Share

Bab 28

Author: Bintu Hasan
last update Huling Na-update: 2025-07-01 08:09:08

"Ayah di sini?" tanyaku berpura-pura terkejut agar dia mengira aku baru saja tiba.

Raut wajah Ayah seketika berubah. Pandangannya tertahan, mungkin mencoba menebak apakah aku benar-benar tidak tahu atau sedang menjebaknya. Tatapannya melesat ke arah Tante Tiara, lalu kembali padaku, mencari celah untuk menjelaskan, tapi mulutnya hanya terbuka sedikit—gugup.

Kedua tangannya saling menggenggam, seolah memegang sesuatu yang tak kasat mata, misal saja kesalahannya sendiri.

Langkahnya maju setengah, kemudian mundur lagi, seperti seorang pencuri yang tertangkap basah dan belum siap meminta maaf. Dahinya mengerut dengan napas yang terdengar memburu pelan. Detik itu, aku bisa melihat dengan jelas kalau dia sedang panik.

"Kok, kamu bisa di sini, May?" tanya Ayah berusaha terdengar santai, tapi suaranya pecah di ujung.

"Pengen aja, Yah," jawabku pelan. Pandanganku menusuknya meskipun tetap memasang wajah datar, seolah aku gadis polos yang tak tahu apa-apa.

Aku sengaja membuat suasana terlihat b
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 74

    Setelah kepergian mereka hampir setengah jam lalu dan memastikan tidak ada orang yang akan datang, Hanan melangkah pelan mendekati gudang itu. Ternyata, pintunya tidak terkunci—yang berarti Nanda bisa saja kabur dengan mudah. "Gak akan kubiarin," gumam Hanan seorang diri. Begitu daun pintu terbuka lebar, matanya langsung menyapu isi ruangan. Kosong. Di mana Nanda? Apa dia berhasil melepaskan diri? Bukankah tadi yang keluar hanya Ida dan pria bernama Jordy? Gudang itu tidak memiliki jendela, apalagi pintu belakang. Namun, sekarang benar-benar kosong? Tiba-tiba Hanan melihat tali dan pisau kecil tergeletak di lantai. Dia menduga benda-benda itu yang digunakan untuk mengikat Nanda tadi. Saat matanya mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan, dia melihat bekas tangan di sudut bawah dinding kanan. Matanya memicing, mencoba mencari jawaban. Hanan mendekat, kemudian mengetuk dinding itu. Ada bagian yang terasa berbeda, seperti kayu. Dengan hati-hati, dia mencoba membukanya dan berhasil.

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 73

    Di tempat lain, Ida sedang berusaha mengatur napas. Tadi pagi, orang kepercayaannya memberi kabar mengejutkan bahwa sosok itu tinggal di sebuah kost sempit di belakang bangunan kosong yang dulunya sebuah toko. Sunyi, tersembunyi, dan terkesan sengaja menjauh dari pandangan siapa pun. Tatapannya jatuh pada jam tangan di pergelangan kirinya. Sudah terlalu lama dia berdiri terpaku di situ, memikirkan langkah selanjutnya. Begitu teringat May yang pasti kini sudah tiba di rumah Adam, dia semakin gelisah. Waktu tak bisa lagi dibuang percuma. Ida bersiap menyusul. Namun baru beberapa langkah, sebuah suara menahannya. "Aku bisa bersembunyi dari semua orang, tapi tidak darimu." Ida sontak menoleh. Matanya menyipit, bibir pun mengulas senyum miring yang sulit ditebak, campuran sinis dan lega. "Nanda, kamu benar-benar masih hidup." Sosok di hadapannya berdiri dengan wajah pucat, mata berkabut, dan tubuh yang lebih kurus dari terakhir kali Ida melihatnya. Hanya saja, sorot mata itu masih s

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 72

    Hanan tertegun. Napasnya tak beraturan. Tanpa sadar, bulir bening meluncur di kedua pipinya. Dingin dan sunyi. Dia benar-benar sadar kalau mata May, dia bukan siapa-siapa lagi.“Kamu masih benci sama Ayah, May?”May melepaskan cengkeraman itu dan menatapnya lama. Tatapan yang tak menyisakan keraguan, hanya luka dan jijik yang tertahan.“Kenapa tidak? Karena Ayah, Bunda jadi janda. Karena Ayah, adik-adikku kehilangan sosok panutan. Dan kalau bukan karena Ayah, mungkin aku masih percaya kalau ketulusan dalam cinta itu ada."Hanan menunduk, suaranya pelan, nyaris putus asa. “Tapi, May … itu kesalahan Ayah di masa lalu. Sekarang Ayah udah sadar.”“Aku ini anak gadis yang ngeliat ayahnya sendiri selingkuh, liat pake mata kepala sendiri, sama pelakor yang mukanya kayak ditabur bedak semangka dan bibir merah nyala kayak abis makan cabe. Lalu aku harus apa? Diam? Nangis? Atau pura-pura nggak tahu?”Suaranya menegang, nyaris bergetar karena emosi.“Aku berdosa kalau benci sama Ayah? Hah? Padah

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 71

    "Bun, aku minta maaf," ucap May tergesa, menghadang langkah Ida yang bersiap mengantar Raya ke sekolah. Risa ikut dibawa karena katanya hari ini ada urusan penting di luar. May kembali ditinggal sendiri di rumah dengan pikiran yang masih penuh tanya dan perasaan bersalah yang belum sempat reda."Lain kali jangan ceroboh lagi. Di dunia ini ada banyak masalah dan kamu bisa memilih untuk nggak ikut campur," ujar Ida sambil merapikan kerudungnya di cermin. Suaranya tenang, tapi tajam seperti pisau kecil yang menyelip ke sela dada."Gimana caranya aku menghindar, Bun? Aku bahkan belum tahu kapan harus berhenti dan kapan justru bahaya itu datang karena ...." Kalimat May menggantung."Karena apa?""Karena Bunda sendiri nggak pernah ngajarin aku cara mikir kayak Bunda. Bunda selalu jalan sendiri, tanpa ngasih tahu kenapa dan gimana caranya. Aku cuma disuruh nurut. Gimana aku bisa tahu cara menghindari masalah kalau aku bahkan nggak dikasih ilmunya?"Ida menghela napas, kali ini lebih panjang.

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 70

    May berdiri dengan napas yang belum stabil. Dia masih belum terima dicap ceroboh begitu saja. Dengan langkah cepat, gadis itu mengikuti sang bunda yang sudah lebih dulu masuk. “Bunda, tunggu dulu. Kenapa, sih, bilang aku ceroboh?” Ida berhenti di tengah ruangan. Bahunya naik turun, kemudian perlahan dia berbalik. Kedua mata itu menatap tajam. “Kamu tahu kenapa ayahmu bisa sampai ke sini?” “Karena dia nyari aku?” May mengerutkan dahi. “Salah. Dia nyari informasi.” Nada suara Ida tegas dan dingin. “Dan kamu dengan senang hati ngasih dia panggung buat baca situasi. Main catur, ngobrol soal nomor misterius, bahkan ngasih petunjuk kalau kamu mulai curiga itu dia.” May tertegun. “Tapi dari cara dia main tadi, aku bisa lihat kayaknya dia tahu sesuatu soal papan itu. Aku cuma pengin—” “May.” Ida mendekat, suaranya lebih rendah tapi penuh tekanan. “Bunda udah tahu itu bukan nomor ayahmu. Dari awal malah, tapi dia memang sedikit terlibat, sedikit tahu. Dan sekarang dia penasaran. Buk

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 69

    "May, kamu kenapa? Kita tadi udah main dan kamu masih nggak percaya kalau Ayah memang sepayah itu?""Mungkin aja Ayah sengaja ngalah. Tadi jelas banget Ayah bisa membalikkan keadaan, tapi malah milih jatuh ke dalam jebakanku. Itu bukan kekalahan biasa, itu langkah yang disengaja. Iya, kan?"May menyipitkan mata. Pria dewasa, sosok masa lalu, pertanyaan yang sama, inisial A ... mungkinkah maksudnya adalah Ayah? Sengaja tidak menulis inisial H agar Bunda terkecoh?“Kita main sekali lagi. Ayah jangan nolak!”Untuk ketiga kalinya, papan catur kembali tertata di antara mereka. Kali ini suasana lebih sunyi. Tak ada suara canda atau basa-basi, hanya langkah-langkah bidak dan ketukan jemari May di tepi papan.May membuka langkah dengan pion E4. Gerakan yang sama seperti dua babak sebelumnya. Terlihat ringan, tapi sebenarnya itu perangkap awal yang pernah diajarkan sang bunda. Sebuah perangkap untuk memancing lawan keluar terlalu cepat.Hanan menanggapi dengan pion E5, mencoba bermain terbuka.

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status