Share

Bab 7

Author: Renjana soft
last update Last Updated: 2024-02-25 22:38:36

Arina tak menghiraukan Rangga lagi. Dia berlalu meninggalkan Rangga yang masih bengong. Arina tidak lagi mau ambil pusing tentang Rangga lelaki yang baru dia temui. Memikirkan hidupnya saja dia sudah pusing.

Sampai di rumah suasana rumahnya masih sama seperti tadi. Belum ada tanda-tanda anak-anaknya pulang. Sementara jam sudah menunjukkan pukul 22.00 hati Arina semangkin gelisah ke mana dirinya harus mencari anaknya, sementara Farel masih sama seperti tadi masih sulit untuk dihubungi.

Sementara Rangga masih berada di taman dia tidak menyangka sama sekali jika Arina sudah berkeluarga. Di lihat dari bentuk tubuhnya Arina masih seperti anak gadis yang belum menikah. Namun, nyatanya Arina sudah memiliki anak 4 yang belum di ketahui oleh Rangga.

"Kamu harus bisa mencari tahu siapa itu Arina!" Rangga menghubungi Alex untuk mengumpulkan informasi tentang Arina. Rangga begitu penasaran siapa wanita yang sudah menggoyangkan hatinya itu.

"Baik Tuan!" jawab Alex dari sebrang sana.

Rangga kemudian mengirimkan foto yang sempat dia ambil ketika Arina sedang duduk sebelum preman datang menghampirinya. Hatinya tidak tenang sebelum tahu siapa Arina sebenarnya. Dia merasa ingin memiliki Arina, tetapi jika Arina sudah berkeluarga mungkin hatinya akan patah kembali.

Malam itu Rangga tidak bisa tidur dia masih melihat foto Arina yang masih dia simpan di memori ponselnya. Dia mengingat-ingat sepertinya dia pernah bertemu sebelum Arina menabrak dirinya, tapi di mana dan kapan Rangga masih saja belum ingat. Ada beberapa menit kemudian barulah dia ingat bahwa dirinya pernah menolong Arina yang hampir bunuh diri.

"Ada masalah apa dia, sampai dia mau mengakhiri hidupnya?" gumam Rangga. "Jika dia dalam masalah Aku harus membantunya, siapa tahu ini jalan untuk Aku dekat dengannya." Pikir Rangga sambil melamun bersama Arina.

Tiba-tiba ponsel milik Rangga berdering membuat dirinya terkejut karena ponselnya masih dia pegang.

"Alex!" Cepat-cepat Rangga mengangkatnya.

"Halo Tuan, saya sudah menemukan siapa gadis yang Tuan maksud," ucap Alex dari seberang sana.

"Bagus! Siapa dia dan tinggal di mana?" tanya Rangga sudah tidak sabar.

"Dia bukan lagi seorang gadis Tuan, melainkan sudah menikah dan dia adalah istri Farel Bramantyo, namanya adalah Arina Aswari," jawab Alex dari seberang sana.

"Apa?" Rangga terkejut mendengar nama suami Arina. Farel adalah orang yang selama ini dia benci. Semasa waktu SMA Farel selalu saja merebut pacar Rangga bahkan tunangan Rangga sekali pun di rebut oleh Farel. Namun, herannya Rangga, kenapa Farel bisa menikah dengan Arina. Kemana Jesi, mantan tunangan Rangga yang sudah di rebut Farel. Bahkan beritanya waktu itu Farel sudah bertunangan dengan Jesi dan akan segera menikah. Semua berita itu membuat kepala Rangga menjadi pusing.

"Iya Tuan, dan mereka juga sudah memiliki 4 orang putri."

"Wah, hebat sekali kamu Rel, sudah banyak saja anak kamu. Sedangkan Aku masih saja sendiri. Ah, tidak Aku tidak boleh kalah dengannya," gumam Rangga dalam hati.

"Halo, halo Tuan... Tuan masih di sana kah?" tanya Alex cemas tidak ada jawaban dari Rangga.

"Ah, iya saya masih di sini. Lalu info apa lagi yang kamu dapatkan?" tanya Farel lebih penasaran.

"Ya Tuan, ternyata saat ini hubungan mereka sedang tidak baik-baik saja. Farel ketahuan berselingkuh dengan Adik Iparnya sendiri."

"Apa?" Lagi-lagi Rangga di buat terkejut oleh berita tentang Farel. "Dasar lelaki bejat, dari dulu tidak pernah berubah. Sukanya merebut hak orang lain." Rangga begitu kesal mendengar berita tentang rumah tangga Arina yang ternyata sedang di ujung tanduk. Namun, Rangga berpikir kembali apakah ini saatnya untuk membalas dendam kepada Farel.

"Lalu bagaimana dengan Arina?"

"Nyonya Arina sudah mengurus surat perceraiannya. Namun, belum di setujui oleh Tuan Farel." Alex menceritakan apa yang sudah dia dapatkan.

"Bagus, kalau begitu secepatnya kamu urus Farel. Agar perceraian mereka segera terlaksana," perintah Rangga.

"Baik Tuan."

Rangga pun memutuskan sambungan ponselnya. Kali ini hatinya sedikit tenang karena dia merasa bisa membantu Arina dan berharap Arina jatuh pada pelukannya. Rangga yang sudah tidak bisa tidur akhirnya dia melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda tadi.

****

Farel bingung harus membawa anak-anaknya ke mana. Kalau di bawa tidur ke hotel pastinya mereka tidak akan mau Jika tanpa Mamanya. Lalu Farel membawa ke rumah Helen karena di sana mereka bisa bermain bersama anak-anak Helen.

"Mas kamu kok bawa Caca si?" tanya Helen tidak senang melihat Farel datang dengan menggendong Caca yang sudah tertidur.

"Iya, Aku mau nitip ke kamu bukan hanya Caca, tapi semua anak-anak Aku bawa," tanya Farel santai sambil masuk ke dalam kamar ingin meletakkan Caca.

"Apa Mas? Kenapa kamu bawa mereka semua? Emang Arina ke mana? Kamu kira aku ini baby sister mereka apa?" tanya Helen tidak suka.

"Helen, kenapa kamu seperti tidak suka melihat anak-anak Aku? Kamu bilang kalau kamu juga menyanyangi anak-anakku, tapi kenapa sekarang kamu keberatan kalau Aku nitip anak-anak?" tanya balik Farel.

"Bukannya begitu Mas, kamu 'kan belum sah bercerai. Jadi buat apa Aku urus mereka 'kan masih ada Mamanya."

"Helen! Aku tidak akan menceraikan Arina sampai kapanpun."

"Kenapa Mas? Bukannya itu lebih baik buat hubungan kita? Atau Kamu memang tidak pernah serius dengan hubungan kita?" tanya Helen.

"Ah sudahlah Aku cukup lelah, sebaiknya kamu bantu Aku bawa anak-anak masuk," pinta Farel.

Helen cukup kesal dia menghentakkan kakinya berjalan mengikuti Farel untuk membawa anak-anak Farel yang sudah tertidur di dalam mobil. Malam ini Helen cukup kesal, dia besok harus mengurus 6 orang anak sendirian sedangkan Farel dia akan bekerja. Sebenarnya Helen juga bekerja. Namun, saat ini dirinya mengambil cuti selama 3 hari dan masa cuti Helen di manfaatkan oleh Farel untuk menjaga anak-anaknya.

Jam sudah menunjukkan pukul 06.00 Caca yang baru bangun tidur menangis memanggil Mamanya karena Caca haus satu malaman Caca belum ada minum Susu.

"Iiiiii bising banget si! Bisa diam gak si kamu Ca!" bentak Helen yang harus terbangun karena suara Caca.

Caca semangkin bertambah menangis, membuat ke tiga Kakaknya terbangun.

"Caca Sayang, kamu kenapa Dek?" tanya Naura yang belum tersadar mereka ada di mana.

"Aca mau Mama, mau cucu," jawab Caca.

"Kak, kita di mana ini?" tanya Clara yang bingung dengan kondisi kamar yang berbeda. Naura baru sadar kalau mereka ternyata tidak di dalam kamarnya.

"Kak, Papa ke mana?" tanya Arumi juga bingung mereka ada di mana.

"Kakak juga gak tahu, kita ada di mana ya dan Papa juga ke mana. Bagaimana ini dek Caca pasti sangat haus karena dari semalam dia belum minum Susu," ucap Naura sangat bingung.

"Papa... Pa Caca haus ini Pa," jerit Naura dari dalam kamar sambil berusaha membuka pintu. Namun, Naura sangat terkejut karena pintu kamarnya terkunci dari luar.

"Pa, buka Pa!" Jerit mereka bersama sambil menangis.

Pintu kamar pun terbuka, tetapi Naura sangat terkejut dengan apa yang di lihatnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Suamiku Tergoda Oleh Adik Iparnya    Bab 12

    Hari ini Arina merasa cukup lelah karena surat gugatannya di tolak oleh pengadilan. Dia kesal dan geram melihat tingkah Farel yang menggagalkan semua usahanya. Dia tidak mungkin pulang dengan pemikiran yang cukup kalut, akhirnya Arina memilih duduk di sebuah kafe untuk menghilangkan rasa penat di hatinya. Arina menghubungi orang yang mengurus surat perceraiannya. Namun, beliau mengatakan bahwa bukti yang dia miliki tidaklah kuat. Farel lebih cerdik dalam hal ini, membuat Arina semangkin frustasi mendengarnya.Tidak jauh dari tempat di mana Arina duduk ternyata Rangga juga berada di sana. Rangga tanpa sengaja mendengarkan apa yang di bicarakan oleh Arina, dengan senyum yang mengembang Rangga segera menemui Arina."Hai, boleh saya duduk di sini!" pinta Rangga.Arina yang sudah beberapa kali bertemu dengannya, dia segera membalas senyuman Rangga walau dengan terpaksa."Hai, silahkan," jawab Arina."Maaf tadi saya tidak sengaja mendengarkan percakapan kamu. Kalau boleh saya akan membantu

  • Suamiku Tergoda Oleh Adik Iparnya    Bab 11

    Setelah kepulangan Caca dari rumah sakit, suasana rumah menjadi sangat jauh berbeda. Tidak ada lagi gurauan di dalam rumah mereka semua larut dalam pikiran masing-masing. Arina sama sekali tidak ingin berbicara dengan Farel. Begitu juga dengan anak-anaknya. Sedangkan Farel, Bingung harus berbuat apa. Farel hanya bisa berbicara dengan Caca dan bermain dengan Caca. Sedangkan anak yang lainnya mereka merasa takut dengan Farel. Walaupun Farel sudah berulang kali meminta maaf. Namun, tetap saja tidak mempengaruhi perasaan mereka. Malam itu Arina sengaja menidurkan anak-anak dengan cepat, rasa sesak di dadanya rasanya sudah tidak bisa di bendung lagi. ingin sekali dia meluapkannya saat ini juga kepada Farel. "Apa maksud kamu berbuat seperti ini??" tanya Arina dengan sangat cetus."Aku gak ada maksud apa-apa Sayang," jawab Farel dengan lembut. "Kalau kamu tidak ada niat yang buruk kenapa kamu bawa anak-anak kabur hah? Inilah hasil dari perbuatan kamu! Apa kamu suka melihat Caca seperti

  • Suamiku Tergoda Oleh Adik Iparnya    Bab 10

    "Benar Pak, dia yang mengurung anak Saya. Silahkan jika ingin di proses," ucap Farel lemas. Sebenarnya dia tidak tega mengatakan seperti itu. Namun, untuk menjaga hubungannya dengan istri dan anaknya dia harus tega.[Sayang, maafkan Aku. Kamu sebentar saja Mama akan urus kamu setelah ini] pesan Farel pada notif hijau.Helen belum sempat membaca apa yang telah di kirim oleh Farel. Wajahnya penuh emosi dan amarah. "Awas kamu Mas!" hardik Helen dalam hati.Setelah kepergian Helen, Farel segera menghubungi Mamanya agar segera membantu menyelesaikan masalahnya. Sudah pasti sang Mama dengan sangat senang hati membantu Helen. Bahkan dia tidak menanyakan apalagi melihat bagaimana keadaan Caca. Setelah selesai urusan Helen Farel harus kembali ke rumah sakit. Dia tidak lagi mau dikatakan seorang Papa yang jahat oleh anak-anaknya. Farel membawakan makan siang buat Arina dan ke tiga anaknya, tetapi sampai di sana, Farel di suguhi pemandangan yang selama ini tidak dia lihat.Dengan sangat asyiknya

  • Suamiku Tergoda Oleh Adik Iparnya    Bab 9

    Helen tak terima di katakan dirinya penculik. Dia sontak melihat Farel seolah-olah minta penjelasan dari Farel. Namun, belum lagi Helen menjelaskan Arina menjerit."Mas ... Caca Mas!" jerit Arina membuat semua orang yang sedang menghakimi Helen diam dan beralih melihat Caca."Caca, kamu kenapa Nak," tanya Farel panik."Sudah ayo kita bawa ke rumah sakit,"pinta Pak RT.Arina langsung berlari masuk ke dalam mobil dan membawa Caca yang masih kejang-kejang karena demamnya yang tinggi.Farel langsung membawa mobilnya dengan lumayan kencang agar cepat sampai di rumah sakit terdekat. Perasaan bersalah pun menyelimuti hati Farel karena keegoisannya yang menyebabkan Caca sakit."Sabar ya Sayang, kamu harus kuat ya Sayang," ucap Arina sambil memeluk tubuh mungil Caca."Ini semua karena Papa. Coba kalau Papa tidak membawa kami ke rumah Tante Helen pasti Caca tidak sakit," ucap Arumi dengan kesalnya. Arumi adalah anak yang paling cerewet di antara anak-anak Arina lainnya.Arina melirik Farel, per

  • Suamiku Tergoda Oleh Adik Iparnya    Bab 8

    "Tante!!" ucap Naura dan Arumi serentak."Kalian kenapa si pagi-pagi sudah bising? Tante itu masih mau tidur lagi. kalian ganggu saja!" cetus Helen."Maaf Tan! Pa ... Papa mana Tan?" tanya Naura dengan sangat berhati-hati. "Papamu sudah pergi jadi kalian jangan buat keributan, Aku lagi mau istirahat. Kamu urus adik-adikmu jangan sampai mereka menangis. Kalau lapar kalian tinggal ambil di dapur," ucap Helen sambil berlalu ingin melanjutkan tidur lagi."Tante, tapi kami mau sekolah!" ucap Naura."Kami ingin sama Mama Tante!!!" Sambung Arumi."Heh!!! Papa kalian saja tidak memikirkan sekolah kalian. Kenapa Aku yang harus repot," ujar Helen dan berlalu pergi meninggalkan mereka."Bagaimana ini Kak, kita telepon Mama yok Kak," pinta Arumi."Bagaimana caranya Dek, Kakak saja tidak tahu berapa no telepon Mama, ujar Naura sambil menggendong Caca yang masih menangis."Papa..... Papa... ayo Pa pulang." Tangis Clara membuat suasana pagi itu keruh.***Arina sudah bertekad untuk menemui Farel d

  • Suamiku Tergoda Oleh Adik Iparnya    Bab 7

    Arina tak menghiraukan Rangga lagi. Dia berlalu meninggalkan Rangga yang masih bengong. Arina tidak lagi mau ambil pusing tentang Rangga lelaki yang baru dia temui. Memikirkan hidupnya saja dia sudah pusing.Sampai di rumah suasana rumahnya masih sama seperti tadi. Belum ada tanda-tanda anak-anaknya pulang. Sementara jam sudah menunjukkan pukul 22.00 hati Arina semangkin gelisah ke mana dirinya harus mencari anaknya, sementara Farel masih sama seperti tadi masih sulit untuk dihubungi. Sementara Rangga masih berada di taman dia tidak menyangka sama sekali jika Arina sudah berkeluarga. Di lihat dari bentuk tubuhnya Arina masih seperti anak gadis yang belum menikah. Namun, nyatanya Arina sudah memiliki anak 4 yang belum di ketahui oleh Rangga."Kamu harus bisa mencari tahu siapa itu Arina!" Rangga menghubungi Alex untuk mengumpulkan informasi tentang Arina. Rangga begitu penasaran siapa wanita yang sudah menggoyangkan hatinya itu."Baik Tuan!" jawab Alex dari sebrang sana.Rangga kemudi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status