Shelomitha hanya bisa melihat dari kejauhan, terlihat Arya masih koma. Banyak selang dan alat berada ditubuh Arya, sebenarnya Shelomitha tak sanggup melihat dan ingin langsung mendekati Arya. Shelomitha melihat Mama Wulan keluar dari kamar inab Arya menuju kantin. Shelomitha punya ide ia meminjam baju perawat yang tak lain adalah sahabatnya.Shelomitha memakai masker hingga mungkin tak akan ada yang mengenalinya. Shelomitha mendekat bangkar dimana tubuh Arya tertidur, terlihat tubuh Arya lemas sesaat Shelomitha meraih tangan Arya dengan lembut."Arya ini, Mbak Mitha sadarlah, terima kasih sudah menjaga dan melindungiku, Mbak tahu kamu saat ini bisa mendengarkan ucapanku, berjanjilah Arya kau akan tetap bahagia. Berjanjilah berjuang untuk hidupmu juga nafasmu, hidupmu masih panjang. Mbak pergi dulu dan aku yakin Arya pasti kuat." Bisik Shelomitha di kuping Arya. Dengan cepat Shelomitha keluar ruangan, Shelomitha berpapasan dengan Mama Wulan, hati Shelomitha bergetar hebat lalu mengga
Shelomitha dan Ammar meninggalkan Kafe, Shelomitha diantar Mang Kardi menuju rumahnya, Shelomitha tak tahu harus bicara apa pada sahabatnya dokter Ammar yang telah melamarnya.Shelomitha berusaha legowo lebih baik dicintai dari pada mencintai. Ia sadar bukan cuma dirinya, ia juga harus menerima kedua putra-putrinya. Sepertinya Ammar juga menyayangi Raka juga Rania.Shelomitha tahu betul jika hatinya sudah ada nama lain tapi ia juga sadar, tapi dia juga tidak boleh egois, benar kata orang jika mencintai tak harus memiliki. Aku ingin mencintai dengan cara yang sederhana, Yang tak sempat dikatakan sang awan kepada hujan, semoga caraku mencintaimu dengan kesederhanaan membuat kamu selalu mendekapku dalam kerinduanFajar telah muncul dari persembunyianya, Shelomitha menyiapkan masakan dibantu Mbok Darmi, Nasi goreng ayam suwir sudah siap dimeja Makan. Shelomitha memanggil Raka juga Rania."Bunda, terima kasih ya nasi gorengnya enak banget." "Makasih sayang, ayo habiskan.""Bunda ko, Eyan
"Syerli tunggu!" Bramantyo mengejarnya.Bramantyo ingat bahwa dia adalah kekasihnya waktu sekolah dulu."Maaf, Mas Bram, Syerli harus pergi." Saat Syerli mau pergi Bramantyo menarik tangannya.Plis Syerli, sebentar, kita duduk di kantin sebentar, ya." Ajak Bramantyo mengajak Syerli untuk sekedar minum. Akhirnya Syerli mengangguk pertanda menyetujui. "Kenapa dulu menghilang Syerli? Kenapa kamu dulu tidak memperjuangkan cinta kita?" tanya Bramantyo penasaran."Syerli pindah, Mas ke Makasar. Tapi, setelah Syerli kembali Mas sudah menikah dengan wanita yang sangat cantik, dulu di kampus kita Mbak Mitha." Bramantyoengelq napas berat. "Iya karena aku mencarimu kemana-mana. Namun tak kutemukan akirnya aku menikahi Mitha.""Oh."Hening menjeda percakapan mereka. "Sudah punya anak berapa, Mas?" tanya syerli pada Bramantyo."Dua, Syerli," jawab Bramantyo.Sejujurnya Syerli begitu sakit hati. "Oh iya bagaimana kabarnya, Mbak Mitha. Mas?" tanya Syerli seraya memahan rasa cemburu. "Kam
Seharian sibuk bekerja hingga membuat Shelomitha lupa akan makan siang, hari ini Shelomitha sangat menginginkan nasi padang. Akhirnya Shelomitha meminjam motor metic milik Bu Sari. Shelomitha membawa motor ke arah rumah makan nasi padang. Shelomitha memesan lauk rendang. Selesai makan Shelomitha kembali ke Butik, tapi di tengah perjalanan dihadang oleh dua orang asing mereka seperti preman tubuh kekar. Membuat nyali Shelomitha menciut dan malas menghadapi para preman-preman itu."Apa lagi sih, Bang main cegat saja?" tanya Shelomitha kesal."Jangan banyak omong kamu, kami mau kamu." "Aku lagi malas berdebat.''"Kurang ajar. Ngak sopan.""Apa sih mau kalian?"Kedua preman itu makin murka. Dan maju ingin menyakiti Shelomitha. Shelomitha segera menagkis serangan dua preman itu, dan lagi-lagi Mitha kewalahan. Saat tangan dan kaki para preman itu dengan cepat menyerangnya. Dengan siasat Shelomitha berteriak. "Pak Polisi ini premannya." Teriak Shelomitha mengelabuhi kedua preman itu.
"Emm, iya, Sultan memang anakmu." Syerli terbata memberi tahu Bramantyo bahwa Sultan adalah anaknya, Bramantyo lah yang menanam benih saat mereka masih kuliah."Apa astaga ... maafkan aku Syerli." Bramantyo sungguh tak percaya. Perbuatannya sungguh sangat menyedihkan. Banyak dosa dan noda yang ia lakukan pada seorang perempuan, bertahun-tahun menelantarkan anaknya.Begitupun Syerli dia tak kuasa menahan beban yang selama ini ia pendam sendirian diusir orang taunya. Dan ia harus berjuang sendirian melawan cemooh orang."Terus dengan, Fino?" Bramantyo bertanya siapa ayah Fino sang sekarang sedang sakit."Dia juga anakku, Mas! Seseorang menolongku dan menikahiku, kami hidup bersama hampir delapan tahun, tapi beliau meninggal kecelakaan, sejak saat itu aku pun bekerja.""Maafkan aku Syerli, gara-gara aku kamu diusir dari rumah dan menderita, waktu itu gak ada niat buat meninggalkanmu kamulah yang pergi meninggalkanku.""Sudah ngak papa, Mas, semua sudah terjadi.""Kau tahu Syerli, hidup
Matahari mulai menyinari bumi, Shelomitha dan Rakanjuga Rania berolah raga di depan rumah, Shelomitha berlari-lari menelilingi komplek rumahnya, tampak sejuk juga pemandangan pagi hari yang begitu cerah. Ditemani burung berkicau di pagi hari. Membuai Shelomitha untuk tetap semangat berjuang. Kembali mereka sampai rumah. "Bunda ini dompet siapa?" Raka menyerahkan dompet kepada Shelomitha."Dari mana sayang temukan dompetnya?" Shelomitha mencari tahu siapa pemilik dompet itu dan ternyata setelah di buka ada identitas Ammar."Tuh di dekat pintu depan, Bunda." Tunjuk Raka di dekat pintu. "Oh."Mungkin saja dompet ini perlu, Nanti Amar mencarinya, apa Shelomitha harus pergi keapartemennya saja. Sekalian Shelomitha berangkat kerja. Shelomitha siap-siap naik taxsi, sedangkan Raka dan Rania diantar Mbok Darmi kesekolah.Shelomitha berharap dapat menemukan apartemen Amar dari alamat dalam dompet tersebut.Ia menemui resepsionis dan bertanya. "Apartemen, Dokter Amar. Mbak.""Anda siapa?"
Amar melempar semua barang di dalam apartemen berhamburan ke lantai. Ammar tidak tahu jika ternyata Siska menjebaknya, Amar mengajak rambutnya dengan kasar. Sekarang ia benar-benar kehilangan Shelomitha untuk selamanya, Ammar tahu pasti jika Selomitha tidak akan pernah memaafkanya.Amar sudah lama mengenal Shelomitha, semakin ia meminta maaf semakin Shelomitha membencinya. Siska harus membayar semua yang ia lakukan padanya? Bahkan Shelomitha sudah menyetujui rencana untuk menikah dengan Amar. Amar kesal ia lalu membanting barang di depannya."Shelomitha.""Ya. Katakan padaku, kau tega."Namun, terdengar suara Shelomitha dari seberang sana sangat tegang."Sekar, menyerangku. Arrrghh! Semua ini tak seperti yang kau pikirkan, Tha.""Kenapa, bukankaj aku melihatnya dengan kedua mataku?""Shelomitha, please dengarkan aku.""Sudah, cukup."Terdengar tak puas memenuhi ruang pembicaraan antara Shelomitha dan Amar. Karena bagaimanapun Amar memang salah percaya pada Sekar. "Lalu langkah selan
Sampai di Kapolres, mereka masuk dan menyerahkan semua bukti, ada vidio bukti kejahatan di perusahaan. Visum dan juga pisau yang digunakan menusuk Arya."Baik, Pak kami akan proses kasusnya dan terima kasih untuk bukti-buktinya.""Terima kasih, Pak. Kami menyerahkan kasus ini. Semoga diproses dengan adil, Pak." Arya berkata pada petugas yang menagani."Baik serahkan pada kami, Pak. Kami akan mengusut tuntas kasus ini."Bramantyo dan Arya pergi meninggalkan Kapolres. Menuju rumah Mama Wulan yang telah melahirkan mereka berdua beberapa tahun yang lalu. Mama Wulan juga Amanda sudah menyambut kedatangan Arya."Mas, Arya. Sudah sembuh?"Arya hanya mengangguk. "Arya. Sini peluk, Mama." Arya memurut memeluk sang Mama. Sesaat Amanda berjalan mendekati Arya, ia ingin memeluknya. Namun Arya menolak. "Arya, Manda kan calon pendamping kamu sayang kenapa menolak untuk di peluk." "Mama lupa kita belum muhrim," jawab Arya pergi menuju kamar."Arya sejak kapan kamu membantah ucapan Mama! Arya