Home / Romansa / Syahadat Cinta / Mengganggu Hati

Share

Mengganggu Hati

Author: Bia Baharda
last update Last Updated: 2021-06-07 10:52:47

“Rania, kamu kenapa dari tadi siang melamun terus?” Aira teman sekamar Rania menegurnya.

“Ih, siapa bilang aku melamun, kamu ada-ada saja,” Rania mengelak.

Nggak usah bohong sama aku, jadi cerita saja,” Aira tidak menyerah.

“Diamlah Ra ini sudah malam, nanti yang lain bisa terbangun, sebaiknya kita tidur saja.”

“Jangan mencoba mengalihkan pembicaaan.”

“Aku tidak mengalihkan pembicaraan, tapi berbicara kenyataan, sudah tidur sana!”

“Aku mengenalmu sudah sangat lama, aku tahu kapan kamu sedang jujur dan kapan kamu sedang berbohong, jadi jangan coba-coba bermain denganku,” Aira semakin menggoda Rania.

Rania berpura-pura menutup matanya dan diam tanpa menghiraukan ucapan Aira kembali. Aira merasa kesal karena diacuhkan, ia memukul wajah Rania dengan bantal.

“Auh, kamu ini apa-apaan sih Ra?” sungut Rania dengan kesal.

“Aku tahu kamu hanya pura-pura tidur, jadi percuma saja menghindar dariku, sebaiknya kamu mengatakan yang sebenarnya,” Aira tetap mendesak Rania.

“Kamu ini memang pantang menyerah,” Rania memandang kesal pada sahabatnya.

“Ya, terserah apa katamu, kamu tahukan Ran, apa pun yang terjadi dan sekecil apa pun masalahmu, kamu tidak akan pernah bisa menyembunyikannya dari sahabat baikmu ini.”

Rania bangkit dari posisi tidurnya, ia duduk bersandar pada almari sambil menghadap sahabat dekatnya yang masih berbaring miring, “Em...sayang sekali semua yang kamu katakan itu benar, aku sama sekali tidak bisa berbohong dan menyembunyikan sesuatu darimu,” Rania tersenyum.

“Jadi?” Aira memandang Rania dengan ekspresi penuh harap, sedetik kemudian Rania menganggukan kepalanya dan mereka akhirnya tertawa bersama.

“Aku bingung harus memulainya dari mana,” ucap Rania sambil memandang langit-langit kamarnya.

“Mulai dari awal lah,” Aira mencoba mencairkan suasana.

“Kamu ini,” Rania memukul wajah sahabatnya dengan bantal.

“Ayolah cepat mulai sebelum ayam jago berkokok,” ucap Aira mulai tidak sabar.

“Baiklah, tapi sebelumnya aku mau bertanya sesuatu padamu, tapi janji jangan menertawakanku,” Rania melotot pada Aira, gadis itu tersenyum melihat ekspresi Rania, namun kemudian mengangguk.

“Apakah adanya kesamaan nama depan dan nama belakang dua orang manusia bisa menjadi tanda bahwa mereka berjodoh?”

Aira hampir saja tertawa lepas, namun dia buru-buru menahan tawanya setelah teringat akan janji yang ia buat sebelumnya pada Rania.

“Kamu sudah berjanji tidak akan tertawa,” kedua bibir Rania mengerucut.

“Siapa juga yang tertawa, aku tidak tertawa, aku hanya...”

“Hanya apa?” Rania memotong ucapan Aira.

“Hanya menahan tawaku,” Aira tidak sanggup lagi menahan tawanya, tawa itu pun lepas. Aira bangkit dari posisi tidurnya dan duduk memandang Rania yang berwajah masam.

“Ya Allah diam Ra, ini sudah malam, kalau yang lain bangun bagaimana?” Rania membekap mulut Aira dengan tangan kanannya.

Aira mencoba melepasakan tangan Rania yang membekap mulutnya, “Ih sakit tahu Ran,” ucap Aira setelah berhasil melepaskan tangan Rania.

“Kamu sih menyebalkan.”

“Iya maaf deh, aku janji tidak akan mengulanginya lagi,” Aira mengangkat jari telunjuk dan jari tengah tangannya di udara membentuk huruf V.

“Ya sudah jawab pertanyaanku tadi!”

Aira mencoba menetralisasi dirinya. Ia mencoba mengendalikan diri untuk tidak tertawa kembali, “Baiklah akan aku jawab, pertama baru pertama aku mendengar tentang hal itu, kedua itu tidak masuk akal, dan ketiga siapa yang telah mengatakannya padamu?”

“Tidak ada, sama sekali tidak ada orang yang mengatakannya. Aku hanya iseng bertanya saja,” nada gugup terdengar dari suara Rania.

“Baiklah aku percaya, lalu mengapa tiba-tiba kamu bertanya tentang hal itu?” Aira berusaha mengorek informasi dari Rania.

“Aku kan sudah bilang, aku hanya iseng, sudah lupakan saja pertanyaan bodoh itu,” Rania mencoba menghindari tatapan penuh selidik dari Aira.

“Baikah terserah padamu saja, lalu memang nama yang kembar itu siapa?”

“Adib Ahda Zahiri,” Rania menyadari ucapannya, ia membekap mulutnya dengan kedua tangan. Aira kembali tertawa melihat perubahan ekspresi pada wajah Rania.

Aira tidak dapat menahan tawanya, “Jadi, maksud kamu nama yang mirip itu namamu dan nama Ustaz Ahda? Selain itu, Ustaz Ahda juga yang mengatakan bahwa dua nama  manusia yang kembar bukanlah kebetulan tapi jodoh?”

“Tidak dia tidak mengatakan hal seperti itu. Kamu tidak perlu berlagak sok tahu begitu deh.”

Aira tidak merespon ucapan Rania, ia hanya melirik Rania, lirikan yang melambangkan ketidakpercayaan atas apa yang telah diungkapkan oleh Rania.

“Kamu jangan melihatku seperti itu, aku sungguh tidak berbohong, dia tidak mengatakan hal itu, dia hanya mengatakan bahwa nama yang sama bukanlah hanya sebuah kebetulan biasa tapi sebuah takdir dari Allah.”

“Oh benarkah? Jadi itu yang dikatakan ustaz tampan itu?” Aira berpura-pura memandang Rania dengan wajah serius.

“Ah kamu benar-benar menyebalkan. Kamu itu mudah sekali memperdaya seseorang, lain kali aku tidak mau bercerita padamu lagi,” ucap Rania dengan kesal.

“Terserah apa anggapan kamu, aku tidak peduli. Jadi, intinya kamu suka dengan ustaznya?” ucap Aira tanpa rasa bersalah.

Rania kembali memelototkan matanya pada Aira, “Aku tidak menyukainya, jangan bicara sembarangan.”

“Aku kan hanya bertanya, kalau tidak suka ya sudah. Tapi memang benar ya beliau itu ganteng banget?”

Waallahu alam, tampan, keren, cantik, manis, semuanya itu relatif. Aku juga tidak terlalu memperhatikan wajahnya.”

“Oke, tapi setelah aku pikir-pikir nama kalian unik juga, ah hampir sama nama depan dan nama belakangnya, Adibah Rania Zahara dan Adib Ahda Zahiri, jangan-jangan benar-benar kalian berjodoh.”

“Kamu ini, aku sedang serius, jangan bercanda terus ah.”

“Aku juga serius kok, siapa bilang aku sedang bercanda?”

“Kamu ini bukannya memberi jalan keluar tapi menambah masalah.”

“Oke-oke maaf, tapi jalan keluar untuk apa? Kamu kan belum memberi tahu  tentang masalahmu. Ah iya nama ya, tapi apa masalahnya? Kalau kamu keberatan tinggal ganti nama depan dan nama belakangmu atau kamu minta ustaz nya aja yang ganti, gimana? Bereskan?”

Emosi Rania semakin memuncak, ia seakan ingin berteriak karena merasa frustasi menghadapi sikap Aira yang menurutnya sangat menyebalkan, syukurlah Rania bisa mengendalikan dirinya malam itu, jika tidak maka seisi gedung Syanggit akan terbangun oleh teriakannya.

Melihat ekspresi wajah Rania yang mulai memerah karena marah, Aira pun menghentikan gurauannya, ia berusaha menanggapi permasalahan hati Rania dengan serius, “Oke maafkan aku, bercandanya selesai, sekarang serius, aku janji akan serius, jangan cemberut lagi dong,” Aira membujuk.

Rania tidak menjawab, dia hanya menghembuskan nafas dengan kasar, rasa kesal masih menyelimuti hatinya, Aira merasa bersalah, ia sadar tidak seharusnya menggoda Rania yang sedang kalut dengan hatinya.

“Ran, kita itu tidak pernah tahu jodoh kapan datangnya dan dimana datangnya, itu kata-kata yang selama ini kamu ucapkan setiap kali aku bertanya masalah jodoh padamu, lalu kenapa sekarang kamu risau? Apa karena pertemuanmu dengan ustaz itu, yakinlah bila kalian berjodoh maka Allah akan menyatukan kalian, jika tidak maka Allah telah menyiapkan jodoh lain yang lebih baik untukmu,” Aira menghentikan ucapannya beberapa saat.

“Masalah nama, sudahlah jangan terpengaruh apa pun yang ia ucapkan, hanya Allah yang tahu. Aku tahu tidak mudah menaklukkan hatimu dan tidak mudah pula kamu menyerahkan hatimu untuk seseorang,”  lanjut Aira.

Astaghfirullahhaladzim, kamu benar Ra, kenapa aku jadi memikirkan masalah yang tidak penting ini, kenapa dalam sehari aku menjadi orang yang berjalan tanpa arah, ya Allah, astaghfirullah, terima kasih Ra kamu menyadarkan aku,” Rania memeluk Aira, sahabat yang selama ini paling dekat dengannya. Mereka saling berpelukan dan tertawa bersama.

“Tidurlah!” ucap Aira.

“ Baiklah, semoga mimpi indah.”

“Untukmu juga.”

Sungai mengering, menjadi hamparan tandus

Air membeku, menjadi gumpalan tak berbentuk

Mentari menghilang dalam wajah kesunyian

Rembulan tak bersinar, hilang tak bertuan

Sepi menyergap, sunyi menyelimuti

Pasrah dan doa bukanlah menyerah

Semua bentuk penyerahan pada sang pencipta

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Syahadat Cinta   Epilog

    “Rania tunggu,” Robert tiba-tiba memanggil Rania yang telah berada beberapa langkah di depannya. “Ada apa Em?” Rania menghentikan langkahnya dan berbalik menghadap Robert. Rober pun berjalan mendekat ke tempat Rania berdiri. “Akar dan batang adalah dua hal yang tidak bisa terpisahkan, tanpa akar tumbuhan akan mati, begitu pula tumbuhan bila tanpa batang bagaimana mungkin ia akan ditumbuhi daun, yang akan terjadi adalah akar yang mengering. Adibah Rania Zahara, aku ingin kita menjadi seperti akar dan batang yang saling menguatkan, yang hidup saling melengkapi, saling menyempurnakan satu dengan lainnya. Rania maukah dirimu menjadi matahari di siang ku dan bulan di malam ku. Aku memang bisa hidup tanpamu, namun aku tidak sempurna tanpamu, seperti langit yang tak akan sempurna di siang hari tanpa matahari dan bulan bintang di malam hari, begitulah diriku tanpamu.” Rania tidak pernah menyangka akan mendengar kata-kata indah tersebut dari Robert. Ia masih m

  • Syahadat Cinta   Perjalanan Cinta

    Rania dan keluarganya segera kembali ke rumah mereka. Faza dan Ahda yang datang ke acara wisuda Rania juga ikut ke rumah Rania. Mereka ingin menikmati kesejukan udara kebun teh. Rania sangat bahagia karena bisa berkumpul dengan orang-orang yang disayanginya. Meski sempat kesal karena Robert menjahili dirinya, tetapi sesungguhnya gadis itu merasa sangat senang karena pria bermata hazel itu telah memberinya kejutan yang benar-benar mengejutkan.“Jadi, setelah ini kamu mau lanjut S2 atau menikah Ran?” Faza membuka percakapan di dalam mobil. Saat itu Rania, Robert, Ahda, dan Faza berada dalam satu mobil milik Ahda. Rania duduk bersama Faza di kursi belakang sedangkan Robert duduk di kursi penumpang sebelah kursi kemudi mobil yang dikemudikan oleh Ahda.“Kak Faza ini bisa saja. Mau menikah dengan siapa kak? Lagi pula tidak ada calon,” Rania merasa malu dengan pertanyaan itu.“Memang benar tidak ada calonnya? Jangan bilang kamu masih belu

  • Syahadat Cinta   Sajak

    Hari berlalu begitu cepat, tanpa terasa Rania akhirnya dapat menyelesaikan studinya dalam waktu tiga setengah tahun. Keluarganya merasa bangga atas apa yang telah dicapai oleh gadis itu. Kerja keras dan usaha yang dilakukannya selama ini akhirnya berbuah manis, ia dapat menyelesaikan kuliahnya lebih cepat dari kebanyanyakan teman-temannya.Banyak hal yang telah terjadi dalam kehidupan Rania dalam tiga setengah tahun terakhir ini. Ia menemukan teman-teman baru yang tentu saja sangat berbeda dengan kepribadia anak-anak pesantren. Mereka berasal dari sekolah yang berbeda-beda, suku berbeda, agama berbeda, dan sifat yang berbeda-beda pula. Namun, gadis bermata teduh itu sangat menikmati segala perbedaan yang ia rasakan.Bukan hanya tentang kehidupan pertemanan saja yang ia temui, tentang percintaan pun ia mengalami. Meskipun bukan Rania yang merasakan cinta. Banyak teman laki-lakinya baik dari jurusan yang sama maupun dari jurusan yang berbeda berusaha mendekati Rania bahk

  • Syahadat Cinta   Emier Reza Alfadi

    Matahari musim panas terasa begitu menyengat membakar kulit, gadis Sunda itu sebenarnya sudah terbiasa dengan udara panas karena ia hidup di negeri tropis, tapi baginya udara dan matahari musim panas di London tetaplah berbeda dan membuatnya merasa terbakar.“Kamu bilang tidak suka berada di luar rumah saat musim panas lalu kenapa sekarang kamu berada di sini,” Rania menatap pria di sampingnya yang sedang membersihkan tumbuhan-tumbuhan mati.“Rania, ini masih di dalam rumah, ya meskipun memang tidak beratap, tapi bagiku ini masih kawasan dalam rumah,” ucap pria itu tanpa mengalihkan pandangannya dari batang-batang kering yang ia kumpulkan.“Ah, sudahlah bicara denganmu membuatku selalu terlihat salah,” Rania merasa kesal.Robert menghentikan gerakan tangannya mengumpulkan tumbuhan kering dan memandang ke arah Rania.“Rania, maksudku tidak senang pergi keluar rumah itu, sepetti ke pantai, climbing,

  • Syahadat Cinta   Awal Sebuah Kekaguman

    Rania tersenyum pada Robert, “Maaf aku jadi bercerita panjang lebar, padahal harusnya aku hanya menjawab masih atau tidak.”“Tidak Rania, aku senang mendengarkan jawabanmu itu. Aku senang mendengarkan ceritamu,” Robert tersenyum menyakinkan Rania.“Baiklah sudah cukup cerita tentangku. Aku yakin nenek juga pasti sudah banyak bercerita tentang aku, sekarang giliran kamu, aku sama sekali tidak tahu tentang dirimu.”“Eits, tunggu dulu, kamu belum mengatakan jawaban yang diberikan oleh Allah apa atas Shalat Istigharah yang kamu lakukan.”“Allah memberiku petunjuk melalui mimpi dan dari mimpi itu aku memantapkan hatiku untuk tidak melanjutkan hubunganku dengan Ustaz Ahda.”“Memangnya apa mimpimu?” Robert bertanya dengan penuh antusias.“Rahasialah.”“Ah Rania, kamu ini membuatku penasaran. Mimpi tentang apa memangnya?” Robert mendesak Rania untu

  • Syahadat Cinta   Awal Segalanya

    Malam hari, usai menjalankan Salat Isya berjamaan dengan Nenek Ainun dan Robert, Rania pun mengutarakan niatnya untuk pulang ke Indonesia pada sang nenek. Sontak saja hal tersebut membuat Nenek Ainun terkejut, pasalnya cucu tercintanya itu baru dua hari menginjakkan kaki di London, tapi sudah ingin kembali pulang ke Indonesia.Nenek Ainun menentang keputusan Rania, ia meminta cucunya untuk setidaknya menetap selama satu minggu lagi. Namun, Rania tetap menolak, ia menjelaskan kepada sang nenek alasan dia harus secepatnya kembali ke Indonesia. Nenek Ainun tetap tidak menerima alasan tersebut. Robert juga membantu Rania menjelaskan pada sang nenek, tetapi perempuan 67 tahun itu tetap tidak menerima. Ia menyuruh agar Rania melepaskan universitas yang menerimanya dan sebagai gantinya Nenek Ainun akan mendaftarkan Rania di London. Namun, dengan lembut gadis bermata teduh itu menolak keinginan sang nenek.“Rania janji Nek, suatu hari nanti Rania akan datang ke sini dan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status