Beranda / Romansa / TERJEBAK CINTA BOS KEJAM / Bab 5 Denda Lima Miliar

Share

Bab 5 Denda Lima Miliar

Penulis: Ivan Witami
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-22 14:35:51

Nesya sudah sedikit membaik dimata Bintang dan Bulan, walau sebenarnya Nesya begitu trauma dengan apa yang sudah ia alami. Nesya juga tidak menceritakan jika dirinya dinodai Gunawan. Ia pura-pura sudah tidak apa-apa. Karena Nesya juga tidak ingin merepotkan mereka berdua terlalu lama.

“Ya sudah, kalau kamu sudah membaik. Kami pulang. Oh iya, dapat salam dari abah dan emak, katanya kamu cepat sembuh, biar anak bujang ya ini bisa bantu jualan lagi!” ucap Bintang diiringi canda, Nesya tertawa kecil mengingat orang tua Bintang dan Bulan yang suka bercanda.

"Iya, Nesya minta maaf sudah merepotkan Kak Bintang sama Bulan.” Nesya tersenyum kearah keduanya.

“ Tidak apa-apa, santai saja.” Bulan sekilas mengusap lengan Nesya.

“Ya sudah, kami pulang. Kalau butuh sesuatu, hubungi aku atau Bulan,” ucap Bintang.

“Iya,” jawab Nesya singkat.

Bulan dan bintang akhirnya pulang dan Nesya sendirian di apartemen. Nesya menutup pintu dan menguncinya lalu ia duduk di sofa. Saat duduk di sofa, ingatannya kembali saat ia dinodai Gunawan. Tanpa permisi air matanya pun meleleh. Namun, dengan cepat ia menghapus air matanya saat melihat foto almarhum papanya, ia ingat ucapan sang papa jika tersakiti maka, balaslah.

"Pa, tapi bagaimana caranya aku membalas semuanya. Hatiku sakit pa.” Nesya menghapus air matanya.

Tidak lama terdengar bell apartemennya, Nesya mengira itu adalah bintang dan bulan datang kembali. Tetapi saat dirinya membuka pintu ia begitu terkejut dengan pria yang ada di hadapannya.

“Mas Adipati.” gumam Nesya langsung menutup pintunya tetapi Adipati menahan pintu tersebut.

“Nes, aku datang untuk minta maaf padamu, tolong beri aku kesempatan, Nes,” mohon Adipati.

“Tidak, Mas. Karenamu aku kehilangan semuanya, duniaku sudah hancur, mimpiku juga sudah hancur!” teriak Nesya mencoba mendorong Adipati keluar apartemennya.

Namun, Nesya yang masih lemah dan tidak sanggup mendorong Adipati. Pria dihadapannya itu pun langsung memeluknya erat walau Nesya memberontak dan membiarkan Nesya menangis sambil memukul-mukul punggungnya.

“Maafkan aku, Nes. Maafkan perbuatan Istriku. Aku tidak bermaksud membohongimu, tapi jujur aku sangat mencintaimu.” Adipati menakup wajah Nesya dan melihatnya penuh penyesalan serta kasihan melihat Nesya.

“Pergi, Mas. Pergi! Aku tidak mau berurusan dengan pria beristri. Pergi!” Nesya mendorong Adipati keluar dari apartemennya. Setelah itu Nesya menutup pintu apartemennya dan menangis sejadi-jadinya.

Nesya tidak berani berterus terang pada siapapun jika ia sudah dinodai Gunawan. Perasaan bercampur aduk dan sulit untuk diungkapkan. Adipati begitu merasa bersalah dan terus mencoba membujuk Nesya agar memaafkan dirinya.

“Nes, tolong maafkan aku. Aku mencintaimu, Nes,” ucap Adipati dibalik pintu.

“Mas, aku tahu kamu mencintaiku. Tapi, kamu sudah beristri dan bagiku itu sudah cukup. Tolong, jangan coba-coba lagi mendekatiku.” ujar Nesya dengan tegas.

Adipati merasa kecewa mendengar jawaban Nesya, namun ia cukup menghormati keputusan Nesya. Namun, Adipati tetap tidak bisa melupakan perasaannya kepada Nesya dan terus mencoba untuk memikirkan cara agar Nesya bisa menerima dirinya kembali.

“Baiklah, tapi ingat, Nes. Hanya kamu yang aku cintai,” ucap Adipati sebelum pergi meninggalkan apartemen Nesya.

Nesya menutup telinganya dan tidak ingin lagi termakan ucapan atau janji manis Adipati lagi. Saat ini Nesya begitu bingung dengan semua yang sudah terjadi.

Disisi lain Gunawan sedang bersama sang anak yang saat ini berkunjung ke Jakarta. Gunawan sedang bersantai duduk di balkon hotel tempat ia menginap.

“Kau kenapa malah datang kemari?” tanya Gunawan pada putrinya.

“Adipati ingin menemui Nesya dan meminta maaf,” jawab Sarah santai.

Gunawan berhenti menghisap rokoknya lalu melihat putrinya yang saat ini duduk di sampingnya.“Bodoh! Kenapa kau biarkan suamimu itu menemui perempuan murahan itu, kau tidak takut suamimu itu merayu perempuan itu dan mereka bisa saja kembali menjalin hubungan dibelakangmu,” ucap Gunawan.

“Tidak, Pa. Mas Adipati sudah meyakinkan aku untuk tidak cemburu, dia murni mau minta maaf sudah berbohong pada perempuan itu. Kali ini aku beri kesempatan, kalau ternyata apa yang papa takutkan itu terjadi, aku tinggal hajar saja perempuan itu seperti tempo lalu, kalau perlu aku bunuh,” ucap Sarah begitu yakin.

“Ceroboh, kau membiarkan orang yg sedang jatuh cinta bertemu,” ucap Gunawan terlihat santai.

“Maksud, Papa?” tanya Sarah belum mengerti.

“Sudahlah, biar Papa yang mengurusnya. Sekarang kau hubungi suamimu itu, jangan sampai dia bermesraan lagi dengan perempuan itu.”

“Baik, Pa.” Sarah pun menghubungi Adipati.

Sementara itu Gunawan memutuskan untuk pergi menemui Nesya dan ingin memperingati Nesya sekali lagi.

Sesampainya di apartemen Nesya. Gunawan dengan mudah masuk ke apartemen Nesya karena ia sempat mengambil kunci cadangan apartemen milik Nesya saat itu. Ia menemukan Nesya sedang berada di balkon duduk termenung di sofa.

Gunawan berdehem sontak membuat Nesya terkejut dan langsung menoleh ke arah sumber suara. Saat tahu yang datang Gunawan, Nesya bangkit dari duduknya dan berusaha menghindar.

“Mau apa kamu datang kemari? Dan bagaimana kamu bisa masuk ke apartemenku!” ujar Nesya ketakutan.

Gunawan berjalan santai menghampiri Nesya sambil menghidupkan rokoknya.“Tidak ada, aku hanya ingin datang kemari,” jawab Gunawan santai lalu menghembuskan asap rokoknya di wajah Nesya sampai Nesya terbatuk-batuk.

“Aku tahu, Adipati baru saja datang kemari, apa kau tidak mengindahkan peringatanku?” Gunawan menarik rambut Nesya.

“Dia datang kemari bukan atas permintaanku, dia datang kemauannya sendiri dan aku sudah mengusirnya.” Nesya memegang tangan Gunawan yang menjambak rambut panjangnya.

Gunawan menarik rambut Nesya sedikit kuat membuat Nesya meringis kesakitan.“ Datang untuk berpelukan?” cecar Gunawan menatap tajam Nesya.

Nesya membalas tatapan mata Gunawan, dari mana pria dihadapannya ini tahu jika Adipati memeluknya.“Bagaimana kau tahu kalau Adipati sedang memelukku?” tanya Nesya heran.

Gunawan tersenyum sinis, “Aku mempunyai mata dan telinga yang tajam. Selain itu, instingku tidak pernah salah,” jelas Gunawan menatap tajam Nesya sambil menarik rambut Nesya lagi.

“Arrrqqq, lepaskan! Sakit,” rintih Nesya memegang tangan Gunawan.

Gunawan melepaskan tangannya lalu memandangi wajah Nesya yang matanya masih tampak sembab.“ Kau besok harus datang ke kantor, selesaikan project yang kau buat. Kalau tidak–”

“Aku sudah mengundurkan diri disaat kamu menodaiku!” saut Nesya lantang.

“Baik, kalau begitu siap-siap kau harus membayar denda kontrak yang sudah kau tanda tangani, Bagaimana, kau ada uang sejumlah 5 milyar?” ancam Gunawan.

Nesya tersentak, ia tidak tahu jika surat perjanjian kontrak kerja ada peraturan seperti itu.“seingatku tidak ada perjanjian kontrak seperti itu,” sanggah Nesya.

“Isi kontrak bisa aku rubah kapan saja, yang penting ada tanda tanganmu. Baiklah aku tunggu kau besok di kantor atau bayar denda.” Gunawan tersenyum sinis melihat Nesya yang tampak berpikir.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Safiiaa
lanjut dong, makin seruu......
goodnovel comment avatar
Meriatih Fadilah
nggak berhenti baca nih
goodnovel comment avatar
Aqilanurazizah
Lanjut baca ah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • TERJEBAK CINTA BOS KEJAM    Bab 32 Kejutan

    Nesya membuka mata, lalu melihat suaminya yang masih tidur disampingnya sambil memegang perutnya. Nesya menghela nafas panjang, pelan-pelan ia menyingkirkan tangan suaminya dari perutnya. Tangan satunya meraih ponsel di meja nakas. “Ck, kenapa aku lupa mencharge hp ku,” keluhnya setelah melihat ponselnya mati.Ia melihat ponsel Gunawan dan mengambilnya, beberapa kali ia memasukkan password nya, namun tetap gagal. Nesya tersenyum miring, ia berniat membangunkan Gunawan yang masih tertidur. Ia baru ingat jika orang bangun tidur pasti sedikit linglung dan sudah pasti akan memberikan password tersebut.“Bangun, Mas. Mas.” Nesya menggoyang pelan bahu Gunawan.“Hem,” balas Gunawan masih memejamkan mata.“Aku pinjam hp kamu ya? Mau telpon kak Arya,” ucap Nesya pelan lalu mencium pipinya. “Hem.” masih dengan posisi yang sama. “Passwordnya apa?”“Tanggal lahir Sarah,” jawab Gunawan parau dan masih posisi yang sama. Nesya menghembuskan nafas kesal, bisa-bisanya ia tidak terpikir selama ini

  • TERJEBAK CINTA BOS KEJAM    Bab 31 Ambisi

    Nesya berjalan santai di samping Gunawan saat memasuki kantor cabang yang dulunya tempatnya bekerja. Tidak peduli tatapan semua karyawan lain padanya, ditambah perutnya yang sudah mulai terlihat membesar dan Gunawan menggenggam tangannya dengan erat seolah tidak ingin melepasnya. Gunawan tersenyum bangga karena bisa mendapatkan Nesya yang begitu cantik, cerdas dan bisa dibilang primadona kantornya. Namun tidak dengan Shinta yang sudah tahu misi Nesya. Shinta hanya diam dan diam-diam mendukung apa yang dilakukan Nesya.Sesampainya di ruangan, Gunawan meminta Nesya duduk di sofa dan bersantai. Sedangkan dirinya meeting bersama karyawannya. “Nes,” panggil seseorang.“Shinta,” balas Nesya. Keduanya saling berpelukan melepas rindu karena sudah beberapa bulan tidak bertemu.“Apa kabar? Bagaimana jadi istri bos. Pasti pak bos manjain kamu ya?” goda Shinta membuat seulas senyum kecut dibibir Nesya."Iya sih, tapi aku masih benci sama dia. Misiku tetap masih sama, aku mau di masuk penjara.

  • TERJEBAK CINTA BOS KEJAM    Bab 30 Mencari Celah

    Nesya diam-diam ke ruangan kerja Gunawan, ia mencari beberapa berkas perusahaan penting. Ia tahu perusahaan suaminya itu sedang tidak baik-baik saja dan ia ingin mengambil alih perusahaan tersebut dengan bantuan sang kakak, Arya. “Dimana berkas perusahaan itu, hari ini aku harus menemukannya,” gumam Nesya mencari di lemari rak buku dan berkas penting lainnya. “Nes, kamu ngapain!” seru seseorang membuat Nesya terkejut.Nesya menoleh rupanya sang suami sudah pulang dari kantor.“Ah, ini aku cari buku yang kemarin kamu baca,” Nesya kemudian menarik nafas dalam-dalam lalu membuangnya perlahan.“Oh, Buku itu ada di laci meja nakas.” Gunawan menghampiri Nesya lalu memeluknya.“Kamu sudah makan,” tanya Gunawan masih memeluk Nesya.Nesya mengatur nafasnya. Ia takut ketahuan mencari dokumen penting perusahaan suaminya.“Belum, aku pengen makan ramen.”Gunawan melepaskan pelukannya. Ia tersenyum melihat Nesya lalu mengusap perutnya.“Baiklah, kita ke restoran langganan kita.” Nesya tersenyum ti

  • TERJEBAK CINTA BOS KEJAM    Bab 29 Kesabaran Gunawan

    Nesya duduk termenung di depan jendela besar rumah orang tuanya. Ingatannya kembali saat kedua orang tuanya masih hidup. Ingin sekali ia kembali ke masa lalu, kehidupan yang begitu harmonis bersama keluarganya. Namun, ia juga sadar, itu semua tidak mungkin terjadi. “Papa, mama. Mungkin ini jalan Tuhan yang terbaik. Aku akan melanjutkan hidupku. Kalian berdua sudah bersama, Nesya akan berusaha untuk menghadapi hidup ini tanpa kalian, Nesya pasti bisa,” batin Nesya lalu mengusap air matanya. Sudah satu minggu lebih, Gunawan juga masih begitu sedih melihat istrinya yang seolah belum menerima kepergian sang mama. Ia tahu rasanya ditinggal orang yang sangat dicintai. “Nes, makan dulu ya sebelum pulang,” ucap Gunawan sambil mengusap pundak Nesya.Nesya melihat Gunawan, pria dihadapannya itu sudah beberapa hari terakhir begitu perhatian padanya dan lebih protektif. Sebenarnya ia risih diperlukan seperti itu. “Mas, bisa tidak satu hari lagi kita menginap di rumah ini. Aku masih ingin dir

  • TERJEBAK CINTA BOS KEJAM    Bab 28 Gunawan Panik

    “Ma, secepat ini mama pergi menyusul papa. Nesya sama siapa ma. Apa mama tidak mau melihat Nesya mencari keadilan untuk diri Nesya. Sedikit lagi Nesya mendapatkan keadilan itu ma. Gunawan sudah jatuh hati dengan Nesya. Sedikit lagi bukti itu akan Nesya dapatkan,” batin Nesya diatas pusara sang mama. Nesya hanya bisa diam dan air matanya terus mengalir tanpa permisi. Untuk saat ini ia bingung harus melakukan apa. Dunianya serasa runtuh kehilangan orang yang sangat ia cintai setelah sang papa.Gunawan begitu setia menemani Nesya, merangkul dan mencoba memberikan semangat.“Sabar, Sayang,” ucap pelan Gunawan mencium pucuk rambut Nesya.“Nesya, pulang ya. Semua orang sudah pulang. Biarkan mamamu istirahat dengan tenang,” ucap Arya mengusap pundak sang adik.Nesya mengusap air matanya lalu bangkit dibantu Gunawan. Namun, tiba-tiba ia tidak sadarkan diri. Semua kerabat yang masih ada di pemakaman panik terlebih Gunawan dan Arya. “Nesya,” ucap Gunawan menepuk lembut pipinya, kemudian membop

  • TERJEBAK CINTA BOS KEJAM    Bab 27 Kepergian Bu Kalina

    "Apa? di rumah sakit mana?” tanya Nesya terkejut karena sang mama masuk rumah sakit."Baik, aku kesana sekarang.” Nesya menutup sambungan ponselnya. “Mas! Mas …!” teriak Nesya memanggil Gunawan. "Ada apa sih, Nes. Masih pagi sudah teriak-teriak.” balas Gunawan membuka separuh pintu kamar mandi.“Mama, Mama masuk rumah sakit!” “Ha, kapan?” Nesya sambil menyiapkan baju untuk Gunawan.“Tidak tahu, bibi cuma memberitahu mana masuk rumah sakit.” “Ya sudah, tunggu sebentar.” Gunawan bergegas menyelesaikan mandinya.Nesya mengganti bajunya dan buru-buru menyiapkan bapa yang harus ia bawa.“Mas buruan!” teriak Nesya. Nesya berjalan kesana kemari seperti tidak memikirkan kandungannya membuat Gunawan yang baru keluar dari kamar mandi langsung menghampirinya."Kamu bisa pelan tidak? Kamu itu sedang hamil.” Gunawan menarik pelan tangan Nesya. "Aku, panik. Aku tidak mau terjadi sesuatu dengan mama,” balas Nesya yang suaranya bergetar menahan tangis. "Mama baik-baik saja dan sudah ditangani d

  • TERJEBAK CINTA BOS KEJAM    Bab 26 Mulai Terpikat

    Nesya saat ini sedang melihat ponsel Gunawan, ia berusaha membukanya tetapi sayang ponselnya menggunakan password. “Sial,” cicitnya melempar ponsel suaminya di atas tempat tidur. Kemudian ia berbaring diatas tempat tidur dan meraih ponselnya kembali.“Passwordnya apa sih?” gumam Nesya.“Nes, lihat hapeku?” tanya Gunawan tiba-tiba masuk ke kamar.Nesya mengangkat ponselnya.“Ini,” balas Nesya malas.“Kamu buka hapeku?” “Awalnya, tapi tidak bisa dibuka, semua di kunci. Aku seperti istri tidak dianggap. Tidak tahu isi hape suamiku,” balas Nesya lalu duduk melihat Gunawan yang juga duduk di sampingnya.Gunawan menatap Nesya dengan tajam. “Kamu curiga aku berbalas pesan dengan wanita lain?”Nesya menggeleng lemah. “Tidak, untuk apa? Kalau mau selingkuh terserah kamu, aku cuma mau lihat isi hape kamu, apa aku salah?” Nesya memasang wajah datar. Tetapi Gunawan menganggapnya cemburu. Gunawan menarik nafas dalam-dalam lalu mendekati Nesya.“Bagus, karena kamu tidak boleh membuka ponsel ini,

  • TERJEBAK CINTA BOS KEJAM    Bab 25 Tanpa Sadar Perhatian

    “Nes, aku tahu kamu sangat membenciku saat ini. Aku tahu kesalahanku padamu tidak bisa dimaafkan. Tapi, mengapa harus mertuaku yang menjadi pilihan terakhirmu?” Nesya seperti sudah lelah dengan semua pertanyaan Adipati tentang pilihannya menikahi mertua sang mantan. Ia juga lelah memberikan jawaban yang sama. “Mas, ini mungkin terakhir kali aku katakan padamu, setelah ini, tolong jangan pernah lagi bicara atau menanyakan hal serupa lagi padaku. Aku hamil anak mertuamu dan dia harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Ini semua juga salahmu, jika kamu jujur, mungkin aku tidak terjebak dengan pernikahan yang tidak aku inginkan.” “Maaf, Nes. Tapi aku harap kamu tidak jatuh cinta dengannya. Aku harap rasa itu masih untukku.” Adipati memandang Nesya penuh harap. Berharap masih ada cinta di hati Nesya untuknya. “Untuk itu, itu urusanku. Tidak ada yang tahu hati ini untuk siapa. Begitu juga dirimu, hanya kau yang tahu isi hatimu. Pulanglah, jangan sampai Sarah melabrak diriku lagi. Aku

  • TERJEBAK CINTA BOS KEJAM    Bab 24 BIANG Kerok

    “Iya kak Bintang. Aku baik-baik saja. Jaga diri kakak juga ya. Bye,” salam Nesya pada Bintang diakhir sambungan ponselnya."Siapa?” tanya Gunawan tiba-tiba di belakang Nesya, membuat dirinya terkejut.“Astagfirullah! Kau kenapa tiba-tiba datang! Kaget tahu!” kesal Nesya. “Kamu saja keasyikan telpon sampai suami pulang tidak tahu, telepon dengan siapa” saut Gunawan menatap Nesya.“Hubungan kita hanya status, jadi aku telepon dengan siapapun itu hak ku.” “Aku hanya bertanya, bukan melarang. Iya aku tahu, status kita hanya diatas kertas.” Gunawan kemudian mengangkat sambungan ponselnya karena sedari tadi berdering.“Ya, Rin. Jadi dong. Besok kau siapkan saja berkas untuk meeting di Solo.” Gunawan sekilas melirik Nesya yang menirukan ia bicara.“Menginap di hotel seperti biasa, satu kamar saja berdua sama kamu,” balas Gunawan dan masih melirik Nesya yang saat ini seperti kesal mendengar kalimat Gunawan pada sekretarisnya. “Ok, sampai ketemu besok.” Gunawan mematikan sambungan ponselnya

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status