Beranda / Romansa / Suamiku Selingkuh / Sebuah keputusan

Share

Sebuah keputusan

Penulis: Purwa ningsih
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-24 20:56:32

Keluarga kecil yang rukun dan harmonis, bisa hancur karena, perdebatan perdebatan kecil yang tidaklah penting. Tapi ini lain Bramantyo telah menghamili perempuan itu, sebenarnya Bramantyo adalah pria yang romantis dan penyayang, bersamanya Shelomitha lupa bagaimana caranya menangis.

Delapan tahun menikah, baru kali ini Bramantyo menyakiti hati Shelomitha, kenapa? Ini soal yang ada diperut wanita itu bayi yang tak berdosa bagaimanapun bayi yang dikandung harus mendapatkan perhtian dari Ayah biologisnya. Dengan cepat Shelomitha menghapus air matanya yang sedari tadi hujan di wajahnya. Mobil terparkir di depan rumah mama Wulan, mereka masuk dan wanita paruh baya itu menyambutnya dengan sangat senang. Mamanya bahagia andai mereka tak berpisah.

Tapi kenyataannya lain sebentar lagi mereka akan berpisah. Itu yang membuat hati wanita paruh baya itu bersedih.

"Pagi, Mama."

Shelomitha membawakan oleh-oleh buah dan juga kue kering.

"Pagi sayang, gimana hari ini sehat," jawab Mama Wulan, setelah selesai mencium kedua pipi menantunya.

"Alhamdulillah sehat, Ma, Mitha baik."

"Alhamdulillah kalau begitu."

"Arya mana, Ma, kok sepi?"

Shelomitha mencari ke sana kemari namun ia tak kunjung menemukan adik iparnya itu.

"Arya lagi ngikutin lomba kejuaraan sayang, di luar kota apa di luar negri gitu katanya," jawab Mama mertuanya yang tidak tahu jadwal anaknya.

"Memang, Arya enggak mau, kerja di kantor Mama?"

"Mau sih sayang, tapi enggak terjun langsung di lokasi, Dia bantuin Mama ngerjain file di rumah saja."

"Oh ... gitu, Ma."

"Iya sayang, Mama sih enggak ngelarang apa yang jadi hobbinya adik kamu, asal Arya mau bantuin, Mama kerja. Katanya ribet kalau harus ke kantor, semalam Mama tungguin sampai larut malam ngerjain laporan, Mama."

Shelomitha tersenyum. "Aku pikir cuma jadi pesilat saja, Ma?"

Mama Wulan menggeleng pelan. "Ya enggak, sudah waktunya juga menikah."

"Kan masih muda, Ma jangan disuruh nikah dulu, biarkan tumbuh dewasa dari pada menikah muda nanti salah-salah jadi duda."

"Kamu itu, Tha pikirannya kejauhan, yang namanya orang ya sifatnya berbeda-beda, meskipun satu rahim, belum tentu sama sifatnya, 'kan."

"Hmmm iya juga sih, Ma."

Bramantyo yang mendengarkan percakapan Shelomitha dan Mamanya wajahnya seketika memanas. Tamparan itu kembali menyeruap di hatinya, ia tak bisa berkata apa-apa lagi hanya diam. Kesalahanya mungkin sudah di luar batas.

Raka dan Rania bermain di halaman belakang. Ditemani Mama Wulan juga Shelomitha, Bramantyo hanya mampu memandangi wajah istrinya dari jauh, wajah cantik yang penuh luka. Luka karena dirinya. Kenapa Bramantyo baru sadar bahwa perselingkuhanya akan membawa kehancuran keluarga kecilnya.

Arya memarkirkan motor kesayanganya, ia melihat mobil Bramantyo. Sesaat ia berjalan menuju ke dalam rumah melihat Bramantyo duduk di sofa ruang tamu. Arya lalu menghampirinya.

"Sudah lama, Mas?"

"Lumayan sudah dari pagi, kata Mama mau bertanding lagi, di luar kota apa di mana?"

"Iya, Mas Bram, ini lagi ambil formulirnya, rencana mau keluar kota nanti sore ini aku berangkat."

"Iya semangat ya, mudah-mudahan menang."

"Aamiin makasih do'anya, Mas, hanya do'a Mas yang bisa menyemangatiku."

"Iya sama-sama."

Arya tersenyum melihat kakak ipar yang sekarang menjadi lebih baik dengan berhijab.

"Om Arya sudah pulang?" Rania berlari memeluk pamannya.

"Iya sudah, Rania."

Arya membalas pelukan hangat keponakannya.

"Om, enggak bawa es krim?"

Arya menggeleng pelan.

"Beli yuk, Om Arya."

"Rania mau? Ayo kita beli di luar ya?"

"Raka juga ikut Om?"

"Baiklah ayo berangkat!"

Arya mengajak mereka keluar, Bramantyo melihatnya dengan sangat sedih anak-anak sudah sedikit menjauh darinya. Posisinya saat ini sudah tergantikan. Mereka lebih nyaman sama Arya dari pada Bramantyo yang tak lain adalah Ayah kandungnya.

Sementara Shelomitha membantu Mamanya memasak, selang beberapa jam masakan telah siap di meja makan, mereka bersama-sama menikmati hidangan hingga habis. Shelomitha membersihkan sisa makanan dan mencuci piring di wastafel. Shelomitha duduk digazebo belakang, seraya memadangi dan memberi makan ikan yang ada di kolom belakang rumah.

"Mbak, kata Mama, mau pulang kerumah Ayah ya dikampung?" tanya Arya.

"Iya, Mbak butuh sendiri dulu, Mbak harus bisa menata hati Mbak dulu, Arya."

"Kalau aku kangen sama Raka juga Rania bagaimana, Mbak?"

"Ya main ke sana saja orang enggak jauh ini, paling juga lama-lamanya tiga jamanlah.

"Lo ko jauh, Mbak sampai tiga jam, biasanya rumah Ayahnya Mbak kan lima belas menit sampai kan?"

"Jadi, Ayah. Mbak pindah, sudah tiga bulan yang lalu."

"Oh, terus rumah yang disini, Mbak?"

"Ya di kontrakkan, Ayah ingin cari suasana baru, cari yang udaranya dingin, dan juga di pedesaan."

"Baiklah nanti kasih tahu alamat, insyaAlloh kalau lewat aku nanti mampir."

"Oke!"

Mama Wulan memperhatikan Shelomitha dan Arya yang lagi ngobrol di gazebo, perasaannya sedikit berbeda, mungkin mereka akrab karena Arya sering nolongin Shelomitha.

Mama Wulan duduk di samping anaknya Bramantyo, beliau jengkel tapi ia tetaplah anaknya sebesar apapun kesalahan sang anak seorang ibu pasti akan memaafkannya lahir dan batin.

"Bagaimana, hubunganmu dengan, Mitha?"

"Mitha minta pisah, Ma." Bram frustasi seraya mengacak rambutnya.

"Sudah Mama duga Bram, wanita mana coba yang mau diselingkuhi, kalau Mama diposisi, Mitha. Mungkin akan mengambil keputusan yang sama."

"Apa yang harus aku lakukan Mama, bahkan aku sangat takut kehilangan, Mitha, Ma."

"Mama tidak pernah mengajari kamu untuk jadi pengecut. Apa yang sudah kamu lakukan kamu harus bertanggung jawab, masalah apapun itu, jadilah pria yang berprinsip. Jangan pernah mengulangi kesalahan yang sama, lihatlah anak-anak kamu yang jadi korban atas kesalahanmu."

"Tapi, Ma. Aku enggak rela kalau harus kehilangan, Mitha."

"Kamu yang sudah menyalakan api kamu juga yang harus memadamkannya, Bram."

"Ma!"

"Jika Mama ada diposisi, Mitha mungkin keputusan, Mama pun akan sama. Mungkin kalau perselingkuhanmu tidak membuahkan benih di rahim wanita itu. Mitha masih bisa memaafkanmu, tapi ini berbeda ada anak di dalam kandungan yang tidak berdosa membutuhkanmu."

"Mama, maaf, aku tak berfikir sejauh itu."

"Sudahlah nasi sudah menjadi bubur, ya di jalani sesuai kemampuan Mitha."

"Haruskah aku kehilangan cintaku? Apakah kisah cintaku dengan. mitha harus berakhir?"

"Itu sudah resiko karena skandalmu itu Bram." Mama Wulan mengingatkan.

"Ma, maafkan aku."

"Kesalahan tetaplah kesalahan kita harus belajar dewasa dari kesalah, mungkin dengan kesalahan kita bisa bersikap lebih baik lagi."

Sang Mama tahu jika ini semua memang sudah takdirnya, cobalah untuk lebih dewasa dalam menyikapi masalah Bram.

-

Arya menemui Mamanya yang sedang berbicara dengan Bramantyo.

"Ma, Arya seminggu di luar kota."

"Kemana saja, Nak? Lama sekali."

"Tour keliling, nanti sore berangkat dari Bandara Juanda menuju Jakarta, Ma. Habis itu belum tau jadwalnya lagi, katanya sih menyusul."

"Iya hati-hati jangan lupa makan sama vitaminya di bawa, sayang." Mamanya yang selalu khawatir jika Arya mau pergi jauh.

"Siap Mama, Arya pasti akan jaga kesehatan, tenang saja."

"Jangan sampai kelupaan, yang diperlukan dimasukkan ke dalam tas, biasanya kan kamu sering lupa tuh."

Arya tersenyum kecil. "Iya, Ma."

"Om, Raka ikut boleh?"

"Jangan sayang nanti kalau sudah besar baru boleh ikut."

"Gak seru ah."

Kehangatan mereka rasakan di ruang santai kecuali Shelomitha yang menyendiri di dekat kolam renang.

Mama Wulan menghampiri. Beliau tahu apa yang dirasakan menantunya itu, begitu kecewa dan pasti sedih.

"Mitha lagi apa?"

Shelomitha menoleh ke arah wanita paruh baya itu san tersenyum. "Ini, Ma lagi lihatin ikan."

"Gimana rencana kamu, Mitha." tanyanya.

"Besuk, Mitha pulang ke Nganjuk. Ke rumah, Ayah."

Shelomitha masih memberi makan ikan-ikan milik Arya.

"Pak Fandi pindah ke Nganjuk ya sekarang?"

"Iya, Ma, tolong jangan beritau Mas Bram ya, Ma? Mitha takut kalau keceplosan nanti Dia bilang sama Siska lagi, Mitha enggak mau, Ma."

"Baiklah sayang, Mama mengerti, tenang saja rahasianya aman ditangan Mama,"

Mama Wulan sambil memegang pundak menantunya.

Shelomitha menatap lekat ikan-ikan yang berenang ria, tanpa ada beban yang ia tahu hanyalah berenang dan mencari makan. Tidak ada scenario Allah yang tidak indah, semuanya akan indah pada waktunya walaupun kita sulit untuk memahaminya. Tetap semangat meski cobaan datang menyapa.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ida Nurjanah
bingung juga ,nama nya ganti2 mulu ,kadang sekar kadang Siska .pusing dahhhh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Suamiku Selingkuh   Ending bahagia bersamamu

    a few full moons laterKeluarga besar Arya dan Bramantyo, begitu antusias ingin berkunjung di Gunung Tangkupan Perahu tempat wisata terkenal di Jawa Barat, tempat wisata Legenda Sangkuriang. Arya lagi ada tugas di Bandung sekalian semua ikut liburan karena sekalian, weekend bersama keluarga tercinta. "Fino sakit, aku gak jadi ikut ya, Arya.''"Iya, baiklah next time kita ngumpul lagi. Semoga cepat sembuh, Fino. Mas.''''Aamiin.""Titip Sultan dan Mama saja ya.''"Hu um, beres, Mas."Semua sudah siap berangkat ada Sultan, Raka, Rania, Yusuf dan Senja anak bungsu Shelomitha dan Arya. Satu keluarga besar berkumpul mempersiapkan liburannya.Mobil disewa dan meluncur menuju lokasi tempat wisata, udara yang sejuk dan asri tentunya, serta banyak pohon tinggi menjulang. Membuat mereka takjub dengan pemandangannya, mereka langsung bergegas berjalan menuju area dimana rasa penasaran mereka akan cerita legenda Sangkuriang. Seorang anak yang mencintai Ibu kandungnya.Perjalanan hampir enam jam.

  • Suamiku Selingkuh   Bramantyo berusaha iklas

    Shelomitha duduk menyusui baby Yusuf di kamarnya sambil menunggu video call-nya pada suaminya Arya di terima. Karena ada sesuatu yang harus Shelomitha bicarakan. "Assalamu'alaikum, sayang," ucapan salam terdengar bersamaan dengan munculnya wajah tampan Arya yang tersenyum seperti biasa."Wa'alaikumsalam. Mas, sudah sampai kantor?""Ya, sudah sejak tadi. Kenapa sayang?""Ada file ketinggalan ini di rumah, penting ngak ini, Mas?'Hening. Shelomitha hanya menatap wajah suaminya yang ada di layar ponselnya. Orang yang selalu bisa membuatnya tenang. Sementara Arya masih sedikit sibuk menatap layar laptopnya. "Tidak, sayang, itu buat meeting besok." "Oh, begitu."Shelomitha senang menatap wajah suaminya itu, entah baru saja berpisah ia sudah sangat rindu. "Ada lagi sayang yang mau dibicarakan.""Tidak, hanya rindu.''Arya tersenyum di balik layar ponsel milik Shelomitha. "Sama dong."Shelomitha masih diam. Ia sibuk menyusui Yusuf sesaat ia menangis. "Ok. Yusuf nangis. Sudah dulu ya, M

  • Suamiku Selingkuh   Melepaskan Belenggu

    Shelomitha menangis ia terharu ternyata cinta bisa membuatnya kuat, kuat untuk menjalani proses yang ia takuti berjalan lancar. Besoknya masih setia Arya menunggu istrinya. "Dokter kapan boleh pulang?" tanya Arya pada sang dokter."Hari ini boleh pulang, Ibu Mitha juga sudah sehat, bayinya juga sehat jangan lupa asinya ya Ibu diberikan." "Iya, dokter." Shelomitha dituntun Arya menuju mobil, sedangkan anak kecilnya digendong Mama Wulan. Mobil melaju menuju rumah Mereka, selang tiga puluh menit mobil sudah terparkir di halaman rumah. Arya menuntun sang istri di kamar baru untuk si kecil dan Shelomitha."Mas, ini bagus banget kamarnya, Makasih ya?" tanya Mitha pada suaminya."Sama-sama sayang, aku gak tega kalau di kamar atas, takut nanti kamu jatuh." Arya mendisain kamar begitu bagus, tempat tidur besar dan box untuk sikecil. Dan ranjang besar untuknya dan istrinya, dengan motif biru. Arya berjalan masuk kamar melihat Shelomitha sedang belajar menyusui sikecil, Arya mengecup kenin

  • Suamiku Selingkuh   Arya Junior lahir

    "Apa yang terjadi, Mas?""Aku tahu siapa yang memukuliku saat itu.""Hah, siapa?""Apa, Dokter Amar teman kita juga."Shelomitha mengangguk. "Hu um.""Wajahnya aku kenal banget, di dalam mimpi wajah Amar yang kulihat sayang." Jelas Arya menginggat mimpinya."Apa, jadi yang membuat, Mas Arya kecelakaan karena ulah Ammar?" tanya Shelomitha pada suaminya."Sebenarnya aku digebukin, terus aku lari naik motor aku tak sadar ada sebuah truk menghantam motorku.""Astaghfirullah. Ya Allah bener-bener jahat banget dia," lirih Shelomitha mendengus kesal."Ya sudah sayang, itu kan sudah lama, yang penting sekarang kamu sudah bener-bener menjadi istriku, kan." Shelomitha gak habis pikir Amar teryata begitu licik, ingin menyakiti Arya dulu, sudahlah biar Allah yang membalaskan kejahatannya. Kejadiannya juga sudah begitu lama, namun dengan mendengar cerita suaminya perut Shelomitha mendadak sakit.-Namun Shelomitha tahan hingga pagi pun tiba, selesai salat subuh ia berdoa. Ya Alloh yaa Robbana di

  • Suamiku Selingkuh   Masa Lalu

    Mereka bangun dan menjalankan kewajibanya dimusholla rumahnya. Arya mengajari anak-anaknya mengaji juga Sultan yang masih menginap duirumah sang paman, ia ingin belajar mengaji bersama adik-adiknya. Dan juga memberikan penjelasan, "Apapun masalahnya jangan pernah tinggalkan salat, kunci dari kita hidup didunia ini adalah satu yaitu shalat. Maka, apapun masalah yang kita hadapi, hamparkanlah sajadah dan sholatlah, bertumpulah pada kekuatan Allah.""Sudah mengerti apa yang ayah sampaikan, mugkin ada yang perlu ditanyakan?" tanya Arya pada anak-anaknya juga Sultan."Kalau kita sakit, apa tetap harus salat ayah?" tanya Raka pada Ayahnya."Iya, Nak, bisa dengan tayamum, bisa juga duduk ataupun tertidur," jawab Arya lembut.Sementara Shelomitha menyiapkan makanan, kandungan Shelomitha sudah mulai membesar, ia harus banyak makan sayur-sayuran biar proses melahirkan nanti ia bisa kuat. Sarapan pagi sudah tersedia, ada bakwan jagung kesukaan Rania ayam geprek.Mereka menikmati makanan dengan

  • Suamiku Selingkuh   Malam Itu

    Malam semakin larut hanya terdengar suara ombak dan angin kencang. Shelomitha sudah tidur dalam mimpinya sementara Arya gelisah memikirkan mimpinya yang baru saja ia alami. Gadis yang bernama Dara itu semakin mendekat seperti tidak asing wajahnya diingatan Arya. Arya berjalan menuju balkon dan duduk di kursi, ia menatap angin juga suara ombak yang menentramkan jiwanya. Ia terus menginggat siapa Dara sebenarnya, sementara ingatannya belum begitu jelas menangkap siapa wanita dalam mimpinya itu Ia menatap langit yang semakin gelap, dengan bintang yang tak berani menujukkan sinarnya, ia takut jika perasaannya melukai hati Shelomitha istrinya. Jika Mitha tahu siapa Dara yang berada dalam mimpinya. Ia takut ditinggalkan. Shelomitha terbangun melihat sang suami tidak ada ditempatnya, ia lalu menghampiri suaminya yang duduk sendiri dikursi depan kamarnya, apa yang terjadi dengannya ya? Tidak seperti biasanya. Shelomitha lalu mendekati suaminya."Mas kenapa, mimpi buruk kah?" tanya Shelomitha

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status