Share

Aku mengizinkan kamu

"Maaf ya kalau pas sama aku, waktu kamu terbuang ber-bulan-bulan, Dan sekarang semoga nggak terulang lagi"

Putraa

____________________________

Ada beberapa bahkan banyak Chat random yang nggak bisa aku hapus sampai sekarang, tapi pas ditanya sama kamu aku jawab semuanya sudah dihapus nyata nya aku berbohong. aku nggak tau harus gimana lagi sama kenyataan saat ini yang emang nggak bisa aku ubah.

Hari ini tanggal 02 Maret 2021

Aku ngetik W*****d ini, dan di chapter sebelumnya, sampai dimana kita?

_____________________________

Aku hanya akan memberikan beberapa cerita yang emang terjadi waktu perkemahan itu, selebihnya aku nggak akan ceritain ya, setelah kami semua selesai mendirikan tenda. Jadwal selanjutnya adalah istirahat dan makan.

Aku dan Arash yang lagi istirahat di tenda tiba-tiba kaget karena ada 3 orang adik kelas yang datang menghampiri kami berdua.

"Hai kak, ini buat Kaka" salah satu adik kelas itu ngasih sesuatu ke Arash.

Ya sedangkan aku nggak dikasih, sedih  ya.

Tapi memang Arash waktu jaman sekolah sepopuler itu! Bayangkan aja padahal dia nggak pernah kenalan sama siapapun tapi hampir seangkatan tau siapa dia dan ceritanya.

Beda halnya setelah lulus, Arash malah makin tertutup dan dingin dibandingkan waktu jaman sekolah.

Arash pernah bilang, katanya dia agak risih sama semua orang yang tiba-tiba tau namanya tapi Arash nggak tau siapa orang itu.

"Apa ini?" Arash nanya sama mereka.

"Ini roti kak, buatan aku"

"Oke deh, makasih banyak ya, maaf jadi ngerepotin, harusnya sih buat kalian aja, lagian acara perkemahan ini masih 2 hari lagi lho"

"Nih.." Arash kasih balik tepak yang isinya roti itu.

Dalam hati aku,

"ah elah kenapa pake dikasihin lagi sih rash! Kan gue juga laper, kalo Lo nggak mau ya bisa buat gue"

Yaa ini salah satu sifat Arash yang kata aku dia itu dingin, tapi dinginnya itu menyejukkan. Tapi jangan pernah deh kalian buat Arash badmood atau nggak enak hati, bisa 1 bulan full dia bakal diem. Alias mati rasa.

Jadwal demi jadwal perkemahan yang dibuat oleh panitia sudah terlewati, dan sampai akhirnya malam kedua pun tiba.

Karena suasana waktu itu dingin sekali, Aku malam itu sedang membuat api kecil di depan tenda biar nggak terlalu dingin banget.

Tapi nyatanya, nggak ngaruh sama sekali. Aku tipe orang yang nggak bisa tahan dingin, jadi kalau api nya kecil ya sama aja rasanya.

Tiba-tiba aku kebelet ingin buang air kecil. Jarak WC umum dari tempat tenda aku sekitar 300m.

Dan di perjalanan menuju WC, aku kan lewati tenda Thalita.

Pas lewat kebetulan banget dia langsung keluar dari tenda nya,

"Kak, mau kemana?"

"Mau ke WC"

"Mau ikut dong, dari tadi nggak ada yang mau nemenin gara-gara dingin katanya"

"Lah gimana bisa? Kan gue sama lu beda"

"Nggak kok, gue kan bisa ke WC cewe nya, lu mah ngarang aja kak"

"Hmm, gimana ya..."

"Ayo lah, gue nggak ada orang lagi nih yang bisa dimintain tolong"

"Yaudah buru"

Dan tanpa disadari akhirnya aku dan dia, iya Thalita pergi bersama malam itu. Bukan ngedate melainkan pergi ke WC bersama.

Aneh nggak sih?

Aku sampai sekarang aja masih merasa aneh dan nggak abis pikir, kenapa dia minta anter ke aku, yang udah jelas beda gender.

Tapi nggak tau kenapa, malam itu rasanya senang.

Aku merasa seperti orang yang dibutuhkan dia ketika lagi susah. Ya walaupun cuma nganterin dia pergi ke WC.

"Hm, kak Lo belum jawab pertanyaan gue yang waktu itu lho"

"Hah? Pertanyaan yang mana tha?"

"Yang soal gue mau deketin lu"

Gue diem, perasaan gue udah nunjukin dari sifat gue ke dia, care, perhatian, peka.

Apa dia nggak ngerasain ya?

Masa urusan ini dia ngga peka, ya Allah, emang ya benar setiap orang diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan nya masing-masing.

Contoh nya Thalita, dia baik lucu, kelihatannya pintar, tapi ternyata soal perasaan dia kurang peka.

"Oh yang itu" aku pura-pura paham sama apa yang dibicarakan nya.

"Iya, jadi gimana?"

"Gue nggak bisa mulai sebelum lu ngasih izin ke gue tra" lanjutnya.

WHAT, Jadi selama ini dia nunggu lampu hijau dari aku?

Bingung nggak sih harus jawab apa kalau di tanya gitu langsung? Ya sama.

Waktu itu aku hanya jawab

"Yaaa terserah"

Dan jawaban itu salah, dan dia malah bilang

"Kok terserah? Kenapa? Apa kamu nggak mau ya misalnya aku deketin ka?

"Engga, maksudnya gue tuh, ya iya boleh boleh aja"

"Yes! Oke setelah ini aku mau kamu nggak lagi jawab (boleh) ya semisal ada yang bilang mau Deket sama kamu ka"

"Ya karena, kamu sekarang udah terikat sama aku. Walaupun belum resmi tapi kamu udah kasih aku izin buat deketin kamu"

"Bisa? Janji?" Lanjutnya.

"Aku insya Allah aja ya, aku juga sekarang nggak terlalu mikirin soal pasangan, pacar atau semacam hubungan gitu. Tapi misalnya kamu bisa jaga sampai nanti kalau kamu dan aku siap ya, aku bisa jalanin nya"

Iya aku jawab ini waktu itu, ya karena waktu itu aku nggak terlalu mikirin soal pasangan, pacaran atau menjalin hubungan dengan orang lain, selain keluarga.

"Iya aku ngerti, aku juga sama mungkin kaya kamu kak, mau mewujudkan cita cita dulu, ya seenggaknya hidup nggak susah dan bisa beli ini itu aja udah cukup deh kayanya"

"Emang apa cita-cita kamu?" Aku tanya.

Dia jawab

"Hmm cita-cita aku, rahasia dong pastinya"

Sebenernya aku udah tau, cuma biar kalian yang baca penasaran dan kalian mau cari tau di chapter berikutnya.

"Oke deh, nanti juga tau sendiri" aku bilang ini.

Nggak kerasa selama aku ngobrol sama dia di perjalanan menuju WC akhirnya sampai juga di depan WC nya.

Karena berbeda jalur, akhirnya kami pisah didepan WC dan ketemu lagi di depan WC nya.

"Udah?" Dia tanya ke aku yang baru keluar dari WC.

"Iya udah, langsung balik ke tenda aja ya. Udah malem dan kayanya nanti bakal ada yang rolling untuk periksa semua murid"

"Oke kak, iya aku paham kok, kamu juga baru sembuh dari sakit yang kemarin kan, jadi nggak baik kena angin malem terus"

Jangan mengira di perjalanan pulang kami berdua ngobrol panjang lebar ya, Karena di perjalanan pulang kami hanya diam-diaman selama 15 menit.

Diam sambil menikmati suasana di perkemahan itu, dan ya aku malah kedinginan, sedangkan dia malah biasa aja.

Sampai di depan tenda dia, dia langsung melambaikan tangan nya kearah ku tanpa sepatah kata pun, mungkin biar orang satu kelompok nya nggak denger.

Jarak dari tenda aku dan Thalita nggak jauh, bahkan bisa kehitung ada berapa rumah/benda yang memisahkan tenda kami berdua.

Dan dengan ini bulan Oktober 2019, aku mengizinkan kamu untuk dekat dengan aku. Aku harap tidak berlebihan dan mengerti akan semuanya.

_____________________________

S

edikit pesan kecil dari author :

Waaaa, andai semua orang yang ada disitu rindu akan moment itu. Rasanya seneng banget pasti.

Semoga kalian paham ya yang dibicarakan oleh putra dan Thalita pada chapter ini.

Oh iya untuk jadwal update

"Tentang Putra" ini dihari

Minggu dan Kamis.

Pastiin kalian simpan cerita ini di perpustakaan kalian ya, jadi misalkan cerita ini update kalian akan Dapet notifikasi nya dan biar nggak ketinggalan sama kelanjutan nya.

Aku harap kalian nggak lupa untuk klik ikon bintang dan beri masukan di komentar atau kasih kritik dan sarannya juga gapapa,

sampai ketemu di hari Kamis nanti~

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status