Sore hari sepulang bekerja, Ibunya Bara meminta Bara untuk mengantarkan belanja di pasar. Meski keluarga Bara termasuk keliarga berada namun tidak membuatnya gengsi dengan belanja di supermarket.
"Bukannya itu Bara." gumam Arman ketika berada di sebuah kedai kopi tepat depan pasar.
"Sudah ku kira, kamu itu anak mama dan gay." Arman terkekeh melihat Bara menemani Ibunya belanja.
Bara diminta Ibunya menunggu di parkiran saja dan Barapun mengikuti perintah Ibunya.
"Hai laki - laki Gay." Arman sengaja membuat Bara semakin memanas. Akan menjadi kesempatan baginya jika Bara emosi dan memukulnya. Karena pasti akan banyak yang merekam kejadian yang mereka lakukan. Bara kembali sibuk memainkan ponsel tanpa memperdulikan Arman di depannya.
"Kamu budeg ya." Arman merasa geram karena tidak dihiraukan oleh Bara.
"Hai semuanya, pria ini ternyata Gay!" suara Arman semakin lantang untuk mempermalukan Bara di depan umum.
"Plak!"
Satu tamp
Seperti biasa, pagi adalah aktivitas Amanda untuk kembali ke rutinitas seperti biasa. Hampir setiap hari juga Bara selalu menjemputnya untuk berangkat bekerja bersama - sama."Bu Amanda, ada titipan untuk Ibu." seorang resepsionis memberikan sebuah amplop coklat kepada Amanda."Apa itu, Man?" Bara ingin tahu dengan isi surat itu."Aku juga belum tahu, akan aku buka sekarang." Amanda membuka amplop itu di depan Bara. Senyum mengembang di binir Amanda ketika sebhah surat gugatan cerai dari Arman sudah dikabulkan. Kini dia tinggal mengikuti alur jalannya sidang."Surat cerai?" Bara mengernyitkan alisnya."Ini yang kutunggu sebenarnya, Bar." Amanda kembali memasukkan surat itu ke dalam amplopnya semula.Ada perasaan nyeri namun bercampur aduk dengan perasaan senang. Bagaimana tidak, pernikahan yang ia jalin bersama Arman sudah memasuki angka ke 3 tahun. Jika Arman tidak terlalu dekat dengan sekretarisnya, mungkin pernikahan akan selamat.
"Jangan tahan saya, pak. Saya tidak bersalah, Om yang selalu menggodaku untuk menjadi simpanannya karena aku dijanjikan uang yang banyak."Naya meraung - raung dikantor polisi supaya dirinya tidak ditahan. Namun semua bukti sudah dikumpulkan oleh sang istri Romi. Mulai dari chat, video bahkan foto mereka berdua sudah cukup menjadi bukti perselingkuhan mereka.Istri sah Romi hanya memandang sinis ke arah Naya yang meraung - raung tak karuan di depan polisi. Sedangkan Romi hanya tertunduk malu di depan semua keluarga istri sahnya dan juga polisi. Naya meminta izin untuk menghubungi keluarganya agar minta jaminan agar bisa dibebaskan dan polisi akhirnya memberikan waktu untuk Naya."Kamu sana dia itu sama saja. Sama - sama gatel." celetuk isri sahnya Romi."Halo, Bang. Tolong segera ke kantor polisi, aku tidak mau dipenjara." Naya menghubungi Arman agar membantunya bebas dari kasus yang menjeratnya.".....""Sudah deh, Bang! cepat kesini
Beberapa hari ini berita video viral Naya telah tersebar. Banyak hinaan yang dilontarkan netizen kepada Naya dan juga suami sah dari Romi. Bahkan Bu Ratna sempat jatuh sakit setelah melihat video anaknya."Sudahlah, Bu. Jangan terlalu dipikirkan, sekarang Naya sudah menjadi bagian dari mereka. Apalagi Nyonya Yeti juga siap untuk menceraikan suaminya. Itu akhirnya nanti Naya yang akan menjadi yang pertama."Arman mencoba menenangkan ibunya yang terus saja bersedih meratapi nasib anaknya yang viral karena video tersebut."Tante, makan dulu yuk!" Vera masuk ke kaar membawakan sarapan untuk Bu Ratna. Bu Ratna menatap Vera, Vera kemudia menyuapi sarapan untuk Bu Ratna."Kamu memang wanita terbaik untuk Arman," Bu Ratna mengusap rambut Vera dengan penuh bangga.Semalaman Vera menemani Bu Ratna atas permintaan Arman. Sesekali menemani malam Arman yang kesepian karena wanita. Mereka melakukan zina di kamar Arman meski belum resmi menikah."Sayang, m
Ting nungPagi - pagi sekali kedua orang tua Amanda sengaja berkunjung ke rumah Amanda. Mereka tidak memberi kabar terlebih dahulu. Pak Lukman dan Bu Siti sengaja memberi kejutan tepat di hari sidang pertama akan segera di adakan. Semua gang terjadi oleh Amanda telah di sampaikan oleh Adi kepada kedua orang tuanya."Ayah, Ibu dan Adi. Amanda kangen sekali, kenapa tidak memberi kabar?" Amanda terkejut ketika membuka pintu dan melihat ketiga orang yang sangat dicintainya tiba - tiba datang."Ayah juga sangat rindu dengan anak kesayangan Ayah," Pak Lukman memeluk Amanda begitu pula dengan Bu Siti, Ibu kandung Amanda."Ayo masuk semua," Amanda menggandeng kedua orang tuanya untuk masuk ke dalam rumah. Semua kesedihan sirna sudah ketika bertemu dengan orang - orang yang sangat dicintainya."Amanda, Ayah hanya ingin bertanya sesuatu padamu, Nak! dan tolong jawab dengan jujur."Amanda terkejut mendengar ucapan Pak Lukman yang sepertinya serius.&nbs
Amanda sengaja meminta keluarganya untuk tetap tinggal beberapa hari di rumahnya. Keberadaan mereka sangatlah membuat suasana hati Amanda lebih tenang dan nyaman."Kak, jika Adi mengusulkan untuk membuka Butik cabang ketiga bagaimana? Butik kedua sering penuh sesak. Adi juga ingin membuka toko Kakak secara online, jadi jauh di sana bisa pesan via online.""Alhamdulillah, terimakasih kerja samanya Adikku sayang," Amanda mengacak rambut adik lelakinya yang terbilang ulet menjalankan bisnis Kakaknya.Ucapan Adi membuat Amanda semakin semangat menjalankan bisnis fashionnya. Tak disangka, yang dulunya hanya sebuah toko dengan ukuran 3 x 4 meter sekarang menjadi Butik besar dengan dua lantai. Awalnya hanya berupa baju hasil jahitan teman, sekarang merambah ke suplyer dari berbagai industri garmen yang cukup ternama."Ya, sepertinya uang hasil dari Butik pertama dan kedua sudah cukup untuk membuka Butik ketiga. Kita sewa ruko untuk membuka Butik ketiga, Ad
Arman tak bisa berkutik ketika Bu Ratna mengambil semua bonus yang arman miliki. Hampir tiap hari Bu Ratna pergi - pergi tidak jelas."Jeng, aku kenalin sama seseorang."Bu Ratna mengernyitkan dahinya setelah menyimak tawaran Bu Rita. Selama ini Bu Rita memang suka berkumpul dengan teman - teman cowoknya."Oh ya. Siapa?" Bu Ratna penasaran dengan seseorang yang akan dikenalkannya."Berondong kaya. Tenang saja, dia memang penyuka tante - tante seperti kita."Kedua bola mata Bu Ratna terbelalak kala Bu Rita akan mengenalkannya dengan seorang berondong. Meskipun sudah berumur namun penampilan mereka berdua seperti sedang menolak tua."Wah, ide bagus nih. Mana nih berondongnya?""Tenang saja, sebentar lagi datang kok. Yuk pesan makan dulu sambil menunggunya."Bu Rita dan Bu Ratna segera memesan makanan sembari menunggu berondong yang dimaksud oleh Bu Rita. Bu Ratna terkejut ketika sekilas melihat bayangan Amanda m
Drtt drttPonsel Heru berdering, panggilan dari Giselle harus segera dia terima. Heru memberi isyarat pada Vera agak diam tidak berisik."Halo, Ma!"".....""Baiklah, papa pulang sekarang."Heru menutup panggilan setelah Giselle memintanya untuk pulang secepatnya. Tidak ada rasa curiga ketika Giselle tiba - tiba memintanya untuk pulang."Sayang, Giselle memintaku untuk pulang." Heru mencium kening Vera ketika beranjak dari tempat tidur."Tapi aku masih kangen," Vera ingin bermanja - manja dengan Heru karena sedang libur kerja. Heru menggenggam tangan Vera seakan tak bisa melepaskannya."Aku juga masih kangen denganmu, di kantor kita tidak bisa bersikap leluasa seperti ini, Sayang."Heru bergegas memakai bajunya yang tercecer di kamar Vera. Vera kembali memeluk Heru dari belakang."Apa yang kamu inginkan, sayang?" Heru melepas pelukan Vera dan berbalik menghadap ke arah Vera.Heru memang mu
Panggilan sidang kedua telah ditentukan oleh pihak pengadilan. Amanda maupun Arman siap - siap untuk menghadiri agenda sidang kedua dan didampingi pengacara masing - masing. "Jika kamu tidak mau hadir juga tidak apa - apa. Biarkan saja putusan pengadilan yang menentukan. Lagian juga kamu tidak mengharapkan harta gono gini, kan?" Bara mengejutkan Amanda ketika termenung di halaman rumahnya. "Bara, mengagetkan saja." Amanda dilema antara hadir atau tidak. Hinaan dari mantan mertua tidak ingin dia dengarkan lagi. Amanda ingin segera lepas dari hubungan yang kurang sehat bersama Arman. "Sejak kapan kamu disitu?" Bara duduk di samping Amanda. "Sejak tadi memperhatikanmu lagi galau." Entahlah! Semakin nyaman hati Bara ketika dekat dengan Amanda. "Om Herman akan menghadiri sidang dan Om Herman berpesan agar tidak usah ikut hadir. Om Herman akan segera membebaskanmu dari keluarga Arman segera." "Benarkah? Alhamdulillah kalau begitu. Ya sudah lebih baik kita berangkat kerja sekarang.