Bab 48: Pernikahan yang tidak berdasarkan cinta dan tidak bersendikan rindu.
Safiyya terjaga secara tiba-tiba setelah dia mendengar bunyi jam weker digital. Dia membuka kelopak matanya dengan malas. Hampir saja Safiyya menjerit ketika melihat dirinya sedang berpelukan erat dengan tubuh Rizky. Matanya membulat dan dengan perlahan dia mencoba untuk meleraikan pelukan tersebut.
Safiyya mengalihkan lengan kekar dan berotot milik Rizky yang sedang memeluk pinggang rampingnya sebelum dia segera bangun dari pembaringan. Jemari Safiyya menekan tombol jam weker digital itu agar dering lonceng dari jam itu bisa berhenti dari terus berbunyi. Dia juga menyalakan lampu ranjang lalu cahaya dari lampu tersebut menyinari wajahnya.
"Sudah hampir masuk waktu Subuh," ucap Safiyya sembari menggeliat sedikit. Safiyya memandang ke arah Rizky beberapa menit sebelum mengambil keputusan untuk mendekati lelaki itu. DiBab 49: Terlepas kendali.Rizky dan Safiyya sudah selesai salat Subuh berjemaah. Usai membaca doa setelah salat, Safiyya mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan suaminya. Tanpa dipinta, Safiyya mengecup lembut tangan suaminya itu membuatkan pipi Rizky memerah menahan rasa malu dan juga rasa senang dengan perubahan sikap istrinya."Abang masih tidak percaya bahwa Safiyya yang abang kenal sebagai gadis barbar bisa berubah menjadi istri solehah seperti ini. Enak ya, kita sudah menikah dan sudah jadi pasangan yang halal. Jadi, Fiya tidak akan memanggil abang dengan panggilan lelaki mesum atau lelaki brengsek jika abang mahu menyentuh Fiya," usik Rizky."Jika abang mahu tangan abang terpisah dari badan dan mahu memegang status orang kurang upaya, silakan abang cuba menyentuh Fiya," ancam Safiyya."Aduh, abang hanya mengusik doang malah diugut segala. Bentar, kita memang sudah bersetuju untuk menukar pa
Bab 50: Berpisah Dengan Keluarga.Rizky dan Safiyya mengantar Tan Sri Ibrahim dan Puan Sri Hafizah ke bandara. Abang Mikail sudah pulang awal ke Malaysia karena perlu menghadiri meeting dengan pebisnis asing. Hanya orang tua Safiyya saja yang akan berlepas pulang ke Malaysia setelah semua urusan pernikahan dan acara resepsi mereka selesai sepenuhnya. Sebelum pulang, Puan Sri Hafizah sempat memberi pesan buat putri semata wayangnya."Fiya, Umi harap Fiya dapat menjaga suami Fiya dengan baik. Jangan melawan kata-kata suami dengan perkataan kasar. Jika ada salah paham, kalian berdua harus berbincang dengan baik. Janganlah Fiya memilih untuk merajuk atau bertengkar tetapi Fiya harus menjadi air yang menyejukkan api. Berbicara setelah hati Rizky sejuk dan tenang. Jaga makan minum suami Fiya. Jaga sholat dan jaga diri Fiya selama Fiya tinggal di Jakarta bersama Rizky dan keluarganya," nasihat Umi Hafizah dengan nada suara yang sebak.
Bab 51: Rumah Baru, Kenangan Baru.Rizky menyetir mobil mewahnya dengan berhati-hati sementara Safiyya hanya memandang ke luar jendela mobil. Safiyya menurunkan jendela kaca mobil sebelum mengeluarkan tangannya untuk merasai betapa nyamannya angin yang sedang bertiup ketika itu."Sayang, kamu baik-baik saja kan?" Tanya Rizky dengan nada khawatir."Iya," jawab Safiyya dengan ringkas."Sayang, apa kamu tidak suka tinggal sama abang di sini?" Duga Rizky secara tiba-tiba."Abang jangan bertanya atau berbicara seperti itu padaku. Kita kan sudah menikah. Sudah kewajiban Fiya sebagai istri abang untuk sentiasa bersama abang ke mana saja abang pergi," tegas Safiyya."Abang bukannya sengaja mahu bertanya soalan seperti itu cuma abang merasa Fiya agak keberatan tinggal berjauhan dari Umi dan Abah," jelas Rizky."Sudah menjadi lumrah jika seorang anak aka
Bab 52: CEO Baru Bima Group.Rizky sedang meneliti perkembangan proyek dagang internasional dari perusahaan terkemuka luar negeri di ruangan kerjanya. Tiba-tiba bunyi ketukan pintu kedengaran sebelum pintu ruangan kerjanya terbuka luas. Seorang wanita yang merupakan sekretaris pribadi Rizky menghampiri meja kerja Rizky dengan langkah tergesa-gesa biarpun dia agak ketakutan melihat wajah dingin majikannya itu."Iya? Ada apa kamu mengganggu saya, Sheila? Setahu saya, hari ini saya tidak ada meeting dengan mana-mana clients," kata Rizky dengan nada dingin."Maafkan saya, Tuan Rizky. Saya tahu Tuan Rizky lagi sibuk. Tapi, Tuan Syahputra Wijaya meminta Tuan Rizky ke ruang kerjanya sekarang juga. Katanya, ada perkara penting yang harus dia bicarakan dengan Tuan Rizky," jelas Sheila dengan wajah takut."Oke. Terima kasih. Kamu bisa kembali ke tempat kamu sekarang," perintah Rizky."Baik,
Bab 53: Apa Kamu Jijik Padaku?Rizky sedang berbaring di atas kasur. Dia hanya memandang langit-langit kamar dengan tatapan kosong tanpa perasaan. Namun, jiwanya sedang berperang dengan rasa bersalah terhadap Safiyya. Dia tidak tahu bagaimana cara bicara yang sesuai untuk memberi tahu istrinya soal pertukaran tempat kerjanya.'Apa Fiya akan menerima keputusanku untuk meninggalkannya seorang diri di Jakarta sedangkan aku menetap dan bekerja di Surabaya? Jika aku membawa Fiya ke Surabaya, dia akan tinggal seorang diri di rumah tanpa teman ketika aku sibuk di kantor. Setidaknya, dia bisa ke rumah bunda kalau dia menetap di Jakarta. Tapi, apa dia akan setuju?' Batin Rizky penuh rasa khawatir dan rasa bersalah.Safiyya keluar dari kamar mandi sembari mengeringkan wajahnya yang basah dengan tuala khas untuk wajah. Tubuhnya masih berbalut bath robe. Baru saja dia mahu melangkah ke lemari pakaian, dia terlihat Rizky sedang ber
Bab 54: Rizky Merajuk.Safiyya dan Bibi Suminah sedang sibuk memasak di dapur. Safiyya dengan pantas menghidangkan sarapan di atas meja makan. Matanya melihat jam di dinding. Hatinya agak bimbang karena Rizky masih belum keluar dari kamar tidur."Kenapa sih abang masih belum keluar dari kamar? Tadi, aku lihat dia sudah bersiap-siap untuk ke kantor," bisik Safiyya.Safiyya segera berjalan ke kamar tidurnya lalu membuka pintu kamar. Namun, dia sangat terkejut saat melihat Rizky sudah tidak ada di kamar tidur mereka. Dia segera berlari ke muka pintu depan rumah dan benar tebakannya.Rizky sudah ke kantor secara diam-diam. Mobil pria itu sudah tiada di tempat parkir halaman rumah mereka. Sudah pasti suaminya itu keluar dari rumah ketika dia sedang sibuk menyiapkan sarapan di dapur bersama Bibi Suminah. Safiyya yakin bahwa dia sama sekali tidak mendengar bunyi mobil mewah milik Rizky saat lelaki itu pergi
Bab 55: JessicaSafiyya sedang menunggu Rizky di ruangan kerja pria itu setelah mendapat keizinan dari Sheila. Jantungnya berdetak kencang. Sejujurnya, Safiyya khawatir kalau Rizky akan bertambah marah kepadanya apalagi jika Rizky tahu dia berani keluar dari rumah tanpa meminta keizinan dari pria itu terlebih dahulu. Namun, Safiyya mahu menyelesaikan masalah ini secepat mungkin sehingga dia sanggup datang ke gedung perusahaan Wijaya Groups semata-mata untuk bertemu dengan suaminya yang sedang merajuk.Safiyya masih duduk di atas sofa bertemankan secangkir kopi dan sejambak bunga tulip berwarna putih. Niat di hatinya mahu membuat kejutan dan memohon maaf kepada Rizky atas keterlanjuran bicaranya semalam.Dia mahu meyakinkan suaminya bahwa dia akan mencoba lebih keras untuk melayani Rizky sebagai seorang suami dan tidak akan memuji lelaki lain di depan pria itu lagi. Sesekali, Safiyya menyesap kopi sembari melihat akun media s
Bab 56: Kambing Hitam?Setelah Safiyya yakin sudah tidak ada sesiapa lagi yang berada di ruangan itu selain dirinya, barulah Safiyya keluar dari toilet dengan langkah kaki yang perlahan."Ah, aku benar-benar sudah tidak tahan untuk terus bersembunyi di dalam toilet. Untung saja mereka berdua sudah keluar. Tapi, aku terpikir satu perkara. Apa sekarang, aku sudah menjadi perampas kekasih orang versi muslimah? Perempuan yang menjadi orang ketiga dalam hubungan Rizky sama Hani? Atau Rizky hanya mahu memperalat dan menjadikan aku sebagai kambing hitam yang menunggu waktu tepat untuk dibunuh? Ah, ngeri sekali. Aku harus mencari tahu hal yang sebenarnya. Jika tidak, aku akan mati sia-sia," bisik Safiyya dengan nada sebal.Safiyya keluar dari ruangan kerja suaminya dengan perasaan geram bercampur amarah tanpa memedulikan sekretaris Rizky yang memandangnya dengan tatapan aneh. Dia masuk ke dalam lift dan menekan nomor lantai lobi gedun