Share

5 SNOW (1)

Agnes tertegun saat melihat reaksi wanita tersebut. Alis matanya berkerut ketika senyum wanita itu menjadi semakin cerah saat melihat sosok dirinya.

"Oia, Vika. Kenalin… ini temanku…."

"Foto model super keren yang bakal jadi bintang tamu di acara pemotretan cover bulan depan kaannn?!!! Aku tahu koq…" potong wanita itu dengan cepat sementara raut wajahnya berbinar-binar saat mengamati Agnes lebih dekat. Ia lalu mengelilingi Agnes beberapa kali sambil berdecak kagum.

"Ya ampunnnnn… ya ampunnn… baru aku melihat seorang model dengan struktur tulang sebagus ini. Tubuhmu tidak hanya tinggi tapi juga sangat simetris. Belum lagi raut wajahmu yang cantik dan unik. Aura seorang supermodel memang beda yaa…"

Agnes gelagapan saat ia disangka sebagai seorang model terkenal. Matanya bolak balik memandang ke arah Jojo dengan tatapan tak berdaya untuk meluruskan kesalahpahaman tersebut tapi Jojo malah tertawa terpingkal-pingkal saat melihat Vika yang sama-sama seorang fashion stylist salah paham mengenai statusnya.

"Hei… hei… Vika, ini temanku, Agnes. Dia baru saja mulai bekerja sebagai fotografer hari ini. Tolong dibantu ya? Kudengar hari ini salah satu fotografer kita sedang sakit jadi mungkin dia bisa jadi tenaga tambahan untukmu…" kata Jojo sambil menahan geli dan mengusap air matanya karena terlalu banyak tertawa tadi.

"Oh..begituuuuu… wahhh, sayang sekali. Padahal menurutku dia lebih cocok jadi model daripada fotografer.." balas Vika dengan mulut cemberut. Wajahnya yang tadinya riang sontak berubah murung tanda kecewa. Sementara Agnes hanya tersenyum kecil sambil sedikit menganggukkan kepalanya sebagai tanda hormat.

"Mohon bantuannya, Kak Vika…."

"Ah, tidak apa-apa. Aku yang salah tadi karena tidak mendengarkan Jojo. Baiklah, setelah ini kamu ikut aku ya? Ada beberapa pemotretan yang harus kita kerjakan serentak hari ini termasuk beberapa pemotretan untuk cover majalah selama beberapa bulan ke depan. Omong-omong apa model tamu kita sudah datang? Harusnya ia sudah sampai kan? Sudah jam berapa ini?"

Vika membalas pernyataan Agnes dan sekaligus membombardir Jojo dengan berbagai pertanyaan berikutnya tanpa jeda. Suaranya cempreng tapi kepribadiannnya hangat dan ramah sehingga membuat Agnes tidak merasa risih sama sekali. Malah terkesan melindungi dan akrab selayaknya seorang teman dekat. Padahal mereka baru saja bertemu.

"Maksudmu Linfey? Iya, seharusnya ia sudah ada di sini dari tadi. Coba biar aku telepon manajernya."

Jojo dengan sigap lalu menekan beberapa tombol di HPnya dan segera melakukan panggilan kepada manajer Linfey. Sementara Vika langsung membawa Agnes ke outdoor studio untuk segera melakukan tugasnya.

.................

Tema pemotretan Agnes hari itu adalah Pure sehingga kesan yang harus ditimbulkan adalah anggun, menawan, bersih, dan sempurna yang didominasi oleh warna-warna lembut dan putih. Warna favorit Agnes.

Tanpa membuang waktu lagi, Agnes dengan sigap lalu memakai kameranya dan segera memotret para model yang sudah siap sedia dengan berbagai ekspresi di hadapannya. Vika sendiri sangat puas saat melihat Agnes melakukan pekerjaannya. Walaupun ini hari pertamanya, Agnes tampak sangat sudah berpengalaman saat mengarahkan berbagai model yang menjadi partner kerjanya dan ketika Vika mengecek hasil akhirnya, hasil foto-foto yang diambil Agnes malah jauh lebih bagus jika dibandingkan dengan hasil foto dari fotografer senior di Fashion Blast. Malah dengan berbagai angle yang menarik sehingga aura dari setiap model yang difotonya terpancar keluar secara maksimal.

"Bagus sekali!!"

Vika tak henti-hentinya berdecak kagum melihat hasil kerja Agnes hari itu. Sementara Agnes hanya tersenyum puas saat mengamati raut wajah Vika yang sedang melihat hasil foto-fotonya. Jadwal pemotretan yang direncanakan akan memakan waktu setengah hari ternyata berlangsung lebih cepat karena semua pemotretan sudah diselesaikan tanpa harus diulang-ulang. Semua orang merasa bahagia hari itu karena mereka bisa beristirahat lebih cepat.

Tapi tepat di saat itu, tiba-tiba Jojo melangkah masuk dengan wajah panic. Kehadirannya mengejutkan semua orang karena seharusnya ialah yang bertugas untuk melakukan makeup dan melakukan padu padan fashion dengan semua model tamu asing hari itu.

"Kenapa, Jo?" tanya Vika bingung. Ia baru saja akan menyantap roti isinya ketika Jojo melangkah masuk dengan nafas tersengal-sengal dan muka bercucuran keringat.

"Gawat…."

Agnes juga tak kalah bingungnya.

"Gawat… Linfey masuk ke rumah sakit akibat maag akutnya kambuh lagi. Manajernya baru saja menjawab teleponku tadi. Sementara jadwal pemotretan kita tidak bisa diundur lagi. Bagaimana ini??"

Mendengar berita tersebut, Vika tak kalah panic. Linfey adalah salah satu model papan atas yang memiliki pamor dan nilai jual tinggi. Kehadirannya sebagai salah satu model cover bagi majalah baru seperti mereka merupakan sebuah keuntungan besar karena oplah majalah tersebut pasti akan meningkat pesat dari biasanya. Jika Linfey tidak muncul hari ini, maka itu sudah pasti bencana besar.

"Bagaimana ini? Bagaimana ini?" Vika tak kalah bingung saat mendengar berita tersebut.

Mereka berdua saling bertatapan dengan wajah panik. Tidak mudah untuk mencari model pengganti untuk seorang top model kelas atas seperti Linfey. Selain karena aura dan kharismanya yang sangat jauh berbeda, Linfey juga merupakan salah satu pemicu tren fashion yang paling ngetop saat ini. Apapun yang dikenakannya, baik aksesoris atau pakaian, pasti akan langsung diserbu habis oleh para penggemarnya. Karena itulah, Linfey merupakan seorang model dengan bayaran termahal saat ini.

Di saat –saat genting seperti ini, hanya ada 1 orang yang tampak tenang tanpa terganggu oleh angin badai yang baru saja menimpa Fashion Blast. Agnes sedang duduk tenang sambil menikmati roti isinya sambil mendengarkan music dari earphonenya. Wajahnya benar-benar damai tanpa ada gangguan sama sekali. Seperti seorang anak kecil yang sedang piknik di taman kota.

Sebuah lampu bohlam lalu menyala di benak Jojo. Dalam sepersekian detik, matanya jelalatan sambil mencari sebuah sosok yang sedang duduk di pojokan dengan santainya.

Agnes terkejut ketika tiba-tiba Jojo menarik tangannya dengan kasar.

"Ehhh… apa –apaan ini??" protes Agnes gusar dengan mata melotot. Ia jelas-jelas merasa sangat terganggu dengan sikap Jojo.

"Ikut gue….." jawab Jojo sambil menggeret paksa Agnes ke sebuah pojok ruangan. Agnes hanya bisa pasrah sambil mengikuti tarikan tangan Jojo sementara Vika ikut mengikuti mereka berdua dari belakang. Setelah mereka sampai, Jojo lalu melihat ke sekelilingnya dengan waspada. Ketika ia sudah memastikan kalau tidak ada siapapun di sekitar mereka bertiga, ia langsung bersujud dengan tatapan sangat memelas di depan Agnes sambil mengatupkan kedua tangannya dengan sikap memohon.

"Pleaseeeeeeee…."

……………………………………………

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status