Share

91

Bab 91: Hamil

Mikail melihat arloji di pergelangan tangannya beberapa kali. Sebentar lagi, pesawat dari negeri tetangga akan tiba di KLIA.

"Bro." Satu tangan menepuk lembut bahu Mikail.

Mikail lantas menoleh ke belakang. Matanya membulat.

"Kau buat apa dekat sini?" tanya Mikail dengan nada sebal.

"Aku datang nak berjumpa dengan Safiyya lah," sahut Tengku Zafril enteng. Laki-laki itu tidak peduli dengan tatapan jengkel yang ditunjukkan Mikail secara terbuka.

"Zaf, dah banyak kali kita berbincang tentang hal ini. Kau tak boleh berjumpa dengan adik aku buat sementara waktu. Apalagi Safiyya—"

"Bang Mika!"

Mikail terdiam ketika dia melihat Safiyya berlari ke arah mereka. Tengku Zafril pula hanya tersenyum tipis di saat Safiyya meluru ke dalam dekapan Mikail.

"Hai, Zaf." Vivian menyapa Tengku Zafril seraya tersenyum ramah. Di belakang wanita itu ada dua bagasi berukuran sederhana besar.

"Oh, hai Vi. Sikitnya barang kau," seloroh Tengku Zafril.

"Itu semua tak penting. Boleh kita ber
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status