Share

Kenapa kamu buat aku Bingung?

"Sebenernya, gue mau bilang kalo gue mau Deket sama Lo, apa bisa?"

Segampang itu dia bilang kalau mau Deket sama aku. Dan sebulan setelah kejadian ini, semua nya berjalan dengan baik. Aku dan dia mulai mengenal satu sama lain.

Dan pada saat nya tiba, aku sudah bilang kan kalo aku ikut salah satu ekskul di sekolah yaitu Pramuka..

Pada saat itu Pramuka menjadi salah satu ekskul wajib di sekolah. Mau nggak mau semua murid kelas 10 harus ikuti pelatihan dan perkemahan nantinya.

Dan Aku yang waktu itu menjadi ketua penyelenggara perkemahannya.

Aku nggak nyangka banget bisa jadi ketua untuk suatu event besar, bahkan besar banget! Dan melibatkan banyak orang.

Dan seminggu sebelum keberangkatan, semua murid sedang menerima materi oleh kaka² Pramuka angkatan ku.

Kalian juga sama kan? Aku yakin sih sama, apalagi kalian yang lulus sebelum pandemi ini kan?

Entah berapa banyak kenangan yang nggak bisa kita lupain, bahkan sampai sekarang setelah lulus dari sekolah. Malah berasa kaya dulu seru banget ya. Andai bisa diulang kedua kali.

Tapi kayanya bakal beda deh feeling nya, karena yang pertama emang selalu jadi pemberi kenangan yang indah.

Di awal aku sempat ragu, untuk mengambil jabatan ini. Aku sebagai ketua Pramuka disekolah ku dan otomatis menjadi ketua di acara perkemahan pelajar nya.

Aku bersyukur banget, kalau saja waktu itu aku nggak jadi ketua, mungkin aku nggak jadi aku yang sekarang.

Banyak banget dapat ilmu, dapat pengalaman yang emang nggak bisa kita dapatkan lagi setelah lulus sekolah.

Makanya aku bersyukur karena semua nya masih terekam dalam memori ingatan, yang entah nggak tau kapan pasti aku akan pikun dan lupa semuanya..

Sewaktu itu, aku, Risa dan Arash. menjadi satu tim untuk memberi materi kepada adik kelas 10.

Iya Arash, dia juga sama satu sekolah denganku. Makanya sampai lulus pun aku masih berteman sama dia.

Semuanya berjalan lancar, ya walaupun masih banyak murid kelas 10 yang kabur dan nggak mau ikut pelatihan ini, tapi aku senang karena masih banyak yang ikut ketimbang yang nggak ikut.

3 hari sebelum keberangkatannya.

Aku sangat sibuk.

Kesehatan pun aku nggak terkontrol, dan akhirnya H-1 aku jatuh sakit, hanya ringan dan nggak sampai di rawat.

Misalkan sakit ini nggak sembuh satu malam, kemungkinan besar aku nggak ikut dalam acara perkemahan kali ini.

Walaupun aku sangat penting dalam event besar ini, tapi mau gimana kan? Kalau fisik sedang nggak bersahabat.

Sebelum hari H, aku memutuskan nggak masuk sekolah. Dan aku full istirahat dirumah hari itu.

Dan for your information pada waktu itu aku sudah punya handphone, dan sudah aku instal W******p juga.

Terdengar bunyi handphone, dan aku yakin itu pasti dari grup kelas, dan iya tentu saja tebakan ku benar.

Eh tapi ada notif lagi, dan chat nya ternyata dari Thalita.

Isi chatnya

"Lu nggak masuk ya ka?"

"Engga"

"Loh kenapa??" Tanya dia.

"Ngga apa apa sih" aku jawab ini karena aku nggak mau dia tau kalau aku lagi sakit, lagian sakitnya juga biasa aja, hanya pusing dan demam.

"Lu bohong ya ka?"

Dan ya ketebak, aku nggak pernah bisa berbohong sama dia.

Aku juga termasuk orang yang nggak bisa kasih tau tentang keadaan yang aku rasain, kecuali ditanya dan orang yang nanya itu ingin tau.

"Tadi gue tanya ke temen kelas lu, katanya lu sakit? Sakit apa?"

"Ya sakit, kayanya nggak usah di perjelas deh," jawab ku.

"Cepet sembuh ya, berarti besok lu nggak ikut? Yaaahh :("

"Kemungkinan sih iya, gue nggak ikut"

"Hmm yaudah walau bagaimanapun kesehatan lebih penting dari apapun. Aku harap kamu cepet sembuh, maaf ganggu waktu kamu ya kak"

Setelah pesan ini, chat nya nggak aku balas.

Aku full istirahat hari itu, diam dikasur, bangun hanya untuk makan, ke kamar mandi dan minum obat. Sisa nya aku rebahan dan tidur di kasur.

Tepat pukul jam 8 malam aku tidur.

Pagi hari nya yang aku rasain waktu itu, badan sudah enakan dan hanya tersisa pusing nya aja.

Dan aku memutuskan untuk ikut perkemahan nya, semua barang sudah aku siap kan dari seminggu yang lalu, misalnya aku ngga ikut pun aku akan simpan semuanya.

Aku ikut, Alhamdulillah nya aku sudah agak sehat. Aku nggak kasih kabar ke Thalita kalau hari ini aku ikut, biar kejutan.

Pukul 07.45 wib, aku berangkat kesekolah membawa semua barang yang aku sudah siapkan.

Aku langsung buru buru menyimpan barang nya ke dalam gudang, dan langsung memberitahukan di grup W******p untuk seluruh panitia agar berkumpul untuk briefing.

"Guys, kalian bisa kumpul di aula sekarang?"

"Otw"

"Ondeway"

"Lu udah sehat tra?"

"Oke otw ke aula"

Beberapa balasan dari yang lain, sekitar ada 20 orang yang menjadi panitia pada event kali ini, tentunya gabungan OSIS dan Anak Pramuka.

Dikarenakan anak Pramuka hanya 9 orang, ditambah anak OSIS 11 orang jadi total nya 20 orang, dan dibantu oleh bapak dan ibu guru monitoring event ini.

Iya memang sedari dulu yang ikut ekskul Pramuka hanya orang-orang terpilih saja, alias orang yang bertahan sampai akhir.

Sesampainya di aula.

"Guys, aku mau semua nya di cek lagi ya, dan semoga nggak ada yang ketinggalan sama sekali, biar nanti nggak susah disana"

"Siap tra, kemarin udah gue cek semua. Ditambah bahan makanan yang di kasih sama guru juga udah gue cek semua" kata Arash.

"Sorry ya kemarin gue nggak bisa bantu kalian, tapi sekarang gue udah enakan dan semoga event ini berjalan lancar!"

"Nggak papa kali tra, kita semua nuga ngertiin kok, Amiinn...." Ini Risa yang bicara.

"Oke sebelum lanjut kegiatannya, mari kita berdoa menurut kepercayaan masing-masing, berdoa mulai...."

Setelah semuanya selesai di siapkan.

Akhirnya kami berangkat menuju bumi perkemahan si domba Kuningan.

Perjalanan nya lumayan jauh, dan kami waktu itu naik elf yang di sewa sekitar 10 mobil elf.

Di perjalanan aku sambil pake hedset dan dengerin lagu tenang, biar pikiran aku juga tenang. Karena ini event besar pertama yang aku pimpin, aku sangat gugup dan ditambah kondisi badan yang baru aja sehat waktu itu.

Kalau kata tulus :

" Duhai cahaya terima aku

Aku ingin kau lihat yang kau punya

Aku ingin kau kembali bisa

Percaya pada diri dan mampumu "

Waktu itu aku berdoa Semoga aku bisa selesain semua event ini dengan benar dan lancar tanpa ada masalah apapun itu.

Arash tiba tiba datang entah dari arah mana, dan ikut duduk di samping ku.

"Lo udah sehat kan? Apa masih nggak enak badan?" Tanya dia.

"Tenang rash, gue udah enakan kok sekarang. Semalem sorry ya gue ngga angkat telfon lu, lagian lu telfon malem banget, jam setengah 10!"

"Iya tau gue juga, lagian lu nggak ngabarin gue sama sekali kalo lu lagi sakit. Kemarin ya si cewe itu nanyain keadaan lu sama gue"

"Cewe siapa? Yang mana?"

"Buset, emang berapa banyak yang lu deketin Anjir"

"Oh pasti Thalita kan? Kemarin dia chat gue juga sehabis nanya ke lu"

"Ohh namanya Thalita, lucu ya dia"

"Rash, lagian gue sama dia nggak ada apa apa sih, tapi nggak tau nanti"

" gue sih cuma mau bilang, Jangan kasih harapan ke cewe duluan sebelum dia emang bener bener Nerima lu apa adanya ya Tra "

"Lah kenapa? Bukanya harapan muncul nya dari perasaan yang terus bertambah ya rash?"

"Iya emang, gue nggak mau aja diantara Lu sama dia ada yang berharap lebih dari apa yang direncanakan sama tuhan"

"Iya, thanks ya rash, gue nggak tau nih lagi bingung sama perasaan, waktu itu dia bilang katanya mau Deket sama gue, cuma dari tingkah laku nya nggak berhubungan. Kadang dia bodo amat, kadang juga perhatian, jadi gue respon nya pun ya sewajarnya"

"Lu nggak usah curhat kaya gini sama gue ya, gue jadi iri kalau gini" ekspresi muka datar Arash emang paling datar seantero dunia.

"Lu denger musik sendirian aja sih, sini gue pake satu" Arash langsung ambil satu hedset sebelah kanan-ku.

____________________________

SESAMPAINYA DI BUMI PERKEMAHAN.

"Semua nya harap langsung berbaris dilapangan, sekarang! Dan wajib memegang tongkat" Suara panitia yang pakai speaker itu langsung membubarkan anak-anak kelas 10 yang sepuluh menit lalu tadi sudah sampai.

Semuanya pun menuruti perintah yang di berikan, dengan memegang tongkat 165cm mereka semua langsung berbaris di lapangan.

Dari arah kejauhan aku liat Thalita kaya orang kebingungan, dan emang dia lagi kebingungan gara-gara dia kehilangan tongkat nya.

Spontan aku langsung bergegas menuju ke arah nya, dan tanya.

"Hei, kenapa?"

"Loh? Kirain gue lu nggak ikut kak"

"Gue tanya, kenapa."

"Eh iya, tongkat gue hilang deh kayanya. Tapi gue beneran bawa kok sumpah, gue bawa disimpan sama punya yang lain, tapi pas tadi malah kurang 1"

"Gue udah nama-in juga di tongkat nya, nama gue"

"Yaudah, sebentar." Aku langsung lari kearah barang-barang kami yang diturunkan di beda tempat. Aku ambil 1 tongkat dan langsung lari balik ke tempat Thalita tadi.

"Nih, pake ini" aku kasih tongkat nya.

"Gapapa nih? Makasih banyak ya kak"

_____________________________

Semuanya berbaris rapih dilapangan sesuai kelas dan kami panitia ikut berbaris di paling belakang.

Dan acara selanjutnya itu adalah upacara pembukaan perkemahan, yang akan di pimpin langsung oleh kepala sekolah kami.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, dengan ini saya ucapkan banyak terimakasih kepada seluruh panitia dan guru-guru dan yang sudah membantu dari awal pelatihan hingga sampainya hari ini.

Dengan mengucapkan bismillah, dengan ini saya buka acara perkemahan Jumat, Sabtu, Minggu"

"Bismillahirrahmanirrahim"

"Tepuk Pramuka!"

Semuanya serentak mengikuti tepukan yang memang ciri khas dari Pramuka.

Kalau ingat lagi, saat itu aku sangat bangga, apa yang telah aku dan team-ku kerjakan sedari awal sampai tiba hari H nya, semuanya itu sangat melelahkan tapi menyenangkan sekali! Sumpah aku rindu sekali suasana waktu ituuu, andai saja ada mesin waktu, aku nggak mau waktu berjalan secepat ini.

Tapi apalah daya, aku hanya manusia dan emang nggak bisa mengubah waktu, selain memanfaatkan nya dengan baik.

"Setelah ini, Kalian akan mendirikan tenda dan langsung beristirahat. Kegiatan selanjutnya akan diberitahukan oleh team panitia, terimakasih wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh" kepala sekolah menutup upacara pembukaan perkemahan nya.

"Upacara selesai"

Semua siswa langsung bergegas menuju sekat-sekat yang sudah di siapkan dari tempat perkemahan ini.

Semuanya memulai dengan mendirikan tenda, agar nanti nggak ke-sore-an dan bisa langsung istirahat di dalam tenda.

Acara selanjutnya masih ada waktu sekitar 3 jam-an lagi, sekarang masih jam 10, dan acara selanjutnya itu di jam 1 siang nanti.

"Nih kak, tongkat gue udah ketemu, ternyata jatoh tadi" Thalita menghampiri ku.

"Eh by the way kok lu sama tongkat ini sama ya tinggi nya? Lu 165cm?" Lanjutnya.

"Iya sekitar segituan tinggi gue, kenapa?"

"Berarti kalo gitu, gue berasa disebelah lu dong kalo lagi megang tongkat ini, ahahaha" dia ketawa, lucu, ditambah suasana disini yang cukup sejuk membuat dia bersinar saat ini.

"Ya bagus dong, biar lu bisa ngerasa di sebelah gue terus"

"Eh...." Ia tersipu malu.

"Gue aja 155, berarti masih tinggian lu yaa"

"Ahahah berarti lu pendek" aku langsung membandingkan tongkat dan langsung berdirikan disebelah nya.

"Ahahahahaha" aku ketawa puas.

"Terus aja terus, hm. Awas ya misal gue udah lebih tinggi dari lu, gue akan ejek lu" dia ngambek, tapi dimataku dia tetap terlihat lucu.

"Gue langsung duluan ya, nggak enak sama yang lain gue tinggal, soalnya kan lagi pada bangun tenda"

"Byee kaa~" tangannya melambai lagi ke arah ku, kali ini aku balas.

"Daah ~" kataku dengan mengayunkan tangan kearah nya.

Dia tersenyum,

tapi perlahan menjauh.

____________________________

Sedikit pesan kecil dari author :

Waaaa, andai semua orang yang ada disitu rindu akan moment itu. Rasanya seneng banget pasti.

Jadi mau camping kalau ngomongin soal perkemahan, huhu :(

Oh iya untuk jadwal update

"Tentang Putra" ini dihari

Minggu dan Kamis.

Pastiin kalian simpan cerita ini di perpustakaan kalian ya, jadi misalkan cerita ini update kalian akan Dapet notifikasi nya dan biar nggak ketinggalan sama kelanjutan nya.

Aku harap kalian nggak lupa untuk klik ikon bintang dan beri masukan di komentar atau kasih kritik dan sarannya juga gapapa, sampai ketemu di hari Minggu Nanti~

Terimakasih ~

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status