Beranda / Romansa / Suamiku, Sayangilah Aku! / Bab 5 Aku Sudah Kerja Tiga Tahun

Share

Bab 5 Aku Sudah Kerja Tiga Tahun

Penulis: Joe
Bak bongkahan es, tatapan Jacob tampak begitu dingin.

Dia menatap Sienna dengan tajam, lalu berkata dengan ekspresi datar, "Ayo."

Sienna mengikuti dari belakangnya. Jacob membukakan pintu dengan kartu anggotanya, lalu berjalan masuk.

Lantai di ruang lobi tampak mengilap. Begitu masuk, mereka disambut oleh barisan orang-orang yang memberikan hormat kepada mereka.

Setelah berjalan beberapa langkah, Jacob berbalik dan menatap Sienna.

Sienna juga menghentikan langkahnya dan tersenyum sopan kepada Jacob.

"Berapa yang diberikan Jimmy kepadamu?"

Sienna tidak mengetahui hubungan Jacob dan Jimmy. Sebab, dia tidak terlalu mengenal Keluarga Yuwono dan tidak tertarik untuk mencari tahu lebih jauh.

Dalam 3 tahun terakhir, Sienna bahkan tidak pernah bertemu dengan ayah Jacob.

Bagi Sienna, Jacob mungkin mengenal Jimmy karena mereka berasal dari lingkaran sosial yang sama.

"Kata bosku, proyek ini mungkin bernilai miliaran."

Jacob berkata dengan kaget, "Pekerjaan seperti kalian ini punya bos?"

Nada bicara Jacob penuh keraguan. Hal seperti ini berada di luar pengetahuannya.

Tampaknya, apa yang dikatakan Jimmy sebelumnya memang benar. Klub Purnama memberikan layanan "ekstra" bagi sebagian tamunya. Jimmy sendiri memang tidak pernah mengalaminya sebelumnya. Namun, siapa sangka, Jacob malah terjebak pada malam pertamanya pulang dari luar negeri.

Berhubung semuanya sudah telanjur terjadi, tidak ada gunanya lagi meratapi hal ini.

Jacob melangkah menuju ruang privatnya. Melihat Sienna masih mengikutinya, Jacob menoleh sambil berkata, "Kata Jimmy, karena bayaran kalian sangat mahal, pelayanan kalian juga pasti akan memuaskan?"

Selama beberapa tahun belakangan, Sienna telah menangani banyak klien. Sebagian besar orang kaya cenderung lebih murah hati dalam memberikan imbalan. Namun, ada juga beberapa klien yang lebih sulit ditangani.

Mendengar pertanyaan Jacob, Sienna langsung menjawabnya dengan basa-basi, "Tuan Jacob, masalah biaya itu subjektif bagi setiap orang."

Jawaban Sienna terdengar sangat formal bagi Jacob.

Jacob menatapnya dengan sinis, lalu mencibir, "Oh ya? Tapi, aku nggak puas dengan pelayananmu."

Dia merasa reaksi Sienna terlalu kaku. Selama mereka berhubungan, Jacob yang selalu mengambil kendali. Kalau semua ini adalah bisnis, bukankah hal yang paling penting adalah pengalaman pelanggan?

Apalagi, biayanya mencapai miliaran. Selain tubuh dan wajahnya ini, bagian mana lagi yang pantas dihargai dengan nilai sebesar itu?

Mudah sekali mendapat uang dari pekerjaan seperti ini.

Dengan sikap profesionalisme yang menganggap pelanggan adalah raja, Sienna membalas dengan nada ramah, "Tuan Jacob, Anda bisa memberitahukan saya gaya apa yang Anda suka. Saya akan mencocokkannya dengan preferensi pelanggan."

Wajah dingin Sienna dihiasi dengan senyuman sopan. Di bawah sinar lampu yang memberikan sentuhan kelembutan, wajah Sienna tampak begitu menawan.

Jacob terperangah sejenak. Tanpa sadar, dia teringat dengan wajah Sienna yang tampak kesakitan tadi pagi. Dengan bibir ranumnya yang sedikit terbuka dan tatapannya yang kosong, Sienna hanya bisa memeluk Jacob dengan tak berdaya ....

Sepasang matanya tampak berkaca-kaca. Bentuk matanya yang sayu, membuat tatapan Sienna terlihat makin menawan.

Sienna mendongak dengan percaya diri dan berkata, "Klien yang pernah kutangani semuanya menjadi langganan tetapku. Semuanya sangat puas dengan pelayananku."

Rumah-rumah mewah dan vila yang didesain olehnya, bahkan dalam kondisi bekas sekalipun, semua terjual dengan harga yang berkali-kali lipat lebih mahal. Sampai saat ini, tidak ada seorang pun klien yang tidak puas dengan pelayanannya.

Langganan tetap?

"Kamu masih ada klien lainnya?"

Seketika, tebersit perasaan kecewa dalam hati Jacob. Dia berkata sambil mengerutkan alisnya, "Bukannya itu pertama kali bagimu?"

"Mana mungkin? Aku sudah bekerja 3 tahun dalam bidang ini," jawab Sienna dengan kaget. Dia tidak menyangka Jacob akan menanyakan pertanyaan seperti itu padanya. Sienna bertanya-tanya, apa yang telah dikatakan Bos Jimmy kepadanya?

Begitu mendengar ucapannya, ekspresi Jacob sontak menjadi muram.

Sulit untuk menggambarkan perasaannya saat ini. Jacob merasa tidak nyaman dan hatinya juga menjadi berat. "Sudahlah, jangan ikuti aku lagi. Transaksi kita sudah selesai, kamu jangan berharap yang lainnya lagi."

Langkah Sienna terhenti, dia tidak mengerti mengapa Jacob tiba-tiba menjadi marah. "Kalau begitu, aku cari Bos Jimmy saja?"

Bagi Jacob, kebingungannya ini terkesan seperti pura-pura bodoh. Jacob mengernyit dan bertanya dengan tanpa ragu-ragu, "Dia juga klienmu?"

"Bisa dibilang begitu," jawab Sienna sembari mengangguk. Bagaimanapun, calon klien juga termasuk klien.

Ekspresi Jacob menjadi makin murung. Dia langsung pergi meninggalkan Sienna tanpa ragu-ragu.

Sienna mematung di tempat sambil mengingat-ingat kembali, apakah dia mengucapkan perkataan yang menyinggung perasaan pria itu. Padahal mereka tidak banyak mengobrol dan Sienna tidak merasa dia telah membuat kesalahan. Mengapa pria itu tiba-tiba marah?

Mungkin saja dia masih belum tahu identitas Sienna?

Pada saat ini, kebetulan Herman meneleponnya, "Kamu sudah masuk, belum?"

Sienna menjawab, "Bos, sepertinya aku mengacaukannya."

Herman tertegun sejenak. Dia sangat percaya kepada bakat desain Sienna yang unik. Sejak mulai bekerja, Sienna belum pernah mengacaukan proyek apa pun.

"Kamu masuk saja dulu, ruang 1402."

"Baik."

Setelah menutup telepon, Sienna menanyakan letak ruangan itu kepada pelayan di sana.

Herman mendongak melihat Jimmy yang sedang duduk sambil melipat kaki. "Tuan Jimmy, sebentar lagi desainernya akan datang."

Penampilan Jimmy tampak sangat mencolok, sekujur tubuhnya memancarkan aura pemuda yang ceria. Dia tersenyum sambil berkata, "Nggak usah buru-buru. Kakak sepupuku juga sebentar lagi sampai. Nanti biar mereka bahas langsung saja, proyek ini pasti akan lancar."

Mendengar ucapan Jimmy yang begitu yakin, Herman langsung menghela napas lega. Selanjutnya, dia tersenyum dan berkata, "Sebenarnya aku ini teman SMA Jacob. Tapi, mungkin dia nggak ingat denganku lagi."

Dengan penampilan dan latar belakang keluarga seperti itu, sedari kecil, banyak sekali orang yang ingin mendekati Jacob.

Apalagi, meskipun mereka sekelas, sebenarnya Jacob hanya bersekolah tidak lebih dari setengah tahun.

Begitu ucapan itu dilontarkan, pintu ruangan privat terbuka dan Sienna berjalan masuk ke ruangan.

Hari ini, Sienna tidak mengenakan pakaian formal. Dia mengenakan setelan santai berwarna terang yang terlihat anggun dan elegan. Dipadukan dengan tas yang berwarna senada dengan pakaiannya dan rambut panjangnya yang tergerai, penampilan Sienna tampak segar dan bersih.

Dia tersenyum pada Jimmy dan menyapa, "Halo."

Tatapan Jimmy sontak berbinar. "Wah, nggak kusangka desainernya ini bukan cuma berbakat, tapi penampilannya juga begitu cantik."

Melihat Sienna yang masuk seorang diri, Jimmy tampak bingung. "Bukannya kakak sepupuku yang membawamu masuk, ya? Di mana dia?"

Sienna tersentak, ternyata Jacob adalah kakak sepupunya?
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1607 Niat Jahat Muncul

    Ed melempar pisau itu ke tong sampah, lalu menyerahkan 00 kepada Hans dan berujar, "Tanya Bu Mae sekarang Fredie ada di mana."Orang abnormal seperti Fredie pasti tidak akan melepaskan wanita yang sangat mirip dengan Luna. Niat jahat Ed muncul, dia merasa seperti Sienna yang menderita jika 00 dinodai Fredie. Mana mungkin Fredie sama sekali tidak menyentuh Luna setelah mengurungnya selama bertahun-tahun?Jika Luna dan putrinya sama-sama dinodai Fredie, ini hal yang menarik. Ed merasa antusias begitu memikirkan hal ini.Sebelumnya 00 memang dilatih secara profesional, tetapi dia hanya berlatih untuk meniru Sienna. Kemampuan bertarung 00 tidak begitu hebat. Dia tidak bisa melindungi dirinya dari orang munafik seperti Ed.Sekarang kedua tangan 00 ditahan sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Dia berteriak, "Lepaskan aku!"Ed menyahut, "Aku bisa lepaskan kamu. Tapi, kamu harus beri tahu aku di mana Jacob dan apa tujuannya."Apa Jacob benar-benar masuk ke markas penelitian? Namun, un

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1606 Lubuk Hati Terdalam

    Namun, sekarang mereka tidak bisa mengeluarkan Arlo. Begitu bahan eksperimen hilang, semua anggota markas penelitian akan menyadari ada orang yang menyusup. Nantinya semua orang di markas penelitian akan diperiksa.Jacob dan lainnya yang belum berhasil kabur akan terekspos. Mereka tidak akan bisa keluar lagi. Sekarang Jacob harus kembali ke ventilasi, lalu mengambil kembali botol-botol obat dan mengembalikannya ke tempat semula. Dengan begitu, Jacob baru bisa menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya."Bakti, kamu kembali ke tempatmu dulu," ucap Jacob.Bakti bertanya, "Bagaimana dengan Arlo?"Jacob memijat kening seraya menyahut, "Aku lihat dia masih bernapas. Seharusnya dia belum mati. Kalau kita mengeluarkannya, kita semua pasti mati."Tentu saja Bakti memahami hal ini. Kemudian, Bakti pergi. Jacob kembali ke ruang penelitian Sharon. Ruangan ini tidak terpengaruh, tetapi Sharon menghilang.Jacob tidak curiga. Dia langsung kembali ke kamarnya, lalu memanjat ke ventilasi dan mengambil

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1605 Penghinaan Besar

    Jacob tahu itu adalah suara pria berseragam yang muncul di aula utama. Seharusnya dia mengikuti rapat di Armania, tetapi banyak kamera pengawas dipasang di berbagai sudut markas penelitian. Cepat atau lambat pria berseragam pasti akan mengetahui kekacauan di sini.Hanya saja, Jacob tidak menyangka pria itu akan mengetahuinya begitu cepat. Jacob terus memutar otak, lalu membuka pintu kandang binatang buas. Semua binatang buas pun keluar.Bakti yang berdiri di samping bertanya, "Memangnya ada gunanya? Kekacauan yang kita buat langsung digagalkan oleh suara bel yang aneh. Aku rasa orang-orang di sini sudah dihipnosis. Apa pun kondisinya, mereka akan segera bangun begitu mendengar suara bel itu."Jacob menjawab, "Ada. Sekelompok binatang buas ini sudah dijinakkan. Kalau mereka dilepaskan, mereka hanya ingin kabur. Binatang buas ini cuma berani makan orang yang dimasukkan ke kandang."Jacob melanjutkan, "Waktu melihat orang di luar kandang, semua binatang buas ini akan ketakutan dan mengamu

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1604 Amarah Meledak

    Dulu Ed memang ingin mendapatkan lencana itu, tetapi sekarang dia sama sekali tidak menyentuhnya. Hans yang mengambil lencana itu dan memainkannya sejenak sebelum menyematkannya di pakaian Ed.Ed tiba-tiba merasa sesak. Amarahnya hampir meledak. Ed menarik napas dalam-dalam, lalu melihat lencana di dadanya. Dia menepis tangan Hans.Hans melirik Ed dengan gugup dan berjalan ke pintu. Setelah pintu ditutup, Ed merasa gusar. Dia menarik napas lagi, lalu mengambil rokok. Begitu Ed menyalakan rokok, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras.Ed membuang abu rokok dan pergi ke aula utama untuk memeriksa kondisinya. Suasana di aula kacau balau. Pemuda di ruang eksperimen nomor 8 dilepaskan. Sekarang terdengar suara tembakan.Selain itu, asap putih mengepul dan menyebar dengan cepat. Seketika, seluruh ruangan diselimuti asap.Para staf penelitian di aula panik. Mereka meringkuk di sudut karena takut diincar senjata mematikan itu.Senjata mematikan itu paling membenci staf penelitian. Setida

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1603 Ceria

    Pria berseragam mengamati Sharon dan bertanya, "Sepertinya Bu Sharon nggak menyukai Ed. Padahal itu orang yang direkomendasikan Mae."Sharon lanjut menyusun tabung reaksi, lalu menjawab dengan datar, "Aku cuma nggak merasa cocok."Ketujuh petinggi tidak mengatakan apa pun. Mereka tahu sifat Sharon agak aneh. Jacob yang berdiri di depan Sharon bisa melihat layar dengan jelas.Seharusnya ruang rapat para petinggi tidak terletak di area ini. Desain ruangannya jauh berbeda. Yang membuat Jacob bingung adalah latar belakang tempat para petinggi berada tampak sangat familier. Namun, Jacob tidak bisa mengingatnya.Jacob yakin tempat itu bukan bagian internal markas penelitian. Dia mengernyit, mungkin mereka memang tidak berada di area ini. Bahkan, mereka tidak berada di Kango.Tidak ada yang tahu identitas ketujuh petinggi ini. Kemungkinan besar mereka adalah petinggi dari negara lain, jadi mereka memakai topeng. Mungkin juga mereka tidak mengetahui identitas satu sama lain dan hanya merupakan

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1602 Menggantikan Posisi

    Di Afrikan. Sienna terus memperhatikan berita di dalam negeri. Setelah memastikan Cristin dihujat habis-habisan, Sienna baru merasa puas.Sienna tidak menelepon Wanda. Nantinya Wanda pasti akan meminta maaf kepada Sienna lagi. Lebih baik dia tidak mengganggu Wanda dan membiarkannya istirahat untuk beberapa waktu.Sienna mengusap matanya, lalu meletakkan laptop di atas meja. Wanita di samping mengingatkan, "Ibu hamil harus batasi penggunaan peralatan elektronik."Sienna pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika keluar, matanya tetap memerah. Belum ada kabar dari Jacob. Minggu ini Sienna kurang istirahat, dia sering terbangun saat tengah malam karena mimpi buruk.Sekarang Sienna merasa lelah sesudah mengurus masalah di dalam negeri. Setelah menunggu 1 hari lagi, Sienna sudah kehilangan kesabaran.Sienna menelepon Jero, mungkin saja Jero sudah mendapatkan petunjuk. Jero berucap, "Nggak ada, Sienna. Kamu nggak usah khawatir. Sistem di markas penelitian sangat rumit, kemungkinan merek

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status