tengah, ternyata Bik Ana baru saja turun dari loteng kiri di sebelah ruangan dapur dengan membawa keranjang pakaian. Tampaknya, ia baru saja selesai menjemur pakaian.

Tunggu ... lalu suara siapa yang tadi itu?

Seketika leherku meremang.

Bersambung ....

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Suamiku Menghilang Setiap Malam   Season 2 (Bayi Setan 26)

    Season 2 (Bayi Setan 26)Part 26Beni memegangi dadanya, ia benar-benar tak mengerti, Vinna kini mengeluarkan suara Anita, istrinya. Apa wanita di hadapannya sedang kesurupan? Ia bergumam sendiri.“Pak Beni, istri saya kesurupan arwah istrimu. Coba berbicara dengannya, bujuk dia untuk mau meninggalkan tubuh istri saya! Meminta maaflah agar semua permasalahan kalian selesai dan dia dapat tenang di alam sana!” ujarVidan kepada Beni.Beni mengangguk dan berlutut di hadapan Vinna.“Anita, kumohon ... maafkanlah aku! Aku menyesal tidak mempercayaimu. Maafkan aku juga ... baru datang sekarang ke makammu sebab aku tak tahu kalau kamu meninggal karena tabrakan. Bagaimana bisa kamu ada di kota ini? Aku mencarimu ke sana ke mari satu tahun ini. Maafkanlah aku ... aku ikhlas melepasmu dan tunggu aku di akhirat nanti, aku akan menyusulmu nanti. Tenanglah di alam sana, keluarlah dari tubuh Vinna, kasihan dia ... dia wanita baik yang sudah nerawat juga menyayangi putramu seperti anaknya sendiri. Ik

  • Suamiku Menghilang Setiap Malam   Season 2 (Bayi Setan 25)

    Season 2 (Bayi Setan 25)Part 25Setelah selesai ziarah ke makam Ibu dari Baby Vallen, Vidan mengantar Vinna pulang bersama bayinya.“Dek, Abang langsung berangkat kerja, ya!” ujar Vidan kepada istrinya.“Iya, Bang, hati-hati!”“Assalammualaikum.”“Waalaikumsalam.”Vinna segera masuk sambil menggendong Baby Vallen. Ia tersenyum kepadanya lalu meletakkan sang bayi berusia 4 bulan itu ke tempat tidur. Ditatapnya lekat bayi mungil yang sudah ia anggap seperti anak sendiri itu, kasih sayangnya takkan berubah walau kini ia sudah mengetahui asal-usul Baby Vallen yang ternyata dilahirkan oleh seorang mayat dan di dalam kubur pula. Akan tetapi, ia yakin bayinya itu bisa hidup layaknya manusia normal lain.“Mama yakin, kamu akan tumbuh menjadi anak yang baik, Vallen! Ayo minum susumu dulu!” Vinna menyumpalkan botol susu ke mulut Baby Vallen.Baby Vallen yang biasanya menolak susu formula, kali ini ia malah menghisapnya dengan lahab. Vinna tersenyum senang melihat kemajuan Baby Vallen yang suda

  • Suamiku Menghilang Setiap Malam   Season 2 (Bayi Setan 24)

    Season 2 (Bab 24) Part 24 “Pertama saya melihat adegan perkosaan yang terjadi di sebuah makam, lalu malam berikutnya ... adegan sang wanita yang dituduh suaminya berselingkuh karena ketika ia pulang dari merantau ... istrinya itu sedang dalam keadaan hamil,” ujar Vinna dengan memegangi kepalanya. “Orang yang sudah meninggal, rohnya sudah kembali ke alam barzah dan takkan bisa masuk ke alam mimpi kita lagi. Adapun jika hal itu seolah-olah mereka mampu lakukan, hanyalah itu hasil kerjasama dengan jin qarin. Karena jin qarin adalah jin yang senantiasa menyertai kehidupan seseorang ketika masih hidup di dunia, sehingga jin qarin tersebut mengetahui dengan detil kondisi orang yang sudah meninggal tersebut. Sehingga jin qarin itulah yang datang dan mengabarkan kondisi orang yang sudah meninggal tersebut. Orang-orang pun menyangka bahwa itu adalah arwah orang yang sudah meninggal dunia," jelas Sang Ustadz. “Satu misteri yang belum terkuak ... mengapa bayi ini diletakkan di depan rumah ka

  • Suamiku Menghilang Setiap Malam   Season 2 (Bayi Setan 23)

    Season 2 (Bayi Setan 23)Part 23Vinna kembali kesurupan, Vidan lumayan kewalahan karena amukannya. Sedang Pak Ustad menggendong Baby Vallen dan membaringkannya di sofa.“Tolong, Pak Ustazd!” ujar Vidan karena kini lehernya dicekik oleh istrinya yang kini sedang dikuasai oleh mahkluk gaib.Sang Ustazd mengeluarkan tasbihnya dan mulai membacakan ayat-ayat suci Al-qur’an. “Jangan mengusik ketenanganku!” Suara yang keluar dari mulut Vinna terdengar bergetar.“Kami takkan mengusikmu, jika kamu tak mengganggu duluan. Keluarkan dari tubuh Vinna!” perintah Sang Ustazd.“Aku tidak mau!” jawab makhluk yang kini sedang mengusai tubuh Vinna.“Kalau kamu tidak mau keluar secara baik-baik, maka saya akan memaksamu! Allahuakbar .... “ Sang ustazd berpakaian serba putih itu semakin mengeraskan bacaannya yang membuat Vinna semakin meronta-ronta dan berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Vidan.Vinna yang sedang dikuasai makhluk astral itu menarik dirinya dari pelukan Vidan dan mendorongnya, ia jug

  • Suamiku Menghilang Setiap Malam   Season 2 (Bayi Setan 22)

    Season 2 (Bayi Setan 22)Part 22Sorenya, seperti yang dikatakan Bang Vidan, temannya yang Ustazd itu datang ke rumah. Aku dan Baby Vallen segera masuk ke dalam kamar, agar tak diajak ke ruang tamu.“Dek, bikinin minuman dan setelah itu antar ke ruang tamu, ya!” Bang Vidan menahan pintu kamar yang hendak kututup.“Abang saja yang bikin, Baby Vallen ngantuk dan minta diboboin,” bantahku.“Dek, buka gak!” Bang Vidan membuka pintu yang belum sempat kututup dengan rapat itu, aku jadi kesal kepadanya.“Ada apa sih, Bang? Bikin sendiri saja minumannya!” ujarku sinis.“Masalah minuman, Abang bisa bikin sendiri tapi Abang mau kamu bawa bayimu itu ke ruang tamu biar dibacain doa sama Pak Ustazd. Sekalian kamu ceritain mimpi-mimpimu yang seolah bersambung itu, lalu semua keanehan pada bayimu. Sekarang sudah saatnya kamu tahu, siapa bayi yang kamu sayangi selama ini.” Bang Vidan berkata dengan serius.Aku menggeleng sambil membawa Baby Vallen menuju tempat tidur.“Vinna, apa kamu tak merasa aneh

  • Suamiku Menghilang Setiap Malam   Season 2 (Bayi Setan 21)

    Season 2 (Bayi Setan 21)Part 21Berhari-hari, aku terus memikirkan kisah mimpiku yang seolah bersambung dari satu kejadian ke kejadian yang lain. Apa semua ini ada hubungannya dengan Baby Vallen? Aku-mulai menduga-duga, tapi tak juga menemukan jawaban dari teka-teki ini.“Kenapa, Dek?” Bang Vidan membuatku terkejut karena tiba-tiba sudah berada di dekatku, entah kapan ia pulang, aku tak menyadarinya.“Nggak kenapa-kenapa, Bang, cuma kepikiran terus sama mimpiku beberapa malam ini. Mimpi itu seolah bersambung, dan aku bingung ... siapa wanita yang selalu hadir dalam mimpiku. Dia seolah mau menyampaikan sebuah pesan, tapi aku tak mengerti,” ujarku dengan menghentikan aktifitas memotong sayuran.“Oh begitu, sore nanti teman Abang yang Pak Ustazd yang kemarin akan ke sini lagi. Coba kamu ceritakan kepadanya tentang mimpimu itu, Dek, siapa tahu dia bisa menafsirkan artinya,” ujar Bang Vidan.Aku menautkan alis, kok Pak Ustazd itu jadi sering ke sini sih? Emangnya bisnis apa sih Bang Vidan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status