Share

Bab 78 Seperti Kutukan

Penulis: Fachra. L
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-05 10:24:19

Saat jam makan siang tiba,

Aria baru saja berdiri dari kursinya ketika pintu ruangannya diketuk, lalu terbuka sedikit.

Alan muncul dengan senyum yang terlalu ramah seolah tidak pernah terdengar kabar apa pun beberapa jam yang lalu.

“Aria, ayo. Semua teman kita sudah menunggu di kafetaria. Kau ingat janji makan siang hari ini, kan?”

Aria mengangguk. “Tentu.”

Alan tampak jelas lega mendengar jawaban itu. Dia berjalan sedikit lebih dulu, sedikit tersenyum setiap kali menoleh untuk memastikan Aria mengikutinya.

Sesampainya di kafetaria, tiga teman mereka sudah duduk menunggu. Beberapa makanan sudah siap di atas meja. Mereka melambai antusias saat melihat Aria dan Alan mendekat.

“Karena tidak mau antri, jadi kami pesan lebih dulu dan memesankan kalian juga. Tapi jika kalian tidak suka, kalian bisa memesan sendiri,” kata salah satu dari mereka.

Melihat antrian panjang di sana, Aria memilih untuk duduk dan menerima apa saja yang ada di depannya.

“Baiklah. Karena kita semua juga sudah tahu ka
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Suamiku Selalu Ingin Bercerai    Bab 93 Berbohong?

    “Kau sudah baikan sama Davis?”Aria menoleh, mengerutkan alis. “Sejak kapan kami bertengkar?”Milan menyipitkan mata, menatapnya curiga. “Jangan pura-pura. Kau sempat kesal sama dia waktu itu, kan?”Ingatan Aria sedikit mundur, lalu senyum tipis menggantung di bibirnya saat dia ingat mengulang-ulang kembali rekaman videonya dan Aditya saat di kamar rumah sakit. Juga, bagaimana Aditya berjanji kalau dia akan mengingatkannya bahwa dia adalah suaminya.Meski saat dia melihat rekaman itu pertama kali dia merasa marah, tapi setelah hubungannya mulai membaik dengan Aditya, rekaman itu justru menjadi penghangat hatinya. Dia bahkan menyimpan di ponselnya yang saat ini ia pakai.Dan sekarang, hanya dengan mengingat video Aditya, perasaannya mulai membaik.“Memang kalau kesal harus dibawa sampai mati?” Milan berdecak, bola matanya bergulir dengan kesal.Mobil melambat pelan saat memasuki halaman toko. Tidak lama, beberapa pekerja renovasi mulai berdatangan—menyelesaikan pekerjaan mereka yang

  • Suamiku Selalu Ingin Bercerai    Bab 92 Sebagai Ganti Permintaan Maaf

    Keesokan harinya, Aria kembali ke rumah keluarganya. Sengaja dia datang pagi-pagi, sekalin untuk sarapan bersama dengan mereka. Seperti kata Milan, sudah lama mereka tidak duduk bersama di meja makan.Pagi itu, tukang kebun dan beberapa pelayan sudah sibuk dengan pekerjaan mereka. Sopir keluarga juga sudah bersiap mengeluarkan mobil dan membersihkan kendaraan masing-masing.Ketika Aria tiba, semua orang menyambutnya dengan ramah.Jika dilihat dari mobil-mobil yang masih berjejer, seharusnya semua orang masih lengkap di dalam.Aria masuk dengan langkah lebih cepat, langsung menuju ruang makan.Milan, kedua orangtuanya, sudah duduk di kursi masing-masing.Melihat Aria muncul, mereka menyapa dengan riang, “Aria? Kau datang di saat yang tepat. Kemari dan duduklah! Ayo sarapan dengan kami.”Aria tersenyum lebar, menarik salah satu kursi yang kosong di depan Milan. Melihat sekeliling, dia tidak menemukan Ava ataupun Isla.Kursi di sisi meja itu kosong.Aria terdiam sejenak, lalu menoleh pad

  • Suamiku Selalu Ingin Bercerai    Bab 91 Satu-satunya Saksi

    Karena mereka menolak, Aria juga tidak bisa memaksa.Aria pergi ke dapur, mengambil air sambil memikirkannya.Dari belakang, suara Milan terdengar rendah, “Apa … kau dan Ava bertengkar?”Kening Aria terlipat.Lihat? Bahkan Milan bisa melihat keganjalan mereka dengannya. Meski dia tidak tahu apa, tapi dia bisa merasakannya. Dan itu bukan hanya perasangkanya saja.“Tidak. Kenapa kau berpikir seperti itu?”Milan menghela napas, menyandar di meja. “Kalian sudah tinggal bersama selama tiga tahun. Tapi aku melihat Ava memandangmu seperti … seperti ada kecewa dan kemarahan.”Aria meletakkan gelasnya, menghembuskan napas. “Aku juga tidak mengerti. Sebenarnya aku juga merasakan itu, tapi … aku juga tidak tahu kenapa. Padahal baru beberapa jam yang lalu kita mengobrol.”“Kalau begitu kau harus membicarakannya dengan Ava.”“En. Aku akan melihatnya kalau dia sudah baik nanti.”“Jadi kau akan makan malam di sini?” Milan menatapnya antusias. “Ayolah … kau baru kembali, tapi kau bahkan tidak mampir

  • Suamiku Selalu Ingin Bercerai    Bab 90 Melibatkannya

    Sore itu, barang-barang yang dipesan Aria mulai berdatangan. Dari kebutuhan butik, sampai hiasan untuk mempercantik tokonya.Aria dengan semangat mengatur semuanya, sampai akhirnya suara Milan yang tiba-tiba muncul menyebar ke seluruh ruangan.“Luar biasa ….” Milan bahkan bertepuk tangan. “Nyonya Muda Wiguna, kau baru kembali dari luar negeri dalam beberapa hari, dan statusmu langsung berubah menjadi bos?”Milan menggeleng, berdecak dengan ekspresi kagum. “Kau benar-benar tahu cara memanfaatkan suami baik dan kaya raya.”“Kalau begitu, kau perlu belajar padaku bagaimana cara memanfaatkan uang suamimu dengan baik di masa depan.” Aria terkekeh bangga, lalu mendekat dan menarik Milan masuk. “Bagaimana menurutmu?”“Sempurna!” Milan melipat tangannya di dada, mengamati seluruh ruangan seperti juri kontes. “Sepertinya kau perlu membuka ini lebih cepat. Semakin cepat, semakin baik, karena aku tidak sabar mengoleksi baju diskon.”“Kau tahu, selain aku tahu cara memanfaatkan uang suamiku, aku

  • Suamiku Selalu Ingin Bercerai    Bab 89 Tidak Ingin Melihat Mereka

    Kantor Aditya masih lengang ketika pintu itu terbuka.Aditya yang baru saja menandatangani beberapa berkas mengangkat kepala. Alisnya berkerut tipis saat melihat tiga sosok berdiri di ambang pintu—Gustav, Isla, dan Ava.“Kalian?” katanya pelan sambil bangkit dari kursinya. Tatapannya berhenti sedikit lebih lama pada Ava. “Ada apa datang bersama-sama ke sini?”Gustav melangkah lebih dulu. Wajah pria paruh baya itu tenang, terlalu tenang untuk sebuah kunjungan mendadak.“Hanya ingin mengobrol. Kau punya waktu sebentar?”Aditya mengangguk. Ia berjalan ke arah sofa, duduk di kursi tunggal, lalu mempersilakan mereka dengan satu gerakan tangan.“Tentu. Ada apa?”Gustav menarik napas dalam. Suaranya rendah saat ia berkata, “Mengenai malam itu.”Alis Aditya semakin mengernyit. “Malam apa?”Untuk sesaat, Gustav, Isla, dan Ava saling memandang. Tidak satu pun dari mereka menyangka bahwa setelah semua ini, Aditya masih tampak … benar-benar tidak tahu.Seluruh ekspresinya menyatakan kebingungan y

  • Suamiku Selalu Ingin Bercerai    Bab 88 Lebih Baik Tanpa Aria

    “Terlalu banyak mata,” kata Aditya sambil bangkit, menarik tangan Aria juga bersamanya.Tanpa aba-aba, Aditya mengangkat tubuh istrinya, menggendongnya dengan sekali gerakan.Aria tertawa renyah, menikmati perlakukan dimanja seperti ini.Pintu kamar ditutup dengan kaki oleh Aditya sebelum bergerak ke ranjang, meletakkan Aria hati-hati di atas sana.Aria masih menahan tawa di bibirnya saat dia bertanya dengan menggoda, “Apa kau sudah tidak tahan?”“Ya, sangat tidak tahan. Bersiaplah, aku mungkin akan menghabisi tubuhmu mala mini.”Aditya tidak memberi jeda lagi saat dia melepas pakaian Aria satu persatu. Bahkan saking tidak sabarnya, gerakan yang menurut dia biasa saja hampir mengoyak celana dalam Aria.Satu persatu pakaian dari keduanya berjatuhan di lantai.Sprei yang tadinya tertata rapi kini mulai kusut, seperti tertarik di satu pusaran.Desahan yang tadinya pelan, semakin lama semakin meningkat ketika Aditya yang mulai menggila dengan semua kelakuannya.Malam kembali menjadi menye

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status