Share

Bagian 2

"Lu-lura," kata Jonathan terbata-bata.

"sayang, apa yang kamu lakukan disitu?" Lanjutnya bertanya.

"Apa yang aku lakukan? Tentu saja aku mencarimu mas. Tidak aku sangka, kalian telah berkhianat di belakang ku," kata Allura dengan matanya yang sudah berkaca-kaca.

"Ini tidak seperti apa yang kamu lihat sayang," kata Jonathan mencoba untuk memberikan penjelasan.

"Sudahlah mas, kalian sudah tertangkap basah, lalu apa yang mau kamu jelaskan?"

Diam-diam Tiara tersenyum miring, seperti tidak ada rasa bersalah karena telah mengkhianati sahabatnya.

"Lura aku minta maaf, aku khilaf." Tiara menundukkan kepalanya.

"Minta maaf katamu? kalian telah berkhianat di belakangku, semudah itu meminta maaf? Kalian telah berbuat zina di rumahku, jadi aku minta kalian segera angkat kaki dari sini!" Kata Allura tegas, sorot matanya menggambarkan betapa kecewanya Ia.

"Sayang, jangan usir mas dari rumah ini," pinta Jonathan memelas.

"Pergi mas!" Teriak Allura, ia sudah muak dengan dua manusia didepannya saat ini.

"Ini sudah malam sayang."

"Aku tidak perduli, silahkan kalian angkat kaki dari rumah ku!"

"Baiklah mas akan pergi besok pagi."

"Apa maksudmu mas? Kenapa kita yang harus pergi? Seharusnya dia yang pergi bukan kita," protes Tiara seakan tidak terima karena telah di usir.

"Diamlah!" Ketus Jonathan.

"Lura, tidak bisa seperti itu dong, aku kan sahabatmu, kamu tega mengusir ku dari sini? Kamu kan tahu rumah ku itu jauh."

"Sangat tega, kenapa tidak? Kamu telah berselingkuh dengan suamiku. Aku beri kalian waktu sampai besok pagi setelah itu kalian harus pergi dari sini." Allura melangkah meninggalkan kamar mandi itu dengan dada nya yang sesak.

Dibawah guyuran air dari shower, Allura menumpahkan air matanya, yang sudah Ia tahan sejak tadi. Dadanya terasa sesak dan sakit, Ia tidak menyangka orang yang ia sayangi dan ia percayai ternyata tega mengkhianati dirinya.

6 tahun menjalani pernikahan, yang bahkan semalam habis di rayakan, pernikahan yang ia kira akan bertahan hingga maut memisahkan, sepertinya harus kandas di tengah jalan karena suaminya itu selingkuh dengan sahabatnya sendiri.

Kurang apa Allura ini? Jonathan yang berasal dari keluarga yang kurang mampu, orang tuanya ia berikan sebuah usaha restoran, yang sekarang sudah memiliki cabang di beberapa daerah.

Sementara Jonathan sendiri, ia berikan kepercayaan untuk mengurus perusahaan, walaupun kadang ia sendiri juga masih turun tangan, tetapi kegiatannya lebih banyak dirumah dari pada di perusahaan. Awalnya Allura ingin dia fokus untuk mengurus anak dan suaminya, mangkanya ia memberikan kepercayaan perusahaan itu kepada suaminya. Tetapi kepemilikan perusahaan itu masih atas nama Allura, bukan nama suaminya.

Setelah apa yang ia berikan, suaminya itu malah mengkhianatinya dengan sahabatnya yang sudah ia anggap seperti saudaranya sendiri. Tiara, sahabatnya dari SMP, beberapa tahun lalu setelah Allura berhasil membangun usahanya, ia memberikan beberapa butik, karena Tiara itu sangat pandai dalam bidang fashion.

Satu jam lamanya, ia berendam di bathtub menangisi perbuatan suaminya yang tidak tahu diri itu. Allura keluar dari dalam kamar mandi dengan matanya yang merah dan sembab.

Paginya saat Allura akan turun untuk sarapan, secara tidak sengaja ia mendengar suara orang yang sedang berbicara di kamar tamu. Karena penasaran dengan apa yang di bicarakan, Allura mendekat dan mendengarkan dari dekat pintu.

"Jadi, kapan perusahaan itu jatuh ketangan kita?" Tanya seorang wanita paruh baya.

"Tenang Bu, hari ini aku akan menceraikannya, dan semua aset miliknya akan jatuh ketanganku," jawab Jonathan sambil tersenyum miring.

"Bagus, ayah bangga padamu. Kamu memang putra kebanggaan kita. Akhirnya setelah sekian lama, kita tidak akan hidup susah lagi. Ya walaupun istri bodoh mu itu, sudah memberikan kita sebuah restoran, tetapi dengan jatuhnya semua aset miliknya ketangan kita, kita akan semakin kaya. Hahaha!" Ujar seorang pria paruh baya, yang tidak lain adalah ayah Jonathan. Dan wanita paruh baya tadi adalah ibunya.

"Iya dong yah. setelah itu, aku akan menikahi Tiara." Jonathan melirik sekilas Tiara yang juga menatapnya.

"Ibu setuju. Ibu akan merestui hubungan kalian. Dari awal ibu tidak benar-benar menyukai Allura, ibu hanya menginginkan hartanya saja. Tidak ibu sangka, ternyata wanita itu bodoh karena dengan mudahnya tertipu.

"Aku benar-benar tidak sabar untuk menikah denganmu mas," ucap Tiara dengan bergelayut di lengan Jonathan.

"Aku juga sayang," sahut Jonathan tersenyum.

Dibalik pintu, Allura mengepalkan tangannya mendengar pembicaraan mereka. Tanpa sadar air matanya kembali turun. Ia tidak mengira bahwa selama ini dirinya telah ditipu, oleh kebaikan, kasih sayang, dari mertuanya. Kasih sayang yang sudah bertahun-tahun tidak ia dapatkan dari orang tuanya.

Oleh eh karena itu, ia menaruh kepercayaan sepenuhnya dengan mertuanya itu karena sikap nya selalu baik kepadanya.

Tetapi ternyata itu semua hanya tipu daya mereka untuk mengambil semua apa yang ia miliki. Sungguh sesak dadanya, pedih seperti tergores benda tajam.

Brak!

Allura membuka pintunya dengan keras, hingga membuat semua orang yang ada di dalam kamar itu terkejut.

"Teganya kalian kepadaku, setelah apa yang aku beri untuk kalian, kalian tega mengkhianatiku."

"lihatnya mantan menantuku. oh iya, cepat ceraikan dia!" Ucap ibu Shofi.

"Mulai hari ini, detik ini, aku ceraikan kamu. dan seluruh hartamu akan menjadi milikku. Aku tidak akan membawa Dion. Jadi, kamu yang harus pergi dari rumah ini, bawalah Dion bersamamu. karena rumah ini sudah aku balik nama menjadi namaku, termasuk perusahaan milikmu," ucap Jonathan dengan lantang dan tegas. Tidak terlihat rasa kasihan dari sorot matanya.

"Apa kamu bilang? Lancang kamu mas, setelah kamu mengkhianatiku, kamu juga mengambil semua hartaku. Perusahaan yang aku bangun dengan susah payah, jatuh bangun, dengan teganya kamu mengambil semuanya. Setidaknya sisakan untuk Dion. Kamu memang serakah, kamu tamak," teriak Allura.

"Hahaha! Kamu memang bodoh!" ujar pak Dito, tertawa mengejek.

"Hahaha! Lihatlah wanita bodoh ini, sekarang dia sudah jatuh miskin. Pergilah kita muak melihat orang miskin seperti mu," usir Bu Dewi.

"Tidak, aku tidak akan pergi dari rumah ini, ini rumah ku, kalian yang harus pergi."

"Lihat ini baik-baik." Jonathan memperlihatkan map berisi surat-surat rumah dan perusahaan.

"Itu jelas-jelas tanda tangan palsu, kalian memalsukan tanda tanganku."

Plak!

Jonathan menampar pipi Allura dengan keras, hingga membuatnya menoleh kesamping. Allura tidak menyangka, Jonathan tega menamparnya. Ia terus memegangi pipinya yang terasa panas, dapat di pastikan pipinya itu akan memerah, karena tamparan Jonathan yang sangat kuat.

Tidak ada rasa menyesal, karena telah menampar Allura. Hanya rasa puas yang terlihat di wajah Jonathan dan kedua orang tuanya yang serakah itu.

Sementara itu Tiara, hanya diam menyimak perdebatan mereka itu. Dalam hatinya bersorak gembira, karena apa yang selama ini ia inginkan akan segera tercapai.

Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang sedari tadi menyimak pembicaraan mereka.

Tangannya mengepal kuat, tatapan matanya tajam mengarah ke mereka.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status