Share

100. Penyusup

Tak berselang lama seperti ada kekuatan baru yang mengalir ke tubuhku. Saat terbangun aku melihat Muzammil tertidur di ranjang pasien bersamaku. Tangan kekarnya melingkar di tubuhku. Tak jauh dari tempat tidurku, terbaring Erkan di box bayi. Oh syukurlah, Erkan baik-baik saja. Bagaimana dengan Iqbal dan abinya?

Perlahan aku menggeser tangan Muzammil, tapi justru membangunkannya.

"Kamu sudah bangun, Zhee?" tanyanya dengan memicingkan matanya. "Kamu mau kemana?" tanya Muzammil kemudian.

"Aku mau melihat Iqbal dan tuan muda, Pangeran," jawabku.

"Mari kuantar!" tawar Muzammil.

"Kamu tunggu Erkan saja, Pangeran, aku takut ada yang berniat jahat lagi kepadanya," pintaku.

"Kamu lupa bukan saja kamarnya, bahkan rumah sakit ini sudah dijaga ketat oleh pengawal istana," jawab Muzammil menenangkan.

Akhirnya Muzammil mendampingiku datang ke kamar Iqbal. Aku menatap pilu anakku yang malang menjadi korban kejahatan orang yang tak dikenal.

"Pangeran, aku harus mencarikan donor darah golongan B+ untu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status