Tiga hari usai mendapatkan tiket pemberian Faris, Bara mengajak Amanda pergi berlibur ke Disneyland selama sepekan. Melihat kebahagiaan Amanda apalagi tawa Amanda membuat Bara tak hentinya merasa bersyukur. Bara selalu menjaga senyum Amanda tetap terjaga tanpa pernah ingin menyakitinya sedikitpun. "Sayang, jujur aku bahagia sekali." Bara memeluk Amanda dari belakang ketika Amanda berdiri dekat jendela kaca kamar hotel mereka. Bara menghirup aroma wangi parfum tubuh Amanda."Aku juga Sayang, aku sangat bahagia bersamamu. Kebahagiaanku sudah lengkap hanya saja.."Kita akan berusaha dan berdoa agar segera dikaruniai buah hati lagi, Sayang." Amanda menggenggam tangan Bara yang melingkar di perutnya.Tiga bulan setelah berlibur dari Disneyland, Amanda mendapatkan hadiah tepat dihari ulang tahun Bara. Hadiah berupa garis dua yang tertera di tespacknya, Amanda diam - diam melakukan USG untuk memastikan jika dirinya tengah hamil tanpa memberitahukan kepada Bara. Bara begitu terharu dan sanga
"Gila si Arman, dia ternyata sedang berkencan dengan seorang wanita!" Bara meradang ketika melihat foto Arman bersama seorang wanita tersebar ke ponselnya. Bara sendiri tak tahu siapa pelaku yang menyebarkan foto itu. "Tak bisa dibiarkan! Amanda pasti akan merasa tersakiti jika mengetahui foto ini. Aku harus menghapus semua foto ini agar Amanda tidak tahu jika suaminya berselingkuh." Bara segera menghapus foto - foto yang tersebar ke ponselnya namun tiba - tiba seseorang menabraknya membuat ponsel terpental tepat di kaki Amanda dengan gambar yang terlihat jelas. Brak Suara ponsel terjatuh mengenai sebuah meja hingga menimbulkan suara, ponsel kemudian terjatuh tepat di kaki Amanda. "Foto apa ini?" Amanda mengambilnya dan melihat dengan jelas. Bara menelan ludah, takut jika Amanda akan menangis dan sakit hati. "Man, itu bukan foto siapapun!" Bara berusaha merebut ponselnya namun Amanda menyingkirkan tangan Bara. Amanda menelusuri semua foto kebe
Sore hari sepulang kerja, Vera dan Arman sengaja bertemu untuk pulang bersama ke rumah Arman untuk bertemu dengan bu Ratna.Tok tok tokSuara ketukan pintu dari depan. Saat Amanda membuka pintu, kedua mata Amanda terbelalak saat melihat suaminya bersama sekretaris pribadi bosnya bergandengan manja."Mas, apa yang kamu lakukan dengan Vera seperti ini?" tanya Amanda yang hatinya mulai memanas ketika melihat kemesraan suaminya bersama wanita lain."Kenapa, kamu tidak suka? Lagian aku sama Mas Arman udah punya hubungan sejak lama kok dan Mas Arman mau menikahiku." Vera bergelayut di lengan Arman. Terlihat wajah tak bersalah dari Arman."Amanda, hari ini dan detik ini aku talak kamu dengan talak tiga. Saat ini juga, silahkan keluar dari rumah ini!" ucapan Arman membuat pertahanan Amanda runtuh. Seketika itu air mata tak bisa dibendung lagi."Salahku apa Mas? Kenapa kamu malah berhubungan
"Mand, hatiku sakit melihatmu hancur tapi aku juga sedikit bahagia. Karena aku sendiri berharap bisa memilikimu seutuhnya. Ingin kujadikan dirimu ratu hatiku, kaulah cinta pertamaku dan sampai saat ini hatiku tak mampu berpaling. Maaf, dulu aku belum berani mengungkapkan cintaku karena aku sadar bahwa saat itu aku masih pengangguran. Rela melepaskan cintaku untuk Arman." Bara memandang pintu ruang kerja Amanda."Menatap terus tanpa berkata buat apa, Bro!" Rendy salah satu teman Bara mengejutkan Bara dalam lamunannya."Sudah, yuk! balik ke tempat kerja masing - masing." Bara menyembunyikan perasaan hatinya dari Rendy."Jangan mengalihkan terus, kebetulan nih! dia sebentar lagi janda, rebut lagi hati cinta pertamamu, Bro. Masa kamu rela melihatnya disakiti Arman terus." ucapan Rendy berhasil membuat Bara kembali termenung."Terimakasih sarannya, segera ke ruang kerjamu. Sebentar lagi kamu harus wawancara calon karyawan yang sudah berdatangan di bawah.
Sepulang dari restoran, Bara mengantar Amanda sampai depan rumah Arman. Terlihat mobil Arman sudah berada di halaman rumah."Ada sepatu wanita." Amanda melihat sepasang sepatu berada di halaman rumah Arman."Assalamu alaikum." salam dari Amanda ketika akan memasuki rumah. Terlihat sepi saat Amanda memasuki rumah."Kemana mereka semua?" gumam Amanda ketika mendapati rumah terasa sepi. Amanda segera masuk ke kamarnya untuk beristirahat."Ternyata lebih cantik aku dari pada pelakor itu." Amanda menatap wajahnya di cermin. "Mas, apa yang sudah diberikan Vera padamu sehingga kamu seperti itu?" hati Amanda kembali teriris ketika kembali teringat foto kebersamaan suaminya bersama dengan Vera.Selesai bercermin, Amanda segera mandi dan mengerjakan kewajibannya sebagai hamba. Tak lupa doa yang terus dia panjatkan untuk keluarganya yang jauh darinya. Selesai melakukan aktivitas rutinnya, Amanda merebahkan tubuhnya di ranjang seraya mulai menelusuri dun
Malam ini Amanda mengemas semua barang - barang pribadinya ke dalam beberapa box dan koper. Rencana besok akan dijemput Bara dan pindah ke rumah milik Amanda sendiri.[Man, maaf besok dibantu Rani ya! aku besok ada meeting penting] pesan dari Bara.[Siap] balasan dari Amanda. Amanda tahu jika pekerjaan Bara cukup banyak dari pada dirinya.Tok tok tokSeseorang mengetuk pintu kamar Amanda ketika Amanda sudah selesai mengemas semua barang pribadinya."Ada apa, Mas?" Amanda terkejut melihat Arman sudah berada di depannya. Wajah Arman terlihat letih dan kusut."Bisa bicara sebentar? sebagai tanda perpisahan kita," Amanda sebenarnya tak ingin menanggapi permintaan Arman namun Amanda berusaha menghargai lelaki yang akan resmi menjadi mantan suami."Duduklah!" Amanda duduk tepat di depan Arman. Mereka sedang duduk santai di ruang keluarga."Man,""Iya,""Maafkan aku sudah membuatmu sakit hati karena ulahku." Arman member
Amanda dan Rani sesang berbincang - bincang di depan toko buku tiba - tiba dikejutkan kedatangan seorang wanita yang kurang bahan"Heh kampungan!" Vera datang tiba - tiba menghardik Amanda yang mengobrol dengan Rani."Oh kamu, ada perlu apa?" Amanda menanggapinya dengan santai. Rani yang geram segera ditahan oleh Amanda."Jangan coba - coba merayu Arman! kamu tuh sudah dicerai, jadi jangan ganggu Arman. Gara - gara kamu, Arman cuek padaku!" Rani tersenyum geli mendengar tingkah Vera yang ada di depannya.Alih - alih menyadari kesalahannya, Vera merasa seakan dirinya benar. Rani dan Amanda merekam kejadian saat Vera datang dan mengamuk pada Amanda."Aku tidak merayu Arman, bukannya itu sebaliknya? kamu yang merayu Arman dan merebutnya dariku. Kalau aku sih santai, silahkan saja ambil bekasku!" Amanda kembali duduk dan bersedekap melihat Vera seperti menahan malu karena di saksikan banyak orang yang lalu lalang di sekitarnya.
Keesokan harinya ketika akan berangkat kerja, Amanda dikejutkan dengan kedatangan Bara yang tiba - tiba."Bara." Amanda menghampiri Bara yang bersandar di pintu mobilnya tersenyum ke arah Amanda."Ayo kita berangkat." Bara membukakan pintu moblinya untuk Amanda. Bara melajukan mobilnya menuju ke tempat kerja mereka."Bar, jangan terlalu merepotkan dirimu sendiri untuk menjemputku berangkat kerja." Amanda merasa tak enak hati jika harus dijemput Bara. Bara hanya tersenyum tanpa menoleh ke arah Amanda."Tidak ada yang direpotkan, kamu sahabatku jadi memang seharusnya seperti ini kan? oh ya bagaimana perceraianmu?""Oh ya, aku hampir lupa. Seharusnya aku segera menyuruh Mas Arman untuk mengurus perceraiannya." Amanda lupa jika perceraiannya belum diurus oleh Arman dan dirinya.Amanda bisa saja mengurusnya sendiri, namun dia ingin jika Arman yang mengurusnya sebagai penggugat perceraian."Kenapa tidak kamu urus sendiri?"