Share

TANDA MERAH DI LEHER SUAMI
TANDA MERAH DI LEHER SUAMI
Penulis: Bintang Senja

Bagian 1

TANDA MERAH DI LEHER SUAMI

#Pelakor_Kena_Karma

"Ini gajiku bulan ini," ucap Surya seraya menaruh satu amplop coklat tepat di pangkuan Airin.

"Masih tertutup rapat, belum aku buka sama sekali" sambung Surya lagi sembari merebahkan tubuhnya di sofa empuk di samping ranjangnya.

Airin meraih amplop coklat itu. Memperhatikan amplop coklat itu dengan seksama. Amplop itu masih tertutup rapat dan sangat rapi. Senyum Airin merekah. 

"Aku siapkan air panas dulu ya, Mas?" tanya Airin pada Surya yang tampak kelelahan.

"Nggak perlu, Rin!" cegah Surya sambil menahan Airin bangkit dan berdiri.

Tidak seperti biasanya Surya melarang Airin menyiapkan air panas untuknya. Airin mengernyitkan alisnya. Merasa heran dengan suaminya itu.

"Aku mau jalan lagi, Rin. Aku langsung aja nggak usah mandi dulu." jawab Surya seolah menjawab keheranan istrinya.

Airin terperangah. Belum ada beberapa menit Surya sampai di rumah dan kini dia mengatakan bahwa dia akan pergi lagi.

"Tapi, Mas. Mas kan baru saja sampai, kok sudah mau pergi lagi?" tanya Airin kemudian. 

"Teman Mas ada yang ulang tahun, Rin. Dia mengundangku untuk menghadiri pesta di rumahnya." jawab Surya sambil melucuti pakaian kerjanya.

"Siapa?" tanya Airin penuh rasa penasaran.

Surya terdiam sejenak, bola netranya yang coklat itu tampak melirik ke atas. Seperti sedang memikirkan satu jawaban.

"Edo, ya si Edo yang ulang tahun" jawab Surya cepat.

Airin pun berdiri menghadap tubuh Surya yang berotot itu. Airin membantu Surya membuka pakaian kerjanya.

"Mas pulang jam berapa?" tanya Airin sekali lagi. Kali ini suara manjanya terdengar lirih.

"Mungkin Mas nggak pulang, kenapa?" Surya balik bertanya.

"Nggak pulang? Mas lupa malam ini malam apa?" ucap Airin lagi dengan mimik wajah manjanya.

"Duh, nggak usah berbelit-belit deh kamu, Rin. Ada apa sih?" tanya Surya mulai jengah.

"Aku kangen sama, Mas." jawab Airin lembut sembari menggigit bibir bawahnya dengan seksi. Rupanya, Airin tengah berhasrat pada suaminya itu.

"Sudah lama kita nggak honeymoon, kamu sibuk terus dengan pekerjaanmu, Mas." ujar Airin lagi. Kali ini ujung jari telunjuknya menempel tepat di puting Surya. Kemudian Airin sedikit memainkannya. Membuat Surya mengerjap seketika.

"Sssh," desah Surya pelan.

"Rin, nggak usah aneh-aneh deh ya." Surya mencengkeram kedua lengan Airin lalu memundurkan tubuh Airin beberapa sentimeter dari hadapannya. Airin yang di perlakukan seperti itu hanya bisa terdiam dan memasang wajah cemberutnya. 

Airin membiarkan Surya sibuk mengganti pakaiannya. Merapikan diri lalu memakai wewangian. Airin merasa kesal pada suaminya itu karena tidak mau melayani hasratnya yang sudah sekian lama ia pendam dan justru lebih mementingkan pesta ulang tahun bersama teman-temannya. 

Entahlah, Airin merasa suaminya itu berubah akhir-akhir ini. Surya lebih sering asyik diluaran daripada diam di rumah seperti awal-awal mereka menikah dulu.

"Kalau bosan dirumah, kamu ngemall sana. Ajak tuh teman-teman arisan kamu, uang gajiku nggak akan habis kalau untuk traktir mereka aja" ucap Surya sambil berbasa-basi mengecup dahi Airin. Surya pun bergegas melangkahkan kakinya keluar rumah. Seperti sedang di buru oleh waktu.

"Aku nggak butuh mall, Mas! Aku butuh kamu!" teriak Airin ketika tubuh Surya sudah hilang di balik pintu kamar. Airin hanya mampu pasrah menyaksikan kepergian Surya dari balik jendela kamarnya.

"Aaarrgh!" Airin berteriak sekuat tenaga. Di remasnya amplop gaji dari Surya. 

"Lihat saja kamu, Mas! Kamu bakal menyesal sudah giniin aku!" pekik Airin lagi.

Next?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status