Share

BAB 41

Auteur: awaaasky
last update Dernière mise à jour: 2025-06-08 21:47:39

Langkah kaki mereka menggema di lorong bawah tanah itu, semakin dalam, semakin dingin. Dinding-dindingnya berlumut dan berdebu, tapi di balik kelembaban itu, tertanam banyak rahasia yang telah dikubur puluhan tahun lalu.

Auryn menggenggam lengan Lucien erat. “Kita mau ke mana?”

“Ke ruang pusat data,” jawab Lucien pelan. “Semua yang berkaitan dengan Project Rantai Mawar ada di sana. Kalau benar kamu bukan satu-satunya… kita harus tahu siapa yang satunya lagi.”

Jantung Auryn berdebar tak menentu. Bayangan yang ia lihat di cermin… senyum itu… bukan khayalan.

Mereka berhenti di depan pintu besi besar yang dilapisi sidik jari dan retina scanner. Lucien menempelkan matanya ke sensor, lalu pintu terbuka perlahan.

Aura dingin menyapu mereka berdua.

Ruangan itu tampak seperti laboratorium masa depan—mesin-mesin mati yang masih menyala redup, layar-layar besar berisi file video lama, dan di tengah ruangan ada satu kapsul kaca. Di dalamnya… sosok perempuan yang mirip Auryn.

Tapi bukan di
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé

Latest chapter

  • TAKLUK DI PELUKANNYA   BAB 46

    Auryn Vale berlari sekuat tenaga di tengah hujan yang mengguyur jalanan ibukota. Gaun sutra warna navy-nya sudah basah kuyup, menempel ketat di kulitnya, membuatnya tampak seperti bayangan yang terdampar di dunia nyata. Nafasnya memburu. Entah sudah berapa lama ia kabur dari pesta pernikahan palsu yang disiapkan keluarganya. Semua demi menyelamatkan dirinya dari ikatan yang tidak ia pilih.Kilatan petir menyambar langit ketika sebuah mobil hitam berhenti tepat di depannya. Jendela otomatis diturunkan—dan mata Auryn menegang.“Masuk,” suara dingin itu memecah hujan, tegas dan penuh kuasa.Lucien Morant.Tanpa pikir panjang, Auryn membuka pintu dan masuk ke dalam. Begitu ia duduk, Lucien langsung menarik tubuhnya, membungkusnya dalam pelukan yang erat dan posesif.“Lo gila, Ryne,” bisiknya pelan, tapi gemetar, “kabur dari pesta? Di hari lo harusnya menikah dengan... dia?”“Gue gak pernah mau nikah sama cowok itu, Lucien...” suara Auryn lirih, matanya bergetar menahan tangis. “Mereka mak

  • TAKLUK DI PELUKANNYA   BAB 45

    Malam jatuh perlahan di atas vila milik keluarga Morant. Langit di luar gelap, tapi hati Auryn Vale jauh lebih kelam. Ia berdiri di balkon kamarnya, angin malam menyapu rambut panjangnya yang tergerai, dan matanya menatap nanar ke lembah di kejauhan. Di balik kemewahan tempat ini, ada sesuatu yang menyesakkan dadanya, seperti dinding emosi yang tak bisa ia panjat.Ketukan pelan di pintu membuatnya berpaling. Lucien masuk tanpa menunggu izin. Ia selalu begitu—mengabaikan batasan, mencampuradukkan antara melindungi dan menguasai. Mata kelamnya menatap Auryn, dan seperti biasa, membuat gadis itu merasa terperangkap."Kamu nggak makan malam," ucap Lucien, suaranya berat dan dalam."Nggak lapar," jawab Auryn datar.Lucien mendekat, tubuhnya yang tinggi dan bayangannya yang besar seperti menelan ruang di sekitarnya. Tapi Auryn tak bergerak. Ia tak mau terlihat lemah, terutama di hadapan pria yang mengendalikan lebih dari separuh hidupnya sekarang."Auryn," Lucien menyentuh lengannya. Lembut

  • TAKLUK DI PELUKANNYA   BAB 44

    Langit mendung menyelimuti vila tempat mereka menginap, angin berdesir lembut membawa aroma hujan yang menggantung di udara. Auryn berdiri di depan jendela besar, menatap kosong ke luar, ke arah hutan pinus yang tampak sepi namun menyimpan banyak cerita. Di balik ketenangan alam itu, pikirannya bergejolak.Lucien duduk di sofa belakangnya, menatap punggung Auryn dengan tatapan tajam yang sulit diartikan. Ada banyak hal yang ingin ia katakan, tapi mulutnya terkunci oleh ketakutan—bukan takut pada Auryn, tapi pada kebenaran yang selama ini ia sembunyikan."Kamu masih marah?" tanya Lucien pelan.Auryn tidak menjawab. Hanya suara detak jam dinding yang terdengar. Diamnya lebih menusuk daripada kemarahan."Aku tahu aku salah, dan aku siap menebus semuanya," lanjut Lucien sambil berdiri, mendekatinya perlahan."Kamu tahu kenapa aku diam? Karena setiap kali aku berpikir tentang semua yang kita lalui, selalu ada bagian yang... nggak cocok. Kayak puzzle yang nggak bisa lengkap," balas Auryn ak

  • TAKLUK DI PELUKANNYA   BAB 43

    auryn berdiri di hadapan cermin besar dalam kamar rahasia mereka. cahaya redup dari lampu gantung menggantung di atasnya, menciptakan bayangan samar di wajahnya sendiri. mata itu... sudah tak asing lagi. tapi sekarang, terasa seperti menatap dua sosok berbeda dalam satu tubuh.“kenapa lo diem terus?” tanya lucien dari belakangnya. “lo gak pernah sekacau ini setelah konfrontasi.”auryn hanya menjawab dengan bisikan, “karena ini bukan cuma soal dia, lucien. iris tuh bukan sekadar klon. dia cermin.”lucien diam sejenak, lalu melangkah perlahan, mendekat dan berdiri di sampingnya. “cermin?”auryn mengangguk. “iya. cermin dari sisi paling gelap gue. semua keputusan gue yang egois. manipulasi, kebohongan, kekejaman… semuanya tercermin di dia. dia bukan sekadar hasil eksperimen. dia hasil dari semua sisi gelap yang selama ini gue abaikan.”lucien menarik napas dalam. “lo bukan dia, auryn. dan dia bukan lo. semua orang punya sisi gelap. tapi kita semua punya pilihan.”auryn memejamkan mata. “

  • TAKLUK DI PELUKANNYA   BAB 42

    Langit mendung menggantung di atas markas tempat auryn dan lucien berlindung. Udara terasa berat, seperti menahan ribuan rahasia yang siap meledak kapan saja. Auryn berdiri di depan cermin besar di dalam ruangan latihan. Tangan kanannya menggenggam pisau pendek, tubuhnya berbalut pakaian hitam ketat. Di matanya, terpancar campuran ragu dan tekad. Di balik cermin itu, dia melihat sosok dirinya… atau setidaknya, apa yang tampak seperti dirinya. "Apa aku... masih aku?" bisiknya lirih. Langkah kaki di belakang membuatnya menoleh cepat. Lucien masuk, wajahnya cemas namun tetap tenang. Dia menghampiri, berhenti di jarak yang cukup dekat. “Kamu belum tidur lagi?” tanyanya pelan. Auryn menggeleng. “Iris muncul lagi semalam. Dalam mimpiku. Tapi... dia enggak cuma muncul. Dia bicara pakai suaraku, dengan cara yang lebih tenang dari biasanya. Seolah-olah... dia beneran aku.” Lucien menatapnya serius. “Dia enggak akan bisa jadi lo, Ryn. Karena lo bukan cuma sekumpulan ingatan. Lo punya

  • TAKLUK DI PELUKANNYA   BAB 41

    Langkah kaki mereka menggema di lorong bawah tanah itu, semakin dalam, semakin dingin. Dinding-dindingnya berlumut dan berdebu, tapi di balik kelembaban itu, tertanam banyak rahasia yang telah dikubur puluhan tahun lalu. Auryn menggenggam lengan Lucien erat. “Kita mau ke mana?” “Ke ruang pusat data,” jawab Lucien pelan. “Semua yang berkaitan dengan Project Rantai Mawar ada di sana. Kalau benar kamu bukan satu-satunya… kita harus tahu siapa yang satunya lagi.” Jantung Auryn berdebar tak menentu. Bayangan yang ia lihat di cermin… senyum itu… bukan khayalan. Mereka berhenti di depan pintu besi besar yang dilapisi sidik jari dan retina scanner. Lucien menempelkan matanya ke sensor, lalu pintu terbuka perlahan. Aura dingin menyapu mereka berdua. Ruangan itu tampak seperti laboratorium masa depan—mesin-mesin mati yang masih menyala redup, layar-layar besar berisi file video lama, dan di tengah ruangan ada satu kapsul kaca. Di dalamnya… sosok perempuan yang mirip Auryn. Tapi bukan di

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status