Home / Romansa / Suddenly Marry With The CEO / 25. Aku Sangat Serius

Share

25. Aku Sangat Serius

last update Last Updated: 2025-08-16 21:07:51

“B-Bu Puspita?” Tiara tergagap begitu mengetahui sosok yang berbicara padanya adalah Puspita.

Puspita tersenyum sesaat lalu wajahnya dengan cepat berubah menjadi dingin. “Aku ingin berbicara denganmu. Mumpung atasanmu belum datang.”

“Oh-Ehm, bisa tapi saya harus segera - …” Suara dering ponsel Tiara memutus kalimat Tiara. “Sebentar, Bu. Pak Daniel telpon.” Tiara menutup bagian bawah ponselnya agar Daniel tidak dapat mendengar percakapannya dengan Puspita.

Tanpa menunggu jawaban Puspita, Tiara membuat jarak dengan wanita itu. “Selamat Pagi, Pak.’

“Aku tidak mau menjawab salammu!”

Tiara menelan paksa salivanya. Jawaban Daniel begitu ketus, menandakan pria itu kesal bukan kepalang.

“Mengapa kamu tidak juga berangkat? Apakah ada pekerjaan yang sangat mendesak yang harus segera kamu tangan, mengalahkan perintah atasanmu sendiri?”

Tiara menggeleng. “Bu-Bukan begitu, Pak. Ini ada-..” Tiara menoleh ke belakang, melihat ke arah Puspita yang masih berdiri di tempatnya semula sembari menatap in
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Suddenly Marry With The CEO   60. Penyesalan Daniel

    Budi mengantar Monika dan Tiara ke apartemen Daniel. Mobil berwarma hitam itu melesat meninggalkan gedung Andromeda lebih awal dari seharusnya. "Kamu, apa yang kamu rasakan sekarang? Apakah kamu deg-degan, Tiara?" Monika menatap hangat Tiara yang sedang sibuk dengan pikirannya sendiri. Gadis itu sibuk memikirkan semua yang diucapkan Daniel. "Eh-Eng ... Apa?" Tiara terkejut. Ia tidak menduga akan mendapat pertanyaan seperti ini dari Monika. "Tampaknya kamu sedang banyak pikiran.""Ehmmm. Maaf.""Sepertinya kamu butuh yang segar-segar." Monika melirik mini market yang ada di deretan ruko, yang terletak tepat di samping lampu merah. Ia bersiap meminta Budi untuk menepikan mobil, tapi urung ia lakukan ketika sosok Puspita keluar dari mini market yang hendak ia tuju. Untung saja Monika belum memberi instruksi kepada Budi sehingga Tiara tetap tenang. Melihat jarak apartemen Daniel sudah dekat, Monika memutuskan untuk membeli minuman dan beberapa cemilan di supermarket yang ada di lantai

  • Suddenly Marry With The CEO   59. Lamaran Diterima

    "Apakah itu berarti lamaranku diterima?"Tiara menggeleng. "Tidak. Saya tidak pantas."Daniel mendengus. Ia menghembuskan napas dengan kasar. "Berarti, apa yang aku lakukan tadi belum bisa meyakinkan dirimu jika kamu sangat pantas untuk bersanding denganku?"Tiara bergeming. Daniel melepas dasinya. Ia membuka tiga kancing atas kemejanya dan menggulung lengan kemejanya hingga siku. "Baik. Sepertinya, kamu memang menginginkan bukti yang lebih nyata. Dan, jangan pernah salahkan aku, Tiara. Kamu yang meminta. Aku hanya memenuhi permintaanmu."Daniel mengikis jaraknya dengan Tiara. Ia menangkup pipi Tiara, lalu melabuhkan kecupan kasar ke bibir Tiara. Ia melampiaskan kekesalannya karena Tiara masih menolak niat baiknya."Hmmmph!" Tiara meronta. Ia memukul dada Daniel berulang kali dengan keras, meminta pria itu melepaskan bibirnya dan segera menjauh darinya."Bukankah ini yang kamu inginkah? Kamu ingin pembuktian jika kamu sangat pantas untuk menjadi istriku, bukan?" Daniel mulai bertind

  • Suddenly Marry With The CEO   58. Aku Harus Bagaimana?

    Tiara langsung mengangkat kepalanya. Ia paham tapi tidak paham dengan yang didengarnya barusan. 'Mengenalkanmu sebagai istriku?' Lelucon apalagi ini? "Pak?" Tiara menuntut penjelasan."Aku tidak perlu mengulangi lagi perkataanku. Apa yang kamu dengar adalah apa yang aku ucapkan. Dan - ..." Daniel berhenti sejenak, menatap Tiara, mengamati wajah cantik yang beberapa hari ini tidak dapat ia pandangi dengan puas, yang terkejut mendengar ucapannya."Dan sebagai wanita dewasa yang sangat cerdas, aku sangat tahu kamu paham dengan yang aku maksud. Jadi, tidak akan ada kalimat penjelas yang mengikutinya setelah ini," lanjut Daniel.Batin Tiara sontak berteriak. Tangannya mengepal. Emosi yang beberapa hari ini tidak muncul, kini kembali menggelegak. Ia membuang napasnya dengan kasar."Kalau begitu - ...." Tiara menatap Daniel dengan dingin. "Jika kamu hendak menyinggung lagi soal pengunduran diri, maka aku tidak akan mendengarkannya. Opsi itu tidak pernah ada dalam kamusku." Daniel memotong k

  • Suddenly Marry With The CEO   57. Sang Penyelamat

    Tiara diam seribu bahasa tatkala kedua orang tuanya mengantarkan kepergiannya sore itu. Lambaian tangan perpisahan dari Yanti dan Lukman, diabaikannya, sebagai bentuk protes atas pengusiran dirinya dari rumah masa kecilnya."Ibu akan sangat bahagia jika kamu bersedia mendengarkan perkataan ibu dan ayah. Ini bukan untuk kami, tapi ini semua akan kembali kepada dirimu sendiri. Hal yang besar tidak akan dapat diperoleh tanpa pengorbanan dan usaha yang besar pula. Jagalah diri baik-baik. Ibu dan ayah menitipkan kamu pada Daniel dan David. Mereka akan menjagamu."Kalimat pengantar tidur yang diucapkan Yanti, disaksikan dan didengarkan oleh dua sepupu yang bagi Tiara sangat menyebalkan itu, telah menjadi keputusan mutlak untuknya.Tiara kembali ke kota A, bersama Daniel dan David. Ia akan kembali bekerja di posisinya semula. Tidak ada yang dapat mengganti posisi Tiara, karena posisi itu dibuka oleh Daniel hanya untuk Tiara.Keesokan harinyaTiara datang bersama Daniel yang menjemputnya set

  • Suddenly Marry With The CEO   56. Berpikir Ulang

    "Apa sebenarnya tujuan kalian? Mengapa selalu saja mengganggu saya?" teriak Tiara penuh amarah. Ia sudah tidak dapat menahan emosinya. Kekesalan yang selama ini ia pendam, meluap sudah. Ia tidak peduli sedang ada di ruang publik. Yang ada di benaknya saat ini hanya bagaimana ia meluapkan semua amarahnya."Tia - ..." Daniel terkejut dan ternganga. Ia sama sekali tidak menduga Tiara akan bereaksi seperti ini. Wajah gadis itu merah padam. Tidak seperti biasanya. Tiara yang tengah berdiri di depannya tampak seperti orang lain bagi Daniel."Tolong lepaskan saya, Pak! Biarkan saya dengan kehidupan saya sendiri," ucap Tiara putus asa. David segera mendekati Tiara. Ia menuntun gadis itu masuk ke sebuah restoran yang kebetulan berada di samping toko buku."Ssst. Kita bicarakan baik-baik. Kita bicarakan baik-baik. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan. Ayo, kita duduk di sana saja." David menuntun Tiara yang mengikutinya dalam diam. Tiara tidak menolak kedatangan David. Sepertinya, am

  • Suddenly Marry With The CEO   55. Pecat Saja Saya

    David dan Daniel berdiri imematung sambil menempelkan badan mereka ke dinding. Niat untuk berpamitan pada Lukman dan Yanti urung mereka lakukan, setelah mendengar percakapan antara Yanti dan Lukman.Melihat Tiara yang berjalan keluar dari dapur melewati ruang makan membuat kedua sepupu itu bergerak cepat mencari persembunyian sementara agar tidak terlihat Tiara.Setelah Tiara lewat dan duduk di ruang tamu bersama kedua orang tuanya, Daniel dan David kembali ke tempat mereka semula, menempel pada dinding antara ruang tamu dan ruang makan.Pembicaraan di ruang tamu ternyata cukup menyita perhatian Daniel. Ia seperti mendapat angin segar mendengar pendapat Yanti. Ada harapan yang terbit kembali, dan membuat migrain Daniel berangsur hilang.Sedangkan David mendengar dengan harap-harap cemas. Cemas karena takut ketahuan menguping pembicaraan mereka. Namun, untuk pergi meninggalkan tempat itu, ia merasa sayang.Di antara wajah masam Tiara saat Lukman dan Yanti berbicara, ada wajah Daniel yan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status