Share

42. Izin Menikah

Aku terkejut saat Muzammil mengungkapkan perasaannya kepadaku gara-gara mimpi itu. Dan anehnya aku dan Muzammil bermimpi sama, melarikan diri dengan menunggang kuda putih.

"Kak Zammil tidak sedang bermimpi kan berkata ini?" tanyaku tak percaya.

"Maaf, anggap saja hanya sekedar mimpi, Fahim! Anggap saja aku lagi mengigau juga boleh," kelakar Muzammil mengalihkan pembicaraan.

"Aku sudah menduga, Kak Zammil pasti lagi bergurau," ujarku kecewa.

Aku berharap apa yang baru saja kudengar itu adalah nyata, bahwa Kak Muzammil sedang jatuh cinta padaku.

"Fahim, kembalilah tidur!" perintah Muzammil.

"Haruskah aku beritahu Kak Zammil kalau aku juga pernah bermimpi yang sama? Apakah dia percaya? Takutnya dia berpikir aku hanya mengada-ada," batinku.

"Kak Zammil, aku mau telepon Iqbal minta izin menikah denganmu, boleh ya?" pintaku kepada Muzammil.

"Tentu saja boleh, gimana kalau besuk kita temui dia di sekolahnya?" tawar Muzammil.

Roesaline

Lanjut Kak...Bab yang seru haru...

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status