Home / Romansa / Surga Semalam / 6 Bayangan yang masih Menghantui

Share

6 Bayangan yang masih Menghantui

Author: Heartwriter
last update Last Updated: 2025-04-09 11:21:08

Dua bulan berlalu, bayangan-bayangan pada malam itu terus menghantui Celine hingga kini.

Di satu sisi, Celine sangat membenci pria yang telah merenggut kehormatannya. Tapi di sisi lain ia juga tidak bisa menghapus sensasi yang telah ditorehkan pria itu padanya.

Kenikmatan yang dia reguk kala itu benar-benar membuat menyentuh jiwanya hingga membuat Celine tak bisa melupakannya.

Dan kini, semuanya semakin membuat Celine saat sesuatu yang berasal dari diri pria itu justru bersemayam di dalam tubuhnya. Sesuatu yang tidak mampu untuk Celine hindari.

Tangan Celine bergetar hebat saat mendapati benda pipih di tangannya menunjukkan dua garis merah. Airmata Celine mengembang melihat itu.

Dan bukan hanya Celine, kedua orang tuanya juga tak kalah histeris saat melihat hasil tes tersebut.

Awalnya Celine pikir, dia hanya tidak enak badan, namun gejala yang ia alami membuat ayah dan ibunya kuatir. Untuk itu, mereka meminta Celine segera memeriksakannya.

Celine percaya diri untuk memeriksa kandungannya. Dia pikir, dia tidak hamil.

Karena itu, di depan kedua ibunya, Celine memeriksa kandungannya dan dia sangat kaget dengan kenyataan itu.

“Siapa ayah bayi itu?” Tanpa panjang lebar, ayah Celine menghunuskan pertanyaan tajam ke arahnya.

“Itu ...” Bukan tidak mau menjawab, bahkan Celine sendiri ragu siapa ayah bayi itu.

Ingatannya kembali mengudara ke kejadian di hotel beberapa bulan lalu. Meskipun ia hanya pernah tidur dengan satu pria, tapi ia tidak mengetahui dengan jelas akan siapa pria itu.

“Angkat kakimu dari rumah ini dan jangan kembali lagi!” vonis Ayahnya membuat Celine semakin menangis.

Celine masih terisak memohon pengampunan, tapi kedua orang tuanya menganggap kehamilan Celine yang tanpa suami bagai aib bagi keluarga.

Karena itu, walaupun Celine berusaha untuk memohon, tapi vonis ayahnya yang mengusir dia dari rumahnya, tidak bisa diganggu-gugat.

Celine tetap saja diusir dari rumahnya dan harus pergi dari rumah dimana selama ini, dia mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtuanya.

Bingung hendak ke mana, Celine pun memutuskan untuk mengasingkan diri, entah ke mana. Ia pun belum memikirkan secara matang tujuannya.

Karena itu, dengan sisa uang pas-pasan di tabungannya, ia pergi menaiki sebuah taksi. Pergi ke mana pun, asal tidak di sini. Tidak bertemu orang-orang yang memandangnya sebelah mata, dan yang terpenting: tidak bertemu pria itu lagi. Pria yang telah menghadirkan mimpi buruk dalam hidupnya.

Celine menghapus air mata yang membanjiri pipinya, berusaha tegar meskipun ia tahu itu teramat berat.

Tapi semuanya sudah tidak penting lagi. Celine harus mengucapkan selamat tinggal pada kehidupan nyaman yang selama ini ia jalani.

Kini motivasi Celine untuk tetap bertahan hidup,hanyalah untuk anak yang ada di dalam perutnya yang saat ini masih rata dan belum terlihat itu.

Celine tidak peduli seberapa keras kehidupan masa depannya, Celine akan bekerja keras untuk anaknya. Bagaimanapun caranya tapi tentu saja dengan jalan halal.

Untungnya Celine bisa kerja di sebuah toko emas yang memiliki mess untuk karyawan.

Di toko emas itu, untuk sementara, Celine bisa hidup tenang sambil tidak lupa dia selalu minum vitamin untuk tumbuh kembang janin di perutnya ini.

Saat perut Celine mulai membesar, ayahnya meninggal sehingga ibunya memanggilnya pulang ke rumahnya.

***

Lima tahun kemudian. Celine sedang mematut dirinya di cermin karena hari ini, ada wawancara kerja dari sebuah perusahaan besar di Jakarta yang bergerak di bidang saham.

Perusahaan itu menawarkan gaji tinggi untuk karyawan barunya. Gaji di atas rata-rata dan bonus gede menanti Celine andaikan Celine bisa lolos dari tes wawancara yang akan dilakukan pada pagi ini.

"Mama mau ke mana?" tanya seorang anak kecil berumur 4 tahunan sambil memeluk kaki Celine.

Celine tersenyum dan berjongkok supaya dia bisa memeluk anak lelaki yang tampan ini. "Mama akan pergi ke kantor baru mama. Bryan di rumah sama Oma, ya?"

"Beli mainan, ya?"

"Iya, sayang."

Sesudah itu, sambil memeluk Bryan, Celine menetap gemas ke arah Bryan.

Celine harus mengakui kalau wajah Brian sangat berbeda dengan dia maupun ibu atau ayah Celine.

Menurut ibunya Celine, Bryan mengikuti wajah papanya Bryan yang tidak dikenal Celine yang bahkan wajah papanya Celine itu tidak diingat Celine, karena saat itu, Celine sedang dalam keadaan setengah tidak sadar saat bersama papanya Bryan itu.

"Mah?"

"Iya, Bryan?"

"Kapan Blyan ketemu Papanya Blyan, Mah?"

"Mama kan sudah bilang, Papanya Bryan itu tinggalnya jauh di luar negeri, bahkan mungkin sudah melupakan kita. Jadi, sudahlah, tidak usah memikirkan dia."

"Tapi, teman-teman Blyan di TK punya papa, kok. Mereka bisa punya papa dan mama. Kok Blyan nggak punya?"

Mendengar pertanyaan polos anaknya ini, Celine cuma bisa terdiam. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan Bryan ini. Ia pun segera mengalihkan pembicaraan ke hal lain dan bergegas pergi menuju tempat wawancara setelah memberikan Bryan dalam pengasuhan Rara, ibunya.

Celine segera naik sepeda motornya, sepeda motor peninggalan papanya, sepeda motor yang juga dulunya sempat dipakai Celine untuk ikut balapan motor liar dan karena sepeda motor itu sudah di-tune-up dengan sangat bagus oleh papanya Celine, maka membuat Celine banyak kali memenangkan balapan motor liar di masa SMA sampai kuliah.

Tapi sejak Celine hamil, Celine tidak mau lagi mengikuti balapan liar karena takut terjadi apa-apa pada dirinya.

Celine takut dia tidak bisa melihat anaknya lagi karena tewas kecelakaan di balapan liar seperti yang terjadi pada beberapa pembalap yang dia kenal.

Sekarang ini, motor yang dulunya dipakai Celine untuk balapan liar, cuma dipakainya untuk kehidupan sehari-hari dan sekarang ini dia menuju ke kantor baru dengan harapan dia bisa diterima bekerja di kantor barunya ini.

Ada harapan di hati Celine. Harapan untuk bisa memperbaiki kehidupannya demi anak semata wayang, yang bernama Bryan, yang sangat dia cintai itu.

Sesampainya di Graham Sekuritas Indonesia, Celine segera menuju ke resepsionis untuk bertanya tentang wawancara kerja yang akan diikutinya.

Hari ini Celine begitu bersemangat. hatinya membuncah senang. Sejak beberapa hari lalu ia sudah berlatih dan menyiapkan jawaban dari pertanyaan klasik untuk wawancara kerja.

Dia harus mendapatkan pekerjaan ini. Harus, demi anaknya. “Kenapa jantungku begitu berdebar-debar?”

Celine menghela napas panjang karena terlampau gugup. Ia pun lekas melangkahkan kakinya dengan pasti menuju ruang interview.

Namun, semangat Celine yang meletup-letup barangkali akan redup seketika jika ia mengetahui pria yang merenggut kesuciannya pada 5 tahun lalu, saat ini berada dalam radius yang begitu dekat dengannya.

Bahkan pria itu sedang mengincarnya karena target yang ia cari selama ini justru datang sendiri ke hadapannya!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Surga Semalam   305 Apa Aku Membuatmu Takut?

    Ekspresi Jack berubah tajam.Logan telah diadopsi oleh keluarga Carter sejak kecil—tetapi niat mereka tak pernah murni.Bagi mereka, ia tak lebih dari bank darah berjalan.Semua orang dalam garis keturunan Carter Utama membawa penyakit keturunan—dari Bos Tua Carter hingga Jacob. Kondisi Jacob sangat parah.Saat itu, Logan adalah sumber darah pribadi Jacob.Setiap kali pewaris emas itu jatuh sakit, Logan—anak yatim piatu yang mereka "angkat"—ditumpahkan darahnya tanpa ampun.Ia masih kecil, pingsan karena kehilangan banyak darah, dan keluarga Carter sama sekali tak peduli.Selama pewaris berharga mereka tetap hidup, kesejahteraan Logan tidaklah penting.Hal itu terus berlanjut hingga Logan akhirnya memisahkan diri dari mereka.Tetapi sekarang, lebih dari satu dekade kemudian, keluarga Carter masih berani datang mengetuk?Mereka pasti sudah gila."Pak, haruskah saya mengirim peringatan kepada keluarga Carter?" tanya Jack, suaranya rendah.Nada Logan terdengar santai, hampir malas, "Suru

  • Surga Semalam   304 Benih Keraguan

    Tentu saja kata-kata Logan masih segar di benak Joe.Ia ingin membela Angelica—Namun Logan dengan tenang berkata:"Bos Besar Morris, apakah Anda benar-benar percaya Angelica adalah putri Anda?""Keluarga Clark memperlakukannya seperti emas. Mereka menghabiskan sepuluh juta hanya untuk memberinya gelar, dan mereka bahkan rela menjebak darah daging mereka sendiri untuknya. Tanyakan pada diri sendiri—apakah Anda akan pernah melakukan itu pada putri kandung Anda demi seorang putri tiri?"Tentu saja tidak.Bagi Joe, anak kandungnya sangat berharga. Ia akan memberikan dunianya jika ia bisa—tidak akan pernah menyakitinya seperti itu.Bahkan jika keluarga Clark membenci Selina... sekejam ini?Ekspresi Joe berubah, pikiran-pikiran rumit berkelebat di wajahnya."Pak Reid, tolong bawa Nona Clark. Angelica perlu istirahat."Perubahan nada bicara yang tiba-tiba itu membuat Selina mengangkat alis geli.Angelica menatap, tertegun."Ayah, Selina memukulku. Ayah akan membiarkannya lolos begitu saja?!

  • Surga Semalam   303 Marah? Lakukan Sesuatu

    Pada titik ini, jika anak itu masih belum bisa memahaminya, ia tak bisa menyalahkan siapa pun selain dirinya sendiri.Seluruh identitas Rowan...Logan menyipitkan mata. Bukannya ia tak bisa memberi tahunya, tetapi memberitahukannya akan membuka banyak masalah.Salah satu alasannya adalah untuk menghindari masalah bagi Selina.Yang lainnya... adalah karena penyelidikannya belum selesai. Semakin sedikit orang yang mengetahui identitas asli Rowan, semakin baik.Tetap saja, hal itu tak akan lama lagi.Sedikit petunjuk tak ada salahnya—lebih baik daripada membiarkannya benar-benar terkejut nanti.Selina mengerjap, lalu tiba-tiba tersentak saat sebuah kesadaran menyadarkannya."Kau..."Logan mengangkat alis. Apakah ia sudah memahaminya?Selina berkata tegas, "Kau tahu kompetisi desain itu ternyata buruk dari dalam dan memanfaatkannya!"Semakin ia memikirkannya, semakin masuk akal.Komite kompetisi tampak kompak di permukaan, tetapi di balik layar, mereka penuh dengan fitnah dan fitnah. Semu

  • Surga Semalam   302 Dikhianati oleh Darah

    Selina berkata dengan santai, "Asalkan kau maju dan memohon untuk Katie, aku akan melepaskannya—tanpa syarat. Bukankah aku baik hati?"Secercah harapan menyala di mata Katie."Angelica..."Angelica menggigit bibirnya kuat-kuat. Ia tak percaya sedetik pun bahwa Selina bermurah hati."Ada apa, Angelica? Tak ingin menyelamatkannya?"Selina mengerjap polos, lalu mencondongkan tubuh dan berbisik:"Orang lain mungkin tak tahu, tapi aku tahu. Katie pasti ibu kandungmu, kan? Aku tak tahu bagaimana kau bisa masuk ke keluarga Morris, tapi satu hal yang jelas—Katie memiliki darah yang sama denganmu. Dan sekarang kau akan menyerah begitu saja padanya? Apa kau bisa menerima semua ini?"Kepala Angelica tersentak, wajahnya memucat.Tunggu—apakah Selina tahu?Apa ia tahu rahasia itu?Tidak. Tidak mungkin. Gelar pewaris keluarga Morris hanya miliknya.Dia tidak bisa membiarkan Selina merusaknya.Selina mengangkat alis karena terkejut. Dia hanya berspekulasi, tetapi reaksi Angelica...Apakah tebakannya

  • Surga Semalam   301 Kejatuhan Terakhir Katie

    Ruangan itu tiba-tiba menajdi hening.Rekaman suara yang diperdengarkan begitu jelas membeberkan fakta kebenaran apa yang sebenarnya terjadi dua tahun yang lalu.Jantung Katie berdebar kencang, kepanikan membuncah di dadanya.Apa maksud Logan?Apa sebenarnya maksudnya?!Mungkinkah dia benar-benar menemukan buktinya?Tidak—tidak, mustahil. Mereka telah mengubur insiden itu begitu dalam. Mustahil dia bisa begitu saja menggalinya!Tapi ini Pak Reid.Adakah sesuatu di dunia ini yang tidak bisa diungkap Pak Reid?Selina mengerjap, dengan tenang mengamati ruangan.Kakek Clark tampak terhina.James menghindari tatapannya, jelas-jelas merasa bersalah dan takut.Wajahnya ditutupi oleh kepura-puraan.Sedangkan Angelica... dia tampak seperti sedang menggertakkan giginya menjadi debu."Karena Bu Bryant tidak punya apa-apa lagi untuk dikatakan," kata Logan dengan dingin, "izinkan saya mengakhiri lelucon ini."Ia mengeluarkan perekam suara, hendak menekan tombol putar—mata Katie terbelalak ngeri.G

  • Surga Semalam   300 Perjuangan Putus Asa

    Dalam video tersebut, bukan hanya Jimmy—juri yang lain juga ikut bersuara.—"Saya Jenny Gray, juri Grup B dari Kompetisi Desain ke-10. James memberi saya Rp.3.000.000 dan meminta saya untuk memberikan lampu hijau kepada Angelica. Saya sudah mengunggah buktinya di Twitter."Angelica pernah menjadi kontestan di Grup B tahun itu.—"Saya Lisa Miller, juri Grup A dari Kompetisi Desain ke-10. James menawarkan saya Rp.1.500.000 untuk menebus dakwaan dan mendiskualifikasi Selina. Saya menolak—tetapi saya menyimpan buktinya. Sekarang ada di Twitter."Selina sebelumnya berada di Grup A. Lisa Miller dikeluarkan dari panel saat semifinal, kemungkinan karena menolak suap James.—"Saya adalah juri semifinal di Kompetisi Desain ke-10. Setelah semifinal, James memberi saya Rp.3.000.000 dan Katie memberi saya Rp.2.000.000 untuk memastikan Angelica meraih peringkat pertama. Saya telah menyumbangkan Rp.5.000.000 dan mengunggah buktinya di Twitter."—"Saya adalah juri grand final dari Kompetisi Desain ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status