Nedd, tahu betul sifat Duke. Dia pasti menuliskan wasiat tersebut dengan berfikir jauh. Surat wasiat Duke ditulis saat anak kedua lahir. Saat itu peperangan kerap terjadi dan Dia juga kerap dikirim untuk pergi berperang. Dia menulis surat wasiat tersebut saat di kirim ke perang melawan Kerajaan Exaliban. Duke pasti mengira bisa saja Dia pulang tinggal nama karena Kerajaan tersebut terkenal sangat kejam dan kekuatan militernya yang luas biasa. Kerajaan Merden bisa menang berkat bantuan Pasukan Jedi, tentara bayaran yang pasukannya lebih tangguh ketimbang pasukan dari Exaliban. Duke pasti sudah tahu kalau pihak dari keluarga Istrinya akan ikut campur. Istrinya, Elis berasal dari keluarga Count yang miskin. Mereka bisa menikah karena bertemu di akademi. Gama yang tidak mempermasalahkan asal keluarga Elis pun menikah setelah kedua lulus dari akademi, meski mendapatkan pertentangan dari para tetua, Gama tetap menikahi Elis dengan sederhana. Setahun setelah menikah, para tetua akhirnya bungkam dan diam karena melihat kinerja Elis sebagai Duchess yang terampil. Elis bahkan masih bersikap sopan kepada para bangsawan yang merendahkannya. Elis tak banyak bicara, hanya bicara sekedarnya dan bertindak sekadarnya. Baginya penghinaan tersebut akan dijadikan cambukan untuk mereka ketika pembuktian datang dan benar saja, setelah keberhasilan Elis dalam menjalankan Duchy secara internal para bangsawan tak berani menghinanya lagi. Terlebih Duke Gama sangat mencintai dan menghargai Elis, maka mereka pun tak berani menghina Elis.
Satu-satunya sandungan Gama adalah keluarga Elis. Setelah tahu bahwa Elis akan menikahi Gama yang mana adalah penguasa wilayah Ansel yang terkenal dengan kekayaannya. Keluarga Elis menjadi serakah. Mereka gemar meminta uang kepada Elis secara terang-terangan. Setelah orang tua Elis meninggal, gelarnya diturunkan kepada adiknya yang sekarang menjadi Count Zergnet. Paman Elis lebih serakah lagi, mereka bahkan meminta pembiayaan sekolah akademi Lalisa kepada Elis. Gama yang merasa bahwa tidak apa-apa untuk membiayai sekolah keponakan Elis pun menyetujui permintaan Count Zergnet, namun permintaan terus bertambah, tidak hanya biaya akademi tapi juga merembet ke biaya hidup, biaya pakain sampai biaya foya-foya. Ini yang dinamakan ngelunjak tingkat dewa. Kebaikan Gama terus dimanfaatkan untuk keuntungan pribadinya. Bahkan Duke Gama juga berusaha untuk memberikan project agar Count of Zergnet punya pemasukan.Duke pasti tahu kalau Count Zergnet akan mengajukan diri untuk menjadi wali bagi Kinan dan Kesha. Mereka akan memanfaatkan situasi ini untuk mengeruk harta Duke, makanya Duke memilih Lady Vania untuk dijadikan penerus dan wali untuk kedua anaknya."Count Zergnet tidak punya kapasitas untuk membantah surat wasiat Duke" kata Nedd dengan tegas."Viscount tidak tahu diri!Berani-beraninya anda berkata begitu kepada suami Saya yang gelarnya lebih tinggi dari anda!. Apa anda bilang? Saya tidak punya kapasitas siri untuk membantah? Saya berdiri disini sebagai Paman dari dua keponakan Saya yang baru saja kehilangan orang tuanya. Mereka pasti bersedih karena baru saja kehilangan orang tuanya" kata Countess ZerGnet dengan nada tinggi di awal dan berakhir dengan kalimat kesedihan.'Bukankah akting mereka sangat buruk' pikir Vania. Segera Vania tahu mengapa Duke memilih Dia menjadi penerus. Pasti karena Kakaknya Gama mengetahui bahwa keluarga mendiang Istrinya akan ribut meminta menjadi wali dan mengeruk harta Kakaknya.'Ini adalah keputusan terberat dalam hidupku' keluh Vania dalam hati. Bagaimana pun Kakaknya meminta Vania untuk melindungi Duchy of Ansel dan kedua anaknya. Maka sebagai Adik, Dia harus memenuhi bakti terakhirnya untuk mendiang Kakaknya."Baiklah Pengacara Nedd, jika demikian saya bersedia menjadi penerus Duchy of Ansel!" kata Vena dengan tiba-tiba."Maaf Count dan Countess Zergnet, sepertinya hubungan Kinan dan Kesha lebih dekat dengan saya sebagai Bibi dari pada Count yang menjadi Kakek dan Nenek bagi Kinan dan Kesha, itupun kalian bukan Kakek dan Nenek kandung." Saat mengucapkan hal tersebut jantung Vania berdetak dengan sangat cepat. Dia sangat gugup karena harus menghadapi orang tua yang serakah."Siapa yang memutuskan siapa yang lebih pantas menjadi Wali bagi dua orang anak tersebut. Bukankah Lady Vania sendiri tidak pernah ada di Duchy. Lady hanya sibuk belajar di akademi dan pulang setahun sekali. Memang bisa apa Lady dalam mengelola wilayah yang luas ini?," kalimat tersebut ada benarnya, tapi bukan berarti Vena adalah seorang Lady yang bodoh."Memangnya Count tahu cara mengelola wilayah yang luas dengan baik dan benar. Wilayah Count sendiri masih saja miskin dan tidak ada perubahan setelah Count menjabat dan memimpin."Plak... ini serasa tamparan bagi Count Zergnet. Meskipun Vania jarang pulang ke kerajaannya. Tapi setiap kali pulang, Jeff kepala pelayannya akan mengeluh dengan para pelayan atas kelakuan Count Zergnet. Dalam hal ini, Ani adalah sumber informasi bagi Vena saat Dia ada di mansion. Vena dulu merasa sangat muak dengan Ani karena Dia suka sekali bergosip dan membicarakan tidak penting. Tapi sekarang, rasanya Vena sangat ingin berterimakasih kepada Ani."Beraninya seorang Lady berkata kasar kepada seorang kepala wilayah!" teriak Count Zergnet."Maaf jika Count tersinggung, tapi Saya hanya menyampaikan fakta."Muka Count memerah karena marah, Dia sudah dihina oleh seorang Lady yang bahkan belum pernah mengelola suatu wilayah."Nona Vania, Count Zergnet!" panggil Nedd dengan suara tinggi namun tegas."Ribut saat pembicaraan wasiat mendiang Duke sama saja dengan tidak menghargai keputusan mendiang Duke!"Baik Vena dan Count Zernet sekarang diam."Keputusan ini sudah final. Lady Vania juga sudah menyetujui untuk menjadi penerus Duchy dan menjadi wali bagi Pangeran Kinan dan Putri Kesha."Setelah mendengar Viscount Nedd menyebut nama Kinan dan juga Kesha, Vania baru sadar bahwa mereka, Dia dan juga Count sudah bertengkar di depan anak kecil. Sungguh tindakan yang tidak pantas untuk dilihat.Hari itu adalah hari dimana hidup Vania telah berubah sepenuhnya, Dia sekarang akan menjadi kepala wilayah dan juga punya tanggungan 2 anak. Bukankah Dia seperti perawan rasa janda.Tanggung jawab yang harus dipikulnya kini bertambah berat. Masa depan ingin menyambutnya menjadi seorang Lady yang kuat. Babak baru kehidupan Vena pun dimulai.Keluar dari istana Loka memandang Vania. Dia sebenarnya cukup terkesima dengan pandangan Vania. Dia masih muda dan dipaksa dewasa. Dia belum pernah menikah tapi harus punya dua anak yang siap dia jaga. Loka yakin, Vania akan jadi wanita hebat. "Penyihir agung Loka... Saya amat sangat merasa berterima kasih atas segala bentuk bantuanya selama ini. Anda tahu bahwa kediaman Ansel dimasa mendatang akan selalu membantu menara sihir." Loka tersenyum, "Saya juga berterima kasih atas segala bentuk kesempatan dan kepercayaan yang diberikan. Senang bisa bekerja sama dengan kediaman Ansel." Erick Jamamiel juga sudah kembali ke akademi untuk mengajar dan tentu saja masih dengan eksperimentalnya. Sebagai Duchess Vania banyak bertemu dengan orang baru. Dia bisa melihat banyak perspektif tentang kehidupan secara luas. Dia melihat langit yang cerah. Ah ... rasa nya masa depan itu juga akan cerah bukan. Loka langsung berpamitan dan akan pergi ke menara sihir. Vania juga segera kembali ke ke
Kenapa keluarga Kerajaan dengan entengnya membuat kesimpulan seperti itu. Mereka meminta maaf pun tidak bisa mengembalikan kakak ipar dan kakaknya. "Ini karena keteledoran Ayah dan pengabaian. Kami sadar akan hal itu." Jehu menambahkan. Sejujurnya Vania mau marah, tapi tidak etis juga memarahi Meraka karena itu bukan salah mereka. "Sudahlah... yang penting sekarang malah sudah clear dan jelas. Itu bukan salah kalian sejujurnya." Kata Loka. Vania mendengarnya juga. Loka benar, tapi entah kenapa rasanya masih sakit. Dia kehilangan kakaknya dan mendapatkan surat wasiat yang memberatkan dirinya. Bukannya tidak mau untuk merawat kedua keponakannya. Tapi menjadi Duchess adalah hal lain yang tidak pernah dia pikirkan. "Ayah akan menebus dosanya dengan pergi ke kuil untuk mengabdi selama sisa hidupnya." Mereka semua cukup kaget, keputusan Raja itu tidak pernah mereka duga. "Secepatnya aku akan naik tahta untuk menggantikannya." Vania sebenarnya Tidak terima, dia ingin me
Sungguh tidak akan ada yang menyangka berita menghebohkan datang dari keluarga Istana. Raja mengumumkan secara resmi bahwa dia akan mundur dari jabatan. Tidak tahu apa yang pasti telah terjadi, tapi berita tersebut membuat semua orang gempar, bahkan pada bangsawan yang menduduki kursi dewan negara nasional. Sementara itu Elia dan Jehu masih menutupi kesalahan Ayahnya. Mereka kemudian hendak melakukan audiensi dengan pihak menara sihir dan keluarga Duke Ansel. *** Aneh sekali ada surat dari istana, dan sepertinya surat resmi. Vania membaca surat tersebut dengan serius. Karena ini surat penting tidak mungkin dia akan menolaknya. Tapi sebetulnya, dia sedang dalam kondisi mendesak. Ini terkait kondisi Kesha. Ritual tersebut belum di lakukan sehingga kondisinya menjadi lebih tidak memungkinkan dengan segala sesuatu yang terjadi. Bisa jadi lebih baik, atau sebaliknya. Pihak menara sudah berjanji bahwa malam ini adalah harinya. Pada malam hitungan tertentu, mana seseorang akan t
Raja merasa sangat gelisah sepanjang waktu. Dia tidak menyangka bahwa anaknya yang tidak berguna seperti Jehu itu bisa membuat gebrakan dengan mengungkapkan dalang kasus pembunuhan berantai di masyarakat. Bersama dengan Elia dia bisa bekerja sama. Lebih parah lagi ternyata kedok Marquis Sami bisa ketahuan. Ambisinya selama ini adalah menciptakan pasukan kuat dan akan ditakuti oleh kerajaan sekitar. Dia ingin melakukan ekspansi perluasan wilayah. Makanya dia mendukung Marquis Sami dan memberikan pendanaan untuk objek penelitian nya. Siapa sangka dia benar benar berhasil. Tapi ilmuan yang gila kadang kadang banyak mengorbankan banyak hal. Dan itu menjadi salah kaprah ketika Marquis menghalalkan segala cara. Raja akui dia salah telah mengabaikannya dulu. Kini setelah anak anaknya mengetahuinya dia malu karena sudah bertindak tidak adil pada banyak orang. Terlebih Marquis juga mengorbankan Duke Gama dan Menara sihir karena ingin menggali dirinya. "Apa yang harus aku lakukan?" Dia
Para pekerja dikembalikan ke mansion setelah semuanya selesai. Ksatria yang terluka juga diobati dengan segera. Semua master menara sihir bekerja tanpa beristirahat. Jehu dan Elia juga punya tugasnya sendiri. Untuk pertama kalinya mereka bekerja sama dengan kompak. Padahal mereka dulu selalu bermusuhan. Marquis Titan dijaga dengan ketat dibawah pengawasan menara sihir juga. Rumahnya digeledah dan ditemukan lorong rahasia bawah tanah. Rupanya dibawah sana masih banyak percobaannya. "Orang itu benar benar gila.""Dia berniat membuat pasukan monster.""Ini dibisa dikatakan pemberontakan."Mempunyai kavileri pasukan melebihi istana sama saja dengan upaya pemberontakan. Di jaman ini, semua bangsawan memiliki pasukan dengan jumlah terbatas dan Tidak boleh melebihi pasukan istana. Setelah mengacak mengacak tempat tersebut, Elia menemukan segel yang sangat familiar."Segel istana." Itu adalah segel milik Raja."Ayah?" Jehu penasaran.Benar, itu adalah segel milik raja bahwa Marquis meng
Elia tentu saja tahu tentang operasi jebakan tersebut. Dia akhirnya memberikan surat kepada Jehu, meskipun sepertinya akan datang terlambat. Pasukan kavaleri mereka datang terlambat. Ternyata suasana di istana Duke Ansel telah kacau balau. Banyak hewan hewan mati dengan darah berceceran. Beberapa ksatria juga terluka karena mereka monster monster tersebut. "Gila!" Kata Jehu kaget. Dia tidak tahu bahwa selama ini yang mereka hadapi adalah monster . "Tapi monster ini diciptakan oleh seseorang." Suara pedang berdesing. Teriakan teriakan para ksatria menggema. Pasukan Jehu juga segera bergabung. "Sepertinya Duchess dan beberapa tuan penyihir ada di dalam!" Jehu dan Elia berbagi peran. Elia bertugas mencari musuh utamanya, sedangkan Jehu berperan untuk mencari Duchess Vania dan yang lainnya. Ketika Arvel, Erick dan Vania kelelahan datanglah Jehu. "Ahh.. bantuan datang!" Kata Erick yang sudah kelelahan. Kesha sudah digendong oleh Vania."Kita harus pergi dari sini!""Bagaimana den