Share

18. Masangin

“Monggo tehnya.” Kirana datang menyodorkan teh panas kepada Fikri, salah satu pelanggan di warungnya.

Fikri yang sedang mengunyah sarapan sembari menatap toko fotokopi langsung menoleh. Ia memang sedang sarapan di warung orang tua Kirana. Fikri pikir Kirana akan langsung pergi setelah mengantar minumannya, tapi ternyata gadis itu malah duduk di hadapannya.

Bola mata pria berkaus putih itu bergerak mengikuti pergerakan Kirana yang duduk anteng di depannya. Namun, seperti ada yang aneh, tatapan Kirana seolah-olah menunggu sebuah penjelasan.

“Kenapa, Ran?”

“Truth or dare?”

“Heuh?” Alis Fikri menyatu. Tak paham maksud Kirana yang dateng-dateng malah memberinya pilihan.

“Pilih aja. Enggak usah, hah-heuh-hah-heuh!” jawab Kirana dengan tampang serius.

Suasana warung makan memang belum terlalu ramai. Jadi anak si pemilik warung bisa sedikit menemani temannya itu untuk sarapan. Lebih tepatnya, Kirana ingin memastikan sesuatu pada Fikri.

Melihat tampang Kirana yang terlihat serius, Fik
Wildatuz Zaqiyyah

Hai, hai. 😍😍 Ada yang pernah ke Jogja dan nyobain Masangin? Komen, yuk! Jangan lupa berikan ulasan kalian di buku ini dan jangan lupa berikan GEM sebanyak²nya ya, maaciww😘😘😘

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Zudia
belum pernah thoor
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status