Share

BAB 3 || Monster Berwajah Malaikat

Elvian menjentikkan jari, "Tepat sekali!"

"Tapi pacaran sama siapa? Manusia atau setan?"

"Uhm—" Elvian memainkan dagu, tampak berpikir sejenak. "Sebenarnya dia manusia, hanya saja terkadang sifatnya mengalahkan iblis."

"Astaghfirullahaladzim!" Juna menggelengkan kepala dengan cepat. "Saya nggak mau berurusan sama iblis. Musyrik! Pasti ini ujung-ujungnya saya disuruh nyari tumbal, kan?"

Elvian terkekeh remeh, "Kamu nggak akan bisa kabur dari wanita monster itu. Dia bahkan lebih mengerikan daripada Godzilla." Bayangan sosok Airish yang sedang bicara dengan penuh percaya diri sambil memainkan kuku lentiknya, seketika berseliweran di pikiran Elvian, membuatnya meringis membayangkan ekspresi malang Juna saat berhadapan dengan perempuan diktator tersebut.

"Loh ... Bapak ini gimana, sih? Masa cewek monster disuruh pacaran sama saya? Enggak mau saya mah," tolak Juna sambil bergidik ngeri. "Takut!"

"Sebagai gantinya, kamu akan menerima kompensasi sebesar lima ratus juta rupiah setelah tanda tangan kontrak."

"LIMA RATUS JUTA?!" Juna melotot tidak percaya. Jangankan lima ratus juta, bahkan uang sepuluh juta pun belum pernah dia lihat secara langsung.

"Bapak jangan coba-coba nipu saya, ya. Enggak bakalan mempan!" Juna mengibaskan tangan sambil berdecih remeh. "Udah sering saya nerima SMS dari nomor baru yang nggak dikenal. Katanya, saya mendapatkan uang tunai sejumlah ratusan juta rupiah, bahkan miliaran. Terus ujung-ujungnya malah saya yang disuruh ke ATM buat transfer uang ke dia. Tapi untungnya saya nggak punya ATM, hehehe."

Elvian hanya mengerutkan alis menyaksikan kepolosan bocah laki-laki di hadapannya sekarang.

"Pak, saya nggak bakalan ketipu lagi. Modus lama itu mah. Basi! Mending sekarang Bapak tobat, deh. mumpung masih dikasih napas sama Allah SWT. Contoh saya nih, Pak, meskipun nganggur dari lulus SMA sampe sekarang, tapi nggak pernah saya kepikiran buat nyari uang dengan cara selicik itu. Malu, Pak!" ujar Juna. "Ayo! Sekarang ikutin saya. Asyhadu—"

Elvian tidak ingin banyak omong, sehingga tangannya langsung bergerak membuka koper berisi ribuan lembar uang dengan total sejumlah lima ratus juta rupiah, membuat Juna terbelalak seraya membungkam mulut rapat-rapat.

Juna nyaris ingin pingsan. Seumur-umur, belum pernah dia melihat uang sebanyak itu secara langsung di depan matanya.

"I-i-itu uang asli atau palsu, Pak?" Jari tangan Juna sampai keriting karena gemetar saat menunjuk uang di dalam koper tersebut.

"Silakan cium dan nilai sendiri. Uang memiliki aroma surga yang nggak akan bisa membohongi indra penciuman manusia," balas Elvian sedikit angkuh.

Juna mendekatkan hidung ke uang tersebut, menghirupnya dalam-dalam, menikmati setiap aroma harum uang dengan jumlah yang belum pernah dia temukan sebelumnya.

"Bener, ini uang asli." Juna terkekeh-kekeh dengan raut seperti orang yang baru saja menang arisan.

"Jadi, bagaimana? Kamu siap mengabdikan jiwa dan raga kamu kepada monster berwajah malaikat tersebut?" Elvian menaikkan satu alis. "Namanya Airish Sevanya, dua puluh empat tahun, CEO di perusahaan besar dan ... maniak berondong!" tegasnya.

Kalimat akhir yang mengerikan di telinga Juna, membuat bulu kuduk pemuda itu meremang hingga akhirnya dia pun menggelengkan kepala. "Ah, tetep aja saya mah nggak mau kerja dengan cara seperti itu. Sama aja saya menjual diri ke tante-tante kesepian. Maaf, nggak minat. Takut, ih ...."

"Selain uang lima ratus juta, kamu juga akan mendapatkan mobil, apartemen mewah, treatment gratis kapan pun kamu mau, juga masih banyak bonus lainnya yang bisa diberikan oleh Airish tanpa diduga-duga."

Juna tetap bersikukuh dengan pendiriannya. "Mohon maaf, tapi saya udah punya pacar. Sebagai cowok setia, saya nggak mau jadi pacar sewaan perempuan lain walaupun katanya itu cuma pura-pura aja. Apalagi jadi pacar sewanya tante-tante. Menjijikkan!" ungkapnya.

"Pacar?" Kedua alis Elvian berjengit naik, sudut bibirnya terangkat sebelah. "Maksudmu ... gadis yang diam-diam sudah berkhianat demi pria yang jauh lebih mapan daripada kamu?"

"Maksud Bapak apa?" Juna menyipitkan mata. "Jangan fitnah pacar saya sembarangan, ya! Dia perempuan baik-baik, rajin shalat dan berakhlak mulia. Jadi, nggak mungkin dia tega mengkhianati saya seperti yang Bapak omongin barusan!"

Elvian mendengkus, mengeluarkan sebuah map yang dia sembunyikan di balik jas mewah miliknya. "Silakan lihat sendiri kalau kamu nggak percaya," lalu tangannya menyodorkan map tersebut kepada Juna.

Dengan rasa penasaran yang sudah menyelimuti dirinya, Juna mengambil alih pemberian Elvian, memeriksa isi di dalam sana dan betapa terkejutnya dia saat mendapati foto kekasihnya sedang berpegangan tangan bersama pria lain.

Bukan hanya berpegangan, tetapi pria itu juga terlihat memasukkan cincin ke jari manis gadis itu.

"Enggak ... enggak mungkin!" Juna menggeleng, tidak menyangka perempuan yang dia pikir setia ternyata tega bermain di belakangnya.

BERSAMBUNG ....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status