Share

MENDADAK NOL

"Amira sudah sembuh. Kamu nggak berhak menahan istriku lebih lama lagi di sini."

"Tenang. Aku tahu. Untuk yang pertama kalinya aku mengucapkan terima kasih padamu. Meski sebenarnya nggak penting." Radit menyeringai.

Aku meremas tangan. Sudah ditolong masih saja sombong.

"Sayang, ayo pulang!"

Dari lantai bawah aku berteriak. Aira pun turun bersama putri kecil pria di hadapanku saat ini.

"Ayo pulang!" ulangku ketika Aira sudah di depanku.

"Aku boleh ikut ke rumah Tante kan?" Amira menatap istriku. Aira pun menoleh padaku.

"Dengar ya anak kecil, Tante Aira bukan ibumu. Kamu nggak berhak untuk dua puluh empat jam menguasainya."

"Mas ...!"

"Kamu diam. Aku tahu Amira masih tiga tahun. Tapi, dia juga harus diberi tahu tentang kebenaran ini."

"Tapi, Mas ...!"

"Aira, aku suamimu. Nggak ada kata tapi. Kita pulang sekarang."

Kugandeng tangan Aira dan berpamitan pada Radit. Anak itu memeluk papanya sembari menangis.

Meski Radit mencoba membujukku, tapi aku tak akan terkecoh. Ini semua demi keutu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Khalifah Brebes
udh pake koin ternyata babnya sama
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status