Bab 76: Amarah Mikail
Hani Alisya merenung wajahnya melalui cermin yang ada di toilet tersebut. Tiba-tiba, satu senyuman manis tersungging di bibirnya.
"Aku masih terlihat cantik seperti dulu tapi kenapa perasaan Rizky sudah berpaling dariku? Apa sih yang ada pada Safiyya sehingga dia bisa menjadi menantu kesayangan Om Putra?" Lirih Hani dengan nada perlahan.
"Siapa bilang kalau aku sudah berpaling dari cintamu? Dan apa kamu cemburu sama Fiya gara-gara Papa menyayanginya?" Sinis Rizky sebelum tertawa mengejek.
Hani mendengus kasar saat Rizky tanpa malu memasuki toilet wanita dan berdiri di depannya.
"Kenapa kamu bisa ada di sini? Seh
Bab 77: Pertengkaran Tiga SahabatTengku Zafril berjalan tenang memasuki lift untuk pergi ke lantai di mana ruangan kerja Mikail berada. Sebenarnya, Tengku Zafril bingung mengapa Mikail mau bertemu dengannya pada hari ini sedangkan pria itu baru saja tiba di Kuala Lumpur dari Jakarta semalam.'Apa ada perkara buruk yang menimpa Safiyya di Jakarta?' Batin Tengku Zafril mula menerka hal yang tidak-tidak.Pintu lift terbuka luas di lantai ruangan kerja Mikail. Tengku Zafril langsung saja keluar dari lift dan ketika itu juga dia berpapasan dengan sekretaris pribadi Mikail, Rose."Selamat pagi, Tengku." Sapa Rose dengan nada ramah."Ya, s
Bab 78: Ayo, Kita Bercerai.Setelah masuk ke dalam perut mobil, Vivian menutup pintu mobil Ferrari berwarna silver miliknya dengan kuat. Hatinya benar-benar panas dan sakit. Sejujurnya dia kesal dengan sikap Mikail dan Tengku Zafril yang seakan coba merahasiakan sesuatu dari sepengetahuannya.Namun, Vivian tidak bisa berbuat apa-apa apalagi memaksa kedua lelaki itu untuk berkata jujur padanya. Dengan wajah muram tanpa cahaya, wanita muda berambut ikal mayang itu merebahkan kepalanya di atas kemudi mobil."Fiya, seandainya dahulu kau sempat menceritakan hal sebenar padaku sebelum kau hilang ingatan, aku pasti sudah membunuh Rizky, Alexander dan Robert dengan tanganku sendiri. Setidaknya, mereka tidak akan hidup bahagia di atas penderitaanmu. Tapi, kenapa Fiy
Bab 79 : Berteman Dengan Kesunyian Dan Bercinta Dengan Kerinduan "Lumpuhkanlah ingatanku, Hapuskan tentang dia, Hapuskan memoriku tentangnya, Hilangkanlah ingatanku jika itu tentang dia, Kuingin kulupakannya…" Lagu Lumpuhkanlah Ingatanku—grup band Geisha—memenuhi ruang pikiran Safiyya yang sedang berdiri di beranda kamar tidur. Dia baru saja ingin beristirahat setelah menyelesaikan naskah novel science fiction yang terbaru. Namun, moodnya berubah melankolis tanpa dia ketahui sebabnya ketika dia mendengar lagu tersebut dari radio yang terletak di ujung kamar.
Bab 80: Karma Akan Membunuhmu! Di dalam ruangan kerja Rizky, bunyi suara desahan sepasang kekasih yang sedang bercinta di atas kursi kulit terdengar jelas. "Riz…" rengek Hani dengan manja sebelum melumat bibir mantan tunangan yang sudah menjadi kekasih gelapnya sejak lima bulan lalu. Rizky membalas ciuman Hani dengan penuh rasa kasih dan sayang seakan telah luput dari ingatannya kalau dia masih memiliki seorang istri yang setia menantinya di Jakarta. Bahkan mereka berdua sangat menikmati hubungan terlarang ini tanpa memikirkan perasaan pasangan masing-masing. "Riz, kamu tidak mau pulang ke Jakarta?" Tanya Hani sembari mengelus lembut rambut hitam Rizky. Mereka baru saja menyelesaikan
Bab 81: Bertemu Tuan Alexander Smith Dari dalam mobil, mata Vivian terlihat tajam bak mata elang ketika menatap vila mewah milik keluarga Smith yang berada di depannya. Wanita cantik berkaca mata hitam itu menarik napasnya dalam-dalam sebelum membuangnya perlahan-lahan. "Jadi, penguasa tunggal keluarga Smith bersembunyi di vila buruk ini setelah menikahi Sarah Lambert?" Vivian bergumam sinis. Jelas di raut wajahnya kala itu betapa dia sangat membenci pemilik vila mewah yang menjadi musuhnya yaitu Alexander Smith. Sekelebat, Vivian teringat betapa terpuruknya hidup Safiyya selama tiga tahun setelah kedua kaki sahabatnya itu lumpuh. Bahkan, hidup wanita itu semakin gela
Bab 82: Berlututlah di Hadapannya.Setelah Vivian masuk ke dalam vila, barulah Alexander membuka bicara. Dia tidak peduli akan tatapan mata Damian yang masih merenung tajam ke arahnya."Kenapa Vivy bisa berada di sini? Atas urusan apa dia mau bertemu dengan kau? Apa kau tidak takut kalau Sarah menggila gara-gara terbakar api cemburu?" Dingin sekali suara Damian kala itu.Namun sayang, semua pertanyaannya tidak berhasil mewujudkan ketakutan dalam diri Alexander Smith. Bahkan, pria berwajah tampan dan bertubuh kekar tersebut hanya terkekeh ringan seolah meremehkan kebimbangan Damian."Tenanglah, Damy. Aku sangat yakin dan pasti kalau Sarah tidak akan berani melakukan apa pun padaku. Kau sendiri tahu betapa cintanya
Bab 83: Jatuhnya Talak.Arvin sedang duduk bersandar di sofa sambil menatap nanar semua foto istrinya dan Rizky yang menurutnya sangat menjijikkan. Tadi di kantor, ada seseorang yang tidak dia kenal telah mengirim satu amplop berisi bukti perselingkuhan Hani. Bohonglah kalau di hati Arvin tidak ada perasaan marah dan kecewa. Sebagai seorang suami, harga dirinya terasa dicabik-cabik.Arvin melirik jam dinding seraya memijit pelipisnya yang mula terasa pusing. Sudah pukul 11 malam tetapi Hani Alisya masih belum pulang."Kamu ke mana, Sayang?" Keluh Arvin, sayu.Bunyi ponsel yang terletak di atas meja langsung menyadarkan Arvin dari kekhawatirannya. Pria itu segera meraih ponsel dan menjawab pan
Bab 84: Berpulang ke Alam BakaMobil Arvin membelah jalan raya dengan kelajuan maksimal. Angin malam menerobos masuk jendela mobil yang sengaja dibiarkan tidak tertutup.Pria berwajah tampan itu berkali-kali mengesat air matanya tetapi cairan bening itu semakin buas menodai pipi.Dia memijit kasar pelipisnya ketika merasa kepalanya berdenyut sakit."ARGHHH! Dasar pelacur kotor! Hani, kau tunggu saja pembalasan Tuhan. Baik di dunia dan di akhirat kelak kau tidak akan pernah merasa bahagia!"Seakan belum puas melontarkan amarah, Arvin lantas memukul setir mobilnya kuat-kuat.