Home / Romansa / TAKDIR CINTA NESSA / Bab 4 Hasil Tes DNA

Share

Bab 4 Hasil Tes DNA

Author: Nina
last update Last Updated: 2025-06-27 22:24:14

2 bulan kemudian.

Fajar termenung di kursi ruangannya. Herman yang berada di sampingnya,  memeriksa kelengkapan laporan yang akan ditandatangani Fajar dengan segera mengetuk meja.

Tok tok,

Ketukan di meja menyadarkan Fajar seketika.

"Bos, ini dokumennya sudah lengkap," ucap Herman menyerahkan setumpuk dokumen yang sudah ia periksa.

Fajar mengangguk. "Letakkan dulu di sana!"

"Baik, apa ada yang bisa saya bantu lagi?"tanya Herman lagi.

Fajar menggeleng dan berkata. "Soal Nessa, aku akan segera bilang pada Alinka dan membawanya pulang ke Jakarta." 

"Tapi Bos, musuh anda sedang menyerang dari berbagai arah. Apa nona Nessa akan aman dari bahaya?" ucap Herman khawatir.

Fajar kelihatan ragu sekarang. Ya satu setengah bulan yang lalu, Fajar mengetahui kalau Nessa adalah Nayla—putri kandungnya yang dulu diculik berdasarkan hasil tes DNA yang sudah ia lakukan dengan menggunakan sampel darahnya, istrinya dan juga Nessa. Hasil tes DNA itu menyatakan 99.9999%  Fajar dan Alinka adalah orang tua kandung Nessa. Fajar belum memberi tahu kabar gembira itu pada Alinka agar istrinya itu fokus dengan penyembuhannya setelah kecelakaan. Fajar juga memikirkan keamanan Nessa karena insiden kecelakaan yang dialami Alinka bukan murni kecelakaan semata. Ada orang yang sengaja mengincar nyawa anggota keluarganya.

"Herman, gimana hasil penyelidikan kecelakaan istriku yang kamu dapat?" tanya Fajar tiba-tiba.

"Tersangka itu tetap nggak mau mengaku bos, siapa yang menyuruhnya. Dia tetap beralasan sedang dalam kondisi mabuk," lapor Herman.

"Sialan, minta petugas siksa dia di penjara sampai mengaku," geram Fajar.

Ya Fajar akan bersikap kejam pada orang-orang yang mengincar nyawa orang yang dia sayang.

"Baik Bos," ucap Herman lalu segera menelpon petugas suruhan mereka di penjara.

***

Sesampai di kediaman Sudibyo, Fajar segera menemui Alinka di kamarnya.

Alinka yang sedang berias sehabis mandi itu segera bangkit menyambut kedatangan suaminya.

"Pa, tumben belum jam 6 sudah pulang. Mama belum turun nyiapin makan malam," sambut Alinka.

Fajar tersenyum menghampiri istrinya, "Ada yang mau papa omongin ke mama ... Penting," ucap Fajar dengan nada yang serius.

Alinka segera mengerti lalu mengajak Fajar segera duduk di sofa.

"Katakan pa, apa apa?" tanya Alinka yang penasaran.

Fajar mengeluarkan sebuah map hasil tes DNA Nessa dari tas kerjanya dan memberikannya pada istrinya.

"Apa ini pa?"tanya Alinka

"Buka saja ma," jawab Fajar.

Alinka lalu membuka map tersebut dan membacanya.

Brakk!

Map itu terjatuh ke lantai diikuti suara tangisan dari Alinka.

"Hiks..Nayla putri kita pa..."isak Alinka pelan.

Fajar segera merengkuh istrinya ke dalam pelukannya.

"Iya Naila—princess kita masih hidup ma," gumam Fajar pelan.

"Hiks pa...Ayo kita jemput putri kita sekarang pa. Mama pengen ketemu sekarang. Dimana dia tinggal pa?"ujar Alinka menggebu-gebu.

Fajar menghela napas."Dia ada di Bogor ma. Dia orang yang mendonorkan darahnya ke kamu, Ma."

Deg,

"Dia donor darah ke mama, pa?" ucap Alinka panik.

"Pa, apa dia nggak apa-apa? Nggak sakit setelah donor ke mama?" tanyanya lagi.

Sungguh sebagai seorang ibu dia tak ingin setetes darah anaknya didonorkan padanya.

Fajar segera berusaha menenangkan istrinya."Dia sehat ma, dia sering donor darah."

"Pa ayo kita segera ke sana. Kita bawa dia pulang ke sini sekarang pa..." ucap Alinka tak sabar.

"Ma masalahnya tidak semudah itu," tutur Fajar.

Alinka mengernyitkan dahinya. 

"Apa maksud papa?"

"Dia dari kecil tinggal di panti Asuhan. Berdasarkan info yang didapat Herman. Seseorang membuangnya di tempat sampah di dekat sungai. Dia ditemukan sudah hampir mati kedinginan oleh seorang warga dan kemudian di serahkan ke panti asuhan karena saat itu tak ada yang berani merawat karena takut berurusan dengan polisi," terang Fajar.

Alinka kembali menangis mendengar cerita dari Fajar.

"Kejam sekali pa orang yang membuang putri kita di tempat sampah. Nessa pasti mengira kita yang membuangnya. Gimana ini pa?" ujarnya panik.

"Itulah papa juga bingung ma. Selain itu demi keamanan Nessa, apa sebaiknya kita memang tinggal jauh darinya. Selama ini dia aman tidak disentuh oleh musuh papa lagi. Ingat kecelakaan mama kemarin yang ternyata ada udang di balik batu," sahut Fajar.

Alinka kemudian teringat fakta kecelakaan yang dialaminya. Ia ingat sekali sebelum kecelakaan itu mobil yang menabraknya itu seakan menggu dia lewat baru kemudian berjalan menabrak mobilnya dari samping kanan.

"Iya pa bisa bahaya kalau begitu. Tapi papa sudah menyuruh orang untuk menjaga anak kita kan di sana?" tanya Alinka khawatir.

"Tentu saja ma. Aku sudah menyuruh Langit dan Margo mengawasi dan menjaga princess kita." sahut Fajar yang menyebutkan kedua bodyguard andalan keluarga Sudibyo yang bertugas menjaga Nessa.

"Syukurlah kalau begitu." Alinka menarik napas lega.

"Mama tenang saja, papa besok akan ke panti. Papa akan berbicara terlebih dahulu dengan pemilik panti," kata Fajar.

"Iya pa, semoga pemilik panti bisa membantu kita bicara pada Nessa. Mama takut sekali kalau Nessa sampai berpikir kita membuangnya dan menolak kita pa." Alinka terisak kembali.

"Sabar ma, doakan lancar besok ya," ucap Fajar mengusap kepala istrinya.

***

Keesokan harinya.

Tepat jam 10 pagi, Fajar dan Herman sampai di depan panti Harapan Kasih. 

Fajar kemudian turun dari mobil. Herman berjalan lebih dulu dan menyapa penjaga panti yang bernama pak Muh.

"Pagi pak. Kami dari Jakarta ingin bertemu dengan pemilik panti."

"Silahkan masuk, kebetulan bu Raisa baru kembali dari pasar. Ayo saya antar ke dalam," jawab Pak Muh.

"Silahkan Bos," ucap Herman kemudian mengikuti Bosnya yang berjalan bersama pak Muh di depan.

Sesampai di bangunan panti yang cukup sederhana itu, terlihat seorang perempuan paruh baya sedang membereskan barang-barang seperti baru selesai berjualan.

Pak Muh menghampiri Bunda Raisa, "Bu  Raisa ini ada tamu dari Jakarta. Mereka ingin bertemu ibu."

Raisa mengangguk lalu mempersilahkan kedua orang tamu masuk. Dalam hati ia bertanya-tanya kenapa ada orang berpakaian kantoran datang ke panti di jam segini.

"Ada yang bisa saya bantu, pak?" tanya Raisa.

Herman kemudian berbicara lebih dahulu mewakili Bosnya," Begini bu, maksud kedatangan kami di sini untuk menyampaikan informasi tentang salah satu anak asuh anda yang bernama Nessa."

"Ada apa ya pak dengan Nessa?"tanya Raisa balik.

"Tenang bu. Bukan kabar buruk bu. Ini berita baik bu tentang orang tua kandung Nessa," sahut Herman.

"Apa? Apa maksudnya ini?" Raisa tiba-tiba berdiri kaget ketika mendengar kalimat yang diucapkan oleh Fajar.

TBC...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • TAKDIR CINTA NESSA   Bab 7 Kediaman Sudibyo

    Perjalanan dari Bogor menuju Jakarta Selatan akan memakan waktu sekitar satu jam lima belas menit melalui jalan tol. Namun bagi Nessa, waktu seakan berjalan lebih lambat dari biasanya. Ia duduk di kursi belakang, memandangi pemandangan di luar jendela yang terus berganti mulai dari sawah yang berganti gedung, dan jalan kecil yang berubah menjadi jalan aspal bebas hambatan.Keheningan mengisi setiap inci ruang di dalam mobil. Tak ada suara musik, tak ada percakapan. Hanya suara samar mesin mobil dan desiran angin dari pendingin udara. Di sebelah Nessa, Alinka hanya sesekali melirik putrinya yang sejak tadi tidak mengucapkan sepatah kata pun.Fajar yang duduk di kursi depan, sesekali menoleh ke arah mereka lewat kaca spion dalam. Ia menarik napas dalam-dalam, menyadari betapa tegangnya suasana setelah percakapan pagi tadi soal perjodohan. Ia tahu, kabar itu terlalu mendadak bagi Nessa—anak gadis yang baru saja menerima kenyataan bahwa dirinya punya keluarga kandung… kini harus menerima

  • TAKDIR CINTA NESSA   Bab 6 Ke Jakarta

    “Dijodohkan, Pa?” ulang Nessa sekali lagi dengan nada sedikit tinggi, tak percaya pada apa yang baru saja ia dengar dari mulut ayahnya sendiri. Rasanya seolah bumi berhenti berputar selama beberapa detik. Ia hanya bisa mematung, dengan mata yang membulat kaget dan bibir yang sedikit terbuka.Fajar, sang ayah, menarik napas panjang. Ia tahu kabar ini tidak mudah untuk diterima oleh putri semata wayangnya. Dengan lembut, ia mendekat dan menggenggam tangan Nessa. “Iya, sayang. Kamu sudah dijodohkan sejak kecil dengan putra tunggal keluarga Wijatmoko—Adrian Wijatmoko.”Hening.Nessa tak tahu harus bereaksi seperti apa. Di dalam pikirannya, bayangan-bayangan aneh mulai bermunculan. Ia membayangkan potongan adegan dari novel romansa yang biasa ia baca diam-diam sebelum tidur. Tokoh utama wanita yang ceria dan bebas, tiba-tiba dijodohkan dengan lelaki tampan, misterius, dan tentu saja kaya raya. Tapi ini bukan novel. Ini nyata. Dan dirinya adalah tokoh utama yang dipaksa menghadapi kenyataan

  • TAKDIR CINTA NESSA   Bab 5 Pertemuan Kembali dan Perjodohan

    Fajar kemudian segera mengambil alih dan menyuruh Herman diam. Ia kecewa dengan Herman yang tidak peka, ia membuat keruh suasana. Ia yakin sekarang bu Raisa tidak senang dengan berita yang baru disampaikan Herman."Maaf bu Raisa. Perkenalkan saya Fajar. Saya adalah orang tua kandung Nessa. Kami juga baru tahu kalau Nessa adalah putri kami yang hilang dari hasil tes DNA ini." Fajar menyerahkan dokumen hasil tes DNA kepada Raisa.Raisa menerima map hasil tes DNA tersebut dan membacanya. Tangannya sedikit gemetar setelah tahu fakta bahwa orang tua kandung Nessa datang setelah 19 tahun dia mengasuh Nessa."Bisa tolong jelaskan maksud bapak tadi tentang Nessa adalah putri bapak yang hilang," ujar Bunda Raisa.Fajar mengangguk lalu mulai bercerita tentang kejadian penculikan putrinya yang dulu masih berusia 3 bulan itu, berikut upaya-upaya yang sudah ia lakukan bersama keluarga besarnya selama bertahun-tahun sampai akhirnya ia dan istri berusaha mengikhlaskan. Namun 19 tahun kemudian, Tuhan

  • TAKDIR CINTA NESSA   Bab 4 Hasil Tes DNA

    2 bulan kemudian.Fajar termenung di kursi ruangannya. Herman yang berada di sampingnya, memeriksa kelengkapan laporan yang akan ditandatangani Fajar dengan segera mengetuk meja.Tok tok,Ketukan di meja menyadarkan Fajar seketika."Bos, ini dokumennya sudah lengkap," ucap Herman menyerahkan setumpuk dokumen yang sudah ia periksa.Fajar mengangguk. "Letakkan dulu di sana!""Baik, apa ada yang bisa saya bantu lagi?"tanya Herman lagi.Fajar menggeleng dan berkata. "Soal Nessa, aku akan segera bilang pada Alinka dan membawanya pulang ke Jakarta." "Tapi Bos, musuh anda sedang menyerang dari berbagai arah. Apa nona Nessa akan aman dari bahaya?" ucap Herman khawatir.Fajar kelihatan ragu sekarang. Ya satu setengah bulan yang lalu, Fajar mengetahui kalau Nessa adalah Nayla—putri kandungnya yang dulu diculik berdasarkan hasil tes DNA yang sudah ia lakukan dengan menggunakan sampel darahnya, istrinya dan juga Nessa. Hasil tes DNA itu menyatakan 99.9999% Fajar dan Alinka adalah orang tua kan

  • TAKDIR CINTA NESSA   Bab 3 Panti Asuhan Harapan Kasih

    Nessa baru saja sampai di depan rumahnya setelah menempuh perjalanan hampir satu jam sepulang dari rumah sakit dengan menaiki angkutan umum. Jalanan yang padat, macet dimana-mana karena bertepatan dengan jam orang pulang kerja memperlama ia sampai ke panti asuhan.Nessa bersenandung riang begitu memasuki pagar rumahnya—Panti Asuhan Harapan Kasih.Kepulangannya disambut riuh saudara-saudaranya dan juga Bunda Raisa, sosok yang mengasuh dan membesarkannya."Kok jam segini baru pulang, nak? Apa macet jalannya?"tanya Bunda Raisa dengan raut wajah khawatir."Iya bun macet banget, biasa jam orang pulang kerja,"jawab Nessa."Lah tadi pagi bukannya bilang kuliahnya sampai jam 1 nak?" tanya Bunda Raisa kembali."Tadi ada yang nelpon di jalan Bun pas Nessa pulang, ada yang butuh donor darah, pasien habis kecelakaan. Jadi Nessa ke Rumah Sakit Samrat dulu sebelum pulang," ujar Nessa menjelaskan."Ya ampun, kamu habis donor, nak? Sekarang duduk dulu, Bunda buatin minuman hangat dulu ya nak,"ucap bu

  • TAKDIR CINTA NESSA   Bab 2 Tes DNA

    Setelah kepergian Nessa, Fajar segera menelpon sahabatnya yang juga merupakan dokter dan salah satu pimpinan di Rumah Sakit Samrat."Halo, Zul," sapa Fajar begitu panggilannya diangkat."Iya Jar, apa kabar?" jawab Zul sang sahabat. Ia sedikit kaget sahabatnya tiba-tiba langsung menelpon karena biasanya Fajar akan mengirim pesan sebelum menelponnya."Baik Zul, ini aku mau minta tolong sesuatu," timpal Fajar."Iya ada apa Jar? Langsung saja." ujar Zul penasaran."Begini... Aku sekarang ada di rumah sakit kamu. Alinka kecelakaan," terang Fajar"Hah! Linka kecelakaan? Ya ampun, sekarang gimana kondisinya? Maaf aku lagi nggak ada di Indonesia sekarang. Aku sedang seminar di Singapura," ucap Zul yang kaget dan ikut khawatir."Alinka sedang dioperasi sekarang sama dokter Dani," tutur Fajar kemudian.Hening sejenak,"Semoga lancar operasinya. Dokter Dani dokter yang hebat, kamu tidak perlu terlalu khawatir," jawab Zul berusaha menenangkan sahabatnya."Hmm.. terima kasih Zul, aku mau minta tol

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status