Setelah kembali dari kampus, Vania tidak bisa tenang, ia berkali-kali melihat dirinya dari pantulan kaca. Tangannya selalu mengusap leher hingga dadanya. Pikirannya sudah melayang-layang hingga ke ujung langit. Ia juga yakin dan percaya dengan apa yang dikatakan Regina kepadanya, karena saat membuka mata tadi pagi ia tidak mengenakan pakaian, tubuhnya polos seperti bayi yang baru lahir.
Tok....tok...tok.... Terdengar suara ketukan pintu. Vania sempat bingung, tidak biasanya ada tamu yang datang ke apartemennya. Tidak mungkin Regina yang datang, karena mereka barusan bertemu di kampus dan tidak mungkin Alex, karena pria tampan itu memiliki kunci sendiri.
Vania melangkah untuk membuka pintu. Matanya membulat setelah pintu terbuka dan melihat wanita yang ada dihadapannya "Siska" ucapnya
Tanpa menjawab Vania, Siska langsung memeluk sahabatnya itu, ia sudah begitu rindu kepada Vania, karena satu bulan terakhir ini, mereka jarang bertemu karena jadwal kampus yang berb
Setelah 30 menit membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur, Vania merasa ada yang aneh dengan dirinya, ia merasa gelisah tidak menentu, bahkan tanpa ia sadari tangannya meremas gunung kembar miliknya sendiri. Wanita cantik itu merasa sesuatu yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Vania menurunkan kedua kakinya dari atas tempat tidur, ia melangkah masuk ke dalam kamar mandi untuk mencuci wajahnya, namun dengan mencuci wajah tidak merubah sedikit pun dengan apa yang ia rasakan saat ini."Apa yang terjadi denganku" gerutu Vania. Ia benar-benar resah dan tidak mengerti.Vania berusaha untuk menahan rasa aneh yang mendorong dari dalam tubuhnya, sampai seluruh keningnya mengeluarkan keringat. Tetapi semakin lama rasa aneh itu semakin kuat. Vania berlari ke luar dari kamar dan menghampiri Alex yang sedang duduk di sofa empuk sambil menonton di ruang keluarga. Tanpa rasa malu, Vania melumat bibir Alex dengan kasar, ia meraih tangan pria tampan itu lalu meletakkannya tepat d
Satu Minggu telah berlalu, di dalam satu Minggu ini Vania dan Alex jarang bertemu. Pria tampan itu sibuk mengurus perusahaan dan putrinya yang masuk rumah sakit. Mereka hanya berkomunikasi melalui telepon dan melepas rindu melalui video call.Saat ini Vania sedang duduk di sebuah kafe bersama Regina dan Siska. Ketiga wanita cantik itu sedang menikmati makanan ringan sambil berbincang-bincang."Kalian sudah tahu enggak, kalau anak om Alex masuk rumah sakit" ucap Siska di tengah-tengah perbincangan mereka."Su..." Vania menghentikan ucapannya. Ia hampir saja keceplosan. Untung saja Siska tidak memperhatikannya."Oh ya" sahut Regina dengan berpura-pura terkejut. Sebenarnya ia sudah tahu dari Vania dan kekasihnya Andrian"Iya, kalau tidak salah ! Sudah satu Minggu dirawat di rumah sakit" ucap Siska"Kamu tahu dari mana Sis ?" Tanya Vania"Tiga hari yang lalu, om Alex datang ke kost untuk memberikan jatah mingguan. Pas aku ke luar da
Dua hari telah berlalu, Alex masih setia menemani putri kesayangannya di rumah sakit. Ia sudah mendapatkan pendonor darah untuk putrinya, tetapi dua kantong darah itu masih belum cukup. Putrinya masih membutuhkan 2 kantong lagi.Hal yang pertama muncul di dalam pikiran Alex adalah Vania yaitu wanita cantik yang menyodorkan bantuan dua hari yang lalu kepadanya. Alex meraih ponsel dari saku celananya lalu menghubungi VaniaTu....tu...tu.... Suara sambungan telepon terhubung"Iya om" suara lembut dari seberang sana"Kamu di mana Vania" tanya Alex"Ini masih di jalan baru pulang dari kampus om. Ada apa om ?" Vania balik bertanya"Kita bicara di apartemen saja" sahut Alex"Baik om" Vania memutuskan sambungan teleponnya dengan Alex.Setelah tiba di apartemen, Vania bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Sambil menunggu Alex, ia menyiapkan makanan dan minuman.Tidak lama k
Alex membuka pintu ruangan Vania, ia melihat wanita cantik itu sedang berbaring di atas tempat tidur sambil memejamkan mata. Sepertinya Vania terlihat lelah dan lemah, tentu saja ia merasa lemas, karena dokter baru saja mengambil darahnya 2 kantong.Alex melangkah mendekati tempat tidur Vania, ia mengelus ujung kepala Vania dengan lembut "terima kasih ya Vania" ucap Alex dengan lembutSentuhan tangan Alex membangunkan wanita cantik itu dari tidur lelapnya. Ia membuka matanya dengan malas "om" ucapnya"Iya Vania. Maaf jika om sudah mengganggu kamu" sahut Alex"Tidak apa-apa om" ucap Vania "bagaimana keadaan putri om ?" Lanjutnya"Dia sudah lebih baikan setelah penambahan darah dari kamu" jawab Alex dengan tersenyum"Syukurlah. Aku juga berharap semoga anak om cepat sembuh dan segera kembali ke rumah berkumpul bersama keluarga om" ucap Vania"Om juga berharap seperti itu. Oh iya, malam ini kamu menginap di sini saja" ucap Al
Satu malam Vania dan Regina tidak tidur, kedua wanita cantik itu asik berbincang-bincang mengeluarkan unek-unek yang ada di dalam hatinya masing-masing. Regina menceritakan tentang hubungannya yang semakin dekat dengan Andrian. Sementara hubungan Vania dengan Alex masih biasa-biasa saja."Vania, kamu sudah berapa kali melakukannya dengan om Alex ?" Ucap Regina."Belum pernah" sahut Vania dengan sigap"Ah.... Masa sih ? Aku enggak percaya" bantah Regina."Sumpah, aku belum pernah melakukannya dengan om Alex" timpal Vania dengan wajah yang serius"Terus apa yang kalian lakukan saat tidur bersama ?""Hanya ciuman, pelukan" ucap Vania. Hanya itu yang dia ingat karena hal itu saja yang dia lakukan di saat keadaan sadar. Lebih dari itu dia tidak ingat, karena pad saat itu Vania dalam pengaruh obat kuat, jadi ia seperti orang mabuk."Wah, kamu memang beruntung mendapat om Alex sebagai sugar daddy. Sudah 3 bulan
"untuk apa baju ini om?" Vania lanjut bertanya"Nanti malam ada acara doa di rumah om. Jadi om ingin mengundang kamu ikut dalam acara itu" ucap Alex.Vania menelan salivanya dengan kasar, rasanya ia belum siap untuk menginjakkan kaki di kediaman Alex. "UM....anu om" ucapnya dengan gugup"Anu kenapa ? Apa kamu ada janji nanti malam ?" Todong Alex"Bu....Bu...bukan om" bantah Vania "tapi...." Vania kembali menghentikan kata-katanya"Tapi kamu belum siap untuk bertemu dengan keluarga om" lanjut Alex yang membuat Vania semakin gugup"I...i....iya om" timpal Vania"Baiklah, om tidak akan memaksa kamu. Mungkin di lain waktu" ucap Alex. Ia tidak mau untuk memaksa Vania. Karena dari wajah wanita cantik itu saja sudah kelihatan takut dan gugup."Maaf ya om" ucap Vania"Enggak apa-apa" sahut Alex dengan tersenyum manis. "Nanti selesai acara, om langsung kembali ke sini" lanjutnya"Jadi om, malam ini
Setelah acara doa selesai, Donna kembali ke hotel tempat ia menginap, rencananya ia akan pindah ke kediaman Winata besok pagi. Sedangkan Alex langsung menuju apartemen Vania. Pria tampan itu beralasan kepada putrinya kalau dia ada urusan penting ke luar kota, selama dua hari ini.Alex tiba di apartemen setelah waktu menunjukkan pukul 12 malam. Saat ke luar dari rumah Alex terlebih dahulu mengantar Donna ke hotel, setelah itu baru ia ke apartemen. Alex membuka pintu dengan lembut agar tidak menimbulkan suara yang membuat Vania terganggu dan bangun dari tidurnya. Tetapi saat pintu kamar terbuka ! Telinga Alex mendengar suara rintihan, ia bergegas masuk ke dalam kamar dan melihat Vania menutup seluruh tubuhnya dengan selimut."Vania" ucap Alex sambil membuka selimut yang menutup seluruh tubuh wanita cantik itu. "Vania apa yang terjadi denganmu ?" Lanjut Alex setelah melihat Vania menggigil dan seluruh tubuhnya terasa dingin seperti es."Aku merasa dingin om" sahut
Selama tiga hari Vania sakit, selama itu juga Alex setia menemaninya, ia tidak pernah meninggalkan wanita cantik itu walaupun hanya sebentar, bahkan hari ini Alex sudah menghubungi sekretarisnya di kantor kalau meeting hari ini di tunda karena ia tidak akan masuk kantor."Om kenapa masih di sini ? Apa om tidak masuk kantor ?" Ucap Vania saat Alex masuk ke dalam kamar sambil membawa satu gelas susu hangat untuknya"Tidak, hari ini om tidak masuk kantor" sahut Alex. Ia menjatuhkan bokongnya di sisi ranjang di samping Vania"Kenapa om ?" Vania kembali bertanya"Karena om tidak tega meninggalkan kamu sendirian" jawab Alex dengan jujur"Vania tidak apa-apa ditinggal sendiri om. Vania sudah merasa baikan" ucap Vania"Tapi kamu masih lemah Vania. Kamu belum bisa ditinggal sendiri. Om tidak akan masuk kantor sebelum kamu sembuh total" bantah Alex"Sekarang kamu minum susu. Kamu harus mengisi perutmu agar ti