Jax's POV
Perjalanan yang kami tempuh jadi makin jauh. Aku masih berada di ruangan di mana Ivanna diawetkan dan terus mengawasinya. Kemungkinan dalam dua atau tiga hari kami akan tiba di Southwest Island. Namun, aku masih belum melihat tanda-tanda kelahiran bayi kami.“Apakah kau yakin telah memberikan cairan itu?” tanyaku pada Ayden yang juga tak habis pikir dengan apa yang terjadi.“Aku tak mengerti. Aku bahkan sudah memberikan tambahan, dan seharusnya membawa efek lebih setelah beberapa hari kemarin bayi Ivanna menunjukkan tanda-tanda akan keluar. Kini semuanya justru tidak terlihat seolah ia masih ingin berada di dalam rahim ibunya yang nyaman,” gumam Ayden yang membuatku bukannya cemas, melainkan justru menyunggingkan senyum.Aku lantas mendekat ke arah tabung. Ayden membuat benda itu seperti layar hologram yang menampakkan kondisi bayi kami di dalam rahim Ivanna. Ia masih bergerak, berkedip, bahkan menghisap ibu jarinya. Ada perasaan yang begitu hangat di dadaku sampai rasanya tak sabar untuk mendekap makhluk mungil itu.“Devon tidak mengetahui tentang ini, kan?”“Tidak sama sekali. Tapi andaikan ia tahu sekalipun, aku tak peduli. Kami berada di posisi yang sama, ia justru akan merugi kalau sampai menentang atau bahkan membahayakan posisiku dan Ivanna.”Aku memutar tubuh menghadap pada Ayden yang sesekali menatap layar benda pipih di tangannya. Ia kemudian menunjukkan sesuatu yang tampil pada layar.“Apakah dia yang bernama Jessabelle?” tanya Ayden, menunjukkan seseorang yang ada di layar. Ia memang sangat mirip dengan Ivanna. Kecuali kulitnya yang lebih putih sementara Ivanna sedikit gelap. Dan tahi lalat di dekat bibir yang tak dimiliki oleh Jessabelle. “Holly shit! Mereka sangat mirip, Jax.”“Ya, aku tahu. Tak heran kalau Devon begitu melindungi wanita itu. Karena kalau Jason sampai mengetahui keberadaan Jessabelle, maka wanita itu dan anak-anaknya akan berada dalam bahaya.”“Anak?”“Ya. Devon mengasingkan Jessabelle ketika tengah mengandung. Kau sendiri yang mengatakan kalau lycan memiliki kekuatan khusus yang berbeda dengan manusia biasa. Maka kuambil kesimpulan mengapa devon begitu protektif, begitu pula dengan Jessabelle yang setuju untuk diasingkan. Karena mereka memiliki anak-anak yang harus mereka lindungi.”“Wah ... luar biasa! Kau sangat cerdas, Jax. Kupikir kau hanya menguasai kemampuan fisik, ternyata kau adalah seorang genius yang menyamar. Sekarang katakan padaku, bagaimana pendapatmu tentang aku dan Gabby. Apakah dia bisa mengandung?”“Jangan bercanda, tolol! Kau dan Gabby yang menguasai ini. Aku tidak tahu apa pun mengenai vampir dan lycan. Apakah wanita lycan bisa mengandung ketika bersama seorang vampir lycan.”Ayden tersenyum kecut seraya menundukkan wajahnya. “Kau benar. Tak akan mungkin Gabby mengandung. Namun, ia wanita yang nekat. Ia meminta sel spermaku untuk membuahi sel telurnya di luar rahim. Dan dari sanalah dimulainya segala permasalahan.”“Apa maksudmu?” tanyaku. Namun, kemudian aku ingat mengenai perkataan Gabby yang sempat menyebut bahwa ia ingin mengambil sesuatu yang menjadi miliknya. “Ah, aku ingat! Apakah maksudmu bayi yang kini berada di tangan Jason?”Ayden mengangguk. “Aku sudah peringatkan Gabby untuk berhati-hati. Namun, ini mungkin karena nalurinya sebagai ibu sekaligus seorang dokter dan ilmuwan yang membuatnya ingin selalu memantau seberapa besar keberhasilan hybrid buatannya. Sejauh ini, kami berhasil.Gabby telah berhasil menjadikan dua sel itu menjadi embrio. Entah bagaimana kondisinya sekarang berada di tangan Jason.”“Mengapa kalian meninggalkan pup kalian?”“Kami tak mungkin membiarkan kau menghadapi kesulitan seorang diri, Jax. Kondisi Ivanna merupakan tanggung jawab kami. Aku sadar ini semua kesalahanku karena percaya pada Jason beberapa waktu lalu dan bekerja sama dengannya. Beruntungnya, ia tak lagi mengejarku untuk serum dan vaksin itu.”Aku mengangguk mengerti. Memang bukan hal yang mudah untuk menghindar setelah berurusan dengan Jason. Begitu pula yang kurasakan sebelumnya. Namun, aku harus menjauh dan berhenti berurusan dengannya terlebih setelah aku tahu bagaimana Jason begitu bernafsu mengincar Ivanna.“Sekarang apa yang akan kita lakukan?” tanya Ayden setelah kami terdiam untuk beberapa saat. “Kau pimpinan kami, Jax. Berikan perintah, maka aku dan Gabby akan laksanakan.”Aku menatap pria yang mengangguk mantap, yang bagiku merupakan pertanda bahwa aku akan bisa membentuk klan dengan bantuan orang-orang luar biasa seperti mereka. Baru saja aku hendak merespon perkataan Ayden, Gabby muncul dan langsung berdiri di dekatku dan tersenyum penuh arti.“Aku juga akan pastikan kalau klanku Averios akan mengabdi padamu, Jax. Kita menjadi sekutu mulai sekarang,” ujarnya.Perkataan Gabby memantik keinginanku untuk merespon. Namun, belum sempat berucap, seseorang masuk dan membuatku nyaris terlompat. Aku tahu kedatangannya bukan dengan tujuan yang buruk.“Jangan lupakan aku, Jax.” Devon melangkah mendekat padaku dan berhadapan dengan aku, Gabby, dan Ayden. Ia menatap kami secara bergantian. “Aku setuju dengan ide dan permohonanmu. Namun, dengan syarat. Aku tetaplah pimpinan negara dan klan yang ada di bawah kekuasaanmu nantinya akan tetap berada di bawah pemerintahanku.” Perkataan Devon sontak membuatku menyunggingkan senyum kelegaan.“Terima kasih atas bantuan kalian. Aku tidak akan mengecewakan kalian. Mari kita lakukan ini bersama, kalian akan mendapatkan kembali milik kalian dan kita bersama akan membuat suasana klan yang damai dan kuat.”Jax's POV Aku dan Ivanna saling bertatapan, begitu pula Gabby yang terlihat tak percaya apa yang baru saja ia dengar. “Kehamilanmu adalah hadiah dari Amethyst, Sang Dewi Bulan, untukmu dan Dokter Davidson, karena kalian telah menolong kami,” lanjutnya. Aku bisa melihat air mata bahagia menetes dari sudut mata Gabby. Ia telah lama menantikan seorang bayi, karena menurutnya, dirinya tak mungkin bisa mengandung. Vampire tak mungkin mengandung, meski Ayden adalah seorang hybrid yang masih mungkin memiliki organ dan sel hidup dalam tubuhnya untuk bereproduksi, tetapi tidak dengan Gabby.Itu sebabnya ia mengusahakan dengan eksperimen yang telah hancur akibat perbuatan Jason. “Aku sangat bahagia mendengarnya. Selamat, Gabby!” Ivanna turut meneteskan air mata dan memeluk Gabby dengan erat, begitu pula lainnya bergantian mendekap wanita berambut merah itu. “Lalu bagaimana dengan embrio yang Jason bawa saat itu?” tanya Ivanna tampak ingin tahu. “Dia tak pernah tumbuh, Ivanna. Aku melihatny
Jax’s POVAku bisa merasakan nagamaki yang menembus punggung Jason semakin mengoyak tubuhnya, termasuk juga tubuhku. Jason menarikku mendekat dan seolah tak membiarkanku hidup sementara dirinya harus berakhir di tangan wanita yang selama ini ia anggap lemah.Ivanna berhasil menaklukkan apa yang selama ini membuatnya gentar. Pertemuan dengan Bethany dan Jason, adalah hal paling menakutkan baginya.Jason mendekapku cukup lama. Bola mata kelabunya menatapku dengan tatapan bengis, penuh kebencian. Aku masih ingat perkataannya yang terdengar sebagai ancaman seolah aku akan takut dan memilih untuk berpihak padanya.“Kau tidak akan pernah bisa lari, Jax. Aku akan terus memburumu dan keturunanmu di kehidupanku selanjutnya,” ujarnya, kemudian menyeringai.“Mungkin. Jika kau memang terlahir kembali, aku akan dengan senang hati menghadapi dan membunuhmu dengan tanganku sendiri,” jawabku sebelum kemudian mendorong Jason menjauh dan berusaha menopang tubuhku sendiri agar tak terjatuh.Aku masih in
Ivanna's POV Aku bangkit perlahan, duduk dengan tegak dan meraih Ash yang semula kubaringkan di atas hamparan pasir. Tak ada tangis sedikit pun, seolah ia mengerti bahwa ibu dan ayahnya sedang berjuang untuk keselamatannya, maka ia tak ingin membebani kami dengan rengekan.Aku menyerahkan Ash pada Ivory, membiarkan wanita itu merengkuh putraku.“Aku tak tahu apakah ini keputusan benar, mempercayakan bayiku padamu. Namun, seperti kau percaya padaku, maka itu yang kulakukan. Aku percaya padamu. Tolong jaga Ash untuk kami. Aku akan kembali ke sana menolong Jax dan kawan-kawan lainnya. Aku akan kembali mengambil Ash setelah kekacauan ini selesai.”“Tenang saja, Ivanna. Kau bisa percaya padaku. Aku berjanji akan menjaga Ash, karena ia adalah jodoh Mackenzie. Tak mungkin aku melenyapkan jodoh putriku sendiri. Sekarang kembalilah, tolonglah Jax dan lainnya. Aku akan membantu kalian dari sini,” ucap Ivory yang membuatku tertegun sejenak mendengar apa yang barusan ia ucapkan.Ash berjodoh den
Ivanna’s POVGabby menatapku dengan tatapan yang tak mampu kuterjemahkan. Apa yang tengah ia pikirkan saat ini? Mengapa aku tak bisa membaca pikirannya, dan pikiranku seolah tak mampu menangkap sinyal darinya. Apakah ini karena perasaanku tengah kacau balau?Gabby tampak gugup dan tak bisa memberikan jawaban maupun menuruti keinginan Jason, untuk memberikan Ash pada Bethany yang sudah tampak begitu kelaparan. “A-aku ingin ke kamar kecil,” ucap Gabby yang membuatku terhenyak. Apakah ia berniat untuk melarikan diri di tengah kekacauan yang telah ia buat? Jax mengatakan padaku bahwa Gabby sempat berniat untuk mengkhianati kami. Apakah ini salah satunya?Mendengar perkataan Gabby, Jason tersenyum mengejek. “Kau ingin menipuku, huh?”Gabby menggeleng. Bahkan ketika Jason akhirnya mencengkeram wajahnya, perempuan itu sama sekali tidak memberi perlawanan. Ayden yang tampak geram dan berusaha melepaskan diri untuk bisa menyelamatkan kekasihnya, sementara aku dan Ash, nyawa kami di uju8ng tan
Ivanna's POV Bethany, jika aku tak salah mengenali, layaknya seekor anjing yang datang bersama tuannya. Jason mengikatnya tanpa ampun.“Halo, Ivanna. Apakah aku lupa mengatakannya, bahwa kau tak akan pernah bisa lari dariku. Ke mana pun kau pergi, aku akan selalu bisa menemukanmu.” Ia menoleh pada makhluk yang ada dalam ikatannya. “Benar begitu, kan, sayang. Kau boleh menyapa dirimu di kehidupan terakhir, Beth. Setelah ini, kaulah yang akan hidup dan dirinya hanyalah tinggal kenangan.”“Kami tak akan biarkan kau menyentuh Ivanna!” geram Gabby kemudian menerjang Jason yang dengan gesit selalu berhasil menghindar.Lalu giliran Ayden yang menyerang. Kekuatan keduanya imbang, tetapi bagaimana pun, Jason adalah lelaki yang licik. Ia menggunakan Bethany sebagai senjata untuk menghalau dan mempersulit posisi Ayden dan Gabby.“Kau harus menghabisinya, Ayden. Kita harus selamatkan Ivanna.” Aku masih mendengar suara mereka berdua tengah bercakap-cakap sembari sesekali kudengar suara denting be
Ivanna’s POVDi tengah kekacauan yang terakhir kali kulihat adalah sosok kekasihku yang telah siap dengan sahabat karibnya, nagamaki yang selalu tersemat di balik punggung. Jika Jax sudah mengetatkan genggaman di ujung pegangan nagamaki, itu artinya, pertarungan besar akan terjadi. Jumlah Feral yang datang, aku lupa tepatnya, tetapi aku tahu kalau mereka tak hanya satu, dua, atau sepuluh. Ratusan, jika aku boleh memperkirakan. Apakah Jax dan Max akan baik-baik saja menghadapi mereka?Ivory menarik lengan dan membawaku melarikan diri bersamaan dengan datangnya gerombolan makhluk liar itu. Aku merasa beruntung karena tak hanya aku yang ada di sana, melainkan Ayden dan Gabby yang bertemu dengan kami di sebuah persimpangan.Beruntungnya, Ash tak pernah jauh dariku. Ia masih berada dalam gendonganku setelah mendapatkan tanda keanggotaannya.“Ivy, akan kau bawa ke mana kami?” tanyaku, sembari mengikuti kecepatan wanita itu. Ivory sangat gesit dan lincah. Ia seolah sudah terbiasa melarikan