Home / Romansa / Suamiku, Sayangilah Aku! / Bab 1 Aku Tidak Mau Uang

Share

Suamiku, Sayangilah Aku!
Suamiku, Sayangilah Aku!
Author: Joe

Bab 1 Aku Tidak Mau Uang

Author: Joe
Pria itu telah ketiduran, matanya yang sipit dan tampak tajam itu pun telah terpejam.

Sambil menahan kepedihan di hatinya, Sienna Winata beranjak turun dari ranjang. Saat membungkukkan badannya, rambut Sienna tergerai menutupi wajahnya yang cantik dan polos. Baru saja dia hendak mengambil pakaian yang tergeletak di lantai, tiba-tiba terdengar sebuah suara dari belakangnya.

"Kamu mau berapa?"

Suaranya terdengar begitu ketus. Kemesraan yang dirasakan karena pengaruh alkohol tadi malam, kini telah sirna.

Setelah meraih pakaiannya, Sienna terdiam sejenak.

Ironisnya, setelah 3 tahun pernikahan, suaminya bahkan tidak mengenal dirinya.

Tiga tahun yang lalu, Sienna menyelamatkan Pak Darwo Yuwono dari maut. Pada saat itu, kebetulan ayah Sienna juga sedang mengalami kesulitan dalam pendanaan putaran pertama bisnisnya. Melihat kesempatan ini, Pak Darwo langsung menjodohkan Sienna dengan cucunya, Jacob Yuwono.

Selain itu, dia juga menyuntik dana investasi sebesar 600 miliar kepada Keluarga Winata. Selama semua proses ini berlangsung, Jacob sama sekali tidak pernah menampakkan diri. Setelah buku nikah mereka diterbitkan, barulah Sienna mengetahui bahwa ternyata pria itu sudah pergi ke luar negeri.

Selama 3 tahun ini, status Sienna sebagai Nyonya Yuwono yang tidak diakui oleh suaminya telah menjadi bahan tertawaan semua orang.

Namun, Sienna tidak pernah menyangka bahwa pertemuan pertama mereka akan terjadi di atas ranjang.

"Aku nggak mau uang."

Usai berbicara, Sienna mengenakan pakaiannya. Pikirannya sangat kacau dan kepalanya terasa seolah-olah akan meledak karena mabuk tadi malam.

"Nggak mau uang? Jadi, kamu mau salahkan aku?"

Jacob tersenyum tipis seraya memandang tubuh Sienna dari atas hingga ke bawah dengan tatapan yang tajam.

Wajahnya yang mungil, bentuk tubuhnya yang ideal, tatapannya yang jernih, dan parasnya yang cantik. Namun, semua itu tampak biasa saja bagi Jacob.

Baginya, Sienna sama seperti wanita lain yang selalu mengejar-ngejarnya. Hanya saja, kali ini Sienna berhasil meniduri Jacob.

Jacob mengalihkan pandangannya sambil berkata, "Aku nggak akan kurang bayar sepeser pun. Tapi, kalau kamu punya niat lain, sebaiknya lupakan saja."

Meskipun mabuk kemarin malam, Jacob tidak akan sampai kehilangan kendali pada seorang wanita. Masalahnya ada pada anggur yang diberikan wanita itu.

Saat ini, Sienna telah selesai mengenakan pakaiannya. Pesta penyambutan yang diadakan oleh Keluarga Yuwono tadi malam dihadiri oleh gadis-gadis dari kalangan konglomerat. Semua gadis ini berebutan ingin bertemu dengan penerus bisnis Keluarga Yuwono yang baru saja pulang dari luar negeri.

Sienna telat datang ke pesta itu. Pak Darwo yang saat ini masih berada di luar negeri, secara khusus memintanya untuk menghadiri acara itu. Awalnya, Sienna berniat untuk hadir sebentar saja dan langsung pulang. Namun, dia malah dicegat oleh ayahnya dan disodorkan dua gelas minuman.

Mumpung Jacob baru pulang dari luar negeri, ayah Sienna menyuruh putrinya untuk berbincang dengan Jacob.

Namun, akhirnya malah ....

Sienna sendiri tahu jelas bahwa Jacob sangat menentang pernikahan ini. Jadi, mana mungkin Jacob akan percaya bahwa kejadian semalam bukan jebakan yang dibuat oleh Sienna?

Terlintas sorot hinaan di mata Sienna. Setelah terdiam sejenak, dia berkata, "Sebenarnya, aku ...."

Tiba-tiba, ponsel yang diletakkan di atas nakas bergetar.

Jacob melirik ponselnya sekilas, ternyata panggilan itu dari pengacara pribadinya.

Setelah menekan tombol loudspeaker, terdengar sebuah suara pria dari ujung telepon, "Tuan Jacob, aku sudah sampai di apartemen Nona Sienna. Sepertinya dia lagi nggak di rumah, apa perlu kukirimkan ke Grup Winata saja surat cerainya ini?"

Jacob berdiri dari tempat tidur dan berjalan ke depan jendela. Sambil mengerutkan alisnya, Jacob melihat pemandangan Kota Bengawan dari kejauhan. Dia tidak punya kesan apa pun terhadap istri yang telah dinikahinya selama 3 tahun ini.

Menurut kakeknya, temperamen wanita ini sangat baik dan tidak egois. Selain itu, wanita ini juga merupakan lulusan dari universitas terkemuka di ibu kota. Namun, apa artinya semua itu?

Kini, Keluarga Winata sudah melewati masa krisis. Jacob hanya menganggap semua ini sebagai balas budi atas kebaikan wanita itu karena telah menyelamatkan kakeknya.

Dengan nada ketus, Jacob membalas, "Hubungi saja dia dulu. Suruh dia tanda tangan di surat cerai itu. Kalau dia nggak mau, baru kamu hubungi Grup Winata ...."

Sienna mengambil ponsel miliknya untuk memeriksa apakah ada pesan dari kantor yang terlewatkan olehnya. Saat mendengar kata "surat cerai", Sienna tertegun sejenak. Pada layar ponselnya, tampak sebuah notifikasi pesan dari ayahnya, Harris Winata.

[ Sienna sayang, kamu pulang lebih awal ya semalam? Bibimu menyuruhku bertanya, apakah Jacob ada minum anggur itu semalam? ]

Sienna menundukkan kepalanya dan membalas pesan itu.

[ Bukan Ayah yang menyiapkan anggur itu? ]

Harris membalas.

[ Bibimu yang memberikan anggur itu padaku. Kalau kamu nggak sibuk hari ini, jenguk adikmu di rumah sakit, ya. Katanya, dia rindu padamu. ]

Sienna merasa kesal dalam hati. Dia sudah bisa menebak niat bibinya itu.

Melihat Sienna tidak membalas pesannya, Harris kembali mengirimkan pesan.

[ Kenapa? Kamu mabuk ya karena kadar alkoholnya terlalu tinggi? ]

Harris mengira bahwa Sienna merasa tidak enak badan karena mabuk semalam. Jadi, dia buru-buru menanyakan apakah Sienna butuh obat penghilang pengar dengan nada prihatin.

Sienna bukannya tidak bisa marah. Hanya saja, ibunya meninggal dunia saat dia masih kecil. Ayah Sienna terpaksa harus menjalankan perusahaan ini sendirian. Selama bertahun-tahun, ayahnya menjalankan peran yang merangkap sebagai ayah dan ibu bagi Sienna.

Selain itu, ayahnya baru menikah lagi saat tahun pertama Sienna berkuliah. Jadi, ayahnya tidak perlu merasa bersalah terhadap putrinya.

Lantaran tidak ingin ayahnya mengetahui kejadian ini, Sienna terpaksa menahan kesedihan ini sendirian.

[ Nggak usah, Ayah. Nanti aku akan jenguk Nanda. Terima kasih atas perhatian Ayah dan Bibi. ]

Di sisi lain, Jacob yang berdiri di depan jendela masih meneruskan pembicaraannya di telepon. Samar-samar, bisa terdengar bahwa pria itu sedang mendiskusikan masalah pekerjaan.

Cahaya dari luar jendela menyinari punggung pria itu. Dia mengenakan jubah putih dan sikapnya tampak begitu santai.

Karena sedang membelakangi cahaya, Sienna tidak bisa melihat ekspresi dari pria tampan itu. Namun, garis rahangnya yang tegas memberi kesan bahwa pria ini sangat dingin dan sulit didekati.

Setelah menyimpan kembali ponselnya, Sienna berbalik dan berjalan keluar dari kamar.

Lagi pula, Jacob sudah merencanakan perceraian mereka. Kalau saat ini Jacob baru tahu bahwa ternyata Sienna adalah istri yang tidak pernah dijumpainya selama 3 tahun ini, bukankah situasinya akan menjadi makin canggung?

Memang sebaiknya mereka berpisah dengan baik-baik seperti sekarang ini.

Setelah menutup teleponnya, Jacob menyadari bahwa saat ini sudah siang dan dia masih harus menangani wanita yang ditidurinya itu. Ketika menoleh dan melihat kamar yang sunyi di hadapannya, Jacob tidak kuasa mengerutkan dahinya.

Sprei yang berantakan, jas dan kemeja yang tergeletak di ujung tempat tidur.

Aroma anggur merah yang bercampur di udara.

Jacob memijat dahinya sejenak. Jika tidak melihat noda merah yang mencolok di sprei itu, Jacob bahkan mengira bahwa wanita yang dilihatnya tadi pagi itu adalah halusinasinya.

Pintu kamar diketuk, diikuti dengan suara sekretarisnya yang bernama Sony Anggara terdengar dari luar, "Tuan Jacob."

"Masuklah."

Ketika pintu kamar dibuka, terlihat Sony yang sedang membawa setelan jas baru. Melihat pemandangan di dalam kamar, Sony merasa heran. Namun, dia juga tidak berani banyak bertanya dan hanya meletakkan jasnya, kemudian keluar ke ruang tamu.

Setelah selesai mandi dan berpakaian rapi, Jacob keluar dari kamar.

Sony langsung mengikuti di belakangnya dan kedua orang itu pun berjalan keluar rumah. Pada saat itu, Jacob tiba-tiba menghentikan langkahnya dan bertanya, "Siapa orang yang keluar dari kamarku tadi pagi?"
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Yayu Pratiwi
cerita ni menarik bagus...
goodnovel comment avatar
Helen Butar Butar
cerita ni menarik, cuman ada orang menikah gak kenal wajah masing masing
goodnovel comment avatar
Yulita Indriany
cetitanya bagus
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1607 Niat Jahat Muncul

    Ed melempar pisau itu ke tong sampah, lalu menyerahkan 00 kepada Hans dan berujar, "Tanya Bu Mae sekarang Fredie ada di mana."Orang abnormal seperti Fredie pasti tidak akan melepaskan wanita yang sangat mirip dengan Luna. Niat jahat Ed muncul, dia merasa seperti Sienna yang menderita jika 00 dinodai Fredie. Mana mungkin Fredie sama sekali tidak menyentuh Luna setelah mengurungnya selama bertahun-tahun?Jika Luna dan putrinya sama-sama dinodai Fredie, ini hal yang menarik. Ed merasa antusias begitu memikirkan hal ini.Sebelumnya 00 memang dilatih secara profesional, tetapi dia hanya berlatih untuk meniru Sienna. Kemampuan bertarung 00 tidak begitu hebat. Dia tidak bisa melindungi dirinya dari orang munafik seperti Ed.Sekarang kedua tangan 00 ditahan sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Dia berteriak, "Lepaskan aku!"Ed menyahut, "Aku bisa lepaskan kamu. Tapi, kamu harus beri tahu aku di mana Jacob dan apa tujuannya."Apa Jacob benar-benar masuk ke markas penelitian? Namun, un

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1606 Lubuk Hati Terdalam

    Namun, sekarang mereka tidak bisa mengeluarkan Arlo. Begitu bahan eksperimen hilang, semua anggota markas penelitian akan menyadari ada orang yang menyusup. Nantinya semua orang di markas penelitian akan diperiksa.Jacob dan lainnya yang belum berhasil kabur akan terekspos. Mereka tidak akan bisa keluar lagi. Sekarang Jacob harus kembali ke ventilasi, lalu mengambil kembali botol-botol obat dan mengembalikannya ke tempat semula. Dengan begitu, Jacob baru bisa menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya."Bakti, kamu kembali ke tempatmu dulu," ucap Jacob.Bakti bertanya, "Bagaimana dengan Arlo?"Jacob memijat kening seraya menyahut, "Aku lihat dia masih bernapas. Seharusnya dia belum mati. Kalau kita mengeluarkannya, kita semua pasti mati."Tentu saja Bakti memahami hal ini. Kemudian, Bakti pergi. Jacob kembali ke ruang penelitian Sharon. Ruangan ini tidak terpengaruh, tetapi Sharon menghilang.Jacob tidak curiga. Dia langsung kembali ke kamarnya, lalu memanjat ke ventilasi dan mengambil

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1605 Penghinaan Besar

    Jacob tahu itu adalah suara pria berseragam yang muncul di aula utama. Seharusnya dia mengikuti rapat di Armania, tetapi banyak kamera pengawas dipasang di berbagai sudut markas penelitian. Cepat atau lambat pria berseragam pasti akan mengetahui kekacauan di sini.Hanya saja, Jacob tidak menyangka pria itu akan mengetahuinya begitu cepat. Jacob terus memutar otak, lalu membuka pintu kandang binatang buas. Semua binatang buas pun keluar.Bakti yang berdiri di samping bertanya, "Memangnya ada gunanya? Kekacauan yang kita buat langsung digagalkan oleh suara bel yang aneh. Aku rasa orang-orang di sini sudah dihipnosis. Apa pun kondisinya, mereka akan segera bangun begitu mendengar suara bel itu."Jacob menjawab, "Ada. Sekelompok binatang buas ini sudah dijinakkan. Kalau mereka dilepaskan, mereka hanya ingin kabur. Binatang buas ini cuma berani makan orang yang dimasukkan ke kandang."Jacob melanjutkan, "Waktu melihat orang di luar kandang, semua binatang buas ini akan ketakutan dan mengamu

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1604 Amarah Meledak

    Dulu Ed memang ingin mendapatkan lencana itu, tetapi sekarang dia sama sekali tidak menyentuhnya. Hans yang mengambil lencana itu dan memainkannya sejenak sebelum menyematkannya di pakaian Ed.Ed tiba-tiba merasa sesak. Amarahnya hampir meledak. Ed menarik napas dalam-dalam, lalu melihat lencana di dadanya. Dia menepis tangan Hans.Hans melirik Ed dengan gugup dan berjalan ke pintu. Setelah pintu ditutup, Ed merasa gusar. Dia menarik napas lagi, lalu mengambil rokok. Begitu Ed menyalakan rokok, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras.Ed membuang abu rokok dan pergi ke aula utama untuk memeriksa kondisinya. Suasana di aula kacau balau. Pemuda di ruang eksperimen nomor 8 dilepaskan. Sekarang terdengar suara tembakan.Selain itu, asap putih mengepul dan menyebar dengan cepat. Seketika, seluruh ruangan diselimuti asap.Para staf penelitian di aula panik. Mereka meringkuk di sudut karena takut diincar senjata mematikan itu.Senjata mematikan itu paling membenci staf penelitian. Setida

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1603 Ceria

    Pria berseragam mengamati Sharon dan bertanya, "Sepertinya Bu Sharon nggak menyukai Ed. Padahal itu orang yang direkomendasikan Mae."Sharon lanjut menyusun tabung reaksi, lalu menjawab dengan datar, "Aku cuma nggak merasa cocok."Ketujuh petinggi tidak mengatakan apa pun. Mereka tahu sifat Sharon agak aneh. Jacob yang berdiri di depan Sharon bisa melihat layar dengan jelas.Seharusnya ruang rapat para petinggi tidak terletak di area ini. Desain ruangannya jauh berbeda. Yang membuat Jacob bingung adalah latar belakang tempat para petinggi berada tampak sangat familier. Namun, Jacob tidak bisa mengingatnya.Jacob yakin tempat itu bukan bagian internal markas penelitian. Dia mengernyit, mungkin mereka memang tidak berada di area ini. Bahkan, mereka tidak berada di Kango.Tidak ada yang tahu identitas ketujuh petinggi ini. Kemungkinan besar mereka adalah petinggi dari negara lain, jadi mereka memakai topeng. Mungkin juga mereka tidak mengetahui identitas satu sama lain dan hanya merupakan

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1602 Menggantikan Posisi

    Di Afrikan. Sienna terus memperhatikan berita di dalam negeri. Setelah memastikan Cristin dihujat habis-habisan, Sienna baru merasa puas.Sienna tidak menelepon Wanda. Nantinya Wanda pasti akan meminta maaf kepada Sienna lagi. Lebih baik dia tidak mengganggu Wanda dan membiarkannya istirahat untuk beberapa waktu.Sienna mengusap matanya, lalu meletakkan laptop di atas meja. Wanita di samping mengingatkan, "Ibu hamil harus batasi penggunaan peralatan elektronik."Sienna pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika keluar, matanya tetap memerah. Belum ada kabar dari Jacob. Minggu ini Sienna kurang istirahat, dia sering terbangun saat tengah malam karena mimpi buruk.Sekarang Sienna merasa lelah sesudah mengurus masalah di dalam negeri. Setelah menunggu 1 hari lagi, Sienna sudah kehilangan kesabaran.Sienna menelepon Jero, mungkin saja Jero sudah mendapatkan petunjuk. Jero berucap, "Nggak ada, Sienna. Kamu nggak usah khawatir. Sistem di markas penelitian sangat rumit, kemungkinan merek

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status