Dua hari telah berlalu, Vania belum juga mendapatkan uang untuk biaya operasi Dita. Ia sudah mencoba meminjam kepada Ferdy sang bosnya di kafe. Tetapi Ferdy justru meminta imbalan darinya, yaitu menikah sirih dengannya. Tentu saja Vania menolak permintaan Ferdy. Di saat itu juga ia sadar, kenapa Siska melarangnya untuk meminta bantuan kepada Ferdy.
Vania mondar-mandir di kamarnya, ia sudah tidak tahu lagi dari mana bisa mendapatkan uang. Ia sudah mencoba untuk melamar sebagai pelayan di rumah orang kaya. Banyak yang menerimanya bekerja, tapi tidak satupun yang mau meminjamkan uang dengan jumlah sebanyak yang ia minta.
Jalan satu-satunya, ia harus meminta bantu kepada Regina. Vania keluar dari kamarnya dan melangkah menuju dapur untuk mencari Rati sang ibu kost. "Selamat pagi buk" sapa Vania
"Pagi Vania" sahut Rati
"Buk, aku boleh pinjam ponselnya sekali lagi" ucap Vania ragu-ragu.
Rati menghentikan gerakan tangannya yang memotong kentan
Dua hari telah berlalu, Vania belum memberikan jawaban kepada Regina, sementara dokter yang menangani Dita sudah berkali-kali menghubunginya, menanyakan kapan Dita akan dioperasi. Dokter selalu mendesak Vania karena Dita saat ini sedang kritis. Anak malang itu sudah dua kali kritis dalam satu Minggu ini.Vania meraih ponsel dari atas meja belajarnya, lalu menghubungi Regina. Ia mengatakan kalau dia bersedia menjadi sugar baby. Walaupun Vania belum mengerti apa itu sugar baby, tetapi keputusannya sudah bulan.Setelah sambungan teleponnya terputus, Regina mencoba menghubungi Daddynya.Tu...tu...tu.... "Ayo angkat dong sayang" ucap Regina. Sudah tida kali ia menghubungi Andrian tetapi tidak satupun yang terhubung. Dengan rasa tidak sabar, Regina meraih kunci mobil dari atas meja rias, lalu pergi ke kafe di mana biasanya kumpulan Daddy Tajir itu biara nongkrong.Benar saja, saat tiba di sana, ia sudah melihat mobil Andrian dan Alex ada di parkiran kafe. Sebel
Jantung Vania semakin berdegup kencang saat mereka tiba di parkiran kafe. Ia begitu sulit untuk melangkahkan kakinya, bahkan Regina samapi mendorongnya dengan lembut agar kakinya melangkah masuk ke dalam ruangan khusus yang sudah di booking tadi pagi.Mata Vania menyapu seluruh ruangan yang cukup luas itu, ia penasaran seperti apa wujud calon sugar Daddynya. Tetapi tiba-tiba keningnya mengerut karena di ruangan itu tidak ada siapa-siapa."Re, mana orangnya ?" Tanya Vania kepada Regina."Ih....sudah enggak sabar lagi ya ?" Cibir Regina"Bukan, bukan begitu" bantah Vania"Terus ?""Aku hanya bertanya saja, enggak ada maksud lain" jawab Vania"Oke deh, enggak usah cemberut gitu dong ! Aku hanya bercanda Vania. Aku juga ingin secepatnya bertemu dengan mereka, agar kamu bisa segera menerima uangnya" bujuk Regina. Ia tahu kalau Vania buru-buru ingin bertemu dengan sugar Daddynya karena ingin mendapatkan uang."Emang, uang
Satu bulan telah berlalu, Vania masih tinggal di kost Ikatan Hati. Ia juga jarang bertemu dengan Alex, karena pria tampan itu datang ke kost Ikatan Hati saat ia masih di kampus. Tetapi saat ini Vania sedang bersiap-siap untuk bertemu dengan Alex di sebuah tempat."Vania, kamu mau ke mana ?" Tanya Siska saat Vania keluar dari kamar."Aku ada tugas kampus Sis" jawab Vania dengan berbohong. Tentu saja dia berbohong, karena tidak mungkin ia mengatakannya kepada Siska kalau ia ingin bertemu dengan Alex."Ow, kamu pergi dengan siapa ?" Tanya Siska. Ia berniat ingin mengantar Vania."Aku dijemput Regina Sis" jawab Vania."Oh, baiklah. Jika kamu butuh bantuan hubungi aku ya?" Ucap Siska."Baik sahabatku. Kalau begitu aku pergi dulu. Sepertinya Regina sudah datang" setelah berpamitan kepada Siska dan Rati sang ibu kost, Vania melangkah menghampiri Regina yang sudah menunggu di parkiran.Sepanjang perjalanan menuju tempat di mana Alex menunggun
Tepat pukul 5 sore, Vania sudah selesai mandi. Saat ini ia sedang berdiri di balkon sambil mengeringkan rambut dengan handuk."AW..." Jerit Vania saat tangan kekar tiba-tiba melingkarkan di pinggangnya dari belakang."Kamu sudah mandi Vania" bisik Alex tepat di telinga Vania.Vania memutar tubuhnya, matanya membulat melihat Alex, jantungnya berdegup tidak menentu, darahnya mengalir kencang seperti sengatan listrik, seluruh tubuhnya tiba-tiba gemetar. "O..o..om, kenapa bisa masuk ?" Ucap Vania dengan gugup sambil berusaha melepaskan tangan Alex dari pinggangnya.Alex meraih sesuatu dari saku celananya "om punya satu kuncinya. Jadi om bisa masuk kapan saja" ucap Alex sambil menunjukkan kunci yang berbentuk kartu ATM itu."Oh..." Sahut Vania dengan tersenyum."Maaf karena aku sudah memelukmu tanpa meminta izin" ucap Alex. Ia merasa bersalah karena sudah memeluk VaniaHehehehe Vania terkekeh "tidak apa-apa om" ucap Vania sambil ters
Sinar matahari yang menembus masuk ke dalam kamar melalui kaca jendela, membangun Vania dari mimpi indahnya. Ia sudah membuka mata, lalu menutupnya kembali saat mengigat kalau hari ini adalah hari Sabtu, yang artinya ia tidak masuk kampus. Tetapi saat ia menyadari kalau ranjang yang ia tiduri saat ini terasa empuk dan jauh berbeda dengan tempat tidur yang biasa ia pakai di kost ! Vania kembali membuka matanya. Ia refleks bangkit dari ranjang "kenapa aku bisa ada di sini ? Bukannya aku tadi malam tidur di sofa" ucap Vania. Ia menurunkan kedua kakinya dari atas ranjang lalu ke luar dari kamar. Langkahnya terhenti saat bola mata indahnya melihat Alex tertidur di atas sofa. "Om Alex benar-benar tampan ya ? Dia masih terlihat muda, padahal kata Siska, anak om Alex sudah seusiaku" ucap Vania kepada dirinya sendiri. Ia begitu mengangumi ketampanan pria yang sedang tertidur di sofa itu. Vania kembali masuk ke dalam kamar, ia meraih selimut lalu membawanya ke lu
Jantung Vania mulai berdegup tidak menentu setelah Regina dan Andrian pergi. Ia melihat benda bulat yang tergantung rapi di dinding menunjukkan pukul 10 malam. Vania berdoa dalam hati semoga Alex tidak akan masuk ke dalam kamar. Tetapi doa Vania tidak dikabulkan oleh yang kuasa, justru ia belum selesai berdoa, Alex sudah muncul dari balik pintu."Kamu belum tidur?" Sapa Alex"Belum om, ini mau tidur" jawab Vania. Ia naik ke atas ranjang dan membaringkan tubuhnya di sisi ranjang de
Pagi ini Alex kedatangan tamu di kantornya, tamu yang datang saat ini adalah tamu yang akan meluluhlantakkan hati Alex, siapa lagi kalau bukan sahabat dekatnya yaitu Andrian dan Biyan.Kedua pria tampan itu datang menemui Alex ke kantornya pagi-pagi sekali. Bahkan mereka terlebih dahulu sampai di kantor dari pada Alex.Saat Alex membuka pintu ruangannya, ia begitu terkejut melihat kedua sahabatnya sudah duduk santai di atas sofa sambil menikmati cemilan dan minuman."Kenapa kalian ada di sini ?" Tanya Alex sambil melangkah menuju meja kerajaannya"Ada hal penting yang ingin kami bicarakan dengan kamu Lex" sahut Andrian"Benarkah ? Sepenting itu kan ?" Sahut Alex dengan nada yang bercanda. Ia tahu kalau kedua temannya ini, tidak pernah serius dalam bicara. Apa lagi Andrian, sahabatnya yang satu ini pasti akan membahas tentang wanita setiap kali datang ke kantornya."Ini serius Lex" jawab Biyan. Kali ini Biyan yang membuka mulut untuk menyakin
Rencana Alex yang ingin menyentuh Vania, harus gagal siang ini. Saat ke luar dari kamar mandi, ia mendapat sebuah pesan dari klien yang ingin berkunjung ke kantornya. Alex pengusaha yang sangat proporsional, ia tidak pernah bermain-main dalam urusan bisnis dan ia tidak pernah menolak atau pun menyewakan rekan bisnisnya. Bekerja adalah prioritas kedua dalam hidup Alex, karena prioritas yang pertama adalah putrinya.Sebelum meninggalkan apartemen, Alex sudah berjanji kepada Vania akan segera pulang. Ia akan kembali setelah selesai bertemu dengan kliennya.Vania hanya menjawab dengan anggukan. Bahkan wanita cantik yang memiliki lesung pipi itu tidak berani melihat mata Alex, ia merasa malu setelah Alex mencium bibirnya. Vania mengelus dada setelah punggung Alex tidak terlihat lagi, untuk saat ini ia bisa bernapas dengan lega sebelum pria tampan itu kembali ke apartemen."Semoga saja urusan om Alex sampai malam" ucap Vania sambil melangkah menuju dapur.