Karena hari sudah larut malam, Amanda segera beristirahat agar besok bisa pulang ke rumahnya. "Neng, bersihkan badanmu dan pakailah baju ini. Biar baju Neng, Emak gantung di sana." Bu Warti memberikan baju ganti berupa trining dan kaos yang seukuran Amanda. Bu Warti membeli baju tersebut dari tetangga sebelahnya yang kebetulan jualan baju cuci gudang. Amanda menerima baju ganti pemberian Bu Warti dan kemudian ke kamar mandi untuk membersihkan badannya. "Sini biar Emak yang gantung bajunya biar tidak bau asem." "Ah, biar Amanda aja Emak. Amanda udah seneng sekali diperbolehkan menginap dan beristirahat di sini." Amanda menolak secara halus tawaran Bu Warti. Amanda segera menggantung bajunya di dinding dan merebahkan bobot tubuhnya di ranjang sederhana milik Bu Warti. Bu Warti juga merebahkan bobot tubuhnya di sampin Amanda karena waktu sudah malam dan sudah waktunya tutup. "Neng, maaf jika tempat Emak kurang nyaman." "Emak, Amanda sudah sangat bersyukur sekali bisa mengenal Em
Terungkapnya dalang penculikan Amanda menjadi sebuah kabar mengejutkan bagi keluarga Amanda dan Ibunya Arman. Foto dan video rekaman Arman ketika menculik Amanda telah tersebar ke media."Arman, kenapa kamu bodoh sekali!" Bu Ratna kesal dengan ulah Arman dan akibatnya dia harus menjadi buronan polisi. "Bisa - bisanya kamu menculik wanita kampungan itu! Dasar bodoh! bodoh!"Hingga larut malam Bu Ratna tidak bisa tidur karena memikirkan Arman. Vera juga tak kunjung menghubunginya kala Arman mendapat masalah besar seperti ini. Bu Ratna berharap Vera datang untuk sekedar menghiburnya namun sampai larut malam panggilan satu kali pun tidak terdengar.Drrt drrtPanggilan dari Naya ketika Bu Ratna merebahkan tubuhnya di ranjang."Halo Nay!""...""Memang Abangmu saja yang bodoh, sudah tahu jika mau menikah malah mencukik wanita kampungan itu!" Bu Ratna meluapkan kekesalannya kepada Naya."....""Baiklah, Nay. Semoga ada kabar baik dari abangmu. Sejak tadi dia tidak menghubungi Ibu sama sekal
Jujur ketika berjauhan dari Amanda aku tak pernah merasa tenang sedikitpun. Bayang - bayang Amanda akan bersatu dengan Kak Faris membuatku sangat memikirkannya. Di Kalimantan sempat aku berusaha move on dan berusaha mendekati rekan kerja wanita. Tapi entahlah, hati ini terasa kaku sekali dan rekan wanitaku menjadi tidak suka padaku.Sungguh aku benar - benar frustasi saat di sana. Bahkan aku sengaja tidak menghubungi Amanda meskipun Amanda sering mengirim pesan untukku. Terkadang aku merasa takut jika akibat dari sifatku, Amanda akan benar - benar menjauh.Awalnya aku tidak tahu jika Kak Faris ternyata orang pertama yang menjalin hubungan dengan Amanda saat masih sekolah. Amanda juga sama, pertama kali menjalin hubungan dengan Kak Faris. Saat mengetahui semuanya, hatiku hancur dan takut jika mereka akan melanjutkan kisah cintanya yang belum usai.Sempat aku berfikir untuk mengalah demi Kak Faris. Aku paham jika cinta pertama tak pernah terlupakan. Tapi bagaimana denganku? apakah karen
Hueek hueek! pagi ini Tiba - tiba Naya merasakan ada sesuatu yang aneh dari dirinya. Naya merasa seisi perutnya ingin keluar disertai badan yang lemas. Naya berkali - kali mencoba menahan dengan meminum jus jeruk namun tetap saja rasa mual menghinggapinya."Ada apa denganku?" Naya bingung dengan keadaan dirinya. Keringat dingin mulai membanjiri tubuhnya dan tubuhnya juga lemas tak bertenaga seperti biasanya.Tok tok tokPintu kamar Naya diketuk oleh seseorang. Naya awalnya membiarkan pintu diketuk, namun semakin lama Naya tidak membukakan pintunya, ketukan pintu semakin keras. Naya dengan kesal akhirnya mengalah dan membuka pintu kamarnya."Ada apa?" Naya berkata dengan nada ketus kepada Yeti yang mengetuknya."Cucian menumpuk, Bi Ijah sedang mudik. Sepulang kuliah kamu silahkan cuci!" Naya terbelalak memdemgar perintah Yeti. Jangankan mencuci, berjalan saja tenaganya sudah terkuras habis."Aku sakit, aku capek!" sahut Naya tanpa rasa sopan sedikitpun."Kamu sakit? sakitmu kok aneh y
Tiga hari Bara dirawat akhirnya sudah diperbolehkan pulang. Amanda selalu berada di samping Bara selama perawatan."Mand, makasih ya." Amanda mengangguk pelan sembari tersenyum. Amanda dan Bara segera mengurus administrasinya dan kembali ke rumah Bu Warti sekedar untuk berpamitan. Karena rencananya mereka berdua akan kembali pulang. "Kalian berdua hati - hati. Jangan lupa main kemari Neng." Meski hanya beberapa hari mengenal Bu Warti tetapi bagi Amanda berpisah dengan Bu Warti adalah hal yang menyedihkan. Sosok Bu Warti seperti sang Ibu kandung. Bu Warti sendiri merasa sedih saat harus berpisah dengan mereka."Amanda akan datang mengunjungi Emak lagi." Amanda dan Bara mencium punggung telapak tangan Bu Warti. Bu Warti melihat raut wajah Bara yang begitu bahagia ketika bersama Amanda.Amanda dan Bara segera melajukan mobilnya ke kediaman Amanda. Dalam perjalanan, Bara disuguhkan dengan candaan Amanda. Candaan yang selalu membuatnya rindu jika jauh darinya."Bagaimana hubunganmu deng
Keesokan harinya, Bara memenuhi panggilan Direktur di kantornya. Bara cukup tenang karena sudah tahu apa yang akan disampaikan oleh Direktur. Bu Maya tahu jika Bara dipanggil ke tempat kerjanya pasti alasan pemecatan. "Tetap sabar dan jangan pernah menyerah, Nak!" Bu Maya memberikan penguatan anak lelaki yang terkadang rapuh.Bara melajukan mobilnya dengan tenang. Bara siap dengan apa yang akan disampaikan oleh Direktur. Sampai di tempat kerja, Bara segera menuju ke ruang Direktur."Pak Bara, Maaf dengan berat hati saya melakukan pemberhentian kerja kepada Anda karena beberapa hari yang lalu Anda meninggalkan pekerjaan tanpa izin. Saya sangat menyayangkan sekali dengan kelalaian Anda." Bara berusaha tenang meski sedikit gundah karena pekerjaannya terhenti."Saya siap menerima resikonya, Pak. Jika memang saya dipecat, maka saya akan berbesar hati menerimanya." Direktur memberikan sebuah surat pemecatan dan amplop pesangon sebagai tanda terimakasih atas kinerjanya selama ini. Bara ber
Arman gelisah kala foto dirinya sudah sering ditampilkan di layar televisi. Arman takut jika ada salah satu warga yang mengenalinya meski dia memakai kumis untuk menyamar. "Aku harus memulai hidup baru." sejak kejadian penculikan, Arman seketika membuang ponselnya ke sungai dan membeli pomsel baru untuk meninggalkan jejak. Kini ditatapnya mobil yang selama ini menjadi kendaraan pribadinya. Arman segera keluar dan membawa mobil itu ke sebuah showroom mobil yang berada jauh dari kampung yang dia tinggali sekarang. Semua dia lakukan dengan tujuan meninggalkan jejak. Penjualan mobil hari ini pun lancar, Arman pulang ke rumah kontrakannya dengan naik angkot. Sesampai di kampungnya, Arman membeli sebuah sepeda motor dari salah seorang warga yang kebetulan sedang butuh uang. Arman dengan senang hati membelinya karena tanpa mengurus surat menyurat. Arman merasa dirinya sudah terbebas dari kejaran polisi. Tok tok tokSeseorang mengetuk pintu rumah kontrakan Arman. Dia segera membuka pintu d
Tepat di hari minggu adalah waktu yang digunakan Bara dan keliarganya untuk membuka Cafe. Banyak promo yang diberikan lepada pelaggan saat pembukaan Cafe. Anak muda sangat antusias sekali ketika melihat promosi yang dibuat oleh Rani. Mulai dari design yang unik dan menu - menu yang murah.Hari pertama banyak sekali pelanggan yang berdatangan hingga Amanda dan keluarga Bara dibuat sibuk dengan melayani pesanan pelanggan."Mand, minum dulu." Bara memberikan segelas jus jeruk kepada Amanda. Amanda menerimanya dan meneguknya hingga tandas."Hai Mand," Faris datang dengan sekuntum mawar merah untuk Amanda. Amanda menatap bunga mawar yang dibawanya dan menjadi kebiasaan Faris ketika menemui Amanda. Hati Bara kembali teriris ketika Faris datang membawa bunga untuk Amanda."Kak Faris, ini bunga untukku kan?" Rani meraih bunga mawar yang ada di tangan Faris. Bara yakin jika Rani sengaja untuk menyingkirkan bunga itu. "Ah! iya kelinci kecilku, bagus kan?" Faris beralih menatap bunga yang harus