Share

BAB 2 || Tawaran Menarik

Penulis: APStory
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-03 13:29:57

"Bang, kira-kira kapan ya Abang bisa kerja, terus dapet gaji kayak tetehnya Vanya?" tanya gadis berusia dua belas tahun yang merupakan adik kandung Juna. Namanya Aisyah. "Emangnya Abang enggak bosen gitu nganggur terus?"

Juna tidak punya waktu untuk menghela napas ataupun berdecak lidah, sebab dia sedang sibuk menikmati mie instan kuah kari kesukaannya.

"Setiap gajian cair, tetehnya Vanya selalu beli makanan enak buat keluarganya, kadang ngasih hadiah tas atau sepatu baru buat Vanya. Bahkan apa yang tetehnya Vanya mau, bisa dia beli tanpa harus ngeliat label harga dulu."

Aisyah merosotkan bahu membayangkan betapa enaknya jadi Vanya, yaitu teman sekelasnya di sekolah. "Emangnya Abang nggak mau kayak tetehnya Vanya?" Dia kembali bertanya kepada kakak laki-laki di hadapannya.

Juna meneguk air putih, lalu meletakkan kembali gelas ke atas meja. "Semua orang di dunia ini tuh nggak ada yang mau jadi pengangguran, Ais. Tapi kalau udah usaha masih belum juga dapet pekerjaan, ya mau gimana lagi coba? Apa Abang harus lari-lari ke Istana Presiden buat teriak minta dikasih kerjaan sama Bapak Presiden?" sindirnya.

Aisyah mengembungkan pipi dengan mata mengerjap pelan. Raut kecewa tampak menghiasi pipi chubby-nya.

"Daripada Ais gangguin Abang terus yang lagi enak-enak makan, mending bantuin Ibu ngelipetin baju sana!" usir Juna secara halus.

"Nggak mau, ah. Ais mau main bareng Sela sama Mona." Tanpa menunggu respons sang kakak, Aisyah langsung bangkit dari kursi kayu dan pergi meninggalkan rumah kecil yang mereka huni.

"HEH, BOCAH INGUSAN!" pekik Juna sambil mengulurkan jari telunjuk. "MAU PERGI KE MANA LO, BOCIL?!" omelnya yang sudah kepalang kesal. Akan tetapi, Aisyah sudah terlanjur berlari dan tak terlihat lagi batang hidungnya.

Juna geleng-geleng kepala seraya menghela napas kasar. "Disuruh bantuin Ibu malah ngeluyur!" gerutunya.

Tok, tok, tok!

"Permisi!"

Juna yang baru selesai menyantap mie instan buatannya langsung menoleh ke ambang pintu, memasang raut bingung saat mendapati seseorang berpakaian rapi, juga menenteng sebuah koper, sedang berdiri di ujung sana seraya menatapnya.

"Bisa kita bicara sebentar?" tanya pria yang tidak lain dan tidak bukan adalah Elvian.

"Maaf, cari siapa, ya?" tanya Juna sambil mengernyit bingung.

"Dengan Arjuna Basupati?"

Juna sontak mengerjap. "Perasaan, saya tuh enggak pernah punya urusan sama bank keliling," gumamnya.

Melihat penampilan rapi pria asing tersebut, Juna pikir dia telah didatangi oleh seorang kepala rentenir. Kembali pemuda itu mendongak menatap orang di hadapannya. "Iya, dengan saya sendiri," ujarnya.

"Ada hal penting yang ingin saya katakan kepada Anda."

"Duduk dulu, Pak." Juna melambaikan tangan. "Kalau kata orangtua mah, pamali ngobrol sambil berdiri di ambang pintu. Sini masuk dulu!" ucapnya.

Elvian mengikuti perintah Juna untuk masuk ke dalam dan duduk di sebuah kursi. Ekspresinya masih serius.

"Ada apa, ya?" tanya Juna dengan nada sopan dan ramah.

"Sebelumnya, perkenalkan namaku Elvian. Aku punya penawaran yang sangat penting dan sayang jika kamu lewatkan," Elvian bicara dengan nada misterius. "Kalau sampai kamu menolak, kesempatan belum tentu datang dua kali."

"Penawaran apa, ya?" Juna yang duduk di samping Elvian tampak penasaran.

Elvian mengambil sebuah amplop dari dalam saku jas yang dia kenakan, lalu menyodorkannya kepada Juna tanpa banyak basa-basi. "Silakan buka dan lihat sendiri!" perintahnya.

Di tengah kebingungan yang dia rasakan, Juna pun segera mengambil alih amplop tersebut untuk kemudian membuka isinya. "Ini apaan, ya?" Tatap matanya sudah kembali mengarah pada Elvian.

"Baca!" Elvian bicara pelan, tapi penuh penekanan. "Silakan pahami intinya."

Tangan Juna bergerak cepat untuk membuka lipatan kertas tersebut, lalu membaca tulisannya secara perlahan.

"Surat Perjanjian Kontrak?" Juna memasang raut tidak mengerti saat membaca judul di atas surat tersebut. Kembali menatap Elvian, "Ini maksudnya apa? Perasaan, saya nggak pernah dapet panggilan interview dari PT mana pun. Kenapa tiba-tiba turun Surat Perjanjian Kontrak kayak gini? Mohon maaf, bukan maksud mau su'udzon, tapi Bapak mau nipu saya, ya?"

Elvian merotasikan bola mata dengan malas, berusaha sabar menghadapi pemuda kampung seperti Juna yang masih sangat lugu dan polos—cenderung mengarah ke bodoh lebih tepatnya. "Hey! Bahkan kamu belum baca suratnya sampai selesai," desisnya. "Baca sampai habis lalu kamu boleh berkomentar. Mengerti?"

Juna mengangguk paham. Dia benar-benar fokus membacanya kali ini. Tidak menoleh sama sekali sebelum selesai membaca keseluruhan isi surat.

Setelah itu, barulah Juna kembali memandang Elvian. "Perjanjian kontrak buat dijadikan pacar sewa? Maksudnya gimana, ya? Saya dikontrak jadi pacar seseorang, gitu?" tanyanya yang masih belum mengerti seratus persen.

BERSAMBUNG ....

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Sugar Baby for Sugar Mommy (Pacar Kontrak)   BAB 100 || Janji untuk Bersama

    Hari ini Airish mendatangi rumah Alan untuk meminta tanda tangan pria itu di surat cerai. Ia tidak hanya sendirian, melainkan diantar oleh Juna. Meskipun Airish mengatakan dia bisa pergi sendiri dan menyelesaikan masalahnya dengan Alan secara empat mata, tetapi Juna bersikukuh ingin ikut.“Memangnya kamu tahu apa yang akan Alan lakukan kalau enggak ada aku? Gimana kalau nanti dia berani meluk-meluk atau nyium kamu kayak waktu itu? Kalau ada aku, nanti aku bisa ngehajar muka dia sampe bonyok. Biar kapok!” ucap Juna ketika Airish bicara bahwa dirinya tidak perlu diantar.Dan di sinilah mereka sekarang. Berdiri di depan pintu rumah Alan sambil menekan tombol bel beberapa kali. Menunggu sang empunya rumah membukakan pintu untuk mereka.CKLEK!Pintu terbuka. Menampilkan sosok Alan yang memandang sinis kedatangan Airish bersama Juna. Alan terlihat tidak suka dengan kehadiran Juna di samping Airish—yang selama ini selalu ia panggil dengan nama Reina.“Aku mau minta tanda tangan kamu. Kita re

  • Sugar Baby for Sugar Mommy (Pacar Kontrak)   BAB 99 || Rasa Syukur dan Haru

    “Sebenarnya ada apa, sih, Jun? Tumben banget kamu ngajakin kita kumpul kayak gini?” tanya Demian dengan ekspresi penasaran.Juna tersenyum simpul membalas pertanyaan ayah mertuanya tersebut. Ia menyapukan bola mata ke sekeliling, melihat bagaimana orang-orang itu tampak tidak sabar mendengar jawaban dari mulutnya.Selain Demian dan Juna di ruang makan, di sini juga sudah ada Elena, Diana, Kiran dan tentunya Shandy. Juna sengaja mengumpulkan mereka untuk memberi kejutan bahwa Airish sudah kembali, dan artis pendatang baru bernama Reina itu aslinya memang benar-benar Airish.“Aku punya satu kejutan buat kita semua,” ucap Juna dengan ekspresi misterius.“Kejutan apa, sih, Bang? Alay banget, deh. Langsung aja ke intinya napa,” cibir Aisyah, adik perempuan Juna yang telah beranjak dewasa.Juna menyuruh orang-orang itu menutup mata dan jangan mengintip. Meskipun penasraan, tapi mereka berusaha sabar. Mengikuti permintaan Juna untuk menutup mata menggunakan kedua telapak tangan.“Tunggu samp

  • Sugar Baby for Sugar Mommy (Pacar Kontrak)   BAB 98 || Si Pemilik Hati

    Sebagai orang yang sudah sama-sama dewasa, Juna dan Airish memutuskan untuk membahas masalah mereka baik-baik dan dengan kepala dingin. Tidak lupa mengajak Kinan juga, karena perempuan itu juga terseret dalam masalah ini.Mereka telah berkumpul di ruang tengah. Juna, Airish dan Kinan. Sementara Shandy masuk ke kamarnya—tidak diperbolehkan oleh Juna untuk ikut campur permasalahan orang dewasa.“Karena Airish sudah terlanjur tahu, maka aku akan menyelesaikan semuanya sekarang.” Juna angkat bicara. Memandang dua wanita di sofa yang berseberangan dengannya.“Sebenarnya aku sama Kinan memang sudah lamaran, Rish,” ungkap pria itu apa adanya. “Itu jauh sebelum aku menemukan kamu kembali.”Airish mengerling, menahan sesak di dada karena kenyataan itu terlalu pahit baginya.“Tapi aku juga bilang sama Kinan, kalau aku enggak bisa meninggalkan kamu. Aku enggak bisa memilih satu di antara kalian.” Lagi, mulut Juna terbuka untuk mengatakan, “Memang aku sangat serakah dan egois, aku tahu. Tapi inil

  • Sugar Baby for Sugar Mommy (Pacar Kontrak)   BAB 97 || Ego

    Alan baru saja sampai di gerbang sekolah. Melihat beberapa orang yang berkerumun di depan sana, membuatnya bingung dan mengernyitkan alis. Kebanyakan dari mereka saling membawa kamera, tetapi ada juga yang membawa recorder. Ada yang memegang mic juga.Lalu seorang satpam yang sejak tadi menghalangi orang-orang itu agar tidak masuk ke gerbang sekolah, kini menatap ke arah mobil Alan dengan pandangan meminta bantuan. Alan membuka pintu mobil, keluar dari dalamnya lalu menghampiri karamaian.“Itu Pak Alan!” seru salah seorang wartawan.Lantas saja orang-orang itu berlari mendekati Alan. Mereka bercepat-cepat menyodorkan mic di depan wajah Alan. Sorotan kamera langsung mengarah padanya, bahkan ada beberapa yang mengabadikan fotonya. Mereka semua melontarkan kalimat tanya secara bersamaan, bertubi-tubi. Sangat ribut dan berisik. Alan bahkan sampai bingung harus menjawab yang mana dulu.“Pak Alan, apakah benar Anda akan segera bercerai dengan Reina?”“Kapan kalian resmi bercerai?”“Apa yang

  • Sugar Baby for Sugar Mommy (Pacar Kontrak)   BAB 96 || Kesalahpahaman

    Tapi laki-laki itu malah kembali memeluk Airish. “Aku tahu. Bukankah nggak ada salahnya kalau aku meluk kamu sebelum kita benar-benar resmi cerai?” tanyanya, yang membuat Airish memilih untuk menutup mulut. Apa yang Alan katakan memang benar. Mereka masih sah suami istri.“Shandy Basupati itu murid kamu, kan?” Airish membahas topik lain. Ia hanya malas saja jika teus-terusan membahas tentang hubungannya dengan Alan.Alan mengangguk, dan Airish bisa merasakan, karena sekarang Alan sudah meletakkan dagu di bahunya.”Dia anakmu?” tanya Alan. Meskipun sudah tahu bahwa jawabannya memang benar, namun Alan hanya ingin memastikannya saja.Lalu Airish tersenyum samar. “Iya,” sahutnya tanpa menyangkal. “Malam ini kamu tidur di kamar sebelah, ya? Aku enggak mau tidur berdua sama kamu,” tambahnya. Rasanya sangat risih jika harus tidur di samping pria yang bukan Juna.Alan menghela napas. “Baiklah.” Lebih baik ia mengalah daripada harus melihat Airish pergi.***Senyuman di bibirnya tertoreh setel

  • Sugar Baby for Sugar Mommy (Pacar Kontrak)   BAB 95 || Terjebak dalam Bimbang

    “Lalu siapa wanita yang akan kamu pilih di antara mereka?”Juna masih belum lepas memandang gitar di pangkuannya. Sesekali memetik senar dengan asal. “Dua-duanya,” sahutnya, membalas ucapan Kiki.Jawaban Juna membuat Kiki berdecih sinis. Tangannya terulur mengambil poci di atas meja, lalu menuang air putih ke dalam gelss. “Gimana bisa kamu milih dua-duanya? Lebih baik pilih salah satu dari mereka. Jangan sampai kamu nyakitin dua-duanya.” Itu hanya saran saja dari Kiki. Tapi semuanya kembali ke diri Juna sendiri.Juna mendengkus, menurunkan gitar dari pangkuan dan meletakkannya di samping meja. “Aku nggak tahu harus milih yang mana.” Kali ini ia menatap Kiki. Bingung.“Sebenarnya siapa yang kamu sayang?” tanya pria yang bekerja di kedainya tersebut, setelah meneguk setengah gelas air putih.Untuk membalas pertanyaan itu, Juna sama sekali tidak ragu untuk mengatakan, “Aku sayang sama Kinan.” Ia merasa sangat yakin atas jawabannya.“Kalau begitu, silakan ceraikan Airish. Kasihan dia kala

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status