Share

Dugaan sementara

Author: Simplyree
last update Last Updated: 2025-11-02 17:58:44

“Itu karena rekening dia habis diretas sama orang yang nggak dikenal, makanya semua uangnya habis,” jelas Vita.

Arga menatapnya sejenak, kemudian mengangguk paham. Pria itu teringat kasus yang kemarin dibawa oleh Nova mengenai kasus peretasan rekening di korea oleh orang Indonesia.

Apakah Gilang juga korban dari pelaku yang sama? Tapi seingatnya korban yang melaporkan semuanya adalah perempuan, ataukah ada korban laki-laki yang tak ia ketahui?

“Kenapa sih emangnya?” tanya Vita sambil menatap Arga dengan ekspresi menyelidik, sedikit ingin tahu reaksi suaminya.

"Mas cuma nanya aja,” balas Arga sambil tersenyum tipis.

Vita menghela napas pelan, matanya menatap jauh ke luar jendela. “Namanya musibah nggak ada yang tahu,” ucapnya lirih, seolah sedang merenungkan nasib temannya.

Tiba-tiba Arga mencondongkan tubuhnya dan menarik hidung Vita dengan cepat. Sontak hal itu membuat Vita menjerit kaget.

“Iih sakit! Mas Arga kenapa sih?!” seru Vita kesal.

Arga terkekeh pelan, menatap reaksi istrin
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Suamiku ternyata seorang Intel   Rencana licik

    “Bagaimana Pak? Dia adalah orang yang sudah mengambil tas istri saya!” ujar Arga dengan nada tegas. Matanya tak lepas dari layar laptop yang menampilkan cuplikan rekaman CCTV.Kedua polisi yang duduk di hadapannya memperhatikan video itu dengan seksama. Salah satu dari mereka, seorang pria paruh baya dengan garis tegas di wajahnya mengerutkan kening. Ia memutar rekaman beberapa kali, lalu menghentikannya tepat saat sosok berpakaian serba hitam menatap ke arah kamera.“Gerak-geriknya memang mencurigakan, tapi bagaimana Bapak bisa mendapatkan rekaman CCTV ini?” tanya polisi dengan nada ingin tahu.Arga terdiam sesaat. Ia menatap kedua polisi itu bergantian, lalu menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. Ia tahu ia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya, bahwa ia telah menembus sistem keamanan kota dan menyadap server CCTV secara ilegal.Dengan nada datar, ia menjawab, “Ngga penting saya dapat dari mana, Pak. Yang jelas bukti itu cukup kuat untuk menunjukkan siapa pelakunya. Tolong tang

  • Suamiku ternyata seorang Intel   Dugaan sementara

    “Itu karena rekening dia habis diretas sama orang yang nggak dikenal, makanya semua uangnya habis,” jelas Vita. Arga menatapnya sejenak, kemudian mengangguk paham. Pria itu teringat kasus yang kemarin dibawa oleh Nova mengenai kasus peretasan rekening di korea oleh orang Indonesia.Apakah Gilang juga korban dari pelaku yang sama? Tapi seingatnya korban yang melaporkan semuanya adalah perempuan, ataukah ada korban laki-laki yang tak ia ketahui?“Kenapa sih emangnya?” tanya Vita sambil menatap Arga dengan ekspresi menyelidik, sedikit ingin tahu reaksi suaminya."Mas cuma nanya aja,” balas Arga sambil tersenyum tipis.Vita menghela napas pelan, matanya menatap jauh ke luar jendela. “Namanya musibah nggak ada yang tahu,” ucapnya lirih, seolah sedang merenungkan nasib temannya.Tiba-tiba Arga mencondongkan tubuhnya dan menarik hidung Vita dengan cepat. Sontak hal itu membuat Vita menjerit kaget.“Iih sakit! Mas Arga kenapa sih?!” seru Vita kesal.Arga terkekeh pelan, menatap reaksi istrin

  • Suamiku ternyata seorang Intel   Perasaan curiga

    “Tadi pagi aku lagi jalan-jalan di taman, dan nggak sengaja nemuin tas kamu di bawah pohon,” ucap Gilang.“Tapi kok kamu bisa tahu kalau itu tas aku?” tanya Vita dengan mata menyipit.Gilang tampak salah tingkah. Ia menggaruk tengkuknya beberapa kali. Tanpa disadari Arga diam-diam mengamati gerakan kecil pria itu dari samping.“Waktu aku buka tasnya ada KTP atas nama kamu, makanya aku bisa tahu," jawab Gilang.Kini Vita paham, dan ia mengangguk pelan. Dengan penuh lega ia memeluk tasnya erat-erat seolah itu adalah bagian dari dirinya sendiri.“Untung aja kamu nemuin. Aku nggak tahu apa yang bakal terjadi kalau tas ini nggak ketemu,” ucapnya dengan nada senang. “Tapi kok tas kamu bisa ada di taman?” tanya Gilang.Vita menghela napas panjang, ekspresinya kembali sedih. “Ceritanya panjang, intinya tas aku dijambret sama orang waktu aku lagi di pasar,” ucapnya pelan.Wajah Gilang langsung berubah kaget, seolah ia mengerti mengapa Vita yang ditunggu-tunggu yang kunjung muncul di tempat ya

  • Suamiku ternyata seorang Intel   Sang penemu tas yang hilang

    “Mas nggak kenal sama dia,” jawab Arga.Vita mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan. “Tadi aku denger kok waktu kalian lagi ngobrol,” sangkalnya. Arga menghela napas panjang. Ia menyenderkan diri di kursi, membiarkan tubuhnya rileks sejenak walaupun pikirannya tetap sibuk.“Kamu inget waktu itu Mas pernah cerita soal alasan kenapa Mas bisa dikeluarkan dari kepolisian?” tanya Arga.Vita mengangguk pelan. “Inget, kenapa emangnya?” tanyanya penasaran.Arga tampak gelisah. Berulang kali ia menggosok tangannya di atas pahanya, menahan rasa tegang yang tiba-tiba muncul. Pandangannya menunduk sejenak sebelum akhirnya menatap Vita.“Dia dulunya adalah senior Mas di kepolisian yang sudah mengkambing-hitamkan Mas,” ucap Arga."Dia yang udah membuat Mas dikeluarkan dari kepolisian," lanjut pria itu. Vita membuka mulutnya lebar, lalu menutupnya dengan tangan.“Tapi… tapi orang tadi kelihatannya baik banget. Buktinya dia udah nolongin aku,” ucapnya pelan, masih tidak menyangka dengan fakta yang

  • Suamiku ternyata seorang Intel   Ego mengalahkan logika

    “Setelah lama tidak bertemu, kamu memanggil saya hanya dengan nama?” Bima menatap Arga sambil menautkan alis. “Kamu lupa kalau perbedaan usia kita hampir dua puluh tahun?” lanjutnya tajam.Arga menatapnya dingin. “Tidak ada satu alasan pun bagi saya untuk bersikap sopan kepada Anda,” balasnya tajam. Keduanya saling bertatapan selama beberapa saat hingga membuat ruangan terpenuhi oleh hawa dingin.“Mas Arga,” suara lirih memecah ketegangan di antara mereka. Arga segera menoleh. Begitu melihat Vita terbaring lemah di ranjang, ia refleks mendekati istrinya. Beberapa orang berseragam cokelat yang semula duduk di hadapan Vita langsung berdiri dan memberi ruang.“Sakit ya?” tanya Arga pelan, matanya menatap dahi Vita yang dibalut perban putih.Vita menggeleng, mencoba tersenyum meski wajahnya tampak pucat. “Enggak kok, sekarang udah mendingan,” jawabnya lembut.Arga mengusap rambut istrinya perlahan, seolah memastikan bahwa perempuan itu benar-benar baik-baik saja. Setelah beberapa detik,

  • Suamiku ternyata seorang Intel   Bertemu teman lama

    Arga meregangkan tubuhnya yang terasa pegal setelah berjam-jam duduk di depan layar komputer. Sendi-sendi punggungnya terasa kaku, dan matanya mulai perih karena terlalu lama menatap cahaya monitor. Ia berdiri dan memutuskan untuk ke dapur mengambil segelas air putih.Namun, saat tiba di dapur, langkahnya terhenti. Meja makan masih kosong. Tak ada sayur, tak ada bahan masakan padahal biasanya jam segini Vita sudah pulang dari pasar dan sibuk menyiapkan sarapan.Kening Arga berkerut. Ia berbalik menuju kamar mereka. Kamar sepi dan tak ada tanda-tanda Vita baru saja kembali.“Vita emangnya belum pulang?” gumamnya lirih.Rasa tak enak mulai menyelinap di dadanya. Arga berjalan ke garasi, berharap menemukan sesuatu yang bisa menenangkan pikirannya. Tapi begitu membuka pintu, hanya mobil pribadinya yang terparkir di sana.Arga menatap kosong ke arah ruang garasi beberapa detik. Pikirannya mulai dipenuhi kemungkinan-kemungkinan buruk. Arga menggenggam ponselnya erat, menekan nama Vita di d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status