Share

08. Bengkel Rizky

last update Last Updated: 2022-08-30 12:44:58

 

"Adek apa-apaan sih, buat Pakdhemu marah dosa tahu," ucap Riski sambil melaju dengan motor kesayangannya.

"Biarin aja, mulut nggak bisa direm, menceramahi orang nomor satu tapi nggak mau di kritik, aneh 'kan Bang?" teriaknya dari belakang.

"Memang si Lia kenapa, memang dia ada buat salah sama kamu Dek?"

"Kalau Abang tahu apa yang terjadi sama Lia, Huuuf bisa mengomel sepanjang jalan kenanga, Bang!"

"Nantilah Ayu cerita kalau sudah sampai di rumah aja, diatas motor bising, nggak dengar suaranya Abang kaya liliput," sahutnya dengan tertawa renyah.

 

"Oke dah kalau begitu."

Tak lama kemudian sampailah mereka di rumah mereka, satu-satunya rumah pemberian Pak Sugimin walaupun tidak luas.

"Assalamualaikum!"

"Walaikumsalam!"

"Maaf Pak agak lama, biasa Pakdhe ada aja yang dipermasalahkan," jawab Ayu yang baru datang.

"Bapak santai dulu di sini, Ayu buatkan pisang goreng kesukaan Bapak," ucap Ayu yang bergegas ke dapur.

 

"Nggak usah repot-repot Yu, Bapak hanya sebentar cuma mau baikkin sepeda terus pulang."

 

"Ih Bapak kaya sama orang lain saja, ya nggak apa-apalah Pak, buatnya cuma sebentar nggak pakai lama."

 

"Pak, numpung Ayu masih buat pisang goreng, Riski mau lihatin bengkel Riski yang bentar lagi launching nih Pak," ucapnya penuh semangat.

 

"Ya sudah terserah kalian sajalah, Bapak ngikut aja!” sahutnya dengan tersenyum.

 

Riski memperlihat tempat bengkelnya yang sederhana, hanya sebuah ruangan sebesar 4×5 meter, itu pun adalah teras rumah yang di samping di sulap menjadi sebuah bengkel.

 

Dengan ketekunan dan kegigihannya bengkel itu sedikit demi sedikit telah diisi pernak pernik kebutuhan motor.

 

Riski mengumpulkan dari gaji dia sebagai pelayan atau penjaga warung makan di pinggir jalan itu.

 

Pak Sugimin merasa bangga dengan menantunya itu, selain sopan dan baik bersikap, ternyata Riski mempunyai keahlian menjadi montir.

 

"Bapak salut sama kamu dari hasil kamu kerja, kamu bisa buka bengkel seperti ini. Bapak doakan semoga usaha barumu ini lancar ya," ucap mertuanya dengan ramah.

 

"Aamiin, terima kasih Pak dukungannya, suatu hari Pak, Riski akan buat bengkel ini menjadi terkenal dan laris karena dengan doa dan restu Bapak selalu ada buat kami."

 

"Sini Pak Riski betul in sepedanya, Bapak duduk saja sambil minum kopi dan bentar lagi pisang gorengnya matang."

 

"Nggak usah biar Bapak saja, malah Bapak senang betul in sendiri serasa jiwa Bapak ini kembali muda, mana sini pinjam peralatanmu, tapi bolehkan sekalian yang lain Bapak bagus in sedikit sepeda Bapak ini, gratiskan?" tanyanya semringah.

 

"Loh Bapak memang bisa?" tanya Riski penasaran.

 

"Iya Bang, Bapak dulu sebelum jadi juragan sembako, Bapak kerja di bengkel juga, dan mengerti semua tentang motor atau mobil, cuma nggak ada yang nurun keahlian Bapak ini, alias pemalas."

 

"Kecuali Bang Ridho,  dia bukan pemalas tapi dia lebih suka jadi koki handal, dia sama kaya ibu suka masak, makanya sekarang dia menjadi koki handal hotel bintang 5 di Jakarta," ucap Ayu bangga pada Kakaknya yang nomor dua.

 

Dengan cekatan Pak Sugimin memperbaiki sepeda lamanya yang penuh kenangan bersama istrinya.

 

"Tuh lihat, sudah bereskan?" ucap Pak Sugimin dengan bangga memperlihatkan sepedanya yang telah selesai diperbaiki.

 

"Wah hebat, Riski kira Bapak nggak bisa eh ternyata ahli juga, kenapa Bapak nggak buka bengkel saja dulu?" tanya Riski seketika.

 

"Dulu pernah Ki, Bapak buka bengkel cuma bangkrut juga uangnya nggak muter soalnya yaitu dipakai buat anak-anak Bapak, setiap ada keuntungan dari bengkel selalu di ambil mereka, malah mereka nggak pernah bantuin Bapak di bengkel," jawab mertuanya yang tertunduk lesu.

 

"Bang, Bapak itu sebenarnya suka kerja di bengkel, cuma dulu nggak ada yang bantuin, punya anak cowok tiga yang pengangguran tetapi kalau menghabiskan uang Bapak nomor satu," sahut Ayu sembari meletakkan pisang goreng yang hangat teman untuk ngopi.

 

"Mari Pak, makan dulu numpung hangat," ucap Riski menemani mertuanya untuk bersantai sejenak.

 

Ki, Bapak numpang salat Ashar dulu ya takut keburu," sahutnya seraya pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudu.

 

"Iya Pak, kalau gitu sama-sama saja, Riski juga belum salat Ashar," ucapnya dengan tersenyum.

 

Selesai Shalat mereka duduk kembali di teras rumah sebentar dan Riski membuka obrolan pertama.

 

"Oh ya Dek, tadi kamu bilang sama Pakdhe Sukirman tadi siang maksudnya apa sih, Abang nggak ngerti?" tanyanya yang masih penasaran.

 

"Loh memang kenapa lagi dengan Pakdhemu Yu?" tanya Pak Sugimin seraya meyomot pisang goreng yang masih ada, karena beliau sangat suka dengan pisang goreng.

 

"Oh, itu sebenarnya Lia itu hamil duluan, usia kandungannya sudah 2 minggu," jawab Ayu santai.

 

Mendengar perkataan Ayu, Pak Sugimin langsung tersedak dengan pisang goreng itu.

 

"Uhuk! Uhuk! Uhuk!

 

Ayu bergegas masuk ke dalam mengambil segelas air putih untuk Pak Sugimin.

 

"Aduh maaf in Ayu, Pak!" ucap Ayu yang panik melihat Bapaknya tersedak.

 

"Nggak apa-apa Yu, Bapak cuma kaget saja dengan omonganmu tadi," sahut Bapaknya yang sudah mulai membaik dari batuknya.

 

"Iya Dek, Abang saja kaget, memang kamu tahu dari mana jangan memfitnah orang kalau belum tahu kebenarannya bisa gibah namanya," ucap Riski mengingatkan istrinya.

 

"Ayu itu tahu dari mata kepala sendiri. Ayu pernah lihat dia pergi ke rumah sakit bersama pacarnya itu tapi bukan yang ini yang dinikahi, bahkan Ayu sempat merekam mereka saat ngomong berdua ya siapa tahu bisa menjadi bukti andalan kalau kepepet," sahutnya dengan santai.

 

Lalu Ayu membuka ponselnya dan menunjukkan bukti rekaman itu ke mereka.

 

Seketika mereka kaget dan syok, Pak Sugimin tidak henti-hentinya beristigfar melihat rekaman itu.

 

Rekaman berdurasi lima menit itu menjadi bukti nyata kalau memang si Lia telah bermain api di belakang Rangga yang telah menjadi suaminya sekarang.

 

Ayu juga melihatkan rekaman pada saat berbicara dengan dokter kandungan untuk memastikan Lia sudah hamil berapa minggu.

 

"Ya wes Nduk, jangan kamu sebarkan kasihan mereka bisa menjadi aib bagi keluarga," ucap Pak Sugimin dengan lembut.

 

"Iya Dek, yang penting kita sudah tahu, tapi kasihan juga si Rangga bukan anaknya yang dikandung Lia," sahut Riski.

 

"Biarkan mereka tahu sendiri, lebih baik kamu simpan saja bukti itu, siapa tahu suatu saat nanti diperlukan," ucap Pak Sugimin.

 

"Iya Pak, Ayu akan simpan sebaik mungkin."

 

Menjelang senja, Pak Sugimin berpamitan pulang, suasana yang hangat membuat Riski bisa menemukan kehangatan seorang ayah yang tidak pernah dia rasakan.

 

Hanya karena kedudukan, kekuasaan yang haus dengan ambisi di dalam hati, kini hati Rizki sudah di tata dengan baik, tinggal menyisakan puing-puing yang memang sulit di satukan.

 

"Ki, Ayu terima kasih sudah membuat Bapak betah di sini, dengan kesederhanaan yang kalian punya membuat Bapak kagum kepada kalian."

 

"Tetaplah seperti ini, jangan kamu rubah walaupun kelak kamu menjadi orang sukses dan jika kamu mempunyai anak wariskanlah ilmu yang bermanfaat seperti kalian punya."

 

"Bapak pulang dulu kasihan ibumu sendiri di rumah, Assalamualaikum!"

 

"Walaikumsalam, hati-hati di jalan ya Pak!" teriak Ayu.

 

"Iya Nduk!"

"Kasihan Bapak ya Bang, seharusnya di usia senjanya Bapak tinggal menikmati hasil keringatnya, ini harus bekerja di pasar sebagai buruh panggul," ucap Ayu sembari melihat Pak Sugimin berlalu pergi menggunakan sepeda ontelnya.

 

"Bapak memang keras kepala, nanti kalau sakit gimana, Abang juga nggak tega ngelihat nya, punya keluarga kaya begitu semua, tidak ada yang menghargai Bapakmu Yu," geram Rizki.

 

"Ya udah mau magrib kita masuk yuk, nggak baik di luar," ucap Riski sambil memeluk pundak Ayu dan berbalik masuk ke rumah.

 

Udara pagi hari sangat sejuk, sesejuk hati yang ingin merangkul angin namun tak bisa digapai hanya bisa dirasakan.

Matahari pun masih malu-malu untuk mengeluarkan sinarnya.

Riski yang sudah bangun dari subuh sudah mulai beraktivitas membantu pekerjaan sang istri.

Begitulah Riski bila dihari minggu, dia akan mengambil alih peran istrinya membersihkan rumah sampai mencuci pakaian.

 

Setiap hari sebelum azan berkumandang Ayu sudah pergi ke rumah Pak Sugimin untuk membantu ibunya berjualan nasi kuning.

 

Rumah Pak Sugimin memang tidak jauh hanya berjarak dua rumah tetangga.

 

Dulu waktu masih berjaya, Pak Sugimin memang sudah menyiapkan tanah untuk masing-masing anaknya membangun rumah, dan semua terealisasi, kecuali Ridho karena keinginannya melanjutkan sekolah di kota dan mengejar cita-citanya diapun menjual tanahnya untuk membiayai sekolahnya sendiri.

 

 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suamiku Miskin Tapi Bohong   102. Hidup Bahagia Penuh Pengorbanan (Tamat

    Lima bulan kemudian ....“Bagaimana sudah ada tanda-tandanya belum?” tanya Bu Yati kepada Ayu yang masih kelihatan santai, karena belum ada kontraksi apa pun.“Belum ada Bu, terus Ayu nggak ada rasa kontraksi gitu seperti kram atau sakit perut, kenapa ya Bu?” tanya Ayu balik namun masih terlihat santai.“Mungkin sebentar lagi, biasa gitu kadang perkiraan dokter atau bidan biasanya meleset dari hari yang ditentukan!” jelas Bu Yati tersenyum. “Oh gitu!”“Nonton sini saja, temani ibu sebentar, mau lihat berita dulu siapa tahu ada berita yang menarik,” celetuk Bu Yati yang sudah berada di ruang tengah.“Iya, Bu!”“Belum juga bokong Ayu mendarat di sofa empuk, tiba-tiba tanpa sengaja Ayu dan Bu Yati melihat dan mendengarkan berita di televisi bahwa ada empat narapidana kabur atau melarikan diri dari penjara dini hari tadi pagi dan betapa terkejutnya di antaranya adalah Wisnu.Seketika wajah Ayu tegang dan jantungnya pun memompa dengan cepat, Ayu langsung mengalami kontraksi.“Bu, Bu sak

  • Suamiku Miskin Tapi Bohong   101. Pernikahan Linda dan Ridho

    Pak Aldi memandang sahabatnya dengan kesedihan. Beliau tidak menyangka kalau akhirnya seperti ini.Hanya balas dendam yang tak berujung membuat mereka saling berjauhan, menciptakan jarak diantara mereka.“Assalamu’alaikum!”“Apa kabar kamu Fauzi, lama kita tidak pernah mengobrol seperti ini, tetapi malah kamu terbaring tidak berdaya di rumah sakit ini,” ucap Pak Aldi sendu.“Aku tidak pernah membayangkan kalau Wisnu adalah anak kandungmu bersama Kania, mengapa kamu lakukan ini Zi, aku tahu kamu orang baik, aku tetap akan menjadi sahabatmu, aku tidak pernah membencimu!” jelasnya lagi.Tiba-tiba mata sayup itu perlahan-lahan terbuka dan Pak Fauzi menangis saat melihat Pak Aldi sudah ada berada di sampingnya. Tangan Pak Fauzi pun ingin memegang tangan Pak Aldi, lalu mengeluarkan suara parau namun jelas “MAAF” dengan bibir bergetar.Tangan itu semakin erat memegang tangan Pak Aldi dan ucapan kata Maaf selalu dia ucapkan di akhir-akhir napasnya secara berulang-ulang.“Pak Aldi, kenapa pap

  • Suamiku Miskin Tapi Bohong   100. Akhir Dari Balas Dendam

    “Kalau begitu kami pamit dulu, Assalamua’alaikum! ”ucap Tante Nurma.“Wa’alaikum salam! “sahut Pak Sugimin.Wisnu yang di gebrak oleh polisi di rumahnya, meronta-ronta, dia tidak bisa menerima kenyataan kalau dia kalah dari Rizki.Sebagian warga pun melihat aksi para polisi mengamankan Wisnu yang tangkap dengan tangan di borgol, warga tidak menyangka jika seorang Wisnu tega ingin menghabisi ayah kandungnya sendiri.Entah dari mana masalah ini cepat tersebar tiba-tiba ada saja wartawan yang mencari berita hangat tentang keluarga Wiranata.“Akan ku balas kalian, kamu belum menang Rizki, jika kau tidak bisa mendapatkan Ayu, kamu juga tidak boleh mendapatkannya!”“Kalian tunggu saja pembalasanku!”“Kamu Rizki, terutama kamu yang akan aku bayangi selama kamu tidak mau melepaskan Ayu, untukku hahaha ...!” ucap Wisnu mengancam.“Baik Wisnu, aku tunggu kamu sampai di mana nyalimu sama dengan perbuatanmu!” gertak Rizki kepada Wisnu.“sudah nanti saja berdebatnya kalau sudah di kantor polisi!”

  • Suamiku Miskin Tapi Bohong   99. Penangkapan Wisnu

    Wajah Pak Fauzi datar tidak ada ekspresinya, namun tiba-tiba dia tertawa terbahak-bahak seperti orang nggak waras.Membuat mereka menjadi bingung dengan tingkah laku Pak Fauzi.“Hahahaaha ... Aldi-Aldi kamu memang dari dulu sangat polos bin lugu, kamu itu terlalu gampang memaafkan orang lain!”“Kamu terlalu naif Aldi, kamu selalu mempercayaiku padahal akulah yang menjadi dalang kehancuranmu hahaha...” tawanya lagi.Wisnu suruh Aldi tanda tangan semua berkas untuk pengalihan harta warisan sebagai penebus nyawanya!”“Kamu tidak ingin kan mati sia-sia di sini?” tanya Pak Fauzi lantang.“Saya tidak akan memberikan sepeserpun kepada kalian, semua yang saya dapatkan adalah murni dari kerja keras saya, lebih baik saya sumbangkan ke yayasan kalau kalian mengambilnya secara paksa!” Rizkiansyah Wiranata adalah pewaris tunggal kerajaan bisnis saya, karena dia darah daging saya, bukan kamu Wisnu!”“Kamu hanya anak angkat bukan anak kandung saya, lagian kamu mempunyai orang tua yang masih lengkap

  • Suamiku Miskin Tapi Bohong   98. Kenyataan Yang Pahit

    Sementara di kediaman rumah Wisnu.Pak Aldi yang masih dalam keadaan pingsan dan terikat di kursi berada di ruang tengah. Sedangkan Wisnu menempatkan Ayu di sebuah kamar pribadi miliknya dan Bu Yati di kamar lain juga.Wisnu mengikat kedua tangan dan kaki Ayu dengan kencang di kursi kayu.Ayu masih dalam keadaan tak sadarkan diri karena masih dalam pengaruh obat bius.Ruangan kamarnya pun telah dihiasi oleh harumnya bunga mawar putih yang merupakan kesukaan Ayu. “Rahayu Wulandari, nama yang cantik sesuai dengan wajahmu yang tidak bosan aku memandangmu dengan secantik bunga mawar ini.”“Rizki itu tidak pantas untuk mendapatkan kamu, Yu!”“Saat Rizki mengatakan kalau dia menemukan tambatan hatinya dan memberikan foto kamu untuk pertama kali aku sangat menyukaimu,” ucapnya penuh semangat.Tak lama kemudian Ayu siuman dari pingsannya dan kepalanya mulai pusing dan dia pun terkejut tangan dan kakinya sudah terikat di kursi dan memandang sekeliling dengan penuh rasa heran.“Selamat datang

  • Suamiku Miskin Tapi Bohong   97. Kesadaran Pakdhe Sukirman

    “Bagaimana ini Pak, Hei kalian kenapa menjaga istri dan mertuaku kalian tidak bisa, apa kerja kalian?” tanya Rizki marah.“Sudah Nak Iki jangan marah-marah, ini bukan mereka yang salah tetapi ini adalah rekayasa Bapak,” jawab Pak Sugimin tenang.“Maksud Bapak, bagaimana?” tanya Rizki bingung.“Maksudnya Bapak sebenarnya memang ini rencana nya kami, agar dapat mengetahui jejak Wisnu. Ayu sudah kami pasangkan alat perekam suara agar kami tahu tempat mereka membawa Ayu,” jelas Ridho kepada Rizki.“Kenapa harus melibatkan Ayu, Wisnu sangat menyukai Ayu Pak, aku nggak rela Ayu menjadi milik Wisnu sampai kapan pun!” sahut yang masih tersulut emosi.“Iya Bapak paham Ki, tetapi menurut Bapak ini adalah salah satu cara agar masalah ini selesai dan kalian dapat hidup dengan tenang tanpa ada orang lain yang ingin merusak kehidupan kalian lagi,” jelas Pak Sugimin berusaha membuat Rizki mengerti.“Baiklah kalau menurut Bapak itu lebih baik.”“Sekarang bagaimana selanjutnya, apa yang akan kita laku

  • Suamiku Miskin Tapi Bohong   96. Taktik Wisnu

    “Eh ada Nak Rizki, bagaimana keadaan Bu Salwa sekarang Ibu harap tidak ada yang serius, ”tanya Bu Yati khawatir.“Alhamdulillah, Bu tidak apa-apa sudah di tangani dokter sekarang lagi istirahat dan di temani oleh Mbok Sum,” jelas Rizki sembari melihat ke arah Rangga yang duduk di lantai dengan keadaan kacau.“Sayang, kenapa dia ada di sini, apa yang dia lakukannya?” tanya Rizki kepada Ayu.“Ayu yang panggil Mas Rangga, Bang!”“Buat apa kamu memanggil dia?”“Mas Rangga ternyata belum tahu kalau Wisnu itu saudara tirinya, makanya dia shock, apalagi Tante Tania bilang kalau itu memang benar,” jelas Ayu yang merasa iba dengan Rangga.Rizki lalu menghampiri Rangga yang duduk di lantai dengan wajah berantakan dan masih terdengar suara usak tangis dalam diri Rangga.Rizki ikut duduk di lantai dan memperhatikan Rangga.Hidup itu aneh Bro, mungkin kamu masih ingat pertama kali kita bertemu, kamu selalu membanggakan diri kamu kalau kamu adalah yang terbaik, tetapi kenyataannya kamu hanya seoran

  • Suamiku Miskin Tapi Bohong   95. Kebenaran Yang Terkuak

    Melangkahkan kakinya dengan cepat agar Lia maupun mertuanya tidak melihat dirinya yang pergi ke kamar Ayu.Setelah sampai di kamar Ayu, Rangga pun langsung masuk karena sudah di tunggu kedatangannya oleh mereka.“Katakan apa mau kalian dariku?” tanya Rangga sinis.“Silakan duduk dulu Nak Rangga!” ucap Bu Yati ramah.“Cepat katakan apa mau kalian, aku tidak punya waktu banyak untuk kalian!” jawabnya masih sinis.“Aku hanya ingin tahu seberapa dekat kamu dekat Pak Fauzi? ”tanya balik Ayu.“Buat apa kalian menanyakan hal itu?” tanya balik lagi Rangga.“Apakah kamu sudah tahu kalau Papah Aldi di culik oleh Wisnu?” Seketika raut wajah Rangga berubah terkejut mendengar Pak Aldi di culik oleh Rangga.“Buat apa Wisnu menculik Pak Aldi?”“Apa maksudmu, apa hubungannya denganku?”“Sebenarnya apa yang ingin kalian bicarakan denganku?” tanyanya bingung.“Jika hanya basa basi seperti ini lebih baik aku pergi saja, membuang-buang waktu aku saja kalian!” hardiknya.“Aku tidak tahu apa-apa tentang p

  • Suamiku Miskin Tapi Bohong   94. Siasat Bu Yati dan Pak Sugimin

    @Pak Sugimin{Ada apa Ki, apa yang terjadi tolong ceritakan sama Bapak}@Rizki{Wisnu Pak, sudah tahu rencana kita buktinya dia berhasil menculik Papah, dan gara-gara dia Mamah pingsan tidak sadarkan diri, sekarang Iki menuju rumah sakit dulu Pak}{Iki bingung Pak, apa yang harus Iki lakukan }{Mbak Linda juga susah di hubungi ke mana mereka, tidak ada yang bisa membantu Iki, Pak}@Pak Sugimin{Siapa bilang tidak ada yang membantu kamu, ada Allah kamu lupa itu. Allah tidak akan menguji umat-Nya diluar batas kemampuannya}{Semua akan baik-baik saja Ki}{Tante Nurma dan Mbak Linda mu sedang sibuk, mereka Bapak tugaskan untuk menjemput Ibu Kania di rumah sakit jiwa}{Bapak juga sudah dalam perjalanan ke kota, karena firasat Bapak mengatakan kita harus bertindak cepat makanya mereka berdua Bapak tugaskan, barusan Bapak bicara dengan Bu Nurma kalau dia sudah berhasil membawa pergi ibu Kania ke tempat yang aman}@Rizki{Maksud Bapak Tante Nurma sudah berhasil membawa Ibu Kania keluar dari r

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status