Home / Romansa / Suamiku Selingkuh / Bertahan demi anak-anak

Share

Bertahan demi anak-anak

Author: Purwa ningsih
last update Huling Na-update: 2022-07-19 23:38:00

Shelomitha dibantu Dewi memasuki kamar baru, tepat di samping kamar mereka dulu. Shelomitha duduk di sisi ranjang berusaha merebahkan tubuhnya. Putri membantu menumpuk bantal biar agak tinggi, ia lalu membaringkan tubuh Shelomitha degan pelan. Shelomitha memandangi langit-langit yang bercat putih di atas, sesaat ia berusaha memejamkan mata, namun rasanya mata ia enggan terpejam.

"Istirahatlah, Tha. Kau butuh menenangakan diri." Dewi seraya menarik selimut menutupi tubuh Shelomitha.

Shelomitha mengangguk pelan. "Iya kau benar. Terima kasih buat semuanya, Dew."

Dewi tersenyum lembut. "Apa sih yang enggak buat kamu." Dewi membetulkan selimut karena masih terlihat kaki Dewi.

Shelomitha menoleh ke arah jendela terlihat pepohonan meliuk-liuk. Alunan suara itu masih terdengar indah tatkala angin meniupnya dengan kencang dari balik jendela. Ada buih gelombang rindu menyeruak dalam kabut tipis, air mata tak terasa menggenang lagi di pelupuk mata Shelomitha.

"Dew ...."

Dewi menarik napas berat, mendekat lalu memeluk tubuh sahabatnya dengan erat. "Sabar, Tha. Aku yakin kau bisa lewatin semua ini."

Shelomitha semakin mengencangkan pelukannya, Dewi tahu jika sahabatnya itu sedang menangis. "Menangis lah jika itu bisa membuatmu lega." Dewi mengelus rambut Shelomitha dengan lembut.

"Apa salahku, sehingga dihianati seperti ini?"

"Tidak, kau tak salah, Tha. Mereka saja yang tak tahu diri. Aku mendukung apapun keputusanmu."

Shelomitha merenggangkan pelukan, lalu mengusap air mata dan tersenyum. "Iya."

Dewi pamit pulang karena sudah malam, Dewi menggantuk karena efek dari obat yang ia minum.

-

Hingga sore hari Bramantyo belom bisa pulang, karena pekerjaan yang tak bisa ditinggal membuatnya rindu pada istrinya Shelomitha. Mungkin Bramantyo lupa mungkin saja Shelomitha tidak akan bisa memaafkannya. Bramantyo berdiri mengambil ponsel, lalu memencet nomor istrinya. Beberapa kali ditelepon juga tidak diangkat, Bramantyo mendengus kesal lupa jika ponsel istrinya kemarin sudah ia hancurkan.

Bramantyo segera membereskan pekerjaan, lalu beranjak pulang. Mobil telah terparkir di tepat di depan sebelah kiri rumahnya. Bramantyo berjalan masuk terlihat rumah sudah sepi jam menunjukkan pukul sembilan malam. Bramantyo berjalan. Mendekati dapur meminun air mineral, lalu berjalan menuju kamar Raka juga Rania putrinya sudah tertidur. Kembali ia berjalan menaiki tangga memasuki kamar namun terlihat sangat sepi, kemana istrinya berada?

Bramantyo berjalan mendekati kamar mandi namun tak juga ia temukan, keberadaan Shelomitha. Ia kembali mencari ke dapur, melihat Mbok yang masih membersihkan piring sisa makanan.

"Mbok, Non Mitha kemana?" tanyanya begitu khawatir.

"Emm. Non Mitha, tidur di samping kamarnya Aden Bram," jawab Simbok membuat Bramantyo seketika tersentak dadanya terasa sesak.

Deg

"Apa ...?" badan Bramantyo seketika lemas, apa artinya Shelomitha menjauhinya.

Mbok Darmi menggeleng beberapa kali. "Mbok enggak tahu, Den. Itu, Non Mitha yang minta!"

"Oh, baiklah."

Bramantyo berjalan menaiki tangga, hatinya begitu sakit, ia sudah berada di depan kamar yang tertutup rapat, gemetar tangannya namun ia berusaha membuka pintu dengan hati-hati, perlahan ia masuk. Ia melihat istrinya sedang tertidur pulas, kesederhanaan istrinya begitu terlihat. Sangat cantik dan begitu sederhana, ia memandangi wajah sang istri yang sudah tertidur lelap. Bramantyo tak tega melihat kondisi istrinya yang tertidur lemah, bahkan ia tak berani menyentuh istrinya.

Bramantyo bangkit memberanikan diri untuk mencium kening istrinya lalu berjalan kembali ke kamarnya, ia tahu kesalahannya tak bisa di maafkan. Bahkan Bramantyo masih menginggat hari-harinya bersama istrinya selalu ada cinta bahkan ia tak pernah sekalipun menolak ajakannya untuk bercinta. Semua itu membuat Bramantyo begitu menyesal, ia duduk disisi ranjang dengan memeggang kepala yang terasa begitu berat.

"Tha, tolong ambilkan handuk? Aku lupa enggak bawa."

"Di mana handuknya, Mas?" tanyanya waktu itu.

"Tadi, aku taruh atas nakas, sayang."

"Oh, iya ini, Mas."

Bramantyo langsung menarik tangan Shelomitha, lalu menggendonya ke atas ranjang.

Aghhh....

Bramantyo memukul dadanya sendiri, kamar yang ia tempati saat ini begitu banyak kenangan yang tak bisa ia lupakan, Bramantyo membuang semua barang yang ada di atas meja berhamburan jatuh di lantai.

-

Pagi hari, tepat jam setengah tujuh pagi, Shelomitha dan Raka sudah berada di meja makan. Shelomitha hanya ingin berjuang untuk anak-anaknya. Ia harus bersemangat di depan anaknya.

"Pagi, Bunda ku yang cantik? Bunda sudah sembuh?" tanya Rania senang.

"Pagi, Rania. Iya Bunda sudah sembuh, Nak."

"Alhamdulillah, Bunda. Asyik." Rania berdiri dan mencium pipi sang Bunda.

Bramantyo yang melihat dari atas, dadanya terasa sesak. Istrinya adalah wanita yang begitu baik, Bramantyo harus berjuang lagi mendapatkan cinta Shelomitha kembali.

"Mbok, tolong panggilkan, Den Bram untuk sarapan." Pinta Shelomitha.

Simbok bingung bahkan bertahun-tahun baru kali ini, Nonanya meminta memanggil kan Bramantyo. "Injih, Non."

Biasanya rutinitas setiap hari pasti Shelomitha yang selalu memanggilnya. Bramantyo kembali ke kamar, ia harus memilih baju sendiri, dasi sendiri. Setelah Mbok Darmi memanggilnya ia turun untuk sarapan. Sesaat Shelomitha memperhatikan tangan Bramantyo yang terluka dan di perban. Ia hampir menegurnya tapi diurungkannya. Ia ingat jika luka tangan itu masih sakit luka hatinya, sepanjang sarapan pagi Shelomitha hanya diam sesekali hanya mengajak bicara Raka juga Rania. Selesai makan ia langsung mengambil piring sisa makanan menuju ke wastafel.

Selesai mengambil sling bag dan mengajak Raka dan Rania untuk berangkat sekolah.

"Tha, Mas ingin bicara?" Bramantyo bertanya ragu.

Shelomitha menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah suara. "Silahkan." Shelomitha mengambil sling bag dan menuntun Raka juga Rania ke depan.

"Mbok, tolong bawa anak-anak di depan ya."

"Njih, Non."

"Maaf, aku tahu aku salah. Aku mohon maafkan aku, Tha."

Shelomitha terdiam

"Tha, tolonglah, Mas. Janji tidak akan mengulanginya."

"Maaf untuk kesetiaan di balas dengan penghianatan?" tanyanya tegas.

"Iya, aku salah maaf, please."

"Apa dengan penghianatan, pernikahan kita bisa terselamatkan?"

"Iya aku salah, aku mohon, Tha."

"Apa tidak ada perempuan lain, selain adikku, hah?"

Bramantyo terdiam. Tubuhnya mendadak dingin, mulutnya serasa terkunci mendengar pertanyaan dari Shelomitha.

"Maaf."

"Apa dengan kata maaf, masalah bisa selesai?"

Bramantyo terdiam.

"Berapa lama kalian berhubungan?" tanya Shelomitha dengan nada bergetar.

Bramantyo terdiam lagi.

Shelomitha melangkah pergi. Tak ada gunanya bicara dengan lelaki itu.

"Sejak ... sejak Empat tahun terakhir."

Shelomitha menelan saliva yang terasa begitu pahit. "A---apa? Apa kau gila, hah."

"Ampun, Tha. Maafkan aku."

Tanpa kata-kata lagi Shelomitha berlalu meninggalkan Bramantyo dengan berderai air mata, ia harus kuat, kuat bertahan untuk anaknya.

"Tha ... kumohon."

Tanpa menghiraukan ucapan Bramantyo, Shelomitha menstarter motor matic kesukaannya, ia dan Raka juga Rania memakai helmet. Dan motor meninggalkan rumah yang dulu bagikan surga sekarang berubah seperti di neraka. Angin pagi ini membuai Shelomitha merasakan syahdu.

-

"Sayang apa kabar?"

Mitha berbalik ke arah suara.

"Mama." Shelomitha memeluk mertuanya, wanita paruh baya yang terlihat begitu cantik di usianya yang tidak lagi muda.

"Sayang, kata, Arya kamu sakit?"

"Biasa, Ma. Mitha hanya kecapekan," bohongnya.

"Lain kali, mbok ya jangan capek-capek, jaga kondisi badanmu, Mitha."

"Injih, Ma. Gimana kabarnya, pernikahan saudara Mama?"

"Alhamdulillah, sudah membaik, makanya, Mama pulang."

"Makasih ya, Ma. Mama begitu perhatian sama Mitha."

"Iya, sayang sama-sama."

Sang Mama membawakan oleh-oleh untuk Raka, Rania juga juga Shelomitha. Saat berbincang dengan Shelomitha, Raka dan Rania datang mereka sudah pulang dari mengaji.

"Assalamu'alaikum, Eyang .... "

Bu Wulan tersenyum dan berbalik ke arah suara."W*'alaikumsalam, Sayang ... gimana kabarnya sehat. Eyang sampai rindu."

"Alhamdulillah sehat, Raka dan Rania juga rindu, Eyang."

"Sini peluk."

Rania mendekat dan memeluk wanita paruh baya itu.

Shelomitha melihat itu menjadi terharu, bagai mana jika mereka terpisahkan. Shelomitha hanya tak mau melihat kebahagian anaknya menjadi korban kesalahan orang tuanya. Saat mereka asyik bercerengkama ada pangilan dari Simbok.

"Non, ini ada paket."

Shelomitha menatap terkejut, "paket ...?"

"Iya, Non."

"Oh, iya."

"Buka saja sayang, siapa tahu penting kan?"

"Malas ah, Ma."

Mbok Darmi mendekat dan Shelomitha menerima paketan yang baru saja ia lihat. Shelomitha menaruhnya di atas meja, malas untuk sekedar membuka isi paket.

"Biar, Mama yang buka, boleh?"

Shelomitha mengangguk mengiyakan.

Sang Mama membuka isi paket dan ternyata sebuah ponsel dari Bramantyo.

"Ponsel, Tha."

"Oh." Shelomitha menjawab datar.

Ia tak membutuhkan barang itu, Shelomitha menarik napas dalam. Ia tinggal bersama suami tapi terasa begitu asing, manusia memiliki tabiat kadang taat kadang maksiat. Semua tergantung dari keimanan dan jiwa masing-masing, ada yang tertipu dan terlena oleh pesona dunia. Tapi, tidak dengan Bramantyo ia berbeda ia mengambil jalan yang terlena oleh dunia.

Next....

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (4)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
hei anjing, tujuan bikin karakter g punya otak kayak si mita itu apa ya. biar ceritanya panjang dan berbelit2 g jelas. sedikit sesuai realita lah alurnya njing
goodnovel comment avatar
Tth Im
masa ditanya gimna acara pernikahannya, jawabannya alhamdulilaah sdh mendingan... kyhabis nengok yg sakit. perlu banyak belajar lgi thour
goodnovel comment avatar
Supriatno
kenapa bahasa nya banyak yg tidak di mengerti? karena typo kah atau campuran bahasa daerah? mohon di cek dulu thor sebelum di upload
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Suamiku Selingkuh   Ending bahagia bersamamu

    a few full moons laterKeluarga besar Arya dan Bramantyo, begitu antusias ingin berkunjung di Gunung Tangkupan Perahu tempat wisata terkenal di Jawa Barat, tempat wisata Legenda Sangkuriang. Arya lagi ada tugas di Bandung sekalian semua ikut liburan karena sekalian, weekend bersama keluarga tercinta. "Fino sakit, aku gak jadi ikut ya, Arya.''"Iya, baiklah next time kita ngumpul lagi. Semoga cepat sembuh, Fino. Mas.''''Aamiin.""Titip Sultan dan Mama saja ya.''"Hu um, beres, Mas."Semua sudah siap berangkat ada Sultan, Raka, Rania, Yusuf dan Senja anak bungsu Shelomitha dan Arya. Satu keluarga besar berkumpul mempersiapkan liburannya.Mobil disewa dan meluncur menuju lokasi tempat wisata, udara yang sejuk dan asri tentunya, serta banyak pohon tinggi menjulang. Membuat mereka takjub dengan pemandangannya, mereka langsung bergegas berjalan menuju area dimana rasa penasaran mereka akan cerita legenda Sangkuriang. Seorang anak yang mencintai Ibu kandungnya.Perjalanan hampir enam jam.

  • Suamiku Selingkuh   Bramantyo berusaha iklas

    Shelomitha duduk menyusui baby Yusuf di kamarnya sambil menunggu video call-nya pada suaminya Arya di terima. Karena ada sesuatu yang harus Shelomitha bicarakan. "Assalamu'alaikum, sayang," ucapan salam terdengar bersamaan dengan munculnya wajah tampan Arya yang tersenyum seperti biasa."Wa'alaikumsalam. Mas, sudah sampai kantor?""Ya, sudah sejak tadi. Kenapa sayang?""Ada file ketinggalan ini di rumah, penting ngak ini, Mas?'Hening. Shelomitha hanya menatap wajah suaminya yang ada di layar ponselnya. Orang yang selalu bisa membuatnya tenang. Sementara Arya masih sedikit sibuk menatap layar laptopnya. "Tidak, sayang, itu buat meeting besok." "Oh, begitu."Shelomitha senang menatap wajah suaminya itu, entah baru saja berpisah ia sudah sangat rindu. "Ada lagi sayang yang mau dibicarakan.""Tidak, hanya rindu.''Arya tersenyum di balik layar ponsel milik Shelomitha. "Sama dong."Shelomitha masih diam. Ia sibuk menyusui Yusuf sesaat ia menangis. "Ok. Yusuf nangis. Sudah dulu ya, M

  • Suamiku Selingkuh   Melepaskan Belenggu

    Shelomitha menangis ia terharu ternyata cinta bisa membuatnya kuat, kuat untuk menjalani proses yang ia takuti berjalan lancar. Besoknya masih setia Arya menunggu istrinya. "Dokter kapan boleh pulang?" tanya Arya pada sang dokter."Hari ini boleh pulang, Ibu Mitha juga sudah sehat, bayinya juga sehat jangan lupa asinya ya Ibu diberikan." "Iya, dokter." Shelomitha dituntun Arya menuju mobil, sedangkan anak kecilnya digendong Mama Wulan. Mobil melaju menuju rumah Mereka, selang tiga puluh menit mobil sudah terparkir di halaman rumah. Arya menuntun sang istri di kamar baru untuk si kecil dan Shelomitha."Mas, ini bagus banget kamarnya, Makasih ya?" tanya Mitha pada suaminya."Sama-sama sayang, aku gak tega kalau di kamar atas, takut nanti kamu jatuh." Arya mendisain kamar begitu bagus, tempat tidur besar dan box untuk sikecil. Dan ranjang besar untuknya dan istrinya, dengan motif biru. Arya berjalan masuk kamar melihat Shelomitha sedang belajar menyusui sikecil, Arya mengecup kenin

  • Suamiku Selingkuh   Arya Junior lahir

    "Apa yang terjadi, Mas?""Aku tahu siapa yang memukuliku saat itu.""Hah, siapa?""Apa, Dokter Amar teman kita juga."Shelomitha mengangguk. "Hu um.""Wajahnya aku kenal banget, di dalam mimpi wajah Amar yang kulihat sayang." Jelas Arya menginggat mimpinya."Apa, jadi yang membuat, Mas Arya kecelakaan karena ulah Ammar?" tanya Shelomitha pada suaminya."Sebenarnya aku digebukin, terus aku lari naik motor aku tak sadar ada sebuah truk menghantam motorku.""Astaghfirullah. Ya Allah bener-bener jahat banget dia," lirih Shelomitha mendengus kesal."Ya sudah sayang, itu kan sudah lama, yang penting sekarang kamu sudah bener-bener menjadi istriku, kan." Shelomitha gak habis pikir Amar teryata begitu licik, ingin menyakiti Arya dulu, sudahlah biar Allah yang membalaskan kejahatannya. Kejadiannya juga sudah begitu lama, namun dengan mendengar cerita suaminya perut Shelomitha mendadak sakit.-Namun Shelomitha tahan hingga pagi pun tiba, selesai salat subuh ia berdoa. Ya Alloh yaa Robbana di

  • Suamiku Selingkuh   Masa Lalu

    Mereka bangun dan menjalankan kewajibanya dimusholla rumahnya. Arya mengajari anak-anaknya mengaji juga Sultan yang masih menginap duirumah sang paman, ia ingin belajar mengaji bersama adik-adiknya. Dan juga memberikan penjelasan, "Apapun masalahnya jangan pernah tinggalkan salat, kunci dari kita hidup didunia ini adalah satu yaitu shalat. Maka, apapun masalah yang kita hadapi, hamparkanlah sajadah dan sholatlah, bertumpulah pada kekuatan Allah.""Sudah mengerti apa yang ayah sampaikan, mugkin ada yang perlu ditanyakan?" tanya Arya pada anak-anaknya juga Sultan."Kalau kita sakit, apa tetap harus salat ayah?" tanya Raka pada Ayahnya."Iya, Nak, bisa dengan tayamum, bisa juga duduk ataupun tertidur," jawab Arya lembut.Sementara Shelomitha menyiapkan makanan, kandungan Shelomitha sudah mulai membesar, ia harus banyak makan sayur-sayuran biar proses melahirkan nanti ia bisa kuat. Sarapan pagi sudah tersedia, ada bakwan jagung kesukaan Rania ayam geprek.Mereka menikmati makanan dengan

  • Suamiku Selingkuh   Malam Itu

    Malam semakin larut hanya terdengar suara ombak dan angin kencang. Shelomitha sudah tidur dalam mimpinya sementara Arya gelisah memikirkan mimpinya yang baru saja ia alami. Gadis yang bernama Dara itu semakin mendekat seperti tidak asing wajahnya diingatan Arya. Arya berjalan menuju balkon dan duduk di kursi, ia menatap angin juga suara ombak yang menentramkan jiwanya. Ia terus menginggat siapa Dara sebenarnya, sementara ingatannya belum begitu jelas menangkap siapa wanita dalam mimpinya itu Ia menatap langit yang semakin gelap, dengan bintang yang tak berani menujukkan sinarnya, ia takut jika perasaannya melukai hati Shelomitha istrinya. Jika Mitha tahu siapa Dara yang berada dalam mimpinya. Ia takut ditinggalkan. Shelomitha terbangun melihat sang suami tidak ada ditempatnya, ia lalu menghampiri suaminya yang duduk sendiri dikursi depan kamarnya, apa yang terjadi dengannya ya? Tidak seperti biasanya. Shelomitha lalu mendekati suaminya."Mas kenapa, mimpi buruk kah?" tanya Shelomitha

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status