Share

Ramalan Bianca

Author: Naffa Aisha
last update Huling Na-update: 2022-11-24 15:27:55

#Suamiku_Menghilang_Setiap_Malam

Part 8 : Ramalan Bianca

Bik Ana terlihat mempercepat langkahnya, sedang aku mengikutinya dari belakang. Sesampainya di depan pintu belakang, wanita yang selalu mengenakan pakaian berwarna putih itu menoleh ke belakang, mungkin memastikan tak ada yang membuntutinya.

“Hey, siapa di sana?!” teriaknya lantang dengan membalik badan dan menatap ke sekeliling.

Aku yang sedang bersembunyi di balik dinding jadi berdebar-debar, takut tertangkap olehnya. Dengan sambil berdoa dalam hati, aku memegangi dada, berharap ia tak tahu kalau aku sedang membuntutinya.

Beberapa saat kemudian. Bik Ana tak kunjung keluar dari lorong itu,  kuberanikan diri untuk kembali mengintip ke posisi ia berdiri tadi tapi tak ada siapa pun lagi di lorong depan pintu itu. Apakah dia sudah keluar? Tapi kok aku nggak dengar suara pintu terbuka, ya? Bagaimana ini, aku masuk atau tidak, ya? Jangan-jangan Bik Ana hanya sedang bersembunyi saja dan ingin menangkap basah siapa yang sedang membuntutinya? Agh, aku tak berani. Lebih baik aku segera pergi saja dan menunggunya kembali.

Kuhembuskan napas berat dan menunggu kedatangan pembantu aneh itu di ruang tengah. Walau ketus dan sangar, aku tetap harus pamit kepadanya. Cukup lama aku menunggu kemunculan Bik Ana dari arah lorong.

“Bik!” panggilku yang membuatnya gugup.

“Iya, Nyonya Sindy, ada apa?” tanyanya dengan bola mata yang tajam, kali ini ia kembali dari lorong itu tanpa membawa apa pun sebab tempo hari aku sempat melihatnya membawa piring.

“Dari mana?” tanyaku dengan menautkan alis.

“Hmm ... Nyonya tak perlu tahu saya dari mana, ada apa Nyonya memanggil saya?” Dia melototiku.

Andai ia bukan pembantu kepercayaan suamiku, mungkin sudah kupecat dia karena aku tak suka dengan sifatnya yang kurang ajar ini.

“Ada apa di halaman belakang? Kenapa pintu di lorong itu selalu digembok? Ada apa di balik sana?” tanyaku beruntun.

Bukannya menjawab, Bi Ana malah hanya terlihat melengos lalu meninggalkan aku menuju dapur. Ya Tuhan, dia benar-benar tak punya sopan santun, bikin jengkel saja. Aku mengepalkan tangan geram. Kuhela napas panjang, lalu beranjak dari sofa kemudian melangkah menuju dapur, mengikuti pembantu yang bikin darah naik turun ini.

“Bik, saya mau pergi keluar,” ujarku sambil berlalu dan melangkah menuju garasi.

Heran juga sih, rumah ini besar dengan dua lantai dan memiliki halaman depan yang luas. Namun sayangnya, tembok rumah bagian samping itu mepet jadi tak ada celah untuk lewat kehalaman belakang. Jalan satu-satunya untuk pergi ke halaman belakang hanya dengan lewat pintu di lorong samping dapur itu saja.

Beberapa saat kemudian, aku sudah melenggang dengan mobil sport warna meraha, mas kawin dari suamiku saat kami menikah sebulan yang lalu. Jadi, waktu nikah, mas kawin darinya itu seperangkat alat sholat dan sebuah mobil.

Setengah jam kemudian, mobilku telah tiba di parkiran mall. Kuraih ponsel dan mengecek chat di grup wa, dan ternyata sudah ada banyak chat dari teman-temanku.

Kutekan tombol panggilan untuk teleponan grup agar kami bisa langsung video call secara beramai-ramai.

“Gaes, gue udah di parkiran mall ini. Kalian di mana?” tanyaku.

“Kita-kita udah di dalam, buruan masuk!” ujar Bianca.

“Iya nih, buruan! Kirain nggak jadi, mana kita-kita udah pesan makanan pula. Bakal disuruh nyuci piring kalau nggak bisa bayar, hehee .... “ timpal Sinta.

“Iya, iya, ini gue udah masuk kok,” jawabku dengan sambil menatap layar ponsel.

Taklama kemudian, langkahku telah tiba di Restoran Jepang tempat kami janjian. Ternyata empat temanku itu sudah menunggu.

“Sorry, telat,” ujarku dengan sambil cepika-cepiki dengan teman-temanku.

“Nggak apa-apa telat, yang penting datang,” sambut Melly.

Aku langsung bergabung bersama mereka dengan sambil menikmati aneka makanan yang sudah dipesan teman-temanku, sembari bercanda sebab sudah lama kami tak ngumpul begini sejak sibuk dengan urusan masing-masing.

“Eh, Sin, kamu kok tampak pucat gitu sih? Sakit kamu atau lagi hamil?” tanya Bianca tiba-tiba, sedari tadi dia memang terlihat menatap aneh kepadaku.

“Nggak kok, aku sehat-sehat aja dan belum hamil juga sih,” jawabku.

“Itu di lehermu biru-biru kenapa? Tanda cinta dari suamimu atau apa?” tanya Bianca lagi, dia memang yang paling aneh dari kami berlima sebab dia adalah cucu dukun dan memiliki kemampuan supranatural.

Mendengar pertanyaan Bianca, ketiga temanku yang lainnya langsung terbahak.

“Biru-biru seperti apa sih? Boro-boro tanda cinta, aku masih belum disentuh juga,” ujarku pelan karena takut jadi bahan tertawaan empat temanku itu.

Sinta terlihat menahan tawa dengan menutup mulutnya, tapi tak berani mengeluarka suara tertawa. Melly dan Rahel saling pandang.

“Coba ulurkan tanganmu dan naikkan lengan swetermu!” perintah Bianca lagi.

Aku menjulurkan tangan dengan menyinsing lengan sweter, Bianca langsung mengamati lenganku, dahinya hingga berkerut.

“Bi, Sindy kenapa?” tanya Melly pelan.

“Hmm ... semoga saja Sindy tak apa-apa, soalnya banyak tanda biru lebam di sekujur tubuhnya. Saranku sih, kamu harus segera meminta nafkah batin dengan suamimu!” ujar Bianca lagi.

“Menurut terawanganmu, aku ini kenapa, Bi? Biru lebam ini kenapa? Tapi kok aku nggak bisa lihat,” ujarku lagi, sedikit bingung juga.

“Tidak ada apa-apa, aku cuma mau kamu selalu hati-hati saja. Setelah pulang dari sini, langsung pulang ke rumah dan usahakan malam ini kamu harus bisa melakukan hubungan itu,” ujar Bianca lagi.

“Kalau nggak, emangnya kenapa?” tanyaku dengan masih penasaran.

“Nyawamu dalam bahaya, eh!” Bianca menutup mulutnya.

Ketiga temanku melotot kaget, begitu juga aku. Benarkah yang dikatakan Bianca? Apa semua ini berhubungan dengan selalu menghilangnya suamiku setiap malam juga hal-hal aneh di rumah itu?

Bersambung ....  

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rahmah
Macam mn nk baca seterusnya
goodnovel comment avatar
Arif Zaif
serem banget,
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Suamiku Menghilang Setiap Malam   Season 2 (Bayi Setan 26)

    Season 2 (Bayi Setan 26)Part 26Beni memegangi dadanya, ia benar-benar tak mengerti, Vinna kini mengeluarkan suara Anita, istrinya. Apa wanita di hadapannya sedang kesurupan? Ia bergumam sendiri.“Pak Beni, istri saya kesurupan arwah istrimu. Coba berbicara dengannya, bujuk dia untuk mau meninggalkan tubuh istri saya! Meminta maaflah agar semua permasalahan kalian selesai dan dia dapat tenang di alam sana!” ujarVidan kepada Beni.Beni mengangguk dan berlutut di hadapan Vinna.“Anita, kumohon ... maafkanlah aku! Aku menyesal tidak mempercayaimu. Maafkan aku juga ... baru datang sekarang ke makammu sebab aku tak tahu kalau kamu meninggal karena tabrakan. Bagaimana bisa kamu ada di kota ini? Aku mencarimu ke sana ke mari satu tahun ini. Maafkanlah aku ... aku ikhlas melepasmu dan tunggu aku di akhirat nanti, aku akan menyusulmu nanti. Tenanglah di alam sana, keluarlah dari tubuh Vinna, kasihan dia ... dia wanita baik yang sudah nerawat juga menyayangi putramu seperti anaknya sendiri. Ik

  • Suamiku Menghilang Setiap Malam   Season 2 (Bayi Setan 25)

    Season 2 (Bayi Setan 25)Part 25Setelah selesai ziarah ke makam Ibu dari Baby Vallen, Vidan mengantar Vinna pulang bersama bayinya.“Dek, Abang langsung berangkat kerja, ya!” ujar Vidan kepada istrinya.“Iya, Bang, hati-hati!”“Assalammualaikum.”“Waalaikumsalam.”Vinna segera masuk sambil menggendong Baby Vallen. Ia tersenyum kepadanya lalu meletakkan sang bayi berusia 4 bulan itu ke tempat tidur. Ditatapnya lekat bayi mungil yang sudah ia anggap seperti anak sendiri itu, kasih sayangnya takkan berubah walau kini ia sudah mengetahui asal-usul Baby Vallen yang ternyata dilahirkan oleh seorang mayat dan di dalam kubur pula. Akan tetapi, ia yakin bayinya itu bisa hidup layaknya manusia normal lain.“Mama yakin, kamu akan tumbuh menjadi anak yang baik, Vallen! Ayo minum susumu dulu!” Vinna menyumpalkan botol susu ke mulut Baby Vallen.Baby Vallen yang biasanya menolak susu formula, kali ini ia malah menghisapnya dengan lahab. Vinna tersenyum senang melihat kemajuan Baby Vallen yang suda

  • Suamiku Menghilang Setiap Malam   Season 2 (Bayi Setan 24)

    Season 2 (Bab 24) Part 24 “Pertama saya melihat adegan perkosaan yang terjadi di sebuah makam, lalu malam berikutnya ... adegan sang wanita yang dituduh suaminya berselingkuh karena ketika ia pulang dari merantau ... istrinya itu sedang dalam keadaan hamil,” ujar Vinna dengan memegangi kepalanya. “Orang yang sudah meninggal, rohnya sudah kembali ke alam barzah dan takkan bisa masuk ke alam mimpi kita lagi. Adapun jika hal itu seolah-olah mereka mampu lakukan, hanyalah itu hasil kerjasama dengan jin qarin. Karena jin qarin adalah jin yang senantiasa menyertai kehidupan seseorang ketika masih hidup di dunia, sehingga jin qarin tersebut mengetahui dengan detil kondisi orang yang sudah meninggal tersebut. Sehingga jin qarin itulah yang datang dan mengabarkan kondisi orang yang sudah meninggal tersebut. Orang-orang pun menyangka bahwa itu adalah arwah orang yang sudah meninggal dunia," jelas Sang Ustadz. “Satu misteri yang belum terkuak ... mengapa bayi ini diletakkan di depan rumah ka

  • Suamiku Menghilang Setiap Malam   Season 2 (Bayi Setan 23)

    Season 2 (Bayi Setan 23)Part 23Vinna kembali kesurupan, Vidan lumayan kewalahan karena amukannya. Sedang Pak Ustad menggendong Baby Vallen dan membaringkannya di sofa.“Tolong, Pak Ustazd!” ujar Vidan karena kini lehernya dicekik oleh istrinya yang kini sedang dikuasai oleh mahkluk gaib.Sang Ustazd mengeluarkan tasbihnya dan mulai membacakan ayat-ayat suci Al-qur’an. “Jangan mengusik ketenanganku!” Suara yang keluar dari mulut Vinna terdengar bergetar.“Kami takkan mengusikmu, jika kamu tak mengganggu duluan. Keluarkan dari tubuh Vinna!” perintah Sang Ustazd.“Aku tidak mau!” jawab makhluk yang kini sedang mengusai tubuh Vinna.“Kalau kamu tidak mau keluar secara baik-baik, maka saya akan memaksamu! Allahuakbar .... “ Sang ustazd berpakaian serba putih itu semakin mengeraskan bacaannya yang membuat Vinna semakin meronta-ronta dan berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Vidan.Vinna yang sedang dikuasai makhluk astral itu menarik dirinya dari pelukan Vidan dan mendorongnya, ia jug

  • Suamiku Menghilang Setiap Malam   Season 2 (Bayi Setan 22)

    Season 2 (Bayi Setan 22)Part 22Sorenya, seperti yang dikatakan Bang Vidan, temannya yang Ustazd itu datang ke rumah. Aku dan Baby Vallen segera masuk ke dalam kamar, agar tak diajak ke ruang tamu.“Dek, bikinin minuman dan setelah itu antar ke ruang tamu, ya!” Bang Vidan menahan pintu kamar yang hendak kututup.“Abang saja yang bikin, Baby Vallen ngantuk dan minta diboboin,” bantahku.“Dek, buka gak!” Bang Vidan membuka pintu yang belum sempat kututup dengan rapat itu, aku jadi kesal kepadanya.“Ada apa sih, Bang? Bikin sendiri saja minumannya!” ujarku sinis.“Masalah minuman, Abang bisa bikin sendiri tapi Abang mau kamu bawa bayimu itu ke ruang tamu biar dibacain doa sama Pak Ustazd. Sekalian kamu ceritain mimpi-mimpimu yang seolah bersambung itu, lalu semua keanehan pada bayimu. Sekarang sudah saatnya kamu tahu, siapa bayi yang kamu sayangi selama ini.” Bang Vidan berkata dengan serius.Aku menggeleng sambil membawa Baby Vallen menuju tempat tidur.“Vinna, apa kamu tak merasa aneh

  • Suamiku Menghilang Setiap Malam   Season 2 (Bayi Setan 21)

    Season 2 (Bayi Setan 21)Part 21Berhari-hari, aku terus memikirkan kisah mimpiku yang seolah bersambung dari satu kejadian ke kejadian yang lain. Apa semua ini ada hubungannya dengan Baby Vallen? Aku-mulai menduga-duga, tapi tak juga menemukan jawaban dari teka-teki ini.“Kenapa, Dek?” Bang Vidan membuatku terkejut karena tiba-tiba sudah berada di dekatku, entah kapan ia pulang, aku tak menyadarinya.“Nggak kenapa-kenapa, Bang, cuma kepikiran terus sama mimpiku beberapa malam ini. Mimpi itu seolah bersambung, dan aku bingung ... siapa wanita yang selalu hadir dalam mimpiku. Dia seolah mau menyampaikan sebuah pesan, tapi aku tak mengerti,” ujarku dengan menghentikan aktifitas memotong sayuran.“Oh begitu, sore nanti teman Abang yang Pak Ustazd yang kemarin akan ke sini lagi. Coba kamu ceritakan kepadanya tentang mimpimu itu, Dek, siapa tahu dia bisa menafsirkan artinya,” ujar Bang Vidan.Aku menautkan alis, kok Pak Ustazd itu jadi sering ke sini sih? Emangnya bisnis apa sih Bang Vidan

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status