Linfey sedang duduk santai di dalam ruang ganti dan Monica sedang mengecat kuku kakinya. Sementara seorang asisten lainnya sedang memijat pundaknya. Bibirnya melengkung ke atas sambil sesekali melihat ke arah jam tangan mewahnya yang bertabur berlian.
“Kau yakin sudah melakukan semuanya dengan benar?” tanya Linfey sinis pada Monica. Monica hanya bisa mengangguk kecil dengan was-was dan kembali mengecat kuku jari Linfey dengan sangat hati-hati. Sayangnya, tangannya gemetaran. Akhirnya, setelah Monica berhasil memaksakan dirinya dengan sangat terpaksa, tugasnya selesai juga. Sejak ia meletakkan baju milik “Snow” di dalam ruangan, rasa bersalah terus menerus menghantui dirinya.
Sekarang, ia hanya ingin lari dan bersembunyi di sebuah ruangan tertutup supaya tak seorangpun tahu apa yang baru saja ia lakukan. Malangnya, ia tak bisa melakukan hal tersebut. Ibunya lumpuh karena peristiwa tabrak lari dan pelakunya langsung kabur tanpa mau memperta
Cristan mengamati gadis berwajah polos di hadapannya dengan sangat seksama. Sementara Monica hanya bisa duduk dengan tatapan wajah tak percaya sembari mengamati suasana restoran di sekitarnya.Esperanza. Restoran ini jelas merupakan salah satu restoran ternama dan sangat terkenal dengan hidangan westernnya yang dimasak langsung oleh koki dari Prancis. Selain itu, restoran ini juga merupakan salah satu restoran terbaik yang memperoleh 3 bintang Michelin. Berada di dalam ruangan ini….Melihat dekorasi restoran yang sangat menakjubkan dengan pilar-pilarnya yang megah…Dan..mungkin memiliki kesempatan untuk mencicipi salah satu hidangan istimewa di sini.Benar-benar sebuah mimpi yang berubah menjadi nyata untuk Monica! Bahkan dalam mimpi saja, Monica sama sekali tidak berani untuk menginjakkan kakinya di tempat ini!Restoran ini terlalu mewah! Bukan untuk kelas rendahan seperti asisten kecil seperti dirinya.“Pernah ke
Mata Arissa berkedip cepat selama beberapa kali. Telinganya merasa baru salah dengar saat kata-kata tersebut kembali terngiang di benaknya.“Aku ingin menjadi manajer Snow…”“TIDAK BISA!!!” tolak Jojo tegas sambil menyilangkan kedua tangannya di dada.“Kalau begitu aku tidak akan memberitahumu apa-apa tentang Monica dan jika suatu hari nanti, peristiwa yang sama terjadi lagi pada Snow, mungkin aku tidak bisa membantumu…” balas Cristan santai sambil menyesap tehnya. Hmm… wanginya enak sekali!Bibir Jojo mengerut sementara air mukanya berubah keruh. Ia membalikkan badannya sambil cemberut untuk melampiaskan kekesalannya. Ugh! Sebal sekali!!Melihat raut muka Jojo, Arissa langsung berkata, “ Aku setuju!”Eh?Jojo merasa baru saja salah dengar tapi kemudian Arissa mengulangi pernyataannya.“Aku setuju. Baiklah, kau bisa menjadi manajerku mulai besok…&
Arissa sedang bersiap-siap dan keluar dari kamarnya ketika ia menemukan Cristan sudah duduk santai di atas sofa sambil memainkan telepon genggamnya. Gayanya tampak casual seperti biasa tapi entah kenapa penampilannya semakin lama semakin menarik di mata Arissa. Cristan juga terlihat jauh lebih rapi sekarang. Jenggot dan kumisnya sudah dicukur rapi. Rambutnya yang setengah gondrong sudah diikat ke belakang sehingga menampilkan garis-garis wajahnya yang sangat simetris seakan-akan dipahat langsung oleh Tuhan.Tanpa diduga, jantung Arissa mulai berdebar tak keruan dan pipinya terasa sedikit panas.Sial! Ada apa denganku? Umpat Arissa dalam hati.“Kenapa?” tanya Cristan sambil menoleh ke belakang dan menyadari kalau Arissa sudah menatapnya cukup lama dari tadi. Arissa cepat-cepat menggelengkan kepalanya dan menutup pintu kamarnya.“Aku sudah siap. Mau berangkat sekarang?”Cristan mengangguk dan segera bangkit dari sofanya.
Cristan mengamati Arissa yang saat itu sedang menjelma menjadi “Snow” dengan hati-hati. Mereka berdua saat ini sedang berada di cafeteria dan sosok Snow yang sangat menonjol dengan rambut platinumnya, sukses menjadi bahan tontonan bagi para pengunjung café pagi itu. Apalagi ditambah dengan warna mata biru cerahnya. Ia terlihat sangat cantik dan mempesona walaupun tanpa mengenakan riasan apapun.Arissa sendiri merasa sangat jengah tapi ia merasa tak punya pilihan lain. Perutnya sudah bergemuruh dari tadi dan tanpa memperhatikan tatapan Cristan kepadanya, ia lalu memakan sarapannya dengan sangat lahap.“Apakah ini warna mata aslimu?” tanya Cristan lembut kepadanya.Arissa hanya mengangguk pelan dengan mulut penuh makanan.“Warna matamu sangat cantik, Risa. Kenapa kau harus menutupinya?” tanya Cristan penasaran.Arissa langsung tersedak saat mendengar pertanyaan tersebut dan Cristan langsung buru-buru memberi
Cristan lalu menelepon Jade. Dalam waktu singkat, Jade langsung menjawab panggilan teleponnya.“Jade?”“Ya, tuan muda?” jawab Jade sopan.“Apa ada sesuatu yang terjadi dengan kakek? Ia baru saja meneleponku dan memaksaku pulang minggu depan..” tanya Cristan bingung. Kakek Besar memang eksentrik tapi ia biasanya tidak pernah melakukan hal-hal aneh yang tidak perlu. Seperti.. menyuruhnya pulang secara mendadak seperti barusan. Kecuali kalau ada hal yang sangat penting dan sama sekali tidak bisa ditunda lagi.“Oh… apakah tuan muda lupa? Minggu depan adalah ulang tahun Tuan Besar Pertama ke 70.”Raut wajah Cristan langsung berubah seperti habis disambar halilintar. Astaga!Astaga! Astaga! Astaga! Pantas Kakek Besar benar-benar sewot tadi!Cristan benar-benar lupa kalau bulan ini genap sudah 2 tahun ia meninggalkan Rose Mansion. Rumah utama dan markas besar Klan Levy. Ia benar-benar ti
Rose MansionKakek tua itu duduk dengan wajah kuyu saat matanya menatap sebuah lukisan besar seorang wanita cantik yang sedang tersenyum dengan sangat anggun. Ruangan megah yang didekor dengan gaya Eropa klasik itu terasa sepi dan lengang.Sebentar lagi, dalam hitungan hari, rumah ini akan penuh dengan banyak tamu dari berbagai pemilik perusahaan besar multinasional serta orang-orang terhormat. Tapi, situasi yang dihadapi oleh kakek tua ini sama sekali jauh berbeda seperti dulu. Saat ini, walaupun ia masih memiliki otoritas sebagai pemimpin klan, tapi ia merasa bagaikan duduk di atas sebuah bom waktu yang bisa meledak sewaktu-waktu. Jauh di dalam hatinya, ia tahu, hanya tinggal menunggu waktu saja sebelum para anggota klan yang terkuat akan bertarung satu sama lain untuk memperebutkan kekuasaan tertinggi sebagai seorang pemimpin klan. Situasi ini sangat berbeda jauh ketika dulu Arina masih ada. Semua anggota tunduk dan patuh pada kharismanya. Ia juga mampu membawa Klan
Mobil Maybach itu akhirnya sampai di depan apartemen mereka. Tapi yang lebih mengejutkan Arissa adalah kedatangan beberapa orang wanita berseragam abu-abu gelap dengan beberapa tas belanja berlogo Summerville yang sedang menunggu kedatangan mereka bertiga di depan pintu masuk apartemen. Begitu melihat kedatangan mereka, semua wanita itu langsung tersenyum manis dan kemudian sambil mengikuti Cristan, mereka semua masuk ke dalam apartemen sambil menaruh tas-tas belanjaan di ruang tamu.Mata Arissa terbelalak kaget saat melihat deretan shopping bag yang berjejer rapi tersebut. Total ada 15 shopping bag serta 12 kotak sepatu serta beberapa kotak lain yang berisi aksesoris fashion wanita seperti tas dan set pasangan anting –kalung untuk ke pesta.“Semuanya untukmu…” kata Cristan santai sementara tangannya hanya menenteng 1 stel jas tuxedo sebelum ia segera masuk ke dalam kamar.“Acara akan dimulai pukul 7 malam. Tapi kakekku mengharapka
Terletak di salah satu kompleks perumahan yang paling elite dan area tertinggi di kota Sierra, Rose Mansion memiliki luas total 5 hektar dengan desain bangunan yang menyerupai kastil bergaya Perancis. Mansion ini sudah terkenal sebagai mansion paling megah dan mewah yang pernah dibangun dan seringkali masuk majalah serta diliput stasiun TV sebagai salah satu rumah bersejarah Walaupun begitu, pemilik Rose Mansion terkenal sangat misterius dan anti bersosialisasi dengan orang lain. Salah satu kelebihan lainnya adalah dari ruangan aulanya yang sangat luas, pengunjung bisa memandang keindahan lampu-lampu kota saat di malam hari dengan daya pandang 360 derajat. Sangat menakjubkan!Rose Mansion juga terkenal sebagai salah satu tempat resepsi paling bergengsi untuk acara perayaan pernikahan, ulang tahun, ataupun hanya sekedar acara-acara pertemuan untuk para selebriti, pejabat pemerintah, atau para pengusaha kelas kakap. Rose Mansion selalu menjadi simbol kebanggaan dan