Short
Setelah Semua Penderitaan Berlalu

Setelah Semua Penderitaan Berlalu

By:  Celine JuliyanCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10Chapters
106views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Suamiku selalu dipuji oleh teman-teman sebagai suami idaman. Semua orang bilang dia begitu mencintaiku dan menjagaku sepenuh hati. Hingga akhirnya aku pergi melakukan pemeriksaan kehamilan. Kakak sepupuku meneleponnya untuk berpamitan sebelum bunuh diri. Tanpa ragu sedikitpun, dia meninggalkan aku yang sedang hamil enam bulan dan pergi menemuinya dengan panik. Ibuku malah memintaku untuk berlapang dada dan ‘meminjamkan’ suamiku pada kakak sepupuku yang sedang depresi. Abangku juga memarahiku, “Kamu bisa tetap tinggal di rumah ini juga karena Susan membelamu! Jadi, apapun yang dia mau, kasih saja padanya!” Aku merasa ini sungguh keterlaluan. Padahal aku adalah keluarga kalian yang sebenarnya, dia hanyalah pencuri yang merebut posisiku. Namun, saat akhirnya aku memutuskan untuk meninggalkan kalian semua, kenapa justru kalian yang menyesalinya?

View More

Chapter 1

Bab 1

Di rumah sakit kota, aku berteriak histeris padanya,

“Rizky! Kalau kamu pergi hari ini, hubungan kita selesai!”

Langkahnya sempat terhenti, lalu Rizky pun buru-buru berbalik untuk memeluk dan mencium keningku.

Aku menggenggam tangannya secara reflek dan tak ingin dia pergi.

Dia melepaskan tanganku perlahan dan membisikkan satu kalimat di telingaku,

“Sayang, jangan pikir yang aneh-aneh. Aku hanya pergi melihatnya sebentar dan langsung balik nanti.”

Kemudian, dia pun berbalik dan berlari pergi.

Meninggalkanku berdiri sendirian dengan air mata yang terus mengalir.

Menjijikkan, benar-benar menjijikkan.

Mulutnya masih memanggilku ‘sayang’, tapi tanpa ragu pergi menemui wanita lain.

Rizky, kita selesai sampai sini.

Aku tak akan memaafkanmu lagi.

Ibuku yang datang mencari Rizky menggenggam tanganku dan dengan nada memohon, berkata padaku,

“Tania, bisakah kamu berlapang dada sedikit? Kakakmu depresi dan keadaannya cukup parah. Biarkanlah Rizky pergi menemaninya sebentar, ya? Ibu mohon padamu!”

Rasanya seperti ada pisau yang menusuk dadaku.

Ibuku sendiri memintaku untuk berlapang dada dan membiarkan suamiku menemani wanita lain.

Belum sempat aku merespon, seseorang bergegas masuk lagi.

Dia adalah abangku, Tonio.

Begitu masuk, kalimat pertamanya langsung menegurku,

“Tania, bisa nggak kamu berlapang dada sedikit? Rizky hanya pergi menemani Susan, apa yang kamu ributkan, sih?”

“Kamu bisa tetap tinggal di rumah ini juga karena Susan membelamu! Jadi, apapun yang dia mau, kasih saja padanya!”

Aku terhuyung selangkah dan menatap ibuku, tapi dia malah menghindari pandanganku.

Setelah memarahiku, mereka pun buru-buru pergi.

Notifikasi Whatsapp berbunyi. Aku membuka ponsel dan melihat pesan dari Susan.

[Tania, bagaimana rasanya ditinggalkan lagi?]

[Kamu nggak seharusnya kembali lagi ke rumah ini. Kandang babi di Desa Botania adalah rumahmu sebenarnya.]

[Sudah kubilang, rumah ini hanya boleh ada aku. Semua yang ada di rumah ini adalah milikku, termasuk Rizky. Selama aku mau, mereka semua akan memilih aku, bukan kamu.]

[Kalau aku jadi kamu, hidup dengan begitu gagal, lebih baik mati saja! Untuk apalagi hidup?]

Melihat pesan jahat yang dia kirim, aku sudah merasa mati rasa.

Sejak kecil hingga dewasa, setiap kali berhadapan dengan Susan, aku tidak pernah menang.

Setelah aku pulang ke rumah, Susan tidak hanya sekali mengirim pesan provokatif seperti ini.

Aku pernah juga menunjukkan pesan jahat yang dia kirim kepada ayah dan ibu, ingin mereka melihat siapa Susan yang sebenarnya.

Namun, mereka malah menatapku dengan jijik.

“Tania, jangan pakai cara licik seperti itu untuk memfitnah Susan. Kamu benar-benar menjijikkan.”

‘Menjijikkan’, itulah kata-kata yang digunakan orang tuaku untuk menggambarkan anaknya sendiri.

Kemudian aku baru tahu, kalau Susan sudah menyiapkan semuanya lebih dulu.

Susan bilang ke ayah dan ibu bahwa aku suka mengedit foto dan menyebar gosip tentang teman-temanku, lalu meminta mereka untuk menasihatiku.

Ternyata, memang ada yang namanya kepercayaan tanpa syarat, tapi bukan untukku.

Jika diingat kembali, sejak kapan mimpi buruk yang sebenarnya dimulai?

Saat kecil, kami sekeluarga pergi berlibur dan bus pariwisata mengalami kecelakaan.

Ibuku secara reflek melindungi Tonio, sementara ayah memeluk Susan.

Mereka memeluk harta kesayangan masing-masing dan tak menyadari diriku di belakang sedang diseret oleh seorang penculik yang menutup mulutku rapat-rapat.

Air mataku terus mengalir. Aku berusaha meronta sekuat tenaga, tapi kekuatanku tak bisa menandingi orang dewasa.

Aku hanya bisa berteriak dalam hati, ‘Ayah, Ibu, kumohon! Tolong menoleh ke belakang!’

‘Putri kalian diculik! Kumohon lihat aku!’

Hingga pingsan karena obat bius, aku tetap belum melihat mereka menoleh sekali pun.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Zakiah Hijab
porsi cerita buat Susan yg kena karma kurang banyak, harusnya sebanyak itu kesedihan Tania, sebanyak itu pula ganjaran yg harus diterima Susan, dan sebanyak itu pula penyesalan pada keluarganya.
2025-10-18 10:47:49
0
10 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status