.
.
“Kau yang namanya Aila?”
Saat itu Aila sedang bekerja di kantor, mengerjakan beberapa pekerjaan yang deadlinenya sudah dekat, Aila sedang serius, tapi tiba-tiba saja datang seorang perempuan cantik dengan dandanan dan pakaian yang mahal dan berkelas.
“Benar, anda siapa ya?” tanya Aila bingung.
“Psstt! Aila, dia adiknya dokter Alex” bisik teman kerja Aila yang bernama Lia, Lia sendiri sudah lebih senior dalam pekerjaan itu dan dia sering membantu Aila.
Aila buru-buru berdiri, “Ah, maaf, saya tidak mengenali anda, apa ada yang bisa saya bantu?” tanya Aila.
“Buatkan aku coklat panas, setelah itu temui aku di lobi, aku ingin bicara denganmu” ucap nona muda itu, setelahnya dia pun pergi ke lobi.
Aila menoleh pada Lia, yang menyuruhnya untuk mengerjakan saja apa yang diperintahkan nona muda.
“Tapi pekerjaanku gimana?” tanya Aila.
“Kamu bisa kerjakan nanti, dari pada kamu gak ladenin dia, dia bisa mecat kamu sewaktu-waktu, udah pergi aja, yang ini biar aku kerjain” ucap Lia, dia mengambil sebagian pekerjaan Aila yang lebih sulit.
Aila tidak ada pilihan lain selain pergi ke dapur kantor, lalu membuatkan coklat panas seperti yang adiknya Alex perintahkan.
Setelah selesai dia menemui si nona di loby, nona itu sibuk dengan ponselnya, dia baru berhenti saat Aila meletakkan cangkir berisi coklat panas di depannya.
“Apa yang ingin anda bicarakan?” tanya Aila.
“Aku Lexa, adik dari kak Alex... aku tahu kamu masuk disini berkat koneksi dengan kakakku, jangan berusaha mendekati dia dengan –” Lexa memperhatikan penampilan Aila dari ujung rambut hingga ujung kaki dengan tatapan menilai yang menyebalkan dan seperti sedang merendahkan.
“Yah... dengan penampilan seperti ini, aku tidak sedang menghinau kok, tapi aku hanya ingin kamu itu – apa ya? Sadar diri? Iya, sadar diri mungkin yang paling tepat, karena... lihatlah dirimu sendiri, lalu lihat kakakku, kalian seperti langit dan bumi, seperti kotoran dan berlian, jangan berharap pada kakakku, dia hanya berbuat baik saja padamu” ucap Lexa.
Aila tersenyum kecil, “saya tahu itu nona Lexa, anda tidak perlu mengingatkan saya, saya sudah sadar diri, saya tahu Alex hanya berusaha membantu saja, tidak ada perasaan lebih semacam itu, anda tidak perlu khawatir, keinginan saya hanya hidup tenang dengan pekerjaan yang bagus, itu saja.”
“Oh, baguslah, kamu orangnya sadar diri, jadi jaga jarak dengan kakakku ya?”
Lexa kemudian mencicipi minuman buatan Aila, awalnya hanya untuk formalitas saja, dia tidak mau menghabiskannya lalu segera pergi. Tapi ternyata coklat panas buatan Aila agak berbeda.
Aila sendiri senang karena adiknya Alex tersebut menyukai minuman darinya hingga menghabiskan minuman itu tanpa sisa.
“Anda menyukai coklat panas buatan saya?” tanya Aila.
“Ehem! Biasa saja, aku hanya bersikap sopan dengan menghabiskan minuman itu, bukan berarti aku menyukainya, permisi...”
Lexa pun cepat-cepat pergi.
Aila tersenyum gemas, “dasar anak muda sekarang tidak bisa jujur dengan perasaannya, padahal jika bilang enak, aku tidak akan mengatakan apapun, lucu sekali,” gumam Aila.
Lexa cepat-cepat keluar dari gedung kantor, setelah keluar dia segera berjalan menuju mobil mewahnya, kemudian masuk dan menelfon seseorang.
“Halo, Stevi, aku sudah mendatanginya seperti yang kau inginkan, aku sudah memperingatinya jadi kita impas kan?”
[Duh, bagaimana ya?]
“Ayolah, aku sudah melakukan apa yang kau inginkan! Jika kau main-main denganku akan ku katakan pada kak Alex –”
[Jadi, kau ingin aku membocorkan vidiomu dengan selingkuhanmu? Apa yang akan tunanganmu katakan ya?]
“Stevi jangan main-main denganku!”
[Aku hanya ingin kamu menghasut keluargamu yang lain agar tidak menyukai Aila!]
“Gak masuk akal, kak Alex gak mungkin suka sama wanita kayak gitu, gendut, biasa aja... kayak ibu-ibu komplek, kak Alex punya selera yang bagus!”
[Jadi kau ingin aku menyebarkan –]
“Akan aku lakukan! Kalau bisa dia dipecat dari pekerjaannya!”
[Haha, kamu memang adik yang baik, sudah ya!]
Lexa mengumpati ponselnya segera setelah sambungan telfon dengan Stevi berakhir, “cewek uler itu... dia udah selungkuh sekarang ngejar kak Alex lagi, gak tahu malu banget!”
Dengan perasaan dongkol, Lexa pun menjalankan mobilnya keluar dari parkiran depan gedung kantor.
***
Aila menghela nafas berat, kemudian turun dari timbangan berat badan digital.
Hanya turun 0,5 kg dalam lima hari.
Padahal Aila sudah berolahraga, sudah makan dengan sehat dan melakukan defisit kalori juga. Selain itu, Aila juga telah rajin mengaplikasikan skincare sesuai perintah Alex.
Memang wajah Aila sudah lebih baik, dia juga sudah bisa dandan dengan baik, tapi berat badannya hanya berkurang sedikit, dia tetap terlihat gendut.
Tok tok tok
Aila menoleh pada pintu apartemennya, dia pun berjalan mendekati pintu kemudian membukanya.
“ALEX?”
Aila panik saat melihat Alex datang dalam keadaan lemas, wajah kemerahan dan berantakan.
“Alex kamu kenap –” Aila tidak melanjutkan ucapannya karena terlalu terkejut, bagaimana tidak? Alex tiba-tiba menjatuhkan diri dalam pelukan Aila.
Awalnya Aila berdebar-debar karenanya, tapi setelah merasakan tubuh Alex yang panas, Aila pun kembali panik.
Sebisa mungkin dia menyeret tubuh bongsor Alex menuju sofa.
Sudah jelas, Alex demam.
“Alex, apa yang terjadi padamu?” tanya Aila, setelah itu dia beranjak untuk mengambilkan kompres, namun tangan Alex mencegahnya dengan menggenggam tangan Aila.
“Tunggu...”
Aila pun kembali duduk, menatap Alex dengan tatapan penasaran.
“Iya? Ada apa? Katakan saja...”
“Aila, maaf ya?”
Aila mengernyitkan dahinya bingung, “maaf kenapa?”
“Sekarang, namamu sedang viral di internet... itu salahku kan? sampai keadaan pernikahanmu juga tersebar.”
Jangan bilang Alex sakit karena terlalu memikirkan Aila.
“Alex, apa yang terjadi itu bukan salahmu!”
“Tapi kamu dihujat karenaku!”
“Tidak, itu tidak benar...”
“Padahal kamu tidak seburuk itu, mereka bilang pantas saja suamimu selingkuh, kamu penampilannya buruk, ibu mertua tirimu lebih cantik... tapi aku tidak pernah menilai orang dari penampilan, kamu bahkan harus dibandingkan dengan Stevi, aku –”
“Sudah, berhenti bicara, aku akan ambilkan kompres.”
Aila pun beranjak dari sana, lalu pergi ke dapur dan memeriksa ponselnya. Karena ada deadline, Aila tidak memeriksa berita terkini.
Betapa terkejutnya Aila melihat dirinya sedang viral dimana-mana.
“Apa ini? Kenapa begini?”
.
.
..Berita yang sedang viral di berbagai platform media sosial adalah kisah hidup Aila.Padahal, Aila meminta Asri dan Ningsih untuk menyebar luaskan berita tentang perselingkuhan Rendy dan Sari. Memang berita itu disebarluaskan, tapi tidak mungkin nama Aila tidak disangkut pautkan.Memang Rendy dan Sari dihujat banyak orang, bahkan Sari tidak mau keluar dari rumah karena malu. Rendy juga dipecat dari pekerjaannya karena perbuatan bejatnya berselingkuh dengan istri ayahnya sendiri.Namun, netizen yang dengan mudah menelusuri berita, menemukan Aila adalah mantan istri dari Rendy. Lalu, nama Alex juga disangkutkan.Mereka mengira Aila menggoda Alex setelah cerai dari Rendy.Berita tentang Aila makin parah saja.Netizen membela Stevi yang lebih cantik dan lebih pantas bersanding dengan Alex.Pantas saja Alex kepikiran sampai sakit begitu.“Sudahlah, lebih baik aku bertanggung jawab dan merawat Alex sekarang, namaku buruk dimata orang juga tidak masalah.”Aila pun membuatkan minuman hanga
..Aila terkejut saat pagi hari dia terbangun, ternyata Alex bangun lebih pagi darinya. Calon dokter spesialis jantung tersebut sudah berkutat di dapur, bahkan apartemen juga sudah bersih dan tertata rapih.“Alex?” panggil Aila.Alex menoleh dengan senyuman lebarnya, “oh, kamu udah bangun? Cepet mandi dan siap-siap, kita berangkat ke villa di puncak” ucap Alex dengan entengnya.“Villa?”“Iya, kan aku udah bilang, mau ngajak kamu jalan-jalan, aku punya villa lho di puncak, pemandangannya bagus banget disana, di sekitar sana juga ada kebun, taman bunga, cafe-cafe dan tempat wisata lain, kamu pasti suka deh” ucap Alex.Aila melongok pada masakan Alex, dia sudah khawatir dapur akan meledak jika Alex yang menggunakannya, ternyata Alex hanya membuat sandwich isi daging cincang goreng.“Kelihatannya enak, aku baru tau kamu bisa masak” ujar Aila.“Haha, aku cuma bisa masak yang simple, pasti jauh dari masakanmu, udah kamu mandi aja dulu... abis sarapan kita berangkat.”Terpaksa Aila pasrah,
. . Aila meneguk ludahnya, melihat semua makanan enak di depannya. Setelah berlayar dengan yacht, suami istri baik kenalan Alex mengajak untuk makan di restoran seafood bersama. Ada banyak menu yang dipesan, semuanya terlihat menggiurkan, tapi Aila khawatir jika dia banyak makan dietnya akan hancur. Kemudian dia menoleh pada Alex, dia malah asyik mengobrol dengan kenalannya tersebut. Akhirnya Aila makan satu potong sashimi. Ternyata enak! Godaan untuk memakan semuanya sangat besar. Ada king crab yang menggiurkan, ada pula gurita, cumi dan lain-lain, Aila ingin memakan semuanya tapi sungkan, yang memesan suami istri kenalan Alex, yang membayar juga mereka. “Aila makan yang banyak ya? Jangan sungkan, gak perlu mikirin diet segala...” ucap si ibu yang baik itu. Aila hanya senyum-senyum sambil mengunyah makanannya. “Kamu makan yang banyak ya... hari ini gak diet gak apa-apa” bisik Alex. Enak sekali mereka bicara, padahal Aila bernafas saja rasanya badan makin melar. Penampilan Ai
..Aila menarik nafas lalu menghembuskannya perlahan, berusaha menenangkan dirinya sendiri, kemudian dia kembali menatap Alex. Tatapan mata Alex tetap sama, begitu teduh, tidak ada kebohongan di dalamnya.Namun, Aila masih belum bisa memercayainya.“Aila, kenapa kamu tidak percaya padaku? Apa menurutmu, jika seorang lelaki yang tidak suka, dia akan menolong seseorang sampai seperti ini? Aku bukannya ingin pamrih, aku juga tidak masalah jika kamu tidak membalas perasaanku, tapi rasanya sakit jika kamu tidak memercayai perasaanku” ucap Alex.Alex mengangkat tangannya, lalu meraih pipi chubby Aila, tersenyum kecil, kemudian menundukkan kepalanya.Aila yang bingung hanya mengedip-ngedipkan matanya, bingung dengan situasi yang ada, sampai kemudian kedua bibir mereka bertemu. Tentu saja Aila terkejut, dia sempat mundur namun Alex lebih cepat meraih pinggang Aila dengan tangannya yang bebas, merapatkan tubuh Aila dengan tubuhnya.Ciuman yang semula hanya saling menempel itu mulai berubah me
..“Ini dokter yang ingin ku kenalkan padamu” ucap Alex.Seperti janjinya, dia mengenalkan Aila pada seorang wanita. Mereka langsung menemui wanita itu di rumahnya. Jarak antara apartemen dan rumah itu tidak terlalu jauh, Aila bisa pergi menggunakan sepeda untuk ke rumah itu.Bahkan, Aila dan Alex hanya jalan kaki untuk pergi kesana, mereka sempat jajan siomay juga sebelum sampai rumah tujuan.Aila menjabat tangan wanita yang kelihatan seperti umur tiga puluh tahunan tersebut.“Nama saya Aila.”“Aku Sarah, Alex banyak bercerita tentangmu sampai aku penasaran, seperti apa Aila itu... ternyata seperti yang ku bayangkan selama ini” ucap wanita itu, Sarah.Aila jadi gugup, memangnya Sarah berpikiran apa tentang Aila?“Memangnya apa yang Alex ceritakan?” tanya Aila dengan nada pelan, karena dia takut Alex tersinggung, walau pada kenyataannya Alex hanya senyam senyum seperti orang bodoh.Alex terus memperhatikan Aila sejak tadi, sampai Aila takut Sarah tersinggung.Masalahnya ini di rumah
..Aila merasa sangat bodoh, dia tidak bisa berhenti untuk tersenyum. Pada akhirnya, Aila menerima Alex untuk memasuki hatinya. Namun, Aila masih tidak memperbolehkan Alex untuk mengumbarnya ke publik. Aila masih takut... jadi hubungan mereka hanya mereka berdua saja yang mengetahuinya.Aila berjanji pada diri sendiri, dia tidak akan membocorkannya sebelum dirinya berubah. Oleh karena itu, Aila berusaha sekuat tenaga untuk berubah.Dia sudah mulai bekerja untuk Sarah karena Sarah sangat menyukai masakan Aila, menurut dia masakan Aila jauh lebih baik dari yang dia bayangkan.Sudah satu minggu berlalu.Hari itu adalah hari sabtu.Sabtu minggu Aila libur, karena Sarah sendiri di weekend malah pergi bekerja, bagaimanapun juga dia itu dokter dan ahli gizi. Sarah membuka praktek untuk berobat dan konsultasi di rumahnya jika di hari Sabtu-minggu.Aila menatap timbangan digital di depannya, meneguk kasar ludahnya.Jujur saja hal paling berat adalah menimbang tubuhnya, takut harapan tidak ses
..“Stevi! Apa yang kau lakuk –” Alex yang marah itu tercekat saat melihat Aila sudah sangat marah.Tangan Aila melayang dengan cepat lalu mendarat di pipi Stevi.PLAK!Suara tamparan itu begitu renyah sampai mendapat perhatian dari tamu undangan yang lain.Stevi pun memegangi pipinya, tidak percaya jika Aila berani menamparnya.“Kau...”“Beraninya kamu mengotori dress kesayanganku? Aku harus diet dulu hanya untuk memakainya, sekarang sudah bisa ku pakai tapi kamu mengotorinya? Aku tidak masalah jika itu air mineral biasa tapi ini sirup! Minuman berwarna! Kau –”“Janda gendut gak tau diri, beraninya kau menamparku!”Alex segera menyeret Aila untuk pergi, tapi sebelumnya dia menatap Stevi dan Lexa dengan tajam.“Jika kalian berani dengan Aila lagi, aku tidak akan tinggal diam! Ayo Aila, kita cari pakaian baru...”Stevi sangat geram melihat Alex yang pergi sambil menggandeng Aila.Seharusnya posisi itu adalah miliknya.“Si gendut itu...”“Gimana ini, dia semakin kurus dan cantik, kamu
..Aila melongo mendengar si selebriti yang Aila lupa namanya itu seenaknya sendiri mengatainya, apa bedanya dia dengan pegawai yang sebelumnya jika begini?Alex sudah ingin membuka mulutnya untuk menyerang si selebriti, tapi Aila dengan cepat memberinya kode untuk diam saja.“Jadi karena mbaknya itu lebih terkenal dan lebih cantik, jadi saya gak boleh beli baju mahal? Saya sudah memilih gaun itu duluan dan akan segera saya bayar setelah mencobanya, mbak bisa milih yang lain yang jauh lebih mewah dan mahal, tidak perlu gaun saya juga kan mbak?”PLAK!Aila sangat terkejut, padahal ucapan Aila itu sudah sangat sopan, juga lembut nadanya, tapi si seleb langsung menamparnya begitu saja. Aila pun menatap si seleb dengan tatapan tidak percaya.“Kamu berani banget ya? Mana manggil mbak lagi, emang aku pembantu apa? Gak sopan banget, kamu mau aku laporin, hah?”“Ya udah kalo gak suka dipanggil dengan sopan, ku panggil buk aja mau? Lagian mbak itu –”“Siapa yang nyuruh kamu bantah ucapanku si