Share

9. Bertemu Lexa

.

.

“Kau yang namanya Aila?”

Saat itu Aila sedang bekerja di kantor, mengerjakan beberapa pekerjaan yang deadlinenya sudah dekat, Aila sedang serius, tapi tiba-tiba saja datang seorang perempuan cantik dengan dandanan dan pakaian yang mahal dan berkelas.

“Benar, anda siapa ya?” tanya Aila bingung.

“Psstt! Aila, dia adiknya dokter Alex” bisik teman kerja Aila yang bernama Lia, Lia sendiri sudah lebih senior dalam pekerjaan itu dan dia sering membantu Aila.

Aila buru-buru berdiri, “Ah, maaf, saya tidak mengenali anda, apa ada yang bisa saya bantu?” tanya Aila.

“Buatkan aku coklat panas, setelah itu temui aku di lobi, aku ingin bicara denganmu” ucap nona muda itu, setelahnya dia pun pergi ke lobi.

Aila menoleh pada Lia, yang menyuruhnya untuk mengerjakan saja apa yang diperintahkan nona muda.

“Tapi pekerjaanku gimana?” tanya Aila.

“Kamu bisa kerjakan nanti, dari pada kamu gak ladenin dia, dia bisa mecat kamu sewaktu-waktu, udah pergi aja, yang ini biar aku kerjain” ucap Lia, dia mengambil sebagian pekerjaan Aila yang lebih sulit.

Aila tidak ada pilihan lain selain pergi ke dapur kantor, lalu membuatkan coklat panas seperti yang adiknya Alex perintahkan.

Setelah selesai dia menemui si nona di loby, nona itu sibuk dengan ponselnya, dia baru berhenti saat Aila meletakkan cangkir berisi coklat panas di depannya.

“Apa yang ingin anda bicarakan?” tanya Aila.

“Aku Lexa, adik dari kak Alex... aku tahu kamu masuk disini berkat koneksi dengan kakakku, jangan berusaha mendekati dia dengan –” Lexa memperhatikan penampilan Aila dari ujung rambut hingga ujung kaki dengan tatapan menilai yang menyebalkan dan seperti sedang merendahkan.

“Yah... dengan penampilan seperti ini, aku tidak sedang menghinau kok, tapi aku hanya ingin kamu itu – apa ya? Sadar diri? Iya, sadar diri mungkin yang paling tepat, karena... lihatlah dirimu sendiri, lalu lihat kakakku, kalian seperti langit dan bumi, seperti kotoran dan berlian, jangan berharap pada kakakku, dia hanya berbuat baik saja padamu” ucap Lexa.

Aila tersenyum kecil, “saya tahu itu nona Lexa, anda tidak perlu mengingatkan saya, saya sudah sadar diri, saya tahu Alex hanya berusaha membantu saja, tidak ada perasaan lebih semacam itu, anda tidak perlu khawatir, keinginan saya hanya hidup tenang dengan pekerjaan yang bagus, itu saja.”

“Oh, baguslah, kamu orangnya sadar diri, jadi jaga jarak dengan kakakku ya?”

Lexa kemudian mencicipi minuman buatan Aila, awalnya hanya untuk formalitas saja, dia tidak mau menghabiskannya lalu segera pergi. Tapi ternyata coklat panas buatan Aila agak berbeda.

Aila sendiri senang karena adiknya Alex tersebut menyukai minuman darinya hingga menghabiskan minuman itu tanpa sisa.

“Anda menyukai coklat panas buatan saya?” tanya Aila.

“Ehem! Biasa saja, aku hanya bersikap sopan dengan menghabiskan minuman itu, bukan berarti aku menyukainya, permisi...”

Lexa pun cepat-cepat pergi.

Aila tersenyum gemas, “dasar anak muda sekarang tidak bisa jujur dengan perasaannya, padahal jika bilang enak, aku tidak akan mengatakan apapun, lucu sekali,” gumam Aila.

Lexa cepat-cepat keluar dari gedung kantor, setelah keluar dia segera berjalan menuju mobil mewahnya, kemudian masuk dan menelfon seseorang.

“Halo, Stevi, aku sudah mendatanginya seperti yang kau inginkan, aku sudah memperingatinya jadi kita impas kan?”

[Duh, bagaimana ya?]

“Ayolah, aku sudah melakukan apa yang kau inginkan! Jika kau main-main denganku akan ku katakan pada kak Alex –”

[Jadi, kau ingin aku membocorkan vidiomu dengan selingkuhanmu? Apa yang akan tunanganmu katakan ya?]

“Stevi jangan main-main denganku!”

[Aku hanya ingin kamu menghasut keluargamu yang lain agar tidak menyukai Aila!]

“Gak masuk akal, kak Alex gak mungkin suka sama wanita kayak gitu, gendut, biasa aja... kayak ibu-ibu komplek, kak Alex punya selera yang bagus!”

[Jadi kau ingin aku menyebarkan –]

“Akan aku lakukan! Kalau bisa dia dipecat dari pekerjaannya!”

[Haha, kamu memang adik yang baik, sudah ya!]

Lexa mengumpati ponselnya segera setelah sambungan telfon dengan Stevi berakhir, “cewek uler itu... dia udah selungkuh sekarang ngejar kak Alex lagi, gak tahu malu banget!”

Dengan perasaan dongkol, Lexa pun menjalankan mobilnya keluar dari parkiran depan gedung kantor.

***

Aila menghela nafas berat, kemudian turun dari timbangan berat badan digital.

Hanya turun 0,5 kg dalam lima hari.

Padahal Aila sudah berolahraga, sudah makan dengan sehat dan melakukan defisit kalori juga. Selain itu, Aila juga telah rajin mengaplikasikan skincare sesuai perintah Alex.

Memang wajah Aila sudah lebih baik, dia juga sudah bisa dandan dengan baik, tapi berat badannya hanya berkurang sedikit, dia tetap terlihat gendut.

Tok tok tok

Aila menoleh pada pintu apartemennya, dia pun berjalan mendekati pintu kemudian membukanya.

“ALEX?”

Aila panik saat melihat Alex datang dalam keadaan lemas, wajah kemerahan dan berantakan.

“Alex kamu kenap –” Aila tidak melanjutkan ucapannya karena terlalu terkejut, bagaimana tidak? Alex tiba-tiba menjatuhkan diri dalam pelukan Aila.

Awalnya Aila berdebar-debar karenanya, tapi setelah merasakan tubuh Alex yang panas, Aila pun kembali panik.

Sebisa mungkin dia menyeret tubuh bongsor Alex menuju sofa.

Sudah jelas, Alex demam.

“Alex, apa yang terjadi padamu?” tanya Aila, setelah itu dia beranjak untuk mengambilkan kompres, namun tangan Alex mencegahnya dengan menggenggam tangan Aila.

“Tunggu...”

Aila pun kembali duduk, menatap Alex dengan tatapan penasaran.

“Iya? Ada apa? Katakan saja...”

“Aila, maaf ya?”

Aila mengernyitkan dahinya bingung, “maaf kenapa?”

“Sekarang, namamu sedang viral di internet... itu salahku kan? sampai keadaan pernikahanmu juga tersebar.”

Jangan bilang Alex sakit karena terlalu memikirkan Aila.

“Alex, apa yang terjadi itu bukan salahmu!”

“Tapi kamu dihujat karenaku!”

“Tidak, itu tidak benar...”

“Padahal kamu tidak seburuk itu, mereka bilang pantas saja suamimu selingkuh, kamu penampilannya buruk, ibu mertua tirimu lebih cantik... tapi aku tidak pernah menilai orang dari penampilan, kamu bahkan harus dibandingkan dengan Stevi, aku –”

“Sudah, berhenti bicara, aku akan ambilkan kompres.”

Aila pun beranjak dari sana, lalu pergi ke dapur dan memeriksa ponselnya. Karena ada deadline, Aila tidak memeriksa berita terkini.

Betapa terkejutnya Aila melihat dirinya sedang viral dimana-mana.

“Apa ini? Kenapa begini?”

.

.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status