Share

Bab 2

Author: Renjana soft
last update Huling Na-update: 2024-02-05 11:46:23

Sampai di rumah Hellen Farel buru-buru masuk. Dia merasa bersalah kepada Hellen. Suasana rumah sangat hening entah kemana semua anak-anak Hellen. Farel segera mencari keberadaan Hellen.

“Cinta maafkan Aku, Aku tidak akan mengulanginya lagi,” ucap Farel sambil memeluk erat tubuh Hellen dari belakang yang sedang ada di depan meja riasnya.

“Sudahlah Mas, Aku muak dengan hidup kita seperti ini. Sekarang Mas pilih Aku atau Dia?” tanya Helen dengan nada sedihnya.

“Cinta, jelas Aku pilih kamu. Oke, malam ini Aku akan menemani kamu, Aku janji.” Farel semangkin mengeratkan pelukannya. "Bagaimana dengan kaki Kamu Cin?" tanya Farel sangat cemas.

"masih sakit Mas, ini masih Aku perban," jawab bohong Helen. Helen sengaja berbohong agar Farel lebih lama bersama dirinya.

Farel merasa sangat bersalah atas perbuatan yang dilakukan oleh Arina. Dengan sedikit terpaksa Farel akhirnya memutuskan untuk menemani Helen. Walaupun, bingung harus berbuat apa. Farel juga masih memikirkan rumah tangganya. Dia tidak ingin kehilangan keduanya.

Hellen yang merasa senang dia memanfaatkan waktu kebersamaannya dengan Farel. Dia ingin membalas waktu yang sudah mereka atur sedemikian rupa. Namun, gagal karena kedatangan Arina yang tidak di ketahui.

Hellen yang sangat membutuhkan kehangatan dari Farel dia segera mempersiapkan dirinya. Walaupun awalnya Farel menolak, tetapi akhirnya Farel luluh juga di pelukan Helen. Kedua insan yang sedang di mabuk asmara tidak memikirkan ada hati yang mereka sakiti. Sebelum terlalu jauh bersenang-senang Farel sadar jika ini bukan waktu yang tepat dalam bercinta.

“Mas, kenapa berhenti,” tanya Helen merasa tidak puas.

“Cin, ini masih siang ke mana anak-anak? Aku takut mereka mengetahui Aku sedang di kamar bersamamu.”

“Kamu jangan takut Mas, mereka ada sama Mama. Tadi pagi-pagi sekali Mama jemput mereka. Katanya mau diajak jalan-jalan dan akan pulang nanti malam. Jadi hari ini kita bebas tidak akan ada yang mengganggu,” jawab Helen

Di luar pagar Arina sudah mendapati mobil Farel yang sedang parkir di rumah Hellen. Pikirin Arina sudah melambung tinggi dia sudah ingin turun dan melihat sedang apa Farel di dalam. Namun dia tahan, mengingat dirinya masih membawa anak-anak bersamanya. Arina menunggu sampai malam tiba jika malam ini Farel tidak pulang barulah dia akan menyelesaikannya.

Arina pun membawa anak-anaknya untuk pergi ke Taman sembari mendinginkan hati dan pikirannya. Di sana dia melihat anak-anak yang begitu gembira bermain bersama, ada hati terbesit ketika dirinya berpisah dari Farel apakah anaknya juga akan bahagia? Rasanya tidak tega jika harus merusak suasana hati mereka. Namun, apakah dirinya akan sanggup menghadapi kenyataan hidup ini.

Jam sudah menunjukkan pukul 12.00 Arina segera membawa anak-anaknya pulang ke rumah. Di dalam perjalanan anak-anaknya begitu gembira. Mereka sambil bernyanyi saling bergantian.

“Ma, teleponin Papa dong!” pinta Clara.

“Bentar ya Sayang.”

Arina segera menghubungi Farel. Namun, tidak ada jawaban darinya. Bagaimana mungkin Farel akan mengangkat telepon darinya sedangkan mereka masih asyik pada permainan mereka.

“Tidak diangkat Papa Sayang.”

Arina hanya tersenyum melihat sikap anaknya. Lalu dia mengatakan kepada anak-anaknya agar setelah ini mereka harus ditinggal sebentar bersama Tante Elin tetangga Arina. “Kak Nau, Kak Arum, Kak Clara dan Dek Caca kalian nanti Mama tinggal sebentar ya. Mama ada urusan, sebentar saja tinggal sama Tante Elin ya.”

“Iya Ma,” jawab mereka kompak. Mereka tidak lagi banyak tanya karena sudah biasa bersama Elin jika Arina sedang ada urusan.

Setelah sampai di rumah, Arina langsung menuju rumah Elin. Wanita yang sudah di anggap seperti Kakaknya sendiri yang kebetulan belum memiliki anak. Arina segera menitipkan anak-anaknya, yang dengan sangat senang hati Elin menjaga anak-anak Arina.

Arina tidak mungkin membawa anak-anaknya untuk mengetahui kebusukan Farel. Hati Arina semangkin tidak tenang ketika sampai di rumah Hellen mobil Farel masih berada di sana. Dia berharap apa yang ada di pikirannya tidak terjadi. Namun, ketika Arina sampai di depan pintu suara Farel sudah terdengar. Arina mencoba menenangkan hatinya yang sedang gemuruh, dia pelan-pelan masuk agar bisa mengetahui apa yang mereka lakukan di dalam.

"Mas!" Teriak Arina di depan pintu kamar Hellen.

“Arina kamu ngapain di sini?" Farel buru-buru mengambil bajunya yang berserakan di lantai.

"Ini yang kamu katakan sibuk mas? Aku sudah berusaha memaafkan Kamu. Aku juga berusaha menenangkan dan menghibur anak-anak agar mereka tidak meminta berlibur dengan kamu. Ternyata kamu malah asik bermain panas dengan perempuan tak tahu malu yang tidak punya harga diri,” hardik Arina dengan sangat geramnya.

“Arina ini tidak seperti yang kamu bayangkan Sayang.” Bujuk Farel.

“Memang iya Mas, aku tidak pernah membayangkan akan terjadi hal menjijikan seperti ini. Kamu tega Mas, tega!” Arina berniat meninggalkan mereka. Namun, belum saja melangkah kedua anak Helen datang dengan sangat senangnya.

“Papa, Papa datang kenapa kok gak kasih tahu Aku si?” Anak Helen yang baru pulang langsung lari menghampiri Farel.

Arina yang awalnya mau pulang dia langsung menghentikan langkahnya. “Papa? Apa maksudnya Mas? apa?” pekik Arina bertambah emosi.

“Emmm, bukan apa-apa Arina. Mereka hanya menganggap aku sebagai pengganti Papa mereka. Dan itu adalah hal yang wajar karena Papa mereka sudah beberapa bulan ini tidak pulang.”

“Wajar kamu bilang?" Arina semangkin emosi banyak sekali hal yang selama ini tidak diketahui.

“Ayo pulang Mas, anak-anak membutuhkan kamu,” pinta Arina setelah harus meredahkan hatinya demi anaknya.

Namun, Helen yang ada di belakang langsung menghampiri Farel. “Mereka juga membutuhkan kamu Mas, Farid sangat sulit tidur jika tidak ada kamu Mas.”

Arina sangat geram melihat Helen yang tidak tahu diri.

“Arina, kamu pulang saja dulu aku akan menemani mereka malam ini,” ucap Farel dengan menggendong Farid yang masih berusia 4 tahun. Ya umurya sama dengan Clara.

“Mas, anak kamu juga membutuhkan kamu. Anak-anak kamu ada di rumah Mas, mereka Aku titipkan kepada tetangga. Kenapa kamu lebih memilih mereka?”

“Mereka ini anak adikku dan artinya mereka juga anak Aku.”

“Kamu keterlaluan Mas.” Arina segera pergi meninggalkan rumah Helen dengan perasaan yang sangat kesal.

Helen merasa menang karena Farel masih bertahan di rumahnya. Dia tidak ingin Farel dan Arina hidup bersama. rumah tangganya telah hancur dan dia juga akan menghancurkan rumah tangga Arina.

"Ayo Mas kita masuk, biarkan saja Arina pulang 'kan salah dia sendiri ngapain juga dia datang ke sini," ucap Helen santai.

Farel memandang Helen dengan sedikit mengangkat alisnya. "kenapa dia tidak merasa bersalah si? bagaimana ini dengan rumah tanggaku? apakah Aku bisa menjalankan peran ini? gumam Farel dalam hati.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Suamiku Tergoda Oleh Adik Iparnya    Bab 12

    Hari ini Arina merasa cukup lelah karena surat gugatannya di tolak oleh pengadilan. Dia kesal dan geram melihat tingkah Farel yang menggagalkan semua usahanya. Dia tidak mungkin pulang dengan pemikiran yang cukup kalut, akhirnya Arina memilih duduk di sebuah kafe untuk menghilangkan rasa penat di hatinya. Arina menghubungi orang yang mengurus surat perceraiannya. Namun, beliau mengatakan bahwa bukti yang dia miliki tidaklah kuat. Farel lebih cerdik dalam hal ini, membuat Arina semangkin frustasi mendengarnya.Tidak jauh dari tempat di mana Arina duduk ternyata Rangga juga berada di sana. Rangga tanpa sengaja mendengarkan apa yang di bicarakan oleh Arina, dengan senyum yang mengembang Rangga segera menemui Arina."Hai, boleh saya duduk di sini!" pinta Rangga.Arina yang sudah beberapa kali bertemu dengannya, dia segera membalas senyuman Rangga walau dengan terpaksa."Hai, silahkan," jawab Arina."Maaf tadi saya tidak sengaja mendengarkan percakapan kamu. Kalau boleh saya akan membantu

  • Suamiku Tergoda Oleh Adik Iparnya    Bab 11

    Setelah kepulangan Caca dari rumah sakit, suasana rumah menjadi sangat jauh berbeda. Tidak ada lagi gurauan di dalam rumah mereka semua larut dalam pikiran masing-masing. Arina sama sekali tidak ingin berbicara dengan Farel. Begitu juga dengan anak-anaknya. Sedangkan Farel, Bingung harus berbuat apa. Farel hanya bisa berbicara dengan Caca dan bermain dengan Caca. Sedangkan anak yang lainnya mereka merasa takut dengan Farel. Walaupun Farel sudah berulang kali meminta maaf. Namun, tetap saja tidak mempengaruhi perasaan mereka. Malam itu Arina sengaja menidurkan anak-anak dengan cepat, rasa sesak di dadanya rasanya sudah tidak bisa di bendung lagi. ingin sekali dia meluapkannya saat ini juga kepada Farel. "Apa maksud kamu berbuat seperti ini??" tanya Arina dengan sangat cetus."Aku gak ada maksud apa-apa Sayang," jawab Farel dengan lembut. "Kalau kamu tidak ada niat yang buruk kenapa kamu bawa anak-anak kabur hah? Inilah hasil dari perbuatan kamu! Apa kamu suka melihat Caca seperti

  • Suamiku Tergoda Oleh Adik Iparnya    Bab 10

    "Benar Pak, dia yang mengurung anak Saya. Silahkan jika ingin di proses," ucap Farel lemas. Sebenarnya dia tidak tega mengatakan seperti itu. Namun, untuk menjaga hubungannya dengan istri dan anaknya dia harus tega.[Sayang, maafkan Aku. Kamu sebentar saja Mama akan urus kamu setelah ini] pesan Farel pada notif hijau.Helen belum sempat membaca apa yang telah di kirim oleh Farel. Wajahnya penuh emosi dan amarah. "Awas kamu Mas!" hardik Helen dalam hati.Setelah kepergian Helen, Farel segera menghubungi Mamanya agar segera membantu menyelesaikan masalahnya. Sudah pasti sang Mama dengan sangat senang hati membantu Helen. Bahkan dia tidak menanyakan apalagi melihat bagaimana keadaan Caca. Setelah selesai urusan Helen Farel harus kembali ke rumah sakit. Dia tidak lagi mau dikatakan seorang Papa yang jahat oleh anak-anaknya. Farel membawakan makan siang buat Arina dan ke tiga anaknya, tetapi sampai di sana, Farel di suguhi pemandangan yang selama ini tidak dia lihat.Dengan sangat asyiknya

  • Suamiku Tergoda Oleh Adik Iparnya    Bab 9

    Helen tak terima di katakan dirinya penculik. Dia sontak melihat Farel seolah-olah minta penjelasan dari Farel. Namun, belum lagi Helen menjelaskan Arina menjerit."Mas ... Caca Mas!" jerit Arina membuat semua orang yang sedang menghakimi Helen diam dan beralih melihat Caca."Caca, kamu kenapa Nak," tanya Farel panik."Sudah ayo kita bawa ke rumah sakit,"pinta Pak RT.Arina langsung berlari masuk ke dalam mobil dan membawa Caca yang masih kejang-kejang karena demamnya yang tinggi.Farel langsung membawa mobilnya dengan lumayan kencang agar cepat sampai di rumah sakit terdekat. Perasaan bersalah pun menyelimuti hati Farel karena keegoisannya yang menyebabkan Caca sakit."Sabar ya Sayang, kamu harus kuat ya Sayang," ucap Arina sambil memeluk tubuh mungil Caca."Ini semua karena Papa. Coba kalau Papa tidak membawa kami ke rumah Tante Helen pasti Caca tidak sakit," ucap Arumi dengan kesalnya. Arumi adalah anak yang paling cerewet di antara anak-anak Arina lainnya.Arina melirik Farel, per

  • Suamiku Tergoda Oleh Adik Iparnya    Bab 8

    "Tante!!" ucap Naura dan Arumi serentak."Kalian kenapa si pagi-pagi sudah bising? Tante itu masih mau tidur lagi. kalian ganggu saja!" cetus Helen."Maaf Tan! Pa ... Papa mana Tan?" tanya Naura dengan sangat berhati-hati. "Papamu sudah pergi jadi kalian jangan buat keributan, Aku lagi mau istirahat. Kamu urus adik-adikmu jangan sampai mereka menangis. Kalau lapar kalian tinggal ambil di dapur," ucap Helen sambil berlalu ingin melanjutkan tidur lagi."Tante, tapi kami mau sekolah!" ucap Naura."Kami ingin sama Mama Tante!!!" Sambung Arumi."Heh!!! Papa kalian saja tidak memikirkan sekolah kalian. Kenapa Aku yang harus repot," ujar Helen dan berlalu pergi meninggalkan mereka."Bagaimana ini Kak, kita telepon Mama yok Kak," pinta Arumi."Bagaimana caranya Dek, Kakak saja tidak tahu berapa no telepon Mama, ujar Naura sambil menggendong Caca yang masih menangis."Papa..... Papa... ayo Pa pulang." Tangis Clara membuat suasana pagi itu keruh.***Arina sudah bertekad untuk menemui Farel d

  • Suamiku Tergoda Oleh Adik Iparnya    Bab 7

    Arina tak menghiraukan Rangga lagi. Dia berlalu meninggalkan Rangga yang masih bengong. Arina tidak lagi mau ambil pusing tentang Rangga lelaki yang baru dia temui. Memikirkan hidupnya saja dia sudah pusing.Sampai di rumah suasana rumahnya masih sama seperti tadi. Belum ada tanda-tanda anak-anaknya pulang. Sementara jam sudah menunjukkan pukul 22.00 hati Arina semangkin gelisah ke mana dirinya harus mencari anaknya, sementara Farel masih sama seperti tadi masih sulit untuk dihubungi. Sementara Rangga masih berada di taman dia tidak menyangka sama sekali jika Arina sudah berkeluarga. Di lihat dari bentuk tubuhnya Arina masih seperti anak gadis yang belum menikah. Namun, nyatanya Arina sudah memiliki anak 4 yang belum di ketahui oleh Rangga."Kamu harus bisa mencari tahu siapa itu Arina!" Rangga menghubungi Alex untuk mengumpulkan informasi tentang Arina. Rangga begitu penasaran siapa wanita yang sudah menggoyangkan hatinya itu."Baik Tuan!" jawab Alex dari sebrang sana.Rangga kemudi

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status