Home / Romansa / TERJEBAK CINTA BOS KEJAM / Bab 4 Gadis Malang

Share

Bab 4 Gadis Malang

Author: Ivan Witami
last update Last Updated: 2023-11-22 12:14:50

Nesya masih meringkuk di tempat tidurnya, sudah satu minggu ia tidak ke kantor. Air matanya seolah tidak pernah kering, ia terus meratapi nasibnya. Bintang yang dari awal terus menemani bersama Bulan pun tidak bisa berbuat banyak, ia hanya bisa menghibur sebisanya. Karena mereka juga tidak tahu permasalahan pokok utamanya.

Nesya melihat ke arah pintu saat seseorang masuk. Ia sekilas melihat orang tersebut lalu bangkit dari tidurnya.

"Kak, Bintang. Kakak pulang saja, aku sudah tidak apa-apa,” ucap Nesya yang masih terlihat lemah.

“Nes, aku mana mungkin meninggalkan dirimu begitu saja, kecuali kamu benar-benar sudah baik-baik saja.”

“Tapi, pekerjaan Kakak bagaimana?” jawab Nesya lemah.

“Bisa dikerjakan dari rumah,” jawab Bintang lalu tersenyum.

Bintang duduk di tepi tempat tidur, sontak Nesya menjauh. Ia masih takut jika ada pria terlalu dekat dengannya walau ia tahu bintang tidak mungkin melakukan apa yang dilakukan Gunawan.

Bintang yang melihat Nesya ketakutan pun bingung, karena bintang tidak tahu yang sebenarnya jika Nesya dinodai. "Nes, kamu tidak apa-apa, kan?” tanya Bintang hati-hati.

“Tidak! Maaf, kak. Kakak tolong keluar dari kamarku!” Nesya menarik selimut menutupi bagian dadanya.

Bintang mengerutkan dahinya dan masih kebingungan melihat Nesya seolah menjaga jarak.“Nes, kalau ada yang mau dibicarakan. Bicarakan padaku, siapa tahu aku bisa bantu?”

Nesya menggeleng cepat.“ Tidak, kak. Maaf kakak keluar saja. Keluar, kak!” ujar Nesya sedikit bernada tinggi.

Bintang pun tidak ingin bertanya lagi. Kemudian ia keluar dari kamar Nesya. Setelah Bintang keluar, Nesya buru-buru mengunci pintunya. Ia begitu ketakutan dan kondisinya kembali kacau. Ia menangis dan berteriak sampai Bintang kebingungan di balik pintu, apa yang terjadi pada Nesya yang sebenarnya.

“Nes, kamu kenapa?” seru Bintang sambil menggedor pintu kamarnya.

“Kak, kak Nesya kenapa, kok nangis?” tanya Bulan tiba-tiba. Bulan yang baru saja datang pun heran, kenapa Nesya histeris di kamarnya.

“Tidak tahu, Lan. Kakak juga khawatir.” Bintang kemudian mengambil ponselnya di meja kemudian menghubungi Adipati, karena dari kemarin ia menghubungi Adipati ponselnya tidak aktif.

Bintang berjalan menuju jendela besar apartemen Nesya, ia berulang kali berusaha menghubungi Adipati. Akan tetapi, ponselnya belum juga ada tanda-tanda aktif.

"Dimana si Adip? Kenapa tidak ada tanggung jawabnya sudah membuat mental anak orang kacau! Dia yang bohong, aku yang pusing,” gumam Bintang yang begitu khawatir dengan Nesya.

Sementara itu Bulan terus berusaha membujuk Nesya agar membuka pintu kamarnya. “Kak, buka pintunya. Kalau ada masalah berat bisa cerita ke bulan. Buka pintunya, Kak!”

Bulan juga panik karena tidak ada lagi suara tangis Nesya. “Kak, buka!” Bulan terus menggedor pintu kamarnya.

“Kak Bintang, ini bagaimana kak Nesya?”

Bintang kemudian meletakkan ponselnya lalu menghampiri Bulan. “Biar aku dobrak pintunya!” ucap Bintang lalu bersiap mendobrak pintu kamar Nesya.

'Brakk!’

Akhirnya pintu kamar Nesya Berhasil didobrak. Bintang melihat Nesya tidak sadarkan diri di dekat tempat tidur sambil memegang foto Adipati.

"Astaga! Nesya!” seru Bintang.

“Kak!” seru Bulan menghampiri Nesya begitu juga Bintang.

“Nesya!” Bintang memeriksa hidung Nesya untuk memastikan, apakah masih bernafas atau tidak.

“Nes!” Bintang sedikit menepuk-nepuk pipi Nesya.

“Angkat, Kak” seru Bulan menyuruh bintang untuk mengangkat Nesya dan membaringkannya ke tempat tidur.

Bintang memandangi wajah cantik Nesya yang saat ini begitu pucat, terlihat lemah. Bulan dan bintang semakin bingung entah apa yang sebenarnya terjadi. Sudah satu minggu, Nesya seperti orang ketakutan saat Bintang mendekatinya tanpa adanya Bulan.

"Bulan, kalau nanti Nesya sudah sadar, kalau bisa nanti cari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kakak nanti akan cari tahu kejadian yang sebenarnya pada Adipati.”

“Iya, tapi Bulan tidak janji ya, bisa mengorek masalah kak Nesya. Tahu sendiri kak Nesya tertutup untuk masalah pribadi.”

“Tidak, Lan. Kali ini dia harus bisa cerita. Kalau dia tidak cerita, kita tidak bisa memberikan solusi yang dibutuhkan Nesya,” ucap Bintang penuh keyakinan jika Nesya harus menceritakan semuanya yang sudah terjadi.

Sementara itu di kantor Gunawan, tim Nesya sedikit kebingungan dalam mengerjakan pekerjaannya, karena memang Nesya yang menjadi pemimpin tim didivisinya.

"Rhea ini bagaimana?Bu Nesya sudah satu minggu tidak masuk,” tanya Alia pada Rhea.

“Apa sakit ya, soalnya di telpon juga tidak diangkat.”

“Ada apa ini ribut-ribut. Kerja!” seru Gunawan tiba-tiba mengagetkan seisi ruangan.

“Maaf, Pak! Kami sedikit kebingungan dengan konsep yang disarankan Bu Nesya. Desainnya belum selesai dan Sudah satu minggu Bu Nesya tidak masuk!” jelas Rhea sedikit takut melihat Gunawan yang berdiri sambil berkacak pinggang.

“Itu nanti saja, Nesya menjadi urusanku. Kalian kerjakan yang lainnya,” tutur Gunawan kemudian ia kembali ke ruangannya.

Sesampainya di ruangannya, ia tersenyum sinis mengingat Nesya. Akhirnya hukuman yang ia berikan cukup ampuh untuk membuat Nesya Jera.

“Lihat saja Nesya Cantika. Aku akan terus membuat hidupmu menderita. Sama seperti batin putriku selama dua tahun terakhir ini, walau baru kemarin-kemarin putriku mempergoki kalian. Anggap saja itu balasan perbuatan kalian dua tahun terakhir ini.” Gunawan tertawa penuh kemenangan.

Pria dewasa itu pun duduk di kursinya dengan rasa bangga sudah menghancurkan hidup Nesya. Ia tidak tahu gadis yang sudah ia rusak itu adalah anak pengusaha serta adik pengusaha kaya raya yang banyak disegani banyak orang dan rekan bisnisnya. Gunawan tidak tahu bagaimana kekuatan keluarga dari pihak Papa Nesya. Walau Nesya anak dari iştri kedua, kakak-kakaknya sangat menyayanginya. Satu anggota keluarga yang tersakiti bisa satu keluarga maju untuk membela hak saudara lainnya.

Namun, Nesya adalah pribadi yang tertutup saat bersama keluarga Papanya, ditambah sang Papa sudah tiada. Setelah sang papa meninggal ia pelan-pelan keluar dari bayang-bayang nama Sanjaya, Sanjaya adalah nama belakang sang papa dan nama besar keluarga papanya. Siapa yang tidak mengenal keluarga Almarhum Abi Sanjaya.

Gunawan tidak tahu bagaimana bringasnya kakak Nesya yang beda Ibu. Ia tidak segan-segan membunuh atau menghancurkan siapa saja yang mengusik keluarganya.

“Selamat siang, pak!” Sapa seseorang datang ke ruangan Gunawan.

"Iya, ada apa?” jawab datar Gunawan.

“Ini ada surat dari Nesya, Cantika San….”

"Surat apa?” tanya Gunawan cepat sebelum karyawan di depannya itu melengkapi kalimatnya.

“Surat pengunduran diri, Pak!” karyawan tersebut pun meletakkan di atas meja Gunawan.

Gunawan sekilas melihat karyawannya lalu memberikannya isyarat agar karyawan itu keluar dari ruangannya. Setelah itu ia mengambil surat pengunduran diri Nesya.

Gunawan tertawa saat membaca surat pengunduran dirinya. “ Tidak semudah itu kau bisa lepas dariku Nesya. Balas dendam putriku belum selesai. Tunggu terorku selanjutnya.”

Gunawan kembali tertawa karena ia sudah mempunyai banyak rencana untuk menghancurkan gadis malang tersebut.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
icher
Gunawan psikopat nih keknya thor
goodnovel comment avatar
Safiiaa
makin semangat bacanya ...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • TERJEBAK CINTA BOS KEJAM    Bab 32 Kejutan

    Nesya membuka mata, lalu melihat suaminya yang masih tidur disampingnya sambil memegang perutnya. Nesya menghela nafas panjang, pelan-pelan ia menyingkirkan tangan suaminya dari perutnya. Tangan satunya meraih ponsel di meja nakas. “Ck, kenapa aku lupa mencharge hp ku,” keluhnya setelah melihat ponselnya mati.Ia melihat ponsel Gunawan dan mengambilnya, beberapa kali ia memasukkan password nya, namun tetap gagal. Nesya tersenyum miring, ia berniat membangunkan Gunawan yang masih tertidur. Ia baru ingat jika orang bangun tidur pasti sedikit linglung dan sudah pasti akan memberikan password tersebut.“Bangun, Mas. Mas.” Nesya menggoyang pelan bahu Gunawan.“Hem,” balas Gunawan masih memejamkan mata.“Aku pinjam hp kamu ya? Mau telpon kak Arya,” ucap Nesya pelan lalu mencium pipinya. “Hem.” masih dengan posisi yang sama. “Passwordnya apa?”“Tanggal lahir Sarah,” jawab Gunawan parau dan masih posisi yang sama. Nesya menghembuskan nafas kesal, bisa-bisanya ia tidak terpikir selama ini

  • TERJEBAK CINTA BOS KEJAM    Bab 31 Ambisi

    Nesya berjalan santai di samping Gunawan saat memasuki kantor cabang yang dulunya tempatnya bekerja. Tidak peduli tatapan semua karyawan lain padanya, ditambah perutnya yang sudah mulai terlihat membesar dan Gunawan menggenggam tangannya dengan erat seolah tidak ingin melepasnya. Gunawan tersenyum bangga karena bisa mendapatkan Nesya yang begitu cantik, cerdas dan bisa dibilang primadona kantornya. Namun tidak dengan Shinta yang sudah tahu misi Nesya. Shinta hanya diam dan diam-diam mendukung apa yang dilakukan Nesya.Sesampainya di ruangan, Gunawan meminta Nesya duduk di sofa dan bersantai. Sedangkan dirinya meeting bersama karyawannya. “Nes,” panggil seseorang.“Shinta,” balas Nesya. Keduanya saling berpelukan melepas rindu karena sudah beberapa bulan tidak bertemu.“Apa kabar? Bagaimana jadi istri bos. Pasti pak bos manjain kamu ya?” goda Shinta membuat seulas senyum kecut dibibir Nesya."Iya sih, tapi aku masih benci sama dia. Misiku tetap masih sama, aku mau di masuk penjara.

  • TERJEBAK CINTA BOS KEJAM    Bab 30 Mencari Celah

    Nesya diam-diam ke ruangan kerja Gunawan, ia mencari beberapa berkas perusahaan penting. Ia tahu perusahaan suaminya itu sedang tidak baik-baik saja dan ia ingin mengambil alih perusahaan tersebut dengan bantuan sang kakak, Arya. “Dimana berkas perusahaan itu, hari ini aku harus menemukannya,” gumam Nesya mencari di lemari rak buku dan berkas penting lainnya. “Nes, kamu ngapain!” seru seseorang membuat Nesya terkejut.Nesya menoleh rupanya sang suami sudah pulang dari kantor.“Ah, ini aku cari buku yang kemarin kamu baca,” Nesya kemudian menarik nafas dalam-dalam lalu membuangnya perlahan.“Oh, Buku itu ada di laci meja nakas.” Gunawan menghampiri Nesya lalu memeluknya.“Kamu sudah makan,” tanya Gunawan masih memeluk Nesya.Nesya mengatur nafasnya. Ia takut ketahuan mencari dokumen penting perusahaan suaminya.“Belum, aku pengen makan ramen.”Gunawan melepaskan pelukannya. Ia tersenyum melihat Nesya lalu mengusap perutnya.“Baiklah, kita ke restoran langganan kita.” Nesya tersenyum ti

  • TERJEBAK CINTA BOS KEJAM    Bab 29 Kesabaran Gunawan

    Nesya duduk termenung di depan jendela besar rumah orang tuanya. Ingatannya kembali saat kedua orang tuanya masih hidup. Ingin sekali ia kembali ke masa lalu, kehidupan yang begitu harmonis bersama keluarganya. Namun, ia juga sadar, itu semua tidak mungkin terjadi. “Papa, mama. Mungkin ini jalan Tuhan yang terbaik. Aku akan melanjutkan hidupku. Kalian berdua sudah bersama, Nesya akan berusaha untuk menghadapi hidup ini tanpa kalian, Nesya pasti bisa,” batin Nesya lalu mengusap air matanya. Sudah satu minggu lebih, Gunawan juga masih begitu sedih melihat istrinya yang seolah belum menerima kepergian sang mama. Ia tahu rasanya ditinggal orang yang sangat dicintai. “Nes, makan dulu ya sebelum pulang,” ucap Gunawan sambil mengusap pundak Nesya.Nesya melihat Gunawan, pria dihadapannya itu sudah beberapa hari terakhir begitu perhatian padanya dan lebih protektif. Sebenarnya ia risih diperlukan seperti itu. “Mas, bisa tidak satu hari lagi kita menginap di rumah ini. Aku masih ingin dir

  • TERJEBAK CINTA BOS KEJAM    Bab 28 Gunawan Panik

    “Ma, secepat ini mama pergi menyusul papa. Nesya sama siapa ma. Apa mama tidak mau melihat Nesya mencari keadilan untuk diri Nesya. Sedikit lagi Nesya mendapatkan keadilan itu ma. Gunawan sudah jatuh hati dengan Nesya. Sedikit lagi bukti itu akan Nesya dapatkan,” batin Nesya diatas pusara sang mama. Nesya hanya bisa diam dan air matanya terus mengalir tanpa permisi. Untuk saat ini ia bingung harus melakukan apa. Dunianya serasa runtuh kehilangan orang yang sangat ia cintai setelah sang papa.Gunawan begitu setia menemani Nesya, merangkul dan mencoba memberikan semangat.“Sabar, Sayang,” ucap pelan Gunawan mencium pucuk rambut Nesya.“Nesya, pulang ya. Semua orang sudah pulang. Biarkan mamamu istirahat dengan tenang,” ucap Arya mengusap pundak sang adik.Nesya mengusap air matanya lalu bangkit dibantu Gunawan. Namun, tiba-tiba ia tidak sadarkan diri. Semua kerabat yang masih ada di pemakaman panik terlebih Gunawan dan Arya. “Nesya,” ucap Gunawan menepuk lembut pipinya, kemudian membop

  • TERJEBAK CINTA BOS KEJAM    Bab 27 Kepergian Bu Kalina

    "Apa? di rumah sakit mana?” tanya Nesya terkejut karena sang mama masuk rumah sakit."Baik, aku kesana sekarang.” Nesya menutup sambungan ponselnya. “Mas! Mas …!” teriak Nesya memanggil Gunawan. "Ada apa sih, Nes. Masih pagi sudah teriak-teriak.” balas Gunawan membuka separuh pintu kamar mandi.“Mama, Mama masuk rumah sakit!” “Ha, kapan?” Nesya sambil menyiapkan baju untuk Gunawan.“Tidak tahu, bibi cuma memberitahu mana masuk rumah sakit.” “Ya sudah, tunggu sebentar.” Gunawan bergegas menyelesaikan mandinya.Nesya mengganti bajunya dan buru-buru menyiapkan bapa yang harus ia bawa.“Mas buruan!” teriak Nesya. Nesya berjalan kesana kemari seperti tidak memikirkan kandungannya membuat Gunawan yang baru keluar dari kamar mandi langsung menghampirinya."Kamu bisa pelan tidak? Kamu itu sedang hamil.” Gunawan menarik pelan tangan Nesya. "Aku, panik. Aku tidak mau terjadi sesuatu dengan mama,” balas Nesya yang suaranya bergetar menahan tangis. "Mama baik-baik saja dan sudah ditangani d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status