Share

43. Kantor Kedutaan Tukasha

Sepulang dari sekolah Iqbal, aku dan Muzammil langsung menuju Kantor Kedutaan Tukasha. Semua surat-surat dan paspor sudah bisa diselesaikan dengan mudah. Mereka mencatat aku sebagai warga Tukasha dengan nama Zhee Amalia. 

"Rencana berikutnya mohon restu pada orang tuaku," kata Muzammil.

"Apa itu harus, Kak Zammil? Kan pernikahan kita cuma bohongan, haruskah melibatkan orang tua?" ujarku bertanya.

"Bohongan? Aku seorang Pangeran, seorang Putra Mahkota Tukasha melakukan pernikahan bohongan? Aku sadar tujuanku menikahimu hanya untuk menolongmu, tapi namanya pernikahan itu sakral, Fahim," ujar Muzammil tegas.

"Saya cuma takut mengalami banyak pertentangan, akhirnya gagal. Pasti orang tua Kak Zammil tidak mengijinkan Kak Zammil menikah dengan orang rendahan seperti saya," kataku ragu.

"Tapi dengan menikah diam-diam keluargaku akan lebih kecewa bahkan marah besar bisa-bisa mereka menghukumku," ujar Muzammil dengan pandangan kosong. "Pernikahann

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status