Share

Bab 27

Author: Bintu Hasan
last update Last Updated: 2025-06-30 12:33:05

"Kenapa aku harus bercanda soal ini, Mas? Apa kamu pikir aku sedang main-main? Sudah kubilang, aku minta cerai. Aku serius."

"Nggak!" Suara Ayah membentak, begitu keras sampai rasanya seperti pecahan kaca yang melukai gendang telingaku.

"Kalau begitu, tunggu saja surat panggilan dari pengadilan." Bunda bangkit dari duduknya, melangkah cepat ke arah kamar. Akan tetapi, Ayah sigap, tangannya mencengkeram pergelangan Bunda begitu keras hingga tubuh Bunda terhentak.

Aku terperangah, tubuhku membeku. Ada sesuatu yang mencekik tenggorokan, semacam rasa panik yang menekan dari dalam. Tanganku mencengkeram dinding, mencoba tetap diam meski dunia rasanya akan runtuh di hadapanku. Di mataku, mereka bukan lagi orang tuaku. Mereka dua orang asing yang saling menghunuskan luka dan aku jadi saksi yang tak diundang.

Bunda menatap tajam ke arah Ayah, wajahnya tidak menunjukkan ketakutan sedikit pun. Dia menarik napas panjang lalu melepas tangan Ayah dengan paksa.

"Oke, kalau memang kamu ngotot soal c
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Happy Adriana
waaahh ketahuan deh...kabur May...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 75

    "Puas kamu sekarang, Mas?!" teriak Nanda dengan suara bergetar antara marah dan terluka, "puas kamu jebak aku sampai Arga salah paham?!"Wajahnya memerah, napas memburu. Tatapannya tertuju pada Adam, penuh amarah yang tertahan terlalu lama. Tangannya mengepal di sisi tubuhnya, seperti menahan gemetar yang tak kunjung reda."Sudah di saat seperti ini, kamu masih belum ngerasa bersalah?" Suara Adam mulai meninggi, nadanya tajam. "Harusnya kamu punya malu, Nanda. Kamu nggak punya harga diri sekarang, padahal waktu pertama kita ketemu, kamu itu gadis baik, jujur, dan lembut. Aku nggak bisa nebak kenapa kamu jadi kayak gini ... kecuali karena satu hal, kamu serakah."Ucapan itu seperti cambuk, menghantam telinga Nanda tanpa ampun. Seketika wajahnya menegang. Mata yang semula membara kini mulai berembun. Rahangnya mengeras, menahan gejolak yang mendesak keluar. Namun, dia tidak diam."Iya," ucapnya penuh tekanan, "aku serakah."Tangis wanita itu pecah perlahan, tak ditahan lagi. Bahunya ber

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 74

    Setelah kepergian mereka hampir setengah jam lalu dan memastikan tidak ada orang yang akan datang, Hanan melangkah pelan mendekati gudang itu. Ternyata, pintunya tidak terkunci—yang berarti Nanda bisa saja kabur dengan mudah. "Gak akan kubiarin," gumam Hanan seorang diri. Begitu daun pintu terbuka lebar, matanya langsung menyapu isi ruangan. Kosong. Di mana Nanda? Apa dia berhasil melepaskan diri? Bukankah tadi yang keluar hanya Ida dan pria bernama Jordy? Gudang itu tidak memiliki jendela, apalagi pintu belakang. Namun, sekarang benar-benar kosong? Tiba-tiba Hanan melihat tali dan pisau kecil tergeletak di lantai. Dia menduga benda-benda itu yang digunakan untuk mengikat Nanda tadi. Saat matanya mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, dia melihat bekas tangan di sudut bawah dinding kanan. Matanya memicing, mencoba mencari jawaban. Hanan mendekat, kemudian mengetuk dinding itu. Ada bagian yang terasa berbeda, seperti kayu. Dengan hati-hati, dia mencoba membukanya dan berhasil.

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 73

    Di tempat lain, Ida sedang berusaha mengatur napas. Tadi pagi, orang kepercayaannya memberi kabar mengejutkan bahwa sosok itu tinggal di sebuah kost sempit di belakang bangunan kosong yang dulunya sebuah toko. Sunyi, tersembunyi, dan terkesan sengaja menjauh dari pandangan siapa pun. Tatapannya jatuh pada jam tangan di pergelangan kirinya. Sudah terlalu lama dia berdiri terpaku di situ, memikirkan langkah selanjutnya. Begitu teringat May yang pasti kini sudah tiba di rumah Adam, dia semakin gelisah. Waktu tak bisa lagi dibuang percuma. Ida bersiap menyusul. Namun baru beberapa langkah, sebuah suara menahannya. "Aku bisa bersembunyi dari semua orang, tapi tidak darimu." Ida sontak menoleh. Matanya menyipit, bibir pun mengulas senyum miring yang sulit ditebak, campuran sinis dan lega. "Nanda, kamu benar-benar masih hidup." Sosok di hadapannya berdiri dengan wajah pucat, mata berkabut, dan tubuh yang lebih kurus dari terakhir kali Ida melihatnya. Hanya saja, sorot mata itu masih s

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 72

    Hanan tertegun. Napasnya tak beraturan. Tanpa sadar, bulir bening meluncur di kedua pipinya. Dingin dan sunyi. Dia benar-benar sadar kalau mata May, dia bukan siapa-siapa lagi.“Kamu masih benci sama Ayah, May?”May melepaskan cengkeraman itu dan menatapnya lama. Tatapan yang tak menyisakan keraguan, hanya luka dan jijik yang tertahan.“Kenapa tidak? Karena Ayah, Bunda jadi janda. Karena Ayah, adik-adikku kehilangan sosok panutan. Dan kalau bukan karena Ayah, mungkin aku masih percaya kalau ketulusan dalam cinta itu ada."Hanan menunduk, suaranya pelan, nyaris putus asa. “Tapi, May … itu kesalahan Ayah di masa lalu. Sekarang Ayah udah sadar.”“Aku ini anak gadis yang ngeliat ayahnya sendiri selingkuh, liat pake mata kepala sendiri, sama pelakor yang mukanya kayak ditabur bedak semangka dan bibir merah nyala kayak abis makan cabe. Lalu aku harus apa? Diam? Nangis? Atau pura-pura nggak tahu?”Suaranya menegang, nyaris bergetar karena emosi.“Aku berdosa kalau benci sama Ayah? Hah? Padah

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 71

    "Bun, aku minta maaf," ucap May tergesa, menghadang langkah Ida yang bersiap mengantar Raya ke sekolah. Risa ikut dibawa karena katanya hari ini ada urusan penting di luar. May kembali ditinggal sendiri di rumah dengan pikiran yang masih penuh tanya dan perasaan bersalah yang belum sempat reda."Lain kali jangan ceroboh lagi. Di dunia ini ada banyak masalah dan kamu bisa memilih untuk nggak ikut campur," ujar Ida sambil merapikan kerudungnya di cermin. Suaranya tenang, tapi tajam seperti pisau kecil yang menyelip ke sela dada."Gimana caranya aku menghindar, Bun? Aku bahkan belum tahu kapan harus berhenti dan kapan justru bahaya itu datang karena ...." Kalimat May menggantung."Karena apa?""Karena Bunda sendiri nggak pernah ngajarin aku cara mikir kayak Bunda. Bunda selalu jalan sendiri, tanpa ngasih tahu kenapa dan gimana caranya. Aku cuma disuruh nurut. Gimana aku bisa tahu cara menghindari masalah kalau aku bahkan nggak dikasih ilmunya?"Ida menghela napas, kali ini lebih panjang.

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 70

    May berdiri dengan napas yang belum stabil. Dia masih belum terima dicap ceroboh begitu saja. Dengan langkah cepat, gadis itu mengikuti sang bunda yang sudah lebih dulu masuk. “Bunda, tunggu dulu. Kenapa, sih, bilang aku ceroboh?” Ida berhenti di tengah ruangan. Bahunya naik turun, kemudian perlahan dia berbalik. Kedua mata itu menatap tajam. “Kamu tahu kenapa ayahmu bisa sampai ke sini?” “Karena dia nyari aku?” May mengerutkan dahi. “Salah. Dia nyari informasi.” Nada suara Ida tegas dan dingin. “Dan kamu dengan senang hati ngasih dia panggung buat baca situasi. Main catur, ngobrol soal nomor misterius, bahkan ngasih petunjuk kalau kamu mulai curiga itu dia.” May tertegun. “Tapi dari cara dia main tadi, aku bisa lihat kayaknya dia tahu sesuatu soal papan itu. Aku cuma pengin—” “May.” Ida mendekat, suaranya lebih rendah tapi penuh tekanan. “Bunda udah tahu itu bukan nomor ayahmu. Dari awal malah, tapi dia memang sedikit terlibat, sedikit tahu. Dan sekarang dia penasaran. Buk

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status