Home / Romansa / Surga Semalam / 7 Pria yang tidak Mampu Kutolak

Share

7 Pria yang tidak Mampu Kutolak

Author: Heartwriter
last update Last Updated: 2025-04-09 11:22:20

Celine perlahan membuka pintu sesaat setelah suara bariton di dalam ruangan tersebut mengizinkannya masuk. Matanya membola dan tubuhnya bergeming saat melihat penampakan seorang pria yang hanya berjarak beberapa meter di depannya.

Jika ada kata di atas kata tampan, mungkin itu kata yang paling tepat untuk mendeskripsikan pria di hadapannya.

Gaya rambut kasual, mata tajam, hidung runcing, serta rahang tegas semakin menguatkan aura kepemimpinan pria itu.

Dan yang paling penting dari semua itu adalah, Celine seperti pernah mengenal pria ini tapi dia tidak tahu dimana dia mengenal pria ini. Yang jelas, pria ini dia yakin kalau pria ini pernah membuat kesan yang sangat dalam di hatinya.

“Kau akan terus berdiri di sana?” Suara berat pria itu sukses menghentikan lamunan Celine.

“Duduklah,” ucap pria itu mengarahkan tangannya ke kursi yang ada di depan mejanya, “aku Jason, analis saham yang akan mewawancaraimu,” lanjutnya tanpa menunggu respon Celine.

Celine tertegun begitu pria di hadapannya memperkenalkan diri. Jason, nama yang sejak tadi menjadi buah bibir para pelamar di luar.

Mereka semua membicarakan sosok yang selama ini berhasil mengangkat citra perusahaan ini dengan berbagai pencapaian yang menakjubkan. Hingga pada akhirnya perusahaan ini menjadi salah satu perusahaan saham yang paling diincar oleh semua orang untuk bekerja di sini.

Entah bagaimana, Celine tak menyangka jika calon bosnya sendiri yang turun tangan langsung untuk mewawancarai dirinya. Hal ini justru menambah kegugupannya.

"Ah, iya Pak," kata Celine sedikit tergagap sambil menundukkan kepalanya dengan hormat ke arah Jason.

Pria itu memandangnya lekat dengan tatapan misterius yang sulit diartikan Celine.

Kenyataannya, Celine tidak mengenal Jason karena pada saat kejadian 5 tahun sebelumnya Celine berada dalam pengaruh obat bius dan juga pengaruh obat perangsang. Apalagi saat Celine terbangun dari tidurnya setelah malam panasnya dengan Jason, Jason sudah tidak lagi berada di sampingnya, karena itulah Celine sama sekali tidak mengenal Jason.

Yang tertinggal di ingatan Celine hanyalah sentuhan pria itu yang mampu memuaskan hasratnya 5 tahun lalu.

"Siapa namamu?" tanya Jason dengan pandangan tajam. Seketika ruangan yang hanya diisi oleh mereka berdua menjadi hening. Aura pria itu begitu kuat, menguar dari balik jasnya dan mendominasi ruangan.

"Ce-celine, Pak. Celine Mawardi," jawab Celine sambil menundukkan kepalanya.

"Angkat kepalamu!" tukasnya.

Perintah itu membuat Celine secara refleks langsung mengangkat wajahnya. Sebagai seorang calon pegawai baru yang ingin sekali bisa bekerja di perusahaan ini, tentu saja Celine harus patuh dengan perintah dari atasannya ini.

Celine pikir Jason menyuruhnya mengangkat kepalanya agar supaya Jason bisa melihat potensi yang dimiliki Celine untuk bekerja nantinya, sehingga dengan semangat, dia mengangkat kepalanya.

Tapi kenyataannya tidak.

Masih dengan tatapan misteriusnya, calon bosnya itu justru mengamati tiap inci wajahnya dengan saksama tanpa berkata sepatah kata pun.

Celine masih terus mengangkat wajahnya sambil menatap ke arah Jason. Dia terus menunggu Jason melontarkan sesuatu, entah pertanyaan, pernyataan, atau apa pun itu.

Celine sudah siap untuk menjawab pertanyaan dari Jason. Karena Celine sudah menyiapkan dirinya dengan keras. Dia sudah belajar dengan giat untuk menghadapi pertanyaan yang kemungkinan akan ditanyakan kepadanya.

Celine yakin, biasanya sang pelamar akan ditanya tentang semua yang berhubungan dengan pekerjaan di bidang saham, bidang pekerjaan dari perusahaan tempat Celine melamar ini dan Celine sudah siap untuk menghadapi pertanyaan Jason selanjutnya tapi pertanyaan dari Jason itu tidak pernah datang karena Jason terlihat terlalu sibuk menatap wajah Celine.

"Kapan aku diwawancara kalau kayak gini terus?" batin Celine sambil terus menatap takut-takut ke arah wajah tampan Jason.

Celine merasa aneh karena melihat Jason masih terus menatapnya bahkan lama-kelamaan Celine merasa dirinya seperti sebuah barang yang sedang ditaksir dan ditatap dengan penuh minat atau sedang diselidiki keasliannya oleh calon pembelinya.

Celine masih bertanya-tanya dalam hati karena pria itu masih sibuk memandanginya. Ia merasa tatapan itu seakan mampu menembus ke dalam pakaian dan memperlihatkan tubuh polos yang ada di balik kemeja putih yang dikenakannya saat ini.

Celine mulai risih dan menangkupkan kedua tangannya ke dada karena merasa tatapan Jason seperti sedang menelanjanginya.

"Mana tanganmu!" perintah pria itu tiba-tiba pria sambil mengulurkan tangannya.

"Apa, Pak?" tanya Celine karena walaupun dia sebenarnya sudah mendengar jelas kalau Jason meminta Celine untuk mengulurkan tangannya, tetapi karena Celine tidak menyangka akan perintah Jason yang seperti ini, maka itu membuat Celine harus bertanya sekali lagi untuk memastikan pendengarannya memang masih berfungsi dengan baik.

"Aku bilang mana tanganmu!" Jason membulatkan matanya untuk menunjukkan ketegasannya dan supaya Celine langsung melakukan perintahnya.

Dengan takut-takut Celine langsung mengulurkan tangan gemetarnya ke arah Jason.

Secepat kilat Jason langsung meraih dan menggenggam tangan halus Celine.

Pria itu memegang dan mengelus lembut tangannya sambil memejamkan mata, entah apa yang sedang ia bayangkan, Celine tak mengerti.

Di mata Celine, Jason seperti seorang anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan favoritnya dan dia ingin selalu memegang mainan favoritnya ini, seolah tidak mau melepaskan tangan kanan Celine ini.

Hal ini membuat Celine menjadi bingung karena bukan ini wawancara kerja yang ia bayangkan.

Sebelumnya Celine membayangkan akan dicecar oleh pertanyaan-pertanyaan tentang perdagangan saham dan pertanyaan-pertanyaan tentang cara menarik minat investor untuk membeli saham yang diperdagangkan di pasar saham.

Karena itu, Celine menjadi bingung dengan apa yang terjadi saat ini. Dalam otak Celine, dia sudah mempersiapkan jawaban-jawaban untuk setiap kemungkinan pertanyaan yang ditanyakan kepadanya, karena selama berapa bulan terakhir ini Celine sudah mempersiapkan diri dengan keras untuk masuk di dunia kerja dan lebih spesifik lagi untuk masuk di perusahaan yang bekerja di bidang saham, tapi tidak Celine sangka kalau wawancara kerjanya akan seperti ini.

Tapi semakin Celine menatap Jason, Celine semakin tertarik akan wajah Jason dan rahang keras serta tatapan mata Jason yang menghanyutkan dan membuat Celine pasrah dan membiarkan saat tangannya terus dipegang Jason.

"Apakah pria yang di depanku ini, model bos-bos yang suka melakukan pelecehan seksual kepada karyawan wanitanya?" tanya Celine dalam hati sambil menatap Jason.

Meski begitu, Celine mengabaikan pertanyaan yang melintas di benaknya. Ia tidak keberatan dengan apa yang dilakukan calon bosnya, Celine menatap mata indah Jason dan menikmati rasa yang dia alami saat ini.

Keduanya terus saling tatap dengan kedua tangan Jason terus membelai-belai tangan kanan Celine. Kini tangan kekar pria itu mulai menjalar dari telapak tangan Celine, kemudian naik hingga ke lengan Celine yang putih mulus bagai salju.

Sensasi aneh dalam dirinya membuat Celine ketagihan dan menginginkannya lebih daripada itu, ia semakin terbawa perasaan. Apalagi sosok Jason ini seperti mempunyai kesan yang nyaman bagi Celine.

Sejak tadi, Celine ingin protes karena bukan ini wawancara yang diharapkannya. Celine tidak pernah mempersiapkan diri untuk wawancara seperti ini, tidak pernah menyangka kalau dia akan mendapatkan wawancara seperti ini dari bos yang mewawancarai dia.

Tapi entah kenapa, Celine tidak bisa protes, Celine tidak bisa menghindar karena tatapan pria di depannya ini sangat menguasainya, membuat Celine tidak mampu untuk membantah, membuat Celine tidak mampu untuk protes, membuat Celine membiarkan pria di depannya ini terus membelai-belai tangannya.

Karena pada kenyataannya, Celine memang tidak berani protes. Celine hanya bisa membiarkan apa yang dilakukan pria di depannya ini, karena pria di depannya ini terlalu tampan untuk dia tolak, bahkan, Celine mulai menikmati apa yang dilakukan pria di depannya ini kepadanya.

Pria itu masih asyik membelai-belai tangannya. Sesaat kemudian, tangan pria itu kini meraih dagu Celine, mengusap lembut bibir Celine yang merah pekat dengan ibu jarinya. “Kau tidak keberatan kan, jika aku mendaratkan bibirku ke sini?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Surga Semalam   305 Apa Aku Membuatmu Takut?

    Ekspresi Jack berubah tajam.Logan telah diadopsi oleh keluarga Carter sejak kecil—tetapi niat mereka tak pernah murni.Bagi mereka, ia tak lebih dari bank darah berjalan.Semua orang dalam garis keturunan Carter Utama membawa penyakit keturunan—dari Bos Tua Carter hingga Jacob. Kondisi Jacob sangat parah.Saat itu, Logan adalah sumber darah pribadi Jacob.Setiap kali pewaris emas itu jatuh sakit, Logan—anak yatim piatu yang mereka "angkat"—ditumpahkan darahnya tanpa ampun.Ia masih kecil, pingsan karena kehilangan banyak darah, dan keluarga Carter sama sekali tak peduli.Selama pewaris berharga mereka tetap hidup, kesejahteraan Logan tidaklah penting.Hal itu terus berlanjut hingga Logan akhirnya memisahkan diri dari mereka.Tetapi sekarang, lebih dari satu dekade kemudian, keluarga Carter masih berani datang mengetuk?Mereka pasti sudah gila."Pak, haruskah saya mengirim peringatan kepada keluarga Carter?" tanya Jack, suaranya rendah.Nada Logan terdengar santai, hampir malas, "Suru

  • Surga Semalam   304 Benih Keraguan

    Tentu saja kata-kata Logan masih segar di benak Joe.Ia ingin membela Angelica—Namun Logan dengan tenang berkata:"Bos Besar Morris, apakah Anda benar-benar percaya Angelica adalah putri Anda?""Keluarga Clark memperlakukannya seperti emas. Mereka menghabiskan sepuluh juta hanya untuk memberinya gelar, dan mereka bahkan rela menjebak darah daging mereka sendiri untuknya. Tanyakan pada diri sendiri—apakah Anda akan pernah melakukan itu pada putri kandung Anda demi seorang putri tiri?"Tentu saja tidak.Bagi Joe, anak kandungnya sangat berharga. Ia akan memberikan dunianya jika ia bisa—tidak akan pernah menyakitinya seperti itu.Bahkan jika keluarga Clark membenci Selina... sekejam ini?Ekspresi Joe berubah, pikiran-pikiran rumit berkelebat di wajahnya."Pak Reid, tolong bawa Nona Clark. Angelica perlu istirahat."Perubahan nada bicara yang tiba-tiba itu membuat Selina mengangkat alis geli.Angelica menatap, tertegun."Ayah, Selina memukulku. Ayah akan membiarkannya lolos begitu saja?!

  • Surga Semalam   303 Marah? Lakukan Sesuatu

    Pada titik ini, jika anak itu masih belum bisa memahaminya, ia tak bisa menyalahkan siapa pun selain dirinya sendiri.Seluruh identitas Rowan...Logan menyipitkan mata. Bukannya ia tak bisa memberi tahunya, tetapi memberitahukannya akan membuka banyak masalah.Salah satu alasannya adalah untuk menghindari masalah bagi Selina.Yang lainnya... adalah karena penyelidikannya belum selesai. Semakin sedikit orang yang mengetahui identitas asli Rowan, semakin baik.Tetap saja, hal itu tak akan lama lagi.Sedikit petunjuk tak ada salahnya—lebih baik daripada membiarkannya benar-benar terkejut nanti.Selina mengerjap, lalu tiba-tiba tersentak saat sebuah kesadaran menyadarkannya."Kau..."Logan mengangkat alis. Apakah ia sudah memahaminya?Selina berkata tegas, "Kau tahu kompetisi desain itu ternyata buruk dari dalam dan memanfaatkannya!"Semakin ia memikirkannya, semakin masuk akal.Komite kompetisi tampak kompak di permukaan, tetapi di balik layar, mereka penuh dengan fitnah dan fitnah. Semu

  • Surga Semalam   302 Dikhianati oleh Darah

    Selina berkata dengan santai, "Asalkan kau maju dan memohon untuk Katie, aku akan melepaskannya—tanpa syarat. Bukankah aku baik hati?"Secercah harapan menyala di mata Katie."Angelica..."Angelica menggigit bibirnya kuat-kuat. Ia tak percaya sedetik pun bahwa Selina bermurah hati."Ada apa, Angelica? Tak ingin menyelamatkannya?"Selina mengerjap polos, lalu mencondongkan tubuh dan berbisik:"Orang lain mungkin tak tahu, tapi aku tahu. Katie pasti ibu kandungmu, kan? Aku tak tahu bagaimana kau bisa masuk ke keluarga Morris, tapi satu hal yang jelas—Katie memiliki darah yang sama denganmu. Dan sekarang kau akan menyerah begitu saja padanya? Apa kau bisa menerima semua ini?"Kepala Angelica tersentak, wajahnya memucat.Tunggu—apakah Selina tahu?Apa ia tahu rahasia itu?Tidak. Tidak mungkin. Gelar pewaris keluarga Morris hanya miliknya.Dia tidak bisa membiarkan Selina merusaknya.Selina mengangkat alis karena terkejut. Dia hanya berspekulasi, tetapi reaksi Angelica...Apakah tebakannya

  • Surga Semalam   301 Kejatuhan Terakhir Katie

    Ruangan itu tiba-tiba menajdi hening.Rekaman suara yang diperdengarkan begitu jelas membeberkan fakta kebenaran apa yang sebenarnya terjadi dua tahun yang lalu.Jantung Katie berdebar kencang, kepanikan membuncah di dadanya.Apa maksud Logan?Apa sebenarnya maksudnya?!Mungkinkah dia benar-benar menemukan buktinya?Tidak—tidak, mustahil. Mereka telah mengubur insiden itu begitu dalam. Mustahil dia bisa begitu saja menggalinya!Tapi ini Pak Reid.Adakah sesuatu di dunia ini yang tidak bisa diungkap Pak Reid?Selina mengerjap, dengan tenang mengamati ruangan.Kakek Clark tampak terhina.James menghindari tatapannya, jelas-jelas merasa bersalah dan takut.Wajahnya ditutupi oleh kepura-puraan.Sedangkan Angelica... dia tampak seperti sedang menggertakkan giginya menjadi debu."Karena Bu Bryant tidak punya apa-apa lagi untuk dikatakan," kata Logan dengan dingin, "izinkan saya mengakhiri lelucon ini."Ia mengeluarkan perekam suara, hendak menekan tombol putar—mata Katie terbelalak ngeri.G

  • Surga Semalam   300 Perjuangan Putus Asa

    Dalam video tersebut, bukan hanya Jimmy—juri yang lain juga ikut bersuara.—"Saya Jenny Gray, juri Grup B dari Kompetisi Desain ke-10. James memberi saya Rp.3.000.000 dan meminta saya untuk memberikan lampu hijau kepada Angelica. Saya sudah mengunggah buktinya di Twitter."Angelica pernah menjadi kontestan di Grup B tahun itu.—"Saya Lisa Miller, juri Grup A dari Kompetisi Desain ke-10. James menawarkan saya Rp.1.500.000 untuk menebus dakwaan dan mendiskualifikasi Selina. Saya menolak—tetapi saya menyimpan buktinya. Sekarang ada di Twitter."Selina sebelumnya berada di Grup A. Lisa Miller dikeluarkan dari panel saat semifinal, kemungkinan karena menolak suap James.—"Saya adalah juri semifinal di Kompetisi Desain ke-10. Setelah semifinal, James memberi saya Rp.3.000.000 dan Katie memberi saya Rp.2.000.000 untuk memastikan Angelica meraih peringkat pertama. Saya telah menyumbangkan Rp.5.000.000 dan mengunggah buktinya di Twitter."—"Saya adalah juri grand final dari Kompetisi Desain ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status